• Tidak ada hasil yang ditemukan

Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022

“Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif”

Analisis Komparatif Kelayakan Usahatani Tembakau Varietas Srumpung dan Kasturi di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang

Miranti Kusuma Putri1, Shofia Nur Awami1, I Putu Eka Wijaya2, dan Renan Subantoro1

1Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim Semarang

2Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa Karawang

Email: mirantikusumaputri@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usahatani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang. Responden petani tembakau yang dilibatkan sebanyak 40 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, pendapatan, serta BEP dan RC ratio. Hasil penelitian menunjukan total biaya yang dikeluarkan dalam satu kali musim tanam pada usahatani tembakau varietas Srumpung sebesar Rp3.708.451 sedangkan pada varietas Kasturi sebesar Rp3.992.333. Penerimaan dan pendapatan usahatani antara tembakau varietas Srumpung berturut-turut sebesar Rp17.250.000 dan Rp13.541.549, pada varietas Kasturi sebesar Rp13.562.500 dan Rp9.570.167. Nilai BEP harga dan BEP unit Varietas Srumpung sebesar Rp5.419 dan 148,34 Kg. Sementara nilai BEP harga dan BEP unit varietas Kasturi sebesar Rp7.391 dan 159,69 kg. Nilai R/C sebesar 4,6 dan 3,3.

Kata kunci: kelayakan, tembakau, srumpung, kasturi.

Pendahuluan

Kabupaten Rembang merupakan salah satu kota kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai potensi unggul dalam bidang pertanian. Salah satu kecamatan yang terletak di sebelah selatan kota kabupaten dan berjarak 13 kilometer dari pusat pemerintahan yakni Kecamatan Sulang. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, termasuknya usahatani tembakau. Data mengenai luas tanam dan produksi di Kabupaten Rembang tercantum pada Tabel 1. Hanya dua kecamatan yaitu, Kecamatan Kragan dan Kecamatan Sluke yang tidak mengusahatanikan tembakau.

(2)

Tabel 1. Luas Tanaman dan Produksi Tembakau Menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang

No Kecamatan Luas area (Ha) Produksi (Ton) Jumlah Petani (KK)

1 Sumber 721 1.153.600 528

2 Bulu 833 1.666.000 721

3 Gunem 420 756.000 840

4 Sarang 13 20.800 24

5 Sedan 25 45.000 56

6 Pamotan 340 544.000 620

7 Sulang 1.152 2.304.000 1.200

8 Sale 58 92.800 60

9 Kaliori 20 30.000 32

10 Rembang 45 67.500 62

11 Pancur 55 82.500 72

12 Kragan - - -

13 Sluke - - -

14 Lasem 45 67.500 204

Jumlah 3.727 6.829.700 4.469

Sumber: BPS Kabupaten Rembang 2018

Berdasarkan data produksi tanaman tembakau menunjukkan bahwa Kecamatan Sulang yang paling dominan menanam tembakau. Terdapat perbedaan dalam penanaman tembakau varietas Srumpung dan Kasturi di wilayah Kecamatan Sulang yaitu tentang penanaman, pemeliharaan tanaman, benih, dan pupuk sehingga mempengaruhi hasil panen. Hasil produksi atau panen kedua jenis tembakau tersebut juga berbeda. Jumlah daun varietas Srumpung lebih banyak dibandingkan varietas Kasturi dan daunnya memanjang sedangkan untuk varietas Kasturi daunnya melebar. Sistem perawatan tembakau lebih mudah varietas Srumpung dibanding Kasturi. Tembakau Srumpung juga memiliki khas tersendiri karena kandungan nikotin lebih rendah daripada tembakau lainnya, dan warnanya cenderung lebih gelap.

Sedangkan dari segi cita rasa varietas Kasturi lebih halus, wangi, ringan, nikotin lebih banyak dan memiliki warna yang lebih terang.

Berdasarkan hal tersebut maka rumusan masalah sebagai berikut: (1) Berapa total biaya, penerimaan, pendapatan usahatani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi? (2) Berapa tingkat BEP (Break Event Point) dan R/C (Revenue Cost Ratio) Varietas Srumpung dan Kasturi? (3) Berapa tingkat perbandingan pendapatan budidaya tembakau varietas Srumpung dan Kasturi di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang?

