• Tidak ada hasil yang ditemukan

2015, “Dialog Nabi Sulaiman Dan Burung Hud-Hud Serta Relevansinya Dengan Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Surat An-Naml Ayat 20-31)” Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "2015, “Dialog Nabi Sulaiman Dan Burung Hud-Hud Serta Relevansinya Dengan Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Surat An-Naml Ayat 20-31)” Skripsi"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Tidak ada bacaan seperti al-Quran yang dipelajari bukan sahaja dalam susunan lafaz dan pemilihan kosa katanya, tetapi juga dalam kandungan bertulis, tersirat juga untuk kesan yang diciptanya. 2 Muhammad al-Ghazali, Dialog dengan Al-Quran Memahami Mesej Kitab Suci dalam Kehidupan Kontemporari, terj. Di dalam Al-Quran terdapat banyak kisah Nabi dan umat terdahulu yang boleh dijadikan iktibar.

Kisah Nabi Sulaiman dan Burung Hud-hud dalam al-Qur'an surat an-Naml ayat 20-31 merupakan salah satu kisah yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini menjelaskan panduan dalam dialog Nabi Sulaiman dan burung Hud-hud.

Metodologi Penelitian

Pendekatan dan Jenis penelitian

Sumber Data

TEMPAT DALAM AL-QURAN Dari peperangan Daud melalui Jalut hingga ke gua Ashabul Kahfi. KISAH AL-QURAN 2 Berdasarkan susunan ayat-ayat al-Quran dan 25 Nabi (Jakarta: Zikrul Hakim.

Teknik Pengumpulan Data

Editing yaitu mengkaji kembali seluruh data yang terkumpul yaitu pada dialog Nabi Sulaiman dan burung Hud-Hud Surat An-Namlayat 20-31 dan kepemimpinan dalam pendidikan Islam, baik dari segi kelengkapan, kejelasan makna, keselarasan masing-masing kelompok data, baik dari sumber primer maupun sekunder. Organisasi yaitu penyusunan data serta sistematisasi data pustaka yang diperoleh yaitu tentang dialog Nabi Sulaiman dan burung Hud-Hud Surat An-Naml ayat 20-31 dan kepemimpinan dalam pendidikan Islam dalam kerangka pemaparan yang ada. Penemuan hasil data yaitu melakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengorganisasian data dengan menggunakan prinsip, teori dan metode yang telah ditentukan, sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang merupakan hasil jawaban rumusan masalah.

Pada tahap ini data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan tema yang diteliti yaitu data dialog Nabi Sulaiman dengan burung Hud-Hud Surat An-Naml ayat 20-31 dan kepemimpinan dalam pendidikan Islam. Penggalian kedua dan ketiga dilakukan dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya dalam berbagai literatur yang mampu menjelaskan data tersebut. Mengenai metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode analisis isi (Data Analysis).

Analisis data adalah proses meneliti dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari buku-buku dan bahan-bahan lain agar mudah dipahami dan dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Kemudian dari data-data yang telah terkumpul, baik itu yang diambil dari buku, kitab, majalah, jurnal, skripsi dan lain sebagainya, dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi atau content analysis.

Sistematika Pembahasan

Bab Kedua : Berisi kajian tentang teori interaksi pendidikan, pengertian kepemimpinan, pengertian kepemimpinan pendidikan, peranan seorang pemimpin, jenis atau gaya kepemimpinan, perbedaan pendekatan kepemimpinan, prinsip-prinsip kepemimpinan. Bab Tiga : Paparan data yang memuat dialog Nabi Sulaiman dan Hud-hud dalam Surat an-Naml ayat 20-31, tentang Nabi Sulaiman dan Hud-hud, Sekilas tentang Surat an-Naml dan tafsir Surat an-Naml Naml ayat 20 -31. Bab Empat Kaitannya meliputi pengawasan, ketabahan dan penghormatan dalam dialog Nabi Sulaiman dan Hud-Hud dalam surat an-Naml ayat 20-31 dengan kepemimpinan dalam pendidikan Islam.

Interaksi Edukatif

Oleh karena itu, interaksi pedagogis merupakan gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan siswa yang berlangsung dalam kerangka tujuan pendidikan. Interaksi pedagogis sebagai jembatan yang menghidupkan perpaduan antara pengetahuan dan tindakan, yang berujung pada perilaku sesuai dengan pengetahuan yang diterima siswa. Dengan demikian dapat dipahami bahwa interaksi pedagogi merupakan dukungan dua arah antara guru dan siswa dengan sejumlah norma sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan.

Inilah yang dimaksud dengan interaksi pendidikan yang berorientasi pada tujuan, menempatkan siswa sebagai pusat perhatian sementara unsur-unsur lain bertindak sebagai pengantar dan pendukung. Sebagai konsekuensi dari keberadaan siswa sebagai bagian sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi pendidikan yang berkesinambungan. Disiplin dalam interaksi pendidikan diartikan sebagai pola perilaku menurut aturan yang secara sadar diikuti baik oleh guru maupun siswa.

Oleh karena itu, guru yang akan mengajar harus mempelajari dan mempersiapkan bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa. Komponen tersebut yaitu manusia, guru dan siswa secara bersama-sama melaksanakan kegiatan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab berdasarkan interaksi normatif untuk mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama. Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar dan efektivitas guru dalam mengajar.

Pada fase ini terjadi interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dalam kelompok, atau siswa secara individu. Kesenjangan dalam interaksi ini adalah antara kutub ekstrim aktivitas yang berpusat pada guru dan aktivitas yang berpusat pada siswa. Guru dengan tugas dan tanggung jawabnya dan siswa juga dengan tugas dan tanggung jawabnya.

Pengertian Kepemimpinan

Baik dalam dunia bisnis maupun dunia pendidikan, kesehatan, korporasi, agama, sosial, politik, ketatanegaraan dan lain-lain, kualitas pemimpin sangat menentukan keberhasilan suatu lembaga atau organisasi. Kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti perintah yang diberikannya untuk melaksanakan tugas dan program yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.22 Selain itu, Terry (1997), juga mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu hubungan di mana orangnya yaitu pemimpin mempengaruhi orang lain untuk dapat bekerja sama dalam upaya mencapai tujuan. Kedua, ada seseorang atau sekelompok orang yang dipengaruhi untuk melakukan aktivitas, yang disebut pengikut (followers).

Jadi dapat dikatakan bahwa pemimpin berkaitan dengan orangnya sedangkan kepemimpinan berkaitan dengan potensi. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan orang lain.25 Dalam konteks pendidikan Islam, pemimpin seharusnya mempunyai keunggulan yang lebih penuh. Filosofi dasarnya adalah pendidikan Islam hingga saat ini mengklaim sebagai lembaga yang berupaya membangun kecerdasan intelektual, kesalehan sosial, dan stabilitas spiritual.

Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian, dimana kata “pendidikan” memperjelas pada bidang apa dan di mana letak kepemimpinannya. Sebab kata pendidikan mempunyai arti yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu: (1) pendidikan sebagai suatu usaha atau proses pendidikan dan pengajaran sebagaimana yang dikenal sehari-hari, dan (2) pendidikan sebagai suatu ilmu yang membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan pendidikan. terhadap hakikat dan kegiatan pengajaran pendidikan dari masa ke masa atau pembahasan tentang asas-asas dan praktek-praktek pendidikan dan pengajaran dengan segala cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.

Peran Seorang Pemimpin

Pemimpin yang baik harus pandai dalam membuat dan merencanakan agar segala sesuatu yang dilakukannya tidak asal-asalan saja, namun semua tindakannya diperhitungkan dan terarah. Ia harus menyadari bahwa baik buruknya perbuatannya di luar kelompok mencerminkan baik buruknya kelompok yang dipimpinnya. Ia harus mampu memberikan semangat kepada anggota yang bekerja keras dan berkontribusi banyak pada kelompoknya, serta berani menghukum anggota yang merugikan kelompoknya.

Ia harus mampu bertindak tegas dalam menyelesaikan perselisihan atau menerima keluhan antar anggotanya, tanpa memihak atau memihak salah satu kelompok. Sebagai simbol kelompok, hendaknya ia sadar bahwa hal itu mencerminkan baik buruknya kelompok yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus mempunyai pemikiran yang baik dan realistis agar dalam menjalankan kepemimpinannya ia akan teguh terarah pada arah yang ingin dituju.

Tindakan pemimpin terhadap bawahan/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan ayah terhadap anak/anggota keluarganya. Seorang pemimpin harus memahami bahwa di sinilah kesalahan/hal buruk terjadi dalam kelompoknya. Oleh karena itu, ia juga harus siap dan mau mempertanggungjawabkan kesalahan orang lain/anggota kelompok.

Gaya kepemimpinan

Ada dua pendapat mengenai gaya kepemimpinan yang dapat diperbaiki dan pendapat yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan itu “fleksibel”. Apapun situasi yang dihadapi, tidak memerlukan perubahan gaya kepemimpinan lainnya, inilah yang disebut dengan gaya kepemimpinan tetap (Siagian).Setiap perbedaan pendapat antar anggota kelompok dimaknai sebagai kepicikan, pembangkangan atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi, yang mana sudah diatur. 32.

Pengawasan terhadap pemimpin otokratis hanya memeriksa apakah semua perintah yang diberikan diikuti oleh anggota atau dilaksanakan dengan benar. Dominasi yang berlebihan mudah menimbulkan perlawanan terhadap pimpinan atau menimbulkan sikap apatis atau kecenderungan agresif anggota kelompok terhadap pemimpinnya.33. Pemimpin yang termasuk dalam tipe ini sama sekali tidak memberikan kendali dan koreksi terhadap pekerjaan anggotanya.

Tipe pemimpin demokratis tidak memaknai kepemimpinannya sebagai seorang diktator, namun sebagai pemimpin diantara anggota kelompoknya. Hubungan anggota kelompok bukanlah hubungan majikan dengan karyawannya, melainkan hubungan kakak dengan rekan kerja, atau hubungan kakak dengan saudara kandungnya. Pemimpin demokrasi selalu berusaha mendorong anggotanya untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.

Dia yakin dengan diri sendiri dan percaya bahawa ahlinya mempunyai keupayaan untuk bekerja dengan baik dan bertanggungjawab.

Macam-macam Pendekatan Kepemimpinan

Bawahan melakukan sesuatu karena bawahan merasa terkejut dengan pemimpinnya, bawahan merasa terkejut atau membutuhkan restu pemimpin dan juga ingin berperilaku seperti pemimpin. Berdasarkan pendekatan sifat, keberhasilan seorang pemimpin tidak hanya dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya, tetapi juga ditentukan oleh kemampuan/keterampilan pribadi pemimpin tersebut. Pendekatan behavioral menekankan pentingnya perilaku pemimpin yang dapat diamati atau diobservasi dari karakteristik pribadinya atau sumber otoritasnya.

Pendekatan kontingensi menekankan pada karakteristik pribadi pemimpin dan situasinya, menetapkan dan berupaya mengukur atau memperkirakan karakteristik pribadi tersebut, dan membantu pemimpin dalam menentukan garis. Teori kontingensi tidak hanya penting bagi kompleksitas interaktif dan fenomena kepemimpinan, namun juga memberikan konsep-konsep yang berguna bagi calon pemimpin untuk menilai berbagai situasi dan untuk menunjukkan perilaku kepemimpinan yang tepat berdasarkan situasi tersebut.

Prinsip-Prinsip Kepemimpinan

Bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang terhadap bawahannya agar orang lain turut bersimpati kepadanya (QS. Ali Imran: 159). 11. Memberikan kompensasi sosial (takaful ijtima') kepada anggota agar tidak timbul kesenjangan sosial yang menimbulkan perasaan iri hati dan merugikan perbedaan strata sosial (QS. al-Hajj: 41).

Referensi

Dokumen terkait