• Tidak ada hasil yang ditemukan

TP DINAMIKA PROSES pada praktikum operasi teknik kimia universitas muslim indonesia

N/A
N/A
Ans

Academic year: 2024

Membagikan " TP DINAMIKA PROSES pada praktikum operasi teknik kimia universitas muslim indonesia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dinamika proses menunjukkan bahwa kinerja proses yang konfigurasinya terus berubah seiring berjalannya waktu, terjadi hingga sistem proses belum mencapai kondisi tunak. Keadaan dinamis terjadi bila ada gangguan pada keadaan tunak proses. Untuk menjaga kestabilan proses, karakteristik dinamis dari sistem proses dan sistem pengolahan harus ditentukan. Memahami dinamika peralatan dan cara pengoperasiannya akan memudahkan pengendalian, mencegah kerusakan, dan memantau di mana kerusakan terjadi ketika kinerja peralatan berkurang atau peralatan tidak beroperasi dengan baik (Diaz Anggara dan Humaeroh, 2019).

Dinamika proses dalam industri kimia, penerapan dinamika proses digunakan dalam reaksi campuran dalam reaktor kontinyu. Pada saat pengisian ulang, reaktor harus dalam keadaan stabil. Dinamika proses juga dapat digunakan dalam pengosongan tangki di industri kimia, minyak, gas, dan lainnya. Selain itu, aplikasi dinamika proses dapat juga digunakan sebagai aktuator pada katup dan motor untuk mengontrol laju aliran dan pompa. Pada pabrik nuklir, kimia, dan kertas yang menggunakan sistem pemrosesan umpan balik, di sinilah dinamika proses diperlukan (Diaz Anggara dan Humaeroh, 2019).

Dinamika proses menunjukkan bahwa kinerja proses yang konfigurasinya terus berubah seiring berjalannya waktu, terjadi hingga sistem proses belum mencapai kondisi tunak. Keadaan dinamis dapat terjadi apabila ada gangguan pada keadaan tunak proses. Untuk menjaga proses tetap stabil, karakteristik dinamis dari proses dan sistem pengolahan harus ditentukan. Dalam industri, dinamika proses digunakan sebagai pemicu untuk mengosongkan tangki katup dan juga sebagai kekuatan pendorong untuk dapat mengontrol aliran proses. Memahami dinamika proses akan memudahkan pengendalian, pencegahan, kerusakan, dan pemantauan kerusakan ketika kinerja peralatan menurun atau peralatan gagal beroperasi sesuai spesifikasi pengoperasian (Masnan dan Aulia, 2020).

1

(2)

1.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui Proses tunak (steady state) dan tak tunak (unsteady state) dengan menentukan parameter – parameter proses dalam sebuah model matematik.

2. Mengerti kelakuan dinamik proses, membangun model suatu proses sederhana dan mensimulasikan proses tersebut.

2

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dinamika Proses

Dinamika proses merupakan suatu proses yang mempunyai sistem dinamis yang sifatnya akan selalu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Secara matematis dinamika proses digambarkan dalam bentuk persamaan diferensial.Berdasarkan kondisi dan kondisi, terdapat dua proses yaitu keadaan tidak stabil (transient state) dan keadaan tidak stabil.

Keadaan tidak tunak (sementara) adalah suatu kondisi atau proses yang jika persamaan diferensialnya berkurang seiring berjalannya waktu, akan mempunyai nilai selain nol. Keadaan sementara terjadi pada situasi kritis seperti ketika start up dan shutdown. Bahkan dalam keadaan normal, kondisi tunak sulit dicapai karena memungkinkan variabel eksternal dapat mengganggu sistem (Diaz dan Humaeroh, 2019).

Dinamika proses adalah perubahan kinerja proses dari waktu ke waktu setelah gangguan terjadi pada proses. Kinetika proses dapat ditentukan dengan pengosongan tangki menggunakan sistem pemodelan. Sedangkan metode pengaturan suhu dilakukan dengan sistem orde pertama dan kedua.

Dalam bidang teknik kimia, kemampuan menghitung perilaku suatu elemen proses atau proses itu sendiri sangat diperlukan. Kemampuan ini disebut pemodelan. Selama beroperasi, pembangkit akan selalu menghadapi gangguan dari lingkungan (Masnan dan Aulia, 2020).

