• Tidak ada hasil yang ditemukan

dimensi sabar dalam kisah nabi yusuf - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "dimensi sabar dalam kisah nabi yusuf - Digilib UIN SUKA"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Dimensi kesabaran dalam kisah Nabi Yusuf dan penerapannya dalam keterampilan konseling dapat terpenuhi setelah melalui berbagai kendala, terutama hambatan yang datang dari penulis sendiri dan terutama dari lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai sabar apa saja yang terkandung dalam kisah Nabi Yusuf dalam surat Yusuf ayat 4-101 dan bagaimana penerapan nilai sabar dalam kisah Nabi Yusuf pada keterampilan seorang konselor. Kontribusi keilmuan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah: Pertama, ada tiga dimensi kesabaran yang dapat diidentifikasi dalam kisah Nabi Yusuf, yaitu dimensi psikologis, dimensi sosiologis, dan dimensi ideologis.

Kedua, implementasi kesabaran dalam kisah Nabi Yusuf yang dapat diterapkan pada keterampilan konselor adalah penerimaan, bimbingan dan tindak lanjut.

Dimensi

Sabar

Kisah Nabi Yusuf

Implementasi

Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an pada dasarnya berisi petunjuk dan nasehat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan jasmani dan kebahagiaan rohani, sehingga sangat relevan sebagai konsep bimbingan dan konseling Islam yang tujuan utamanya adalah membentuk pribadi atau individu yang memiliki perkembangan optimal dalam batas-batasnya. potensinya13 dan mampu menghadapi dan menyelesaikan segala permasalahan dalam hidupnya sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan sejahtera yang bersumber dari kitab suci yang menjadi sumber utama pedoman hidup manusia yaitu Al-Qur'an. Di surah lain juga terdapat beberapa rangkaian konsep yang memberikan inspirasi, namun di surah ini konsep bimbingan dan konseling disajikan lebih detail, komprehensif dan dalam alur cerita atau surah yang sama sehingga makna cerita lebih mudah ditangkap. dan mengerti Menyimpang dari berbagai alasan di atas dan kurangnya teori bimbingan dan konseling Islam, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan seorang konselor dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling, peneliti merasa masalah ini perlu diangkat dan dianalisis lebih serius sehingga dapat memberikan hasil.

Dengan berwawasan luas tentang kesabaran dalam memberikan pelayanan, diharapkan konselor mampu meningkatkan bimbingan dan konseling sesuai dengan tujuan, prinsip dan kode etik bimbingan dan konseling, serta sesuai dengan ajaran Islam. .

Rumusan Masalah

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan nilai sabar dalam kisah Nabi Yusuf terhadap keterampilan seorang konselor. Dapat memberikan kontribusi berupa informasi untuk pengembangan keterampilan seorang pembimbing dalam melakukan proses bimbingan, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing secara efektif dan terarah. Dapat memberikan kontribusi berupa informasi untuk pengembangan keterampilan seorang penasehat, sehingga mampu memberikan bimbingan dan nasihat secara profesional dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh ajaran Islam.

Memberikan alternatif bagi orang-orang yang berkecimpung dalam kegiatan bimbingan dan konseling Islami, khususnya bagi konsultan dan siapa saja pada umumnya yang membutuhkan untuk mengembangkan konsep-konsep bimbingan dan konseling Islami sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan syariat Islam.

Tinjauan Pustaka

Aspek-Aspek Sabar

Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mengawini wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka kerana hendak mengambil kembali sebahagian dari apa yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. 40 Yusuf Qardhawi, Al-Quran Memerintahkan Kita Bersabar (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. maka bersabarlah) kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah telah berbuat banyak kebaikan padanya. 42. Seorang suami tidak boleh mencela malah berkata kasar kepada isteri, hendaklah berkelakuan baik dan menjalinkan ikatan yang harmoni dengan isteri agar jiwa menjadi tenang dan hidup menjadi lebih indah, menjadi tanggungjawab dan perlindungannya.

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, maka mereka akan mendirikan shalat dan memakan sebagian dari makanan yang Kami berikan kepada mereka. Al-Qur'an menggambarkan gambaran dan ciri-ciri orang Arab Badui yang tidak menjunjung tinggi akhlak Nabi 47. Orang yang tidak beriman selalu memusuhi orang yang mengajak ma'ruf (kebaikan) karena sangat menyulitkan mereka.

Mereka sentiasa memusuhi orang yang melarang kemungkaran (kemungkaran) kerana kemungkaran adalah sesuatu yang mereka suka. Walaupun perjalanan yang dilalui oleh para pendakwah itu jauh dan panjang, namun akhirnya adalah kemenangan bagi orang-orang yang beriman iaitu para rasul, nabi, pengikut dan ulama. Sehingga apabila rasul-rasul itu tidak mempunyai harapan lagi (tentang iman mereka) dan percaya bahawa mereka telah didustakan, pertolongan kami datang kepada rasul-rasul dan diselamatkan orang-orang yang kami kehendaki.

Mengamalkan profesi konselor merupakan ibadah yang bernilai tinggi, karena konselor adalah orang yang menaungi dan menawarkan bantuan kepada orang yang kesulitan. Dengan bantuan seorang konselor, klien akan merasa memiliki teman atau seseorang yang dapat menemaninya dalam menyelesaikan masalah.

