PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perlindungan kerja bagi pelayan toko di Pasar Balung ditinjau dari hukum ketenagakerjaan dan hukum Islam.” Perlindungan keselamatan kerja yang ada pada toko kelontong di Pasar Balung masih sangat rendah.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat
Sebagai input dan sumbangan pemikiran terhadap perlindungan undang-undang tenaga kerja/pekerja di Pasar Balung dari sudut Undang-undang no. Dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang jelas tentang perlindungan pekerjaan kepada pekerja/pelayan kedai dari sudut Akta no.
Definisi Istilah
Diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam memberikan kajian akademis terkait perlindungan kerja bagi pekerja dalam perspektif hukum ketenagakerjaan dan hukum Islam. Kata 'mukallaf' tentang tingkah laku manusia mempunyai arti bahwa hukum Islam hanya mengatur tingkah laku manusia yang tunduk pada hukum.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Penelitian Terdahulu
Sedangkan penelitian yang akan penulis gali lebih fokus pada perlindungan tenaga kerja pramuniaga ditinjau dari hukum ketenagakerjaan dan hukum Islam. Sedangkan penelitian yang akan penulis gali lebih fokus pada perlindungan kerja bagi pegawai toko kelontong.
Kajian Teori
Namun dalam hal tertentu terdapat kebutuhan mendesak yang harus segera diselesaikan dan tidak dapat dihindari sehingga pekerja/buruh harus bekerja di luar jam kerja. Selain ketentuan cuti tersebut di atas, UU No. 13 Tahun 2003 hal-hal sebagai berikut : .. a) pekerja/buruh tidak diwajibkan bekerja pada hari libur resmi.
METODE PENELITIAN
Pendekatan dan Jenis Penelitian
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berlaku bagi masyarakat, khususnya toko-toko di Pasar Balung.
Lokasi Penelitian
Data dan Sumber Data
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat.124 Dan bahan hukum primer dari penelitian ini meliputi misalnya. Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Teknik Pengumpulan Data
Alat yang digunakan adalah panduan wawancara yang memuat pokok-pokok yang ditanyakan. Panduan wawancara ini diperlukan untuk menghindari kehabisan pertanyaan. 129. Dalam penelitian ini digunakan metode dokumenter untuk memperoleh data 130 Tujuan dari teknik pengumpulan data dokumenter ini adalah untuk memperoleh data berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan perlindungan kerja bagi pramuniaga di. Analisis data adalah usaha yang dilakukan dengan cara mengolah data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain 131.
Dari penyajian data tersebut dapat diambil kesimpulan dari apa yang telah dibahas sebelumnya yaitu menjawab fokus masalah penelitian.132. Untuk menentukan keabsahan data diperlukan teknik survei.133 Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik survei triangulasi, yaitu teknik survei keabsahan data yang memanfaatkan hal lain. Tepatnya, teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyelidikan melalui triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan memeriksa kembali derajat kredibilitas informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Bandingkan apa yang orang katakan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
Tahap-tahap Penelitian
Para pelayan di toko sembako di Pasar Balung sebagian besar adalah pekerja laki-laki dan ada pula yang pekerja perempuan. Untuk menjawab variabel ketiga, perlu dilakukan data mining langsung dari toko sembako di pasar Balung. Untuk mengetahui apa saja perlindungan kerja pramuniaga di pasar Balung menurut UU Ketenagakerjaan, ada baiknya dilakukan wawancara terhadap beberapa informan mengenai hal tersebut.
Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pengusaha dan pegawai toko kelontong di Pasar Balung. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara kepada beberapa pengusaha dan pegawai toko kelontong di Pasar Balung. Jam kerja toko kelontong di Pasar Balung adalah setiap hari tanpa hari libur.
Dari penjelasan di atas mengenai perlindungan tenaga kerja bagi pedagang di Pasar Balung, jika dikaitkan dengan UU No. Bahkan, di toko kelontong di Pasar Balung, saat pedagang baru mulai beroperasi, belum ada kesepakatan. Sementara itu, di salah satu toko sembako di Pasar Balung, pada saat pramuniaga mulai bekerja, tidak ada perjanjian kerja yang jelas (tidak tertulis) antara majikan dan pramusaji.
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Gambaran Objek Penelitian
Penyajian Data dan Analisis
Untuk menjawab subvariabel kedua ini, peneliti melakukan penggalian data terkait keselamatan kerja dari informan di toko sembako di Pasar Balung. Hal serupa juga diungkapkan oleh Pak Nasili selaku penjaga toko di Jaya Baru: Seperti yang dituturkan oleh Pak Sukron selaku penjaga toko di toko Pak Fadholi, beliau menyampaikan beberapa hal mengenai jaminan sosial di pasar Balung, beliau menyampaikan:.
Sebelum melakukan wawancara kesehatan kerja, peneliti melakukan observasi dengan melihat kondisi sosial di toko sembako di pasar Balung untuk mengetahui adanya pekerja anak. Dari penjelasan beberapa informan tersebut di atas terlihat bahwa perlindungan keselamatan kerja terhadap pedagang kaki lima masih sangat kurang, karena toko sembako tidak menyediakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga keselamatan pekerjanya. Cara kerja di toko kelontong semua dilakukan dengan tangan, seperti mengangkat barang, menata barang, semuanya dilakukan dengan tangan, tidak ada alat yang bisa digunakan untuk itu.
Oleh karena itu, kita melihat bahwa perlindungan jaminan sosial pada toko sembako di Pasar Balung masih sangat tradisional, artinya mereka (pengusaha) tidak mengikutsertakan pekerja (petugas toko) dalam pelayanan BPJS seperti yang direncanakan pemerintah. Awalnya peneliti melakukan observasi dengan melihat kondisi sosial yang ada di toko sembako pasar Balung, dari observasi tersebut peneliti tidak menemukan adanya pelayan yang terlihat. Dari penjelasan beberapa informan tersebut di atas terlihat bahwa perlindungan keselamatan kerja pada pramuniaga masih sangat kurang, karena di toko sembako belum disediakan alat keselamatan kerja untuk menjaganya.
Pembahasan Temuan
Karena toko sembako di Pasar Balung tidak memiliki peralatan keselamatan khusus, maka semua pekerjaan dilakukan secara manual. Sedangkan perjanjian kerja yang terjadi di toko sembako di Pasar Balung hanya mencakup pekerjaan dan pesanan, tidak ada kesepakatan mengenai upah. Untuk hari raya, supermarket di pasar Balung hanya mempunyai libur 3 hari saja.
Dari pemaparan mengenai keselamatan kerja terlihat bahwa para pengusaha toko kelontong di pasar Balung belum sepenuhnya menerapkan ketentuan keselamatan kerja dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan. Oleh karena itu, peneliti dapat menemukan bahwa perlindungan jaminan sosial di toko sembako di Pasar Balung masih sangat tradisional, artinya mereka (pengusaha) tidak mengikutsertakan pekerja (pegawai toko) di dalamnya. Sementara itu, pada toko sembako di pasar Balung belum terdapat keselamatan kerja, hal ini ditandai dengan tidak adanya peralatan keselamatan kerja yang khusus disediakan oleh pemberi kerja untuk menjaga keselamatan pekerja toko.
Dari sistem kerja yang demikian dapat disimpulkan bahwa para penjual sembako di Pasar Balung kurang mendapatkan perlindungan yang maksimal dalam bekerja.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan temuan penelitian dari fakta-fakta yang terjadi di lapangan mengenai perlindungan tenaga kerja bagi pramuniaga di Pasar Balung dalam perspektif Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Hukum Islam, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: . 1) Bahwa para pramuniaga toko sembako di Marked Balung pada saat pertama kali mulai bekerja, bercirikan perjanjian kerja lisan (tidak tertulis) yang hanya mengatur tentang kewajiban pramuniaga dan tidak membicarakan kewajiban pemberi kerja sama sekali. Selain itu, pengusaha juga memperlakukan pekerja laki-laki dan perempuan secara setara dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. Sedangkan jam kerja convenience store di Pasar Balung rata-rata pukul 06:00 WIB hingga 16:00 WIB (9 jam kerja) atau sama dengan 63 jam dalam seminggu.
Dan jaminan sosial bagi pekerja toko sembako di Pasar Balung hanya dilakukan secara manual (tidak termasuk dalam BPJS Ketenagakerjaan). Artinya jika... seorang penjaga toko mengalami kecelakaan, jatuh sakit, atau meninggal dunia, maka majikannya hanya akan memberikan sedikit santunan saja. sejumlah uang, dan jika mereka berhenti bekerja, mereka tidak akan menerima pesangon, kecuali pekerja kantoran yang sudah lama bekerja dan mempunyai hubungan baik dengan majikannya. Selain itu, pengusaha juga belum sepenuhnya melaksanakan aturan Pasal 86 tentang hak pekerja atas keselamatan dan kesehatan kerja dari pemberi kerja, dan Pasal 99 yang memuat hak pekerja untuk memperoleh jaminan sosial di tempat kerja dari pemberi kerja. Selain itu, jika melihat maqasid syariah, pengusaha dinilai belum sepenuhnya melaksanakan tujuan dasar syariat Islam, yakni menjamin hak kelangsungan hidup (hifz an-nafs).
Dan pengusaha juga tidak mendaftarkan tenaga penjualannya di BPJS Ketenagakerjaan, hal ini berarti pengusaha belum sepenuhnya menerapkan asuransi sosial yang dicontohkan Rasulullah SAW yaitu sistem Al-'aqilah yang mendaftarkan anggotanya pada suatu dana keuangan umum yang dikenal dengan nama al-kanz. .
Saran
Awalnya, pengusaha sebaiknya menerima asisten toko dan segera membuat kontrak kerja tertulis yang jelas untuk menjamin kepastian hukum antara kedua belah pihak. Selain itu, pengusaha juga harus menjalankan dengan baik peraturan yang ada (UU Ketenagakerjaan), karena ini adalah tugas mereka. Di bidang keselamatan kerja, pengusaha harus menyediakan peralatan keselamatan kerja yang memadai untuk melindungi pekerja toko dari bahaya yang mungkin mereka hadapi.
Dalam hal jaminan sosial, pemberi kerja harus mengikutsertakan tenaga penjual yang telah bekerja selama 6 bulan berturut-turut di BPJS Ketenagakerjaan agar dapat menjamin penghidupan yang layak bagi tenaga penjualnya. Selain itu, perlu adanya informasi mengenai terbitnya UU Ketenagakerjaan guna melindungi para pihak dalam hal ketenagakerjaan. Kegiatan peneliti saat melakukan wawancara dengan Bapak. Junaidi, pemilik toko Jaya Baru di Pasar Balung.
Wawancara dengan Pak Darman dan Muklis tentang sistem kerja dan perlindungan tenaga kerja di Tiko Lilik Jaya Abadi.