Dinamika proses selalu dikaitkan dengan faktor kapasitas dan penundaan. Dalam bahasa ilmu sistem kendali, kapasitas proses dikatakan bergantung pada sumber energi yang aktif dalam proses tersebut. Jika sumber energinya kecil dan daya pemrosesannya besar, maka prosesnya akan lambat. Jika sumber energinya besar dan kapasitas pengolahannya kecil maka prosesnya akan cepat (Masnan dan Aulia, 2020).

Dalam kegiatan praktik yang dinamis, sistem pengendalian yang baik sangat diperlukan untuk meningkatkan efisiensi proses praktik. Dinamika proses menunjukkan bahwa kinerja proses yang konfigurasinya terus 3

(4)

berubah seiring berjalannya waktu, terjadi hingga sistem proses belum mencapai kondisi tunak. Dengan sistem kontrol yang memastikan peralatan beroperasi sebagaimana mestinya, mahasiswa akan lebih mudah menyelesaikan magangnya. Misalnya saja pada suatu proses penggerak, bongkar muat tangki masih dilakukan secara manual. Sistem pemanas dengan sakelar manual dapat menimbulkan risiko bagi praktisi. Komposisi dan suhu cairan dalam sistem pemanas bak berpengaduk (STHB) merupakan parameter penting dalam proses pencampuran dan pemanasan (Al’Aziz dan Rahayu, 2021).

2.2 Proses Dinamika dalam Tanki

Dalam pemodelan proses sederhana yaitu sebuah tangki dengan luas penampang A (m2) diisi air sampai ketinggian tertentu H (m). Selain itu, tangki dikosongkan dengan cara membiarkan air dari tangki mengalir melalui lubang kecil dengan luas penampang (m2) di dasar tangki sehingga air mempunyai laju alir sebesar q (m2/s). Massa zat cair yang keluar dari tangki akan sama dengan perubahan massa di dalam tangki Cairan di dalam tangki dapat mengalir karena adanya perbedaan tekanan di dalam tangki, dimana tekanan di dalam tangki lebih besar dibandingkan tekanan di luar.

Penyebabnya adalah adanya perbedaan ketinggian di dalam tangki, artinya laju aliran merupakan fungsi dari H. (Diaz dan Humaeroh, 2019).

Efflux time adalah waktu yang diperlukan zat cair untuk jatuh dari permukaan tangki ke dasar tangki melalui pipa vertikal akibat gaya gravitasinya sendiri. Meskipun tetesan cairan ini dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus perkiraan, koefisiennya kemudian harus dikoreksi untuk mendapatkan waktu tetesan cairan yang mendekati waktu sebenarnya.

Sebagian besar industri kimia masih menggunakan tangki penyimpanan sebagai wadah cairan atau gas. Untuk mengalirkan cairan dari tangki ini dapat digunakan pompa atau dapat menggunakan gaya gravitasi sendiri karena adanya perbedaan ketinggian. Tangki penyimpanan cairan biasanya ditempatkan pada ketinggian tertentu untuk menggunakan gravitasinya sendiri untuk mengalirkan cairan. Proses di industri di Kenya bersifat kontinyu sehingga ketinggian cairan di dalam tangki dapat diketahui kapan 4

(5)

saja dengan menghitung waktu yang diperlukan hingga cairan tersebut turun. Oleh karena itu, pengetahuan tentang waktu aliran sangat penting dalam industri kimia, terutama pada proses yang melibatkan cairan.

Jika zat cair dengan kecepatan yang sama masuk ke dalam pipa, maka akan terbentuk lapisan batas pada dinding pipi. Cairan mengalir dari ruang besar ke dalam tabung kecil di saluran masuk dan terjadi gesekan antara cairan yang mengalir dengan dinding tabung (Diaz dan Humaeroh, 2019).

2.3 Fluida

Zat cair atau fluida dapat didefinisikan sebagai suatu benda yang tidak tahan terhadap dispersi permanen (perubahan bentuk). Selama perubahan ini, muncul tegangan geser yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju geser. Namun, ketika fluida ini mencapai bentuk akhirnya, semua tegangan geser hilang. Fluida yang berada dalam kesetimbangan tidak mengalami tegangan geser apa pun (Diaz dan Humaeroh, 2019).

Zat cair atau aliran fluida meliputi zat-zat yang berfasa cair dan fasa gas. Fluida dapat secara alami akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan lebih tinggi ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Selama waktu tersebut, gas atau zat cair akan mengalir dari area yang bertekanan lebih tinggi ke area yang bertekanan lebih rendah (Masnan dan Aulia, 2020).

Zat-zat yang ada di alam biasanya dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis utama, yaitu benda padat dan fluida. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengartikan fluida sebagai zat cair, sementara dalam ilmu fisika fluida, konsep tersebut merujuk pada zat yang memiliki kemampuan untuk mengalir.

Penting untuk diperhatikan bahwa definisi fluida dalam fisika tidak hanya mencakup zat cair seperti air atau minyak, melainkan juga mencakup gas seperti udara. Salah satu karakteristik yang membedakan fluida dari benda padat adalah bahwa dalam fluida, molekul-molekulnya memiliki kebebasan yang lebih besar untuk bergerak. Hal ini mengakibatkan kemampuan fluida untuk menyesuaikan diri dengan bentuk wadah yang mengandungnya atau di 5

(6)

tempatinya. Oleh karena itu, baik zat cair maupun gas dapat dianggap sebagai jenis fluida yang dapat mengalir dan beradaptasi dalam wadah yang di tempatkan masing-masing yang ditempatinya (Sultan dkk., 2020).

Fluida yang mengalir melalui pipa adalah komponen penting dalam berbagai industri. Ketika fluida mengalir melalui pipa, interaksi antara fluida dan permukaan dalam pipa akan menghasilkan penurunan tekanan, yang dikenal sebagai pressure drop. Pressure drop ini adalah indikasi dari berkurangnya tekanan dari satu titik dalam pipa ke titik keluar dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk gesekan di dalam pipa, diameter pipa, fitting dan bilangan Reynold . Terjadinya pressure drop dalam aliran fluida pada pipa sebagian besar disebabkan oleh gaya gesekan yang terjadi antara fluida dan permukaan pipa. Faktor-faktor seperti kecepatan fluida dan viskositas fluida berperan dalam menentukan sejauh mana resistansi aliran tersebut. Penting untuk dicatat bahwa aliran zat cair selalu mengikuti arah tekanan yang lebih rendah, dan pressure drop juga dapat terjadi ketika fluida mengalami belokan dalam pipa (Pratama, Hadiningrum dan Muldiani, 2022).

Ikatan molekul pada fluida jauh lebih kecil daripada ikatan molekul pada padatan sehingga fluida lebih mudah mengalir dan memiliki hambatan yang relatif lebih kecil pada perubahan bentuk akibat gesekan. Zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya sekalipun suatu gaya yang besar diberikan. Sedangkan fase gas dan cair tidak mempertahankan suatu bentuk yang tetap dan mampu untuk mengalir, dengan demikian keduanya disebut sebagai fluida. Fluida gas mempunyai volume tianyang sama dengan volume yang membatasi gas tersebut. Suatu massa fluida yang mengalir dapat menjadi gabungan aliran apabila alirannya bergerak lurus dan merupakan fasa zat yang sama (Rahayu, Putri dan Indriyani, 2021).

Aliran fluida merupakan bagian dari ilmu mekanika fluida yang berperan penting dalam merancang sistem perpipaan. Perpipaan merupakan salah satu alat transportasi fluida yang banyak digunakan di industri. Suatu fluida yang mengalir pada pipa akan mengalami kehilangan energi (head loss) yang diakibatkan adanya gesekan antara fluida dengan fluida dan antara fluida 6

(7)

dengan pipa. Hilangnya energi pada fluida dalam sistem perpipaan dapat juga disebabkan karena lintasan pipa yang dilalui oleh fluida, seperti belokan pada pipa, penyempitan pada pipa (kontraksi), dan pembesaran pada pipa (ekspansi). Aliran fluida merupakan suatu proses yang sering dijumpai di lingkungan dan kehidupan sehari-hari, terlebih dalam bidang teknik.