Sabar dalam ketaatan kepada Allah Swt

  • Keutaman Sabar
  • Perintah Meningkatkan Kesabaran
  • Faktor-faktor yang Menunjang Perilaku Sabar
  • Keterampilan Konselor

Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap musibah), dan beramal soleh; mereka akan diampuni dan pahala yang besar 66. Dan orang-orang yang beriman dan beramal soleh, sesungguhnya Kami akan menempatkan mereka di tempat-tempat yang tinggi di syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang yang beramal, (iaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhannya bertawakal.

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. 71. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu kehilangan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena manusia dan tidak beriman kepada Allah dan Hari terakhir. Mereka tidak memiliki apa-apa daripada apa yang mereka usahakan; Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir ke jalan yang lurus 72.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. 78. Mereka itulah orang-orang yang diganjari dengan martabat yang tinggi (di syurga) disebabkan kesabaran mereka, dan mereka disambut di dalamnya dengan penghormatan dan penghormatan. 84. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah yang mendapat petunjuk. 86.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.91. Tetapi orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk yang diutamakan 93. Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan berdoalah kepada penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.94.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu, supaya Kami mengetahui orang-orang yang berusaha dan bersabar di antara kamu, dan supaya Kami nyatakan (baik atau buruk) urusan kamu.96.

Sistematika Pembahasan

Langkah-langkah analisis isi yang dilakukan peneliti adalah: pertama, peneliti mengidentifikasi subjek kajian yaitu tema kesabaran yang terkandung dalam kisah Nabi Yusuf, kedua, peneliti mendefinisikan konsep kesabaran yang terkandung dalam cerita tersebut. , ketiga, peneliti mengklarifikasi konsep pasien yang diintegrasikan ke dalam cerita., keempat, peneliti menganalisis konsep pasien yang diklarifikasi. Pada langkah terakhir atau kelima, peneliti menginterpretasikan konsep pasien dalam kisah Nabi Yusuf. Pengertian kesabaran dalam kisah Nabi Yusuf, aspek-aspek kesabaran dalam kisah Nabi Yusuf yang terdiri dari: kesabaran dalam menerima keluhan, kesabaran dalam memberikan pelayanan dan kesabaran dalam mencari kebenaran.

Bab ini juga membahas tentang dimensi kesabaran dalam kisah Nabi Yusuf yang terdiri dari: pertama, dimensi psikologis, kedua, dimensi sosiologis, dan ketiga, dimensi ideologis. Dalam kisah Nabi Yusuf (Surah Yusuf, ayat 4-101), ada tiga aspek kesabaran, pertama, kesabaran dalam menerima keluhan. Keluhan tersebut terdiri dari keluhan yang datang dari diri sendiri dan keluhan yang datang dari orang lain (pelanggan), yang kedua kesabaran dalam memberikan pelayanan, ketiga kesabaran dalam mencari kebenaran.

Dimensi kesabaran dalam cerita ini memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi psikologis, dimensi sosiologis, dan dimensi ideologis. Implementasi kesabaran dalam keterampilan konselor kisah Nabi Yusuf adalah pertama kesabaran dalam menerima klien (penerimaan), yang terdiri dari membangun hubungan yang baik (rapport), menampilkan diri secara utuh (empathy) dan memahami masalah yang dihadapi klien (paraprases). Kedua, sabar dalam memimpin proses konseling (manajemen), yang terdiri dari mengklarifikasi masalah klien (clarify), menentukan arah tindakan klien (lead) dan memberikan solusi (solution).

Saran

Kata Penutup

Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah dalam (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi yang bertanya. Yaitu) Ketika mereka berkata: “Sesungguhnya Yusuf dan saudaranya (Bunyamin) lebih disayangi oleh bapak kami daripada diri kami sendiri, padahal kami (ini) adalah satu golongan (kuat). Anda percaya kami pada Yusuf, padahal kami adalah orang-orang yang menginginkan hal-hal yang baik untuknya. Mereka berkata, "Jika dia benar-benar dimakan serigala, sedangkan kami adalah kelompok (kuat), sebenarnya kami yang kalah." (15).

Ya'qub berkata: "Sesungguhnya kamu sendiri yang melihat baiknya perbuatan (buruk) itu, maka itulah (kesabaranku) kesabaran yang baik." menggodanya untuk tunduk (kepadaku), tetapi dia enggan. Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, supaya aku memilih dia sebagai seorang yang dekat denganku."

Mereka berkata: "Kami akan memujuk bapanya untuk membawanya (ke sini) dan sesungguhnya kami akan melakukannya". Dan berkatalah Yakub: "Hai anak-anakku, janganlah kamu masuk (bersama-sama) melalui satu pintu, tetapi masuklah melalui pintu-pintu yang berlainan, tetapi aku tidak dapat menyelamatkan kamu dari (takdir), ada seorang bapa yang tua, maka ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya; sesungguhnya kami akan melihat orang-orang yang berbuat kebaikan".

Mereka berkata: "Demi Allah, ingatlah selalu Yusuf sehingga kamu mendapat penyakit yang berat atau kamu termasuk orang-orang yang binasa." Yusuf berkata: "Tahukah kamu apa (jelek) yang kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya sedangkan kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?". Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berdosa".

Mereka berkata: “Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun bagi kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berdosa”.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengeluaran pemerintah, angkatan kerja dan Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap