PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Luaran Yang Diharapkan
Rencana Target Capaian Tahunan
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teori
Dahulu definisi kelebihan berat badan dan obesitas bagi orang dewasa adalah kelebihan berat badan sebesar 20% dari berat badan ideal, yang disebabkan oleh gangguan komposisi tubuh berupa lemak tubuh. BMI diperoleh berdasarkan perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter persegi. Indeks Massa Tubuh adalah ukuran status berat badan pada tingkat individu, dengan mempertimbangkan perbedaan berat badan orang dewasa dan tinggi badan yang berbeda.
BMI diperoleh dengan menghitung berat badan seseorang dalam kilogram dibagi tinggi badannya dalam meter kuadrat. Kondisi ini dapat diterima secara klinis untuk mengukur kadar lemak perut pasien sebelum dan sesudah perawatan penurunan berat badan. Pengendalian faktor risiko pada pasien kelebihan berat badan dan obesitas seringkali dimulai dengan terapi penurunan berat badan.
Pertambahan berat badan yang terjadi pada pria dewasa disebabkan oleh peralihan dari gaya hidup aktif pada masa remaja dan awal usia dua puluhan ke gaya hidup sedentary (gaya hidup yang banyak duduk dan terkadang mengharuskan berjalan dan berdiri serta tidak mengangkat beban > 5 kg dalam performa). kegiatannya). Pertambahan berat badan terjadi terus menerus selama bertahun-tahun pada masa dewasa hingga usia 60 tahun. Faktor pola makan dan pola aktivitas fisik dianggap sebagai faktor utama yang dapat diubah yang mendasari kenaikan berat badan berlebih dan, jika ditindaklanjuti, dapat mencegah obesitas.
Penurunan berat badan yang dibarengi dengan peningkatan prevalensi penyakit seperti anoreksia nervosa dan bulimia di masyarakat perlu diatasi sejak dini. Intervensi tersebut juga harus mencegah perilaku tidak sehat lainnya, seperti merokok, yang mungkin dilakukan dengan keyakinan bahwa tindakan tersebut akan mencegah penambahan berat badan. Diet defisit energi sedang lebih efektif dan dapat diterima dibandingkan diet defisit energi besar dalam mencapai dan mempertahankan berat badan.
Evaluasi lebih lanjut terhadap strategi modifikasi gaya hidup saat ini dan terapi kombinasi diperlukan untuk mencapai penurunan berat badan jangka panjang. Perawatan obat hanya diberikan kepada penderita obesitas berisiko dan penderita obesitas yang gagal menurunkan berat badan melalui perubahan gaya hidup saja. Operasi lambung dianggap sebagai cara paling efektif untuk menurunkan berat badan dan mempertahankan penurunan berat badan pada pasien yang sangat gemuk.
16 Penurunan berat badan pada anak berbeda dengan orang dewasa karena harus memperhatikan perkembangan fisik dan intelektual anak. Berbeda dengan penatalaksanaan pada orang dewasa yang bertujuan untuk menurunkan berat badan, penatalaksanaan pada anak bertujuan untuk mencegah penambahan berat badan (WHO, 2000).
METODE PENELITIAN
- Metode Penelitian yang digunakan
- Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
- Populasi dan Sampel
- Jenis dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Analisa Data
Terdapat perubahan perilaku makan setelah mendapat intervensi yang dilihat dari jenis makanan, berdasarkan IPM subjek, asupan kalori, BMI, dan lingkar perut. Pada penelitian ini terdapat perubahan perilaku makan pada subjek penelitian yang merupakan pegawai laki-laki Universitas Surabaya. “Analisis Hubungan Antara Perubahan Perilaku Diet Subyek Penelitian Dengan Pemberian Pendidikan Manajemen Diet.”
Perubahan perilaku diet pada penelitian ini dapat disimpulkan dari pengklasifikasian jenis makanan berdasarkan IPM dengan bantuan ahli gizi dalam wawancara langsung, perubahan asupan kalori menggunakan pencatatan sendiri dan wawancara langsung oleh ahli gizi sebelum dan sesudah intervensi, perubahan perilaku makan pada penelitian ini. BMI dan lingkar pinggang subjek diukur sebelum dan sesudah intervensi diberikan. Penilaian IPM dilakukan oleh ahli gizi dengan mewawancarai subjek sebelum dan sesudah penelitian. Penilaian kalori dilakukan oleh ahli gizi dengan mewawancarai subjek sebelum dan sesudah penelitian.
26 Asupan kalori makanan subjek diperoleh berdasarkan hasil wawancara ahli gizi terhadap subjek sebelum dan sesudah intervensi. Setelah diberikan intervensi rata-rata nilai IPM subjek mengalami penurunan dan setelah diberikan intervensi terjadi penurunan. Asupan kalori subjek mengalami penurunan, namun tidak sesuai dengan kategori pengurangan yang telah ditentukan yaitu kkal/hari.
Rata-rata penurunan asupan kalori peneliti sebesar 302,571 kkal/hari, rata-rata penurunan BMI sebesar 0,968 kg/m2, dan rata-rata penurunan lingkar perut sebesar 7,446 cm. Pemberian edukasi manajemen gizi pada penelitian ini dikaitkan dengan penurunan kalori, BMI dan lingkar perut para peneliti. Nilai r lingkar perut sebesar 0,693 menunjukkan bahwa pemberian pendidikan manajemen gizi berhubungan kuat dengan penurunan lingkar perut peneliti.
Intervensi yang diberikan kepada pasangan dalam penelitian ini adalah pengajaran tatap muka sebanyak 3 kali (seminggu sekali) dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan subjek penelitian agar membuahkan hasil positif berupa perubahan perilaku makan. Subyek penelitian juga mendapat papan kesehatan dan buku harian yang berfungsi sebagai panduan pendidikan dan media pencatatan diri. Profil perilaku diet subjek penelitian diperoleh berdasarkan hasil pencatatan diri subjek diary dan wawancara yang dilakukan oleh ahli gizi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Sampel Penelitian
Klasifikasi IPM dibagi menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi, dimana jika subjek penelitian mempunyai kategori IPM rendah berarti jenis makanan yang dikonsumsi cenderung tidak sehat atau tidak sehat. Pasien dikatakan mengalami penurunan asupan kalori jika asupan kalori pasien mengalami penurunan sebesar 500 – 1000 kkal/hari sebelum dan sesudah intervensi. Perubahan IMT dan lingkar pinggang diperoleh apabila terdapat perubahan klasifikasi risiko penyakit penyerta, sehingga tidak dinilai hanya berdasarkan perubahan IMT dan lingkar pinggang saja.
Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan pemberian edukasi pengelolaan pola makan dengan perubahan pola makan. Nilai p-value IPM menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada penelitian ini, namun terdapat perbedaan yang signifikan pada asupan kalori, BMI dan lingkar perut. Nilai r penurunan asupan kalori sebesar 0,436 menunjukkan bahwa edukasi tentang pengaturan pola makan mempunyai hubungan yang kuat dengan penurunan kalori.
Nilai r BMI sebesar 0,887 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penurunan BMI dengan pemberian edukasi pengelolaan pola makan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh pendidikan manajemen pola makan terhadap perubahan perilaku makan penderita obesitas. Pada penelitian ini, sebelum dilakukan pengujian kuesioner terhadap subjek penelitian, terlebih dahulu kuesioner diujikan kepada responden yang mempunyai kriteria yang sama dengan subjek penelitian yang digunakan yaitu pegawai laki-laki Universitas Katolik Widya Mandala yang termasuk dalam kriteria obesitas tingkat I ( BMI 25 – 29, 9 kg/m2) dan mempunyai lingkar perut ≥ 90 cm.
Instrumen lain seperti lembar pencatatan diri juga diujikan kepada 5 responden sebelum digunakan, hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman dan pengisian yang berlebihan oleh subjek penelitian. Instrumen seperti timbangan, panjang dan lingkar perut merk "ONE MED" telah dikalibrasi. Penatalaksanaan kondisi ini dapat dilakukan dengan memberikan edukasi mengenai pengelolaan pola makan yang merupakan salah satu pendekatan terapi yang tepat bagi penderita obesitas.
Jadwal subjek yang padat dan sumber daya yang terbatas (menggunakan satu ahli gizi) menyebabkan wawancara dilakukan pada dua titik sebelum dan sesudah pelatihan, dengan subjek tidak mengetahui kapan wawancara akan dilakukan. Profil perilaku makan subjek juga dapat dilihat berdasarkan peningkatan klasifikasi Indikator Pola Makan Sehat (HDI) yang diperoleh dari hasil catatan harian pribadi subjek dan wawancara yang dilakukan oleh ahli gizi. Faktor lingkungan kerja juga turut berperan, dimana beberapa subjek mengeluhkan makanan yang tersedia di tempat kerja tidak sesuai dengan pola makan yang direkomendasikan peneliti.
Pengumpulan data berupa wawancara oleh ahli gizi juga dinilai kurang maksimal karena data hanya dikumpulkan pada dua titik sebelum dan sesudah edukasi. Disarankan pada penelitian selanjutnya dilakukan wawancara secara berkala selama periode penelitian agar perubahan perilaku subjek mengenai pola makan dapat lebih terlihat.
Hasil Peneltian dan Analisis Data
Pembahasan Hasil Penelitian
Kuesioner tes “Kesiapan untuk Perubahan” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterjemahkan kembali ke dalam bahasa Indonesia. Hasil α Cronbach dari kuesioner menunjukkan nilai α > 0,7 dan nilai r > 0,3 yang berarti kuesioner ini layak digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini (Sevilla et. al., 1993). Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa subjek tidak memiliki persiapan mengenai apa yang akan dimakan sebelum wawancara.
Pengurangan asupan kalori ini masih belum sesuai dengan pengurangan rekomendasi internasional yaitu pengurangan kkal/hari (Logue J et. al., 2010). Klasifikasi IPM yang tinggi tidak tercapai dan nilai IPM pada beberapa subjek menurun karena kurangnya ketersediaan makanan sehat dan harga makanan tersebut cenderung mahal, sehingga sebagian besar subjek mengonsumsi jenis makanan yang tidak sesuai dengan IPM. . Hal ini menjadi kendala yang dialami subjek dalam menjalankan program diet sehat dan juga menjadi penyebab sebagian subjek tidak dapat menggunakan piring sehat dalam bekerja.
Selain faktor lingkungan, beberapa subjek juga tidak dapat membawa bekal dari rumah karena istri mereka memiliki sedikit waktu untuk menyiapkan makanan di pagi hari. Oleh karena itu diharapkan kendala-kendala tersebut dapat diatasi pada penelitian selanjutnya, sehingga dapat terjadi perubahan perilaku subjek. Obesitas dan penyakit kardiovaskular: patofisiologi, evaluasi, dan efek penurunan berat badan: pembaruan Pernyataan Ilmiah Asosiasi Jantung Amerika tahun 1997 tentang Obesitas dan Penyakit Jantung dari Komite Obesitas Dewan Nutrisi, Aktivitas Fisik, dan Metabolisme.