• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

Proyek terbaru bertajuk “Pemodelan Spasial dan Prioritas Pengelolaan Luapan Banjir Sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember” diuji dan disaksikan di. Pemodelan Spasial dan Prioritas Penanganan Banjir Sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember; Mochammad Iqbal Maulana Page, Program Studi S1 ​​Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Jember.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan
  • Sasaran Penelitian
  • Manfaat
  • Ruang Lingkup Penelitian

Identifikasi penggunaan lahan yang terkena banjir setinggi 50 cm dan 100 cm di sekitar sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Pemodelan spasial banjir sungai dari berbagai skenario tinggi muka air 50 cm dan 100 cm di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Tabel 1.1 Catatan Sejarah Kejadian Banjir di Jakarta
Tabel 1.1 Catatan Sejarah Kejadian Banjir di Jakarta

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Umum Bencana dan Bencana Alam

Pengertian Umum Banjir

Klasifikasi Banjir

Pengertian Umum Mitigasi dan Mitigasi Bencana

Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan bencana karena tinggal di daerah rawan bencana. 3. Mitigasi nonstruktural adalah upaya untuk mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi melalui kebijakan atau peraturan tertentu.

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Banjir

Penurunan muka tanah atau subsidence setiap tahun akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, menurunkan luas daratan.

Tipologi Kawasan Banjir

Sedangkan bentang alam bentukan banjir umumnya dijumpai di dataran rendah akibat banjir yang berulang; biasanya daerah ini memiliki tingkat kelembaban tanah yang tinggi dibandingkan dengan daerah lain yang jarang tergenang air. Kondisi kelembaban tanah yang tinggi ini disebabkan oleh relief yang terdiri dari material halus yang diendapkan.

Gambar 2.1 Tipologi Kawasan Banjir
Gambar 2.1 Tipologi Kawasan Banjir

Parameter Kerentanan Banjir

Hubungan Penataan Ruang dan Risiko Bencana

Risiko sedang diperkirakan terjadi pada daerah rawan bencana dimana terdapat alokasi ruang untuk kegiatan pertanian seperti budidaya perairan, perkebunan, perikanan, peternakan dan pertambangan. Risiko sangat rendah, diperkirakan terjadi pada kawasan rawan bencana yang terdapat alokasi ruang untuk kegiatan hutan produksi, dimana kawasan hutan umumnya tidak berpenghuni atau berpenduduk sangat sedikit.

Penyelanggaraan Penanggulangan Bencana

Perencanaan fisik dan pengelolaan lingkungan; dan .. memasukkan unsur rencana penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan pusat dan daerah. Kesiapsiagaan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan segera pada saat terjadi bencana untuk menghadapi dampak negatif yang telah terjadi, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, penanganan pengungsi, penyelamatan, dan pemulihan prasarana dan sarana.

Prinsip Pengelolaan Pengurangan Risiko Bencana

Rekonstruksi adalah pembangunan kembali seluruh prasarana dan sarana, kelembagaan di wilayah pascabencana, baik di tingkat pemerintah maupun di tingkat masyarakat, dengan tujuan utama untuk menumbuhkan dan mengembangkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, memelihara ketertiban, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam segala aspek kehidupan sosial di wilayah pascabencana. Tingkat individu, yang berarti kualifikasi dan kemampuan untuk mengembangkan penanggulangan bencana dalam setiap tugasnya baik secara individu maupun sebagai individu dalam lembaga, dan untuk itu perlu dikembangkan upaya-upaya berikut ini.

Kebijakan dan Strategi Mitigasi Bencana

Tingkat kelembagaan, terkait dengan struktur organisasi, pengambilan keputusan, tata kerja dan hubungannya dengan jaringan (koordinasi antar unsur) dalam melaksanakan penanggulangan bencana sesuai dengan tugas dan fungsi lembaga masing-masing. Pada tataran sistem dan kebijakan, kerangka kebijakan pengelolaan perencanaan di daerah sudah sesuai dengan kondisi dan situasi setempat, serta bagaimana lingkungan yang ada mendukung tujuan yang ingin dicapai melalui sistem atau kebijakan yang dituangkan dalam peraturan perundang-undangan daerah. .

Manajemen Mitigasi Bencana

Sosialisasi dan penyuluhan segala aspek kebencanaan bagi SATKOR-LAK BP, SATLAK BB dan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap bencana yang sewaktu-waktu terjadi. Memperhatikan prinsip bangunan tahan bencana dan gempa bumi dan tsunami serta banjir dalam proses pembangunan baru.

Teknik Penanganan Kawasan Rawan Bencana Banjir

Jika biopori memasukkan air limpasan ke dalam air tanah dangkal, maka "pengisian ulang buatan" memasukkan air limpasan ke dalam air tanah yang dalam. Sehubungan dengan itu, perlu dilakukan konservasi air sebagai upaya peningkatan air tanah melalui pembangunan sumur resapan.

Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi (SIG) Terhadap Analisa

Secara teknis, GIS mengatur dan menggunakan data dari peta digital yang disimpan dalam database. Detail data dalam GIS ditentukan oleh ukuran unit kartografi terkecil yang dikumpulkan dalam database.

Analytical Hierarchy Process (AHP)

Dalam GIS, dunia nyata digambarkan dalam data peta digital yang menggambarkan posisi dan klasifikasi spasial, atribut data, dan hubungan antar item data. Analisis dampak banjir dilakukan dengan meng-overlay skenario genangan banjir dengan peta tata guna lahan menggunakan perangkat lunak ArcGIS.

Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember Terkait

Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Perbandingan Kajian Studi Terdahulu

Pemodelan dan Analisis Dampak Banjir Pesisir Surabaya Akibat Kenaikan Air Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Pengetahuan hasil model genangan didasarkan pada estimasi parameter utama yang meliputi aliran limpasan, kapasitas infiltrasi volumetrik dan kapasitas drainase regional. Spasialisasi sebaran potensi genangan banjir dan luasan yang dapat dihasilkan oleh model spasial c.

Model Simulasi Banjir Menggunakan Data Penginderaan Jauh, Studi Kasus Kabupaten Sampang Menggunakan Metode Analisis Hidrologi Permukaan-Bawah Permukaan Grid. Membuat model simulasi banjir dan menganalisis serta menghitung limpasan permukaan dari hasil model.

Tabel 2.2 Kajian Studi Terdahulu
Tabel 2.2 Kajian Studi Terdahulu

Indikator dan Variabel Penelitian

Data peta tata guna lahan di-overlay dengan zona banjir dan kemudian luas tata guna lahan yang terkena dampak dihitung.

Tabel 2.3 Sintesa Indikator dan Variabel Penelitian
Tabel 2.3 Sintesa Indikator dan Variabel Penelitian

METODOLOGI

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
  • Tahapan Analisis
  • Alur Pikir

Analisis ini digunakan untuk memprioritaskan strategi pengelolaan yang tepat untuk mengurangi potensi terjadinya banjir sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Perhitungan normalisasi matriks dilakukan dengan menghitung matriks perbandingan berpasangan dengan cara membagi nilai setiap kriteria dan subkriteria dengan besaran sehingga nantinya pada penjumlahan dihasilkan nilai 1. dengan jumlah yang telah diperoleh dengan jumlah kriteria dan subkriteria yang terdapat pada perhitungan normalisasi.

Langkah selanjutnya setelah menghitung vektor eigen kemudian melakukan uji konsistensi dengan mengalikan matriks perbandingan berpasangan dengan nilai vektor eigen pada kriteria dan subkriteria yang diperoleh untuk mendapatkan nilai Weight Sum Vector (WSV). Selanjutnya untuk mendapatkan nilai Consistency Measure (CM) adalah membagi antara nilai Weight Sum Vector dengan nilai Eigen Vector. Kriteria inklusi adalah kriteria yang menurut subjek penelitian dapat diwakili dalam sampel penelitian yang memenuhi persyaratan sebagai sampel (Notoatmodjo, 2002), yaitu: .. 2) Pengetahuan lokasi dan kondisi sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember .

1 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Jember 2 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Jember.

Tabel 3.1 Kebutuhan Data  No  Kebutuhan Data  Identitas  Jenis
Tabel 3.1 Kebutuhan Data No Kebutuhan Data Identitas Jenis

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

  • Geografis
  • Topografi
  • Hidrologi
  • Geologi
  • Klimatologi
  • Sosial Kependudukan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kabupaten Kaliwates terletak di ketinggian 25-100 meter dengan luas wilayah 3,69 km2. Kondisi geologi secara umum di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember terdiri dari dua jenis tanah yaitu regosol dan litosol. Tanah regosol merupakan jenis tanah yang mengandung butiran kasar yang berasal dari material letusan gunung berapi.

Kondisi iklim di Kecamatan Kaliwates mengalami perubahan iklim 2 kali dalam setahun yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sebaran penduduk Kecamatan Kaliwates tersebar di tujuh kecamatan yang ada dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Tegal Besar. Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa jenis kelamin perempuan memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jenis kelamin laki-laki di Kecamatan Kaliwates.

Keberadaan kapasitas prediksi dan mitigasi bencana alam di Kabupaten Kaliwates dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Gambar 4. 1 Peta Jenis Tanah Kecamatan Kaliwates  Sumber. RTRW Kabupaten Jember 2015  –  2025  4.1.5  Klimatologi
Gambar 4. 1 Peta Jenis Tanah Kecamatan Kaliwates Sumber. RTRW Kabupaten Jember 2015 – 2025 4.1.5 Klimatologi

Model Simulasi Luapan Air Sungai Kecamatan Kaliwates

Titik-titik yang dihasilkan setelah menggunakan analisis Create Fishnet terletak di semua kabupaten, yang dapat dilihat pada Gambar 4-5. Hasil olahan Create Fishnet dan Extract Multi Values ​​to Point dapat dilihat pada Gambar 4.8. Rumus yang digunakan untuk daerah banjir di semua titik dapat dilihat pada rumus (4.1) dan (4.2).

Proses perhitungan rumus (4.1) banjir sungai setinggi 50 cm menggunakan analisis Raster Calculator dapat dilihat pada Gambar 4.13. Proses perhitungan rumus (4.2) banjir sungai 100 cm menggunakan analisis Raster Calculator dapat dilihat pada Gambar 4.14. Proses pengolahan Raster Calculator untuk debit sungai sampai dengan 50 cm dan 100 cm dapat dilihat pada gambar 4.15 dan 4.16.

Peta hasil konversi data raster menjadi shapefile berupa poligon banjir dengan tinggi 50 cm dan 100 cm dapat dilihat pada Gambar 4.19 dan 4.20.

Gambar 4. 4 Jendela Create Fishnet  Sumber. Hasil Analisis, 2021
Gambar 4. 4 Jendela Create Fishnet Sumber. Hasil Analisis, 2021

Luasan Lahan Terdampak Luapan Banjir 50 cm dan 100 cm

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan untuk mengetahui luapan banjir sungai hingga 50 cm dan 100 cm di kecamatan Kaliwates dapat diketahui luas genangan pada masing-masing ketinggian. Penggunaan lahan di Kecamatan Kaliwates yang terkena luapan sungai dapat diketahui dengan cara memotong peta penggunaan lahan 50 cm dan peta luapan sungai 100 cm dengan tool clip sehingga dapat diketahui peta dan penggunaan lahan yang terkena luapan sungai di Kecamatan Kaliwates. diproduksi. Luas penggunaan lahan yang terkena luapan banjir 50 cm dan 100 cm dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan 4.8.

7 Luas penggunaan lahan yang terkena banjir Banjir sungai 50 cm No Penggunaan lahan Luas lahan yang terkena dampak (ha) Persentase. 8 Luas penggunaan lahan yang terkena banjir sungai 100 cm Tidak ada penggunaan lahan Luas lahan yang terkena dampak (ha) Persentase. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, pada Tabel 4.7 dan 4.8 terlihat bahwa lahan utama yang terkena banjir sungai setinggi 50 cm adalah pertanian dengan luas 52.593844 ha dan untuk banjir sungai hingga 100 cm adalah pertanian ukuran ha.

Gambar 4. 21 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Kaliwates  Sumber. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember 2015 – 2025
Gambar 4. 21 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Kaliwates Sumber. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jember 2015 – 2025

Penentuan Prioritas Penanggulangan Luapan Banjir Sungai di

  • Input Data Kuisioner dari Responden
  • Menyusun Matriks Perbandingan Berpasangan
  • Melakukan Normalisasi Matriks dan Menghitung Eigen Vektor
  • Uji Konsistensi
  • Tingkat Kepentingan Kriteria dan Sub Kriteria Penanggulangan

Hasil pengisian kuesioner dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air dapat dilihat pada tabel 4.9. Hasil pengisian Kuesioner Perumahan Rakyat, Kawasan Perumahan dan Dinas Perumahan Rakyat dapat dilihat pada tabel 4.10. Hasil pengisian Kuesioner Perumahan Rakyat, Kawasan Perumahan dan Dinas Perumahan Rakyat dapat dilihat pada tabel 4.15.

Hasil pengisian Kuesioner Perumahan Rakyat, Kawasan Perumahan dan Dinas Perumahan Rakyat dapat dilihat pada tabel 4.20. Hasil pengisian Kuesioner Dinas Almenbolig, Kawasan Permukiman dan Perumahan Rakyat dapat dilihat pada tabel 4.25. Hasil perhitungan matriks berpasangan menggunakan rumus geometri pada subkriteria mitigasi dapat dilihat pada Tabel 4.30.

Hasil perhitungan matriks berpasangan menggunakan rumus geometri pada subkriteria peringatan dini dapat dilihat pada Tabel 4.31. Hasil perhitungan dari matriks berpasangan menggunakan rumus geometri pada subkriteria kesiapan dapat dilihat pada tabel 4.32. Hasil perhitungan WSV, CM dan max untuk subkriteria peringatan dini dapat dilihat pada tabel 4.43.

Tabel 4. 9 Hasil Kuisioner Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air  Kriteria  Kesiapsiagaan  Peringatan Dini  Mitigasi
Tabel 4. 9 Hasil Kuisioner Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Kriteria Kesiapsiagaan Peringatan Dini Mitigasi

PENUTUP

Kesimpulan

Pada subkriteria kesiapsiagaan prioritas pertama adalah penyusunan dan pengujian rencana penanggulangan kedaruratan bencana sebesar 37,60%.

Saran

Survei Penetapan Prioritas Penanggulangan Banjir Kali Bedadung di Kabupaten Jember (Studi Kasus: Kabupaten Kaliwates, Sumbersari dan Patrang). 2 Kedua kriteria sama sampai sedikit lebih penting 3 Kriteria yang satu sedikit lebih penting dari yang lain 4 Kriteria yang satu sedikit lebih penting sampai jelas lebih penting dari yang lain. 5 Satu kriteria jelas lebih penting dari kriteria lainnya 6 Satu kriteria jelas sangat jelas lebih penting dari.

7 Satu kriteria jelas lebih penting daripada kriteria lainnya 8 Satu kriteria sangat jelas sehingga mutlak lebih penting daripada. Untuk pertanyaan pertama pada baris pertama diberi tanda (O) pada kolom kriteria B pada skala 7 yang berarti “Indikator peringatan dini lebih penting dari pada indikator kesiapsiagaan dengan nilai kepentingan 7”. Kriteria apa yang diprioritaskan dalam penyelesaian masalah banjir sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Subkriteria apa yang menjadi prioritas dalam upaya penanggulangan banjir sungai di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Gambar

Tabel 1.1 Catatan Sejarah Kejadian Banjir di Jakarta
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian Kecamatan Kaliwates  Sumber : RTRW Kab. Jember 2015 – 2035, DEMNAS  3.2  Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data
Gambar 3.8 Alur Pikir Penelitian  Sumber. Hasil Analisis, 2021
Gambar 4. 1 Peta Jenis Tanah Kecamatan Kaliwates  Sumber. RTRW Kabupaten Jember 2015  –  2025  4.1.5  Klimatologi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi dampak dari bencana dngan cara rekayasa teknis bangunan fisik dari bencana banjir itu sendiri dan berikut