Metode

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang khususnya di Desa Pragu dan Desa Glebeg. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

(3)

wilayah tersebut memiliki produksi tembakau tertinggi di Kabupaten Rembang. Pengambilan sampel responden ditentukan dengan metode secara Purposive Sampling dengan melibatkan petani pembudidaya tembakau varietas Srumpung dan Kasturi. Jumlah petani berjumlah 40 orang, dengan masing-masing yang membudidayakan varietas sejumlah 20 petani.

Pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui tingkat biaya, penerimaan, dan pendapatan. Selain itu untuk menganalisis titik impas mrnggunakan analisis BEP (Break Event Point) juga mengetahui kelayakan ekonomi menggunakan analisis R/C. Sedangkan untuk membandingkan menggunakan analisis komparatif uji t test.

1). Biaya total merupakan biaya yang berasal dari penjumlahan TFC dan TVC. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

TC = TFC + TVC 2). Analisis Penerimaan

Menurut Soekartawi (2016) penerimaan secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Q x P 3). Analisis Pendapatan

Menurut Soekartawi (2016), secara matematis pendapatan usahatani dirumuskan sebagai berikut:

NR = TR – TC 4). BEP (Break Even Point)

Menurut Suratiyah (2006), analisis BEP atau titik impas merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya, penerimaan dan tingkat produksi yang dirumuskan sebagai berikut:

BEP produksi kg = TC/Py BEP harga Rp/kg = TC/Q 5). Analisis R/C

Analisis R/C secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

R/C = TR / TC

Dengan ketentuan jika diperoleh:

Nilai R/C > 1, maka usahatani tersebut menguntungkan untuk dijalankan Nilai R/C <

1, maka usahatani tanaman tembakau tidak layak untuk dijalankan, jika nilai R/C = 1, maka

(4)

usahatani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi tersebut tidak untung ataupun tidak rugi atau impas (Soekartawi, 2016).

6). Uji-t (Independent Sample T-test)

Menurut Sugiyono (2010), Uji-t merupakan contoh dari statistik parametrik yang memerlukan sejumlah asumsi-asumsi kuat dalam penggunaannya. Bila jumlah sampel berbeda (n₁ ≠ n₂) dan varians homogeny (∂₁2 = ∂₂2), sehingga dapat digunakan rumus pooled varian, derajat kebebasan (dk) = n₁ + n₂ - 2. Secara matematis rumus pooled varian adalah:

Dengan kriteria uji:

Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H0 diterima dan H₁ tidak diterima.

Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 tidak diterima dan H₁ diterima.

Hasil dan Pembahasan

Keadaan Umum Lokasi Penelitian dan Karakteristik Responden

Tabel 2. Identitas petani tembakau varietas srumpung dan kasturi berdasarkan tingkat pendidikan, usia, dan lama usahatani

Tingkat Pendidikan

Varietas Srumpung

Persentase Varietas Kasturi

Persentase

SD 4 20 4 20

SLTP 5 25 6 30

SLTA 11 55 10 50

Jumlah 20 100 20 100

Usia 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70

2 7 8 3 -

10 35 40 15 -

- 8 9 3 -

- 40 45 15 -

Jumlah 20 100 20 100

Lama Usaha Tani

0-5 tahun 7 35 9 45

6-10 tahun 13 65 11 55

Jumlah 20 100 20 100

Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

(5)

Kabupaten Rembang beriklim tropis, suhu maksimum tahunan sebesar 33°C dan suhu rata-rata 23°C. Kecamatan Sulang sebagai kecamatan yang potensial untuk pertanian tembakau. Kecamatan Sulang memiliki luas wilayah 84,54 Km² dan jumlah penduduk 9.643 (BPS, 2018).

Jenis tembakau yang dibudidayakan oleh petani Desa Pragu dan Desa Glebeg adalah Varietas Srumpung dan Kasturi. Selain itu petani Desa Pragu dan Desa Glebeg bermitra dengan PT X dalam usahatani tembakau yaitu menyediakan sarana produksi seperti pupuk dan pestisida, memberikan pelatihan teknis budidaya tembakau melalui para petugas PPL, menjamin pasar, memberikan bantuan permodalan kepada petani mitra dalam hal pembelian sarana produksi dan membayarnya dengan hasil panen petani. Karakteristik atau gambaran tentang potensi petani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi di Kecamatan Sulang berdasarkan tingkat Pendidikan dan lama usahatani terperinci pada Tabel 2.

Biaya Usaha Tani Tembakau Varietas Srumpung dan Kasturi

Tabel 3. Rata-rata total biaya budidaya tanaman tembakau varietas srumpung dan kasturi

Sumber: Analisis data primer 2021

*LLD = (Luas Lahan Diusahakan)

Berdasarkan Tabel 3. diketahui total biaya usahatani tembakau dalam satu musim tanam untuk varietas Srumpung adalah Rp. 3.708.451 per musim tanam per Luas lahan diusahakan (LLD), jika dikonversi 1 ha sebesar Rp. 14.833.806, sedangkan varietas Kasturi sebesar Rp.

3.992.333 per per musim tanam per Luas lahan diusahakan (LLD) dalam konversi 1 ha yaitu sebesar Rp. 15.969.333. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam usahatani tembakau varietas

Unsur Biaya Varietas Srumpung

Konversi Lahan 1 Ha

Varietas Kasturi

Konversi Lahan 1 Ha

a. Biaya Tetap

Pajak Tanah 33.333 133.332 33.333 133.332

Penyusutan Alat 329.618 1.318.472 375.000 1.500.000 Jumlah Biaya

Tetap

362.951 1.451.804 408.333 1.633.332 b. Biaya Variabel

Benih 10.000 40.000 25.000 100.000

Pestisida 57.000 228.000 57.000 228.000

Pupuk 735.000 2.940.000 780.000 3.120.000

Tenaga Kerja 2.405.000 9.630.000 2.322.000 9.288.000 Transportasi 138.500 554.000 400.000 1.600.000 Jumlah Biaya

Variabel

3.345.500 13.382.000 3.584.000 14.336.000 Total Biaya 3.708.451 14.833.806 3.992.333 15.969.333

(6)

Srumpung dan Kasturi biaya terbesar terletak pada biaya tenaga kerja. Selaras dengan penelitian Putri (2015) yang menyatakan total biaya usahatani tembakau varietas Maesan 2, yaitu sebesar Rp 15.206.142,51/MT/Ha.

Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Tembakau Varietas Srumpung dan Kasturi

Tabel 4. Rata-rata total penerimaan usahatani budidaya tembakau varietas srumpung dan kasturi dalam satu musim tanam

Unsur Penerimaan Varietas Srumpung

Konversi 1 Ha Varietas Kasturi

Konversi 1 Ha Total Produksi (Kg)

Harga Jual (Rp)

690 25.000

2.760 25.000

543 25.000

2.170 25.000 Total Penerimaan

(Rp)

17.250.000 69.000.000 13.562.500 54.250.000 Sumber: Analisis data primer, 2021.

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat dari hasil usahatani tembakau varietas Srumpung lebih tinggi dibanding tembakau varietas Kasturi, yaitu total produksi sebesar 690 kg atau 2.760 kg per hektar. Harga penjualan tembakau varietas Srumpung maupun Kasturi sama yaitu sebesar Rp. 25.000/kg. Perbedaan penerimaan tembakau petani varietas Srumpung dengan petani varietas Kasturi di pengaruhi oleh total produksi, karena tingkat produktivitas varietas Srumpung lebih tinggi daripada varietas Kasturi, sehingga menyebabkan penerimaan usahatani tembakau varietas Srumpung lebih tinggi. Menurut Astuti et al. (2021), faktor yang mempengaruhi produksi tembakau varietas Srumpung, diantaranya meliputi: jumlah tenaga kerja, jumlah bibit dan jumlah pupuk ZA. Sementara rata-rata pendapatan usahatani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi terperinci pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata pendapatan usahatani tembakau varietas srumpung dan kasturi dalam satu musim tanam

Uraian Varietas

Srumpung Konversi 1 Ha Varietas

Kasturi Konversi 1 Ha

Total Penerimaan (Rp) 17.250.000 69.000.000 13.562.500 54.250.000 Total biaya (Rp) 3.708.451 14.833.806 3.992.333 15.969.333 Pendapatan (Rp) 13.541.549 54.166.195 9.570.167 38.280.668 Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Harga jual tembakau di beberapa musim tanam ada perbedaan yang fluktuatif. Seperti pada penelitian Suhirman (2016) yang menunjukan harga jual tembakau sebesar Rp. 10.000/kg.

Sehingga rata–rata penerimaan sebesar Rp. 25.028.571,- yang diperoleh dari hasil perkalian besaran produksi sebesar 3.716,89 Kg/Ha dengan harga jual tembakau per kg. Sementara

(7)

Sukma (2013), harga jual tembakau untuk petani pola kemitraan sebesar Rp. 102.014/kg.

Petani memperoleh pendapatan bersih Rp. 37.506.478,-.

Break Event Point (BEP) dan R/C

Tabel 6. Rata–rata analisis BEP produksi usahatani tembakau varietas srumpung dan kasturi dalam satu musim tanam

Uraian Varietas Srumpung Varietas Kasturi

Biaya Total Produksi (Rp) 3.708.451 3.992.333

Harga Jual (Rp/Kg) 25.000 25.000

BEP (Q) (kg) 148,34 159,69

Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Petani tembakau varietas Srumpung memperoleh produksi tembakau rata-rata 690 kg/MT, jumlah tersebut lebih besar dari nilai BEP produksi (kg) yaitu sebesar 148,34 kg.

Sedangkan untuk varietas Kasturi produksi tembakau rata-rata 543 kg/MT, jumlah tersebut juga lebih besar dari nilai BEP produksi (kg) yaitu sebesar 159,69 kg. Sementara hasil analisis dengan kriteria penilaian metode BEP harga dapat dilihat dari Tabel 7, serta R/C pada Tabel 8.

Tabel 7. Rata-rata analisis BEP harga usahatani tembakau varietas srumpung dan kasturi dalam satu musim tanam

Uraian Varietas Srumpung Varietas Kasturi

Biaya Total Produksi (Rp) 3.708.451 3.992.333

Total Produksi (Kg) 690 543

BEP Harga (Rp) 5.419 7.391

Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Tabel 8. Analisis R/C usahatani tembakau varietas srumpung dan kasturi dalam satu musim tanam.

Unsur Varietas Srumpung Varietas Kasturi

Total Penerimaan (Rp) 17.250.000 13.562.500

Total Biaya (Rp) 3.708.451 3.992.333

Nilai R/C 4,6 3,3

Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Berdasarkan Tabel 8. diketahui bahwa nilai R/C usahatani tembakau varietas Srumpung diperoleh sebesar 4,6, dan usahatani tembakau varietas Kasturi diperoleh R/C sebesar 3,3. Nilai R/C keduanya >1 sehingga usahatani tanaman tembakau varietas Srumpung dan Kasturi layak untuk dijalankan.

Analisis Perbandingan

Pembandingan atau komparatif ini peneliti lakukan dengan parameter pada tingkat penerimaan, pendapatan, dan R/C antara usahatani tembakau varietas Srumpung dan Kasturi.

(8)

Hasil uji dapat dilihat pada Tabel 9. Hasil uji t antara tembakau varietas Srumpung dengan varietas Kasturi adalah adanya perbedaan secara signifikan, yaitu secara statistik H1 diterima mengingat diperoleh nilai t-hitung > t -tabel dan nilai signifikansi masing-masing sebesar <

0.01.

Tabel 9. Hasil uji-t pada beberapa parameter

Parameter Varietas

Srumpung

Varietas Kasturi t-hitung t-tabel nilai Sig.

Penerimaan (Rp) 17.250.000(a) 13.562.500(b) 7.702 2.085 0.005 Pendapatan (Rp) 13.541.548(a) 9.570.167(b) 8.755 2.085 0.002

R/C 4.65 %(a) 3.39%(b) 11.265 2.085 0.001

Sumber: Analisis Data Primer, 2021.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

1. Rata-rata total biaya dalam usahatani tembakau varietas Srumpung dengan luas lahan diusahakan 0,25 ha dalam satu musim tanam sebesar Rp. 3.708.451 atau Rp. 14.833.806 per hektar, rata-rata penerimaannya sebesar Rp. 17.250.000 atau Rp. 69.000.000 per hektar sehingga diperoleh rata-rata pendapatan sebesar Rp. 13.541.549 atau Rp. 54.166.195 per hektar. Sedangkan pada usahatani tembakau Varietas Kasturi rata-rata total biaya Rp.

3.992.333 atau Rp.15.969.333 per hektar, rata-rata penerimaannya sebesar Rp. 13.562.500 atau Rp. 54.250.000 per hektar sehingga diperoleh rata-rata pendapatan sebesar 9.570.167 atau Rp. 38.280.668 per hektar.

2. Usahatani tembakau varietas Srumpung dan varietas Kasturi diperoleh nilai BEP Produksi sebesar 148,34 kg per satu musim tanam dan BEP harga sebesar Rp. 5.419 per kg, sementara usahatani mampu memproduksi sebesar 690 kg per musim tanam. Nilai BEP Produksi budidaya tembakau Varietas Kasturi sebesar 159,69 kg per musim tanam, serta BEP harga sebesar Rp. 7.391 per kg. Hasil produksi riilnya sebesar 543 kg per musim tanam. R/C sebesar 4,6, dan sebesar 3,3, sehingga usahatani tembakau layak untuk diusahakan.

3. Secara statistik dengan uji t tes, ditinjau dari penerimaan, pendapatan, R/C diperoleh bahwa usahatani tembakau varietas Srumpung lebih tinggi daripada varietas Kasturi.

Saran

1. Sebaiknya petani meningkatkan pendapatan yang diperoleh dalam usaha budidaya tembakau Varietas Srumpung dan Kasturi dengan cara lebih efisien dalam penggunaan biaya

(9)

yang dikeluarkan dalam proses budidaya tembakau, salah satunya dengan cara melakukan pembibitan sendiri.

2. Petani dapat menanam tembakau dengan sistem tumpangsari, karena apabila harga tembakau mengalami kerugian maka dapat diantisipasi dengan pendapatan yang diperoleh dari hasil budidaya komoditas lain.

Daftar Pustaka

Astuti, D. E. W., Supardi, S., Awami, S. N., & Hastuti, D. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Tembakau (Nicotiana tabacum) Di Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang.

Jurnal SEA (Social Economic Agricultural) Volume 10, No. 01, Juni.

Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Rembang Dalam Angka. BPS Kabupaten Rembang.

Putri, E. A., Suwandari, A., & Ridjal, J. A., (2015). Analisis Pendapatan Dan Efisiensi Biaya Usahatani Tembakau Maesan 2 Di Kabupaten Bondowoso. JSEP Vol. 8 No.1 Maret 2015. Hal 64-69. Jember. Fakultas Pertanian Universitas Jember.

Soekartawi. (2016). Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suhirman., & Yusuf, J. (2016). Analisis Pendapatan Usaha Tani Tembakau (Nicotiana tabacum L) Studi kasus di Desa Palon, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan Oryza Vol. 2 No. 1.

Suratiyah, K. (2006). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sukma, T., Hartono, S., & Djuwari. (2013). Analisis Usahatani Tembakau Pola Kemitraan dan Mandiri di Desa Lamuk Kecamatan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung. Agro Ekonomi Vol. 24. No. 1; 24-36.

Referensi

Dokumen terkait

Teaching and learning 21st century skills: Lessons from the learning sciences.. Sydney:

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-46 UNS Tahun 2022 “Digitalisasi Pertanian Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif” Pengawasan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan PSAT yang