Dimana proses aliran fluida ini memiliki peranan penting, misalnya aliran air pada sungai, aliran air pada sistem perpipaan rumah tangga bahkan aliran darah pada tubuh manusia (Rahayu, Putri dan Indriyani, 2021).

Zat cair atau fluida adalah suatu zat yang dapat bergerak jika mendapat sebuah gaya. Zat cair dapat berubah bentuk dan tidak permanen.

Fluida atau zat cair dapat membentuk berbagai jenis benda padat tergantung pada bentuk benda yang dilaluinya. Karakteristik aliran fluida meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, tekanan total, kecepatan fluida, dan tegangan geser (Jalaluddin, Akmal dan Ishak, 2019).

Pada daerah yang pengaruh gesekan dindingnya lemah, tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya sangat mirip dengan fluida ideal, yaitu tidak dapat dimampatkan dan mempunyai viskositas nol.Aliran fluida Ideal seperti ini disebut aliran energi potensial.

Dalam arus listrik diterapkan prinsip mekanika Newton dan hukum kekekalan massa. Aliran energi potensial mempunyai dua ciri utama:

A. Tidak terdapat sirkulasi atau pusaran, sehingga aliran energi potensial disebut aliran tidak berputar.

B. Tidak terjadi gesekan sehingga tidak terjadi disipasi (pelepasan) energi mekanik menjadi panas.

Mekanika fluida adalah ilmu yang mempelajari keseimbangan dan gerak zat cair dan gas atau fluida serta gaya gravitasi benda yang ada di sekitar atau yang melaluinya. Zat cair adalah suatu zat yang dapat bergerak jika mendapat sebuah gaya. Zat cair dapat berubah bentuk dan tidak permanen. Zat cair dapat membentuk berbagai jenis benda seperti benda padat tergantung pada bentuk benda yang dilaluinya.

7

(8)

Viskositas fluida adalah ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas dipengaruhi oleh suhu, tekanan, adhesi, dan laju transfer momentum molekul. Viskositas suatu zat cair cenderung menurun dengan bertambahnya suhu, karena gaya kohesif pada zat cair bila dipanaskan akan berkurang seiring dengan meningkatnya suhu zat cair, sehingga menyebabkan penurunan kekentalan zat cair. Viskositas dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu viskositas kinematik dan viskositas kinematik atau viskositas absolut (Jalaluddin, Akmal dan Ishak, 2019).

2.4 Kestabilan dalam Sistem

Produksi merujuk pada rangkaian kegiatan yang melibatkan Dalam proses neraca massa juga dikenal istilah sistem keadaan tunak dan sistem keadaan steady-state. Sistem stasioner adalah sistem yang massanya tetap pada waktu awal. Kondisi dapat dikatakan steady-state apabila kondisi proses tersebut tidak berubah terhadap perubahan cuaca dan kondisi aliran tetap konstan terhadap perubahan cuaca. Kondisi-kondisi yang disebutkan adalah suhu, tekanan, massa dan lain-lain. Proses yang berkesinambungan adalah ketika dimana material masuk atau keluar dari sistem tanpa gangguan (Suryanto dan Utami, 2021).

Keseimbangan daya antara kebutuhan beban dan kapasitas produksi generator merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi stabilitas selama pengoperasian sistem tenaga listrik. Stabilitas sistem tenaga listrik adalah kemampuan suatu sistem tenaga listrik untuk tetap berada pada kondisi tunak selama operasi normal dan kemampuan untuk mencapai kondisi normal setelah mengalami gangguan. Oleh karena itu, sistem kelistrikan yang andal harus mampu menjaga kestabilannya dan tahan terhadap berbagai jenis gangguan. Salah satu karakteristik sistem kelistrikan yang penting untuk menjaga kestabilan adalah frekuensi. Frekuensi sistem yang tidak stabil merupakan tanda adanya ketidakseimbangan antara sumber listrik generator dengan kapasitas beban. Perubahan frekuensi sistem dari posisi normal dapat disebabkan oleh gangguan seperti alternator kendor, 8

(9)

korsleting, mesin hidup, atau perubahan beban secara tiba-tiba. Perubahan frekuensi sistem yang signifikan hal ini dapat menyebabkan sistem keluar dari wilayah stabilitasnya (Said, Gunadin dan Az-Zahra, 2023).

Stabilitas sistem tenaga listrik mengacu pada kemampuan sistem untuk terus beroperasi secara normal selama dan setelah gangguan pada sistem. Setelah terjadi gangguan, kembalinya sistem ke kondisi operasi sinkron disebut periode transien. Kriteria utama stabilitas adalah kemampuan mesin untuk mempertahankan sinkronisasi pada akhir periode transien. Suatu sistem kelistrikan mengalami banyak gangguan yang berbeda-beda dan tidak pernah berada dalam kondisi tunak. Analisis stabilitas biasanya diklasifikasikan menjadi tiga jenis, tergantung pada sifat dan tingkat gangguannya, yaitu (Said, Gunadin dan Az-Zahra, 2023):

A. Stabilitas kondisi tunak steady state stability) adalah kemampuan sistem tenaga untuk menerima gangguan kecil dan bertahap yang terjadi di sekitar titik keseimbangan kondisi tunak.

B. Stabilitas dinamis (dynamic stability) adalah kemampuan suatu sistem tenaga untuk kembali ke keadaan setimbang setelah terjadi gangguan yang relatif kecil secara tiba-tiba dalam jangka waktu yang lama.

C. Stabilitas peralihan (transient stability) adalah kemampuan suatu sistem untuk mencapai titik keseimbangan tertentu setelah mengalami gangguan yang cukup besar sehinggah dapat mengakibatkan ketidakstabilan pada sistem akibat gangguan-gangguan yang terjadi di luar kapasitas sistem (Said, Gunadin dan Az-Zahra, 2023).

2.5 Pemodelan Sistem Dinamika

Pemodelan sistem adalah metode mereplikasi kondisi kehidupan nyata dengan tujuan prediksi dan analisis kebijakan. Metode sistem dinamis adalah metode pemodelan sistem untuk memodelkan sistem yang kompleks.

Ciri-ciri sistem pada model sistem dinamis adalah adanya perubahan perilaku sistem dari waktu ke waktu (dinamika) dan adanya hubungan umpan balik dengan entitas-entitas yang ada dalam sistem. Tujuan 9

(10)

pemodelan sistem adalah untuk memprediksi dan menentukan kebijakan berdasarkan model sistem. Metode sistem dinamis telah banyak digunakan oleh para peneliti untuk memodelkan sistem produksi di perusahaan untuk memecahkan masalah sistem produksi yang kompleks. Beberapa penelitian menggunakan dinamika sistem untuk menentukan strategi politik perusahaan. Pemodelan sistem dinamis harus digunakan untuk menghindari pengambilan keputusan kebijakan yang berkualitas buruk. Model sistem dinamis mempunyai perilaku yang berubah dan pola umpan balik potensial yang akan menghasilkan arus informasi yang lebih kompleks.

Metode sistem dinamis telah digunakan di berbagai bidang, terutama untuk memodelkan sistem penimbunan sampah, sehingga dapat diidentifikasi kebijakan untuk mengatasi permasalahan sampah. Sistem dinamis juga dapat diterapkan pada sistem yang terdapat pada industri kecil dan menengah (IKM), seperti IKM tenun bambu yang terdiri dari beberapa subsistem yaitu subsistem pasar, subsistem konsumsi dan konsumsi, konsumsi dan produksi, volume produksi dan sumber daya manusia. Dalam sistem manufaktur, sistem dinamis dapat digunakan untuk menentukan kebijakan dalam sistem perencanaan bahan baku dengan subsistem produksi dan subsistem bahan baku. Permasalahan keterlambatan bahan baku karena pertimbangan pemasok mengenai kualitas bahan, harga barang, dan jarak ke lokasi pemasok, hal ini juga dapat dimodelkan dengan menggunakan sistem dinamis (Karima, Saputra dan Romadlon, 2022).

Perubahan konsentrasi reaksi menyebabkan laju reaksi. Laju reaksi dinyatakan dalam mol per detik (m/s). Reaksi kimia terbentuk dari reaktan ke produk, dan selama reaksi kimia, reaktan dikonsumsi dengan cara yang sama seperti beberapa produk reaksi terbentuk. Laju reaksi diamati dari segi menghilangkan konsentrasi reaktan dan meningkatkan konsentrasi produk (produk reaksi). Kinetika kimia berkaitan dengan perubahan laju reaksi yang disebabkan oleh variabel tertentu seperti luas permukaan, konsentrasi, 10

(11)

suhu, dan katalis. Dalam evaluasi ini, variabel utama yang difokuskan adalah luas permukaan, konsentrasi dan suhu. Variabel-variabel ini diperlukan dalam proses pembuatan pulp dan mempunyai dampak yang signifikan terhadap proses pembuatan pulp karena variabel-variabel tersebut menjamin efisiensi dan kualitas pulp yang dihasilkan (Meilinda dkk., 2023).

Pemodelan adalah representasi sistem nyata dalam bentuk variabel yang menjelaskan hubungannya satu sama lain. Dinamika sistem adalah suatu metode menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan bagaimana sistem dipertahankan terhadap gangguan-gangguan di luar sistem atau bagaimana sistem dapat diwujudkan sesuai dengan tujuannya. Sistem ini mempelajari hubungan variabel untuk memahami dan memprediksi pola perilaku sistem, model hubungan ini kemudian digunakan untuk membuat skenario atau pemodelan. Sistem dinamis dapat mewakili pengembangan sebagai hasil yang mungkin dari interaksi beberapa proses multi-level dan banyak sistem. Simulasi Ventana membantu memodelkan hubungan variabel-variabel yang diuji secara statistik, dalam hal ini formulasi diimplementasikan dalam model yang dibangun. Permasalahan dalam suatu sistem muncul karena faktor eksternal dan internal dan harus dianalisis menggunakan alat bantu komputer untuk mencapai tujuan tertentu. Analisis dilakukan dengan membuat causal loop diagram (CLD) untuk melihat dan memahami sistem yang mempunyai kutub positif-negatif yang mewakili berbagai hubungan. Selanjutnya membuat stock and flow diagram (SFD) untuk melihat alur perubahannya. dengan nilai yang berbeda-beda dari waktu ke waktu, kemudian dijalankan pada sistem sesuai simulasi. Uji verifikasi dan validasi dilakukan dengan data nyata untuk melihat keakuratan model yang dihasilkan. Pemodelan sistem dinamis dapat membuat proses pemodelan menjadi lebih sederhana (Baturohmah, 2023).

2.6 Kelakuan Dinamika Orde Pertama

11

(12)

Sistem orde pertama adalah sistem yang outputnya y(t) dapat dimodelkan dengan persamaan diferensial orde pertama. Respon suhu sistem gas, cair, dan padat yang mampu menyimpan energi juga dapat dimodelkan sebagai sistem orde pertama. Untuk sistem ini, resistansi yang relevan adalah perpindahan panas melalui dinding, cairan atau gas. Dengan kata lain, suatu proses yang mampu menyimpan massa dan energi, yang kemudian bertindak sebagai penyangga antara aliran masuk dan aliran keluar, dapat dimodelkan sebagai sistem orde pertama. Kompensator tingkat pertama dengan kemampuan penyimpanan massa dan energi adalah jenis komponen dinamis yang paling umum di pabrik kimia.

2.7 Kelakuan Dinamika Orde Kedua

Sistem dengan perilaku dinamis orde kedua adalah sistem yang keluarannya y(t) dapat dijelaskan sebagai hasil penyelesaian persamaan diferensial orde kedua. Sistem dengan perilaku dinamis orde kedua atau lebih tinggi dapat disebabkan oleh berbagai hal keadaan fisis yang dapat digolongkan menjadi 3 jenis sebagai berikut:

A. Proses multikapasitor, yaitu suatu proses yang terdiri dari deretan dua kapasitor atau lebih yang harus dilalui oleh besaran aliran massa atau energi.

B. Sistem orde kedua yang melekat, seperti komponen mekanis padat atau cair dari suatu proses yang bersifat inersia dan mengalami percepatan.

C. Sistem pemrosesan dan pengendalian juga dapat menciptakan sistem tingkat kedua atau lebih tinggi. Dalam kasus seperti itu, pengontrol yang dipasang pada prosesor mengontrol dