• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dialek Banyumasan: Dianggap Norak, Didengar Ngakak, padahal Ora Ngapak Ora Kepenak

N/A
N/A
fransiskus yosua

Academic year: 2023

Membagikan "Dialek Banyumasan: Dianggap Norak, Didengar Ngakak, padahal Ora Ngapak Ora Kepenak"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Dialek Banyumasan: Dianggap Norak, Didengar Ngakak, padahal Ora Ngapak Ora Kepenak

Nama : Fransiskus Yosua Yoga Prasetya

NIM : I0222060

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia – A Dosen Pengampu : Dr. FX Sawardi, M. Hum.

Apakah ada yang pernah mendengarkan orang berdialog menggunakan Bahasa Jawa Ngapak? atau mungkin apakah ada yang pernah menonton program televisi yang menampilkan aktornya berperan sebagai orang berlogat Ngapak? Nah, Dialek Jawa Ngapak atau Dialek Banyumasan merupakan salah satu variasi logat Bahasa Jawa yang dipergunakan oleh masyarakat Jawa Tengah bagian barat. Dialek yang digunakan oleh masyarakat pengonsumsi mendoan ini berbeda dengan dialek yang dilontarkan oleh masyarakat Jogja Solo maupun wilayah masyarakat Jawa lainnya. Bahasa Jawa Dialek Ngapak memiliki keunikan tersendiri, salah satunya pada pengucapannya yang lebih keras dan terkesan sedikit kasar dibanding Bahasa Jawa lainnya. Dialek ini mempunyai ciri khas tersendiri yang menjadi “branding” dari masyarakat Banyumas, dibuktikan dari penggunaan Bahasa Jawa Ngapak di banyak program acara televisi yang rata-rata bergenre komedi.

Menilik lebih dalam lagi mengenai Bahasa Ngapak, dari pelafalan dan pengucapannya yang lebih tegas dari Bahasa Jawa lain, ditambah dengan intonasinya yang keras seperti menjadikan nilai jual dari dialek ini. Terdapat istilah “cablaka” dan

“blakasuta” yang menggambarkan karakteristik masyarakat Banyumasan yang terus terang, apa adanya, tanpa basa basi, dan blak-blakan. “nyong kencot!”, merupakan salah satu kalimat yang sering dilontar oleh orang berlogat Ngapak yang berarti “aku lapar!”.

Selain itu masih banyak lagi lontaran-lontaran yang sering diucapkan oleh masyarakat Jawa Ngapak, contohnya, “cocoteh” atau “cingire”. Kedua kata tadi mungkin memang memiliki arti yang kasar dan hanya dilontarkan ke kerabat dekat atau teman sebaya saja.

Perbedaan yang paling nampak pada dialek Jawa Ngapak dibanding dengan dialek Jawa lainnya adalah pengucapan vokal “a” yang tetap diucapkan “a”, tidak menjadi “o”. Contohnya, “sega” yang berarti nasi dalam Bahasa Indonesia. Dalam dialek Jawa lainnya akan dibaca “sego”, sedangkan pada dialek Jawa Ngapak tetap dibaca menggunakan vokal “a” menjadi “sega”. Kosakata pada Bahasa Jawa Dialek Ngapak pun memiliki banyak perbedaan dengan Dialek Jawa lainnya. Contohnya,

piye” menjadi “kepriwe/kepriben”, “ora ono” menjadi “langka”, “nyong” yang berarti

saya/aku” dan “ko/koen/rika” yang berarti “kamu”.

Keunikan bahasa Jawa dialek Ngapak ini tak hanya dapat didengar dari kalimat yang diucapkan oleh salah seorang saja. Dialog dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa Ngapak bisa terdengar menarik dan dapat membuat gelak tawa.

Orang asli Banyumas pun kadang tertawa apabila mendengar dialog orang Banyumas yang masih sangat kental dengan Dialek Ngapak. Hal tersebut juga karena respon atau

(2)

celotehan yang dilontarkan oleh orang yang menggunakan dialek Ngapak terkesan begitu spontan. Terkadang, dalam percakapan dalam bahasa Ngapak, ada unsur humor atau sindiran yang tampil begitu alami, sehingga mampu memancing tawa. Selain itu, Bahasa Ngapak juga memiliki beragam kosakata dan ungkapan yang unik, yang seringkali sulit dipahami oleh masyarakat di luar daerah Banyumas.

Dialek Ngapak memiliki potensi yang kuat untuk dikenalkan ke khalayak luar, terutama melalui platform entertainment. Dunia hiburan tanah air, terutama media televisi, seringkali mempertunjukkan Bahasa Jawa Dialek Ngapak pada salah satu peran dalam suatu program acara. Dialog pada Bahasa Ngapak memang terkenal lucu bagi banyak orang terutama orang yang baru pertama kali mendengar percakapan berdialek Ngapak. Maka dari itu, banyak pemeran dalam program televisi terutama program acara bergenre komedi yang yang meng-impersonate bahasa ini. Penggunaan Bahasa Ngapak dalam dunia hiburan menjadi alat yang efektif untuk mengundang tawa penonton, bahkan bagi mereka yang tidak familiar dengan dialek ini. Banyak program komedi dan variety show yang secara khusus menggunakan Bahasa Ngapak dalam sketsa mereka, dan hal ini telah berhasil memikat perhatian pemirsa. Melalui dunia hiburan, Bahasa Ngapak dapat menjadi lebih dikenal secara luas di seluruh Indonesia, dan hal ini bisa menjadi sarana edukasi budaya yang menarik bagi masyarakat yang lebih luas.

Bahasa Banyumasan menghadirkan keunikan dalam cara berbicara, dengan intonasi yang berbeda dan kosakata yang khas. Sayangnya, pada kenyataannya tak sedikit popularitas Bahasa Jawa Ngapak ini mengiring stigma yang kurang baik kepada masyarakat Jawa Banyumasan. Dialek Jawa Banyumas seringkali menjadi bahan candaan di kalangan masyarakat luar. Orang-orang mungkin meremehkan atau menganggapnya sebagai bahasa yang kurang beradab, tetapi sebenarnya, dialek ini adalah bagian yang berharga dari kekayaan budaya kita. Mengenai persoalan bahasa kurang beradab, sebetulnya penggunaan bahasa Jawa Ngapak yang terdengar kasar ini hanya diterapkan ke kerabat dekat dan teman sebaya. Layaknya masyarakat Jawa di daerah lain, masyarakat Jawa Banyumasan tetap menggunakan Bahasa Jawa Krama terhadap orang yang lebih tua dan terhormat.

Selain masalah eksternal mengenai stigma yang merendahkan Bahasa Ngapak, ada juga masalah internal yang muncul mengenai Bahasa Jawa Ngapak ini. Saat ini, masyarakat Jawa Ngapak sendiri menghadapi tantangan dalam mempertahankan penggunaan dialek ini. Salah satu masalah yang muncul adalah perasaan malu dan persepsi negatif terhadap Bahasa Ngapak sebagai sesuatu yang dianggap "norak".

Perasaan malu ini seringkali muncul karena tekanan sosial yang kuat. Terutama di era globalisasi dan kemajuan teknologi sekarang, masyarakat cenderung mengarah pada penggunaan bahasa yang dianggap lebih prestisius seperti Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Bahkan, tak jarang anak muda zaman sekarang justru menerapkan bahasa modern yang banyak dilontarkan oleh anak muda di ibu kota seperti kata “lo” atau

gue”. Hal ini menciptakan divisi antara generasi yang lebih tua yang mempertahankan Bahasa Ngapak dan generasi muda yang merasa harus beradaptasi dengan bahasa modern untuk terlibat dalam percakapan sehari-hari yang lebih luas. Satu hal yang

(3)

penting untuk diingat, bahasa adalah bagian penting dari identitas budaya seseorang dan komunitasnya.

Bahasa Ngapak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Bahasa Jawa Dialek Ngapak adalah warisan budaya yang berharga yang mencerminkan sejarah, nilai, dan karakter unik dari komunitas masyarakat tersebut. Penting bagi masyarakat Ngapak untuk tidak hanya mempertahankan Bahasa Ngapak, tetapi juga merayakannya sebagai simbol keberagaman bahasa dan budaya di Indonesia. Selain itu, pendidikan dan pemahaman yang lebih baik tentang bahasa ini dapat membantu mengatasi stigma negatif yang terkait. Masyarakat Ngapak dapat melihat Bahasa Ngapak sebagai aset budaya yang harus dilestarikan dan diperkenalkan, bukan sebagai sesuatu yang memalukan atau ketinggalan zaman. Jadi, Ora Ngapak Ora kepenak, masyarakat Jawa Ngapak dan seluruh rakyat Indonesia pun seharusnya bangga dengan tetap hidup dan bahasa ini mampu menjadi bagian yang berharga dari kekayaan budaya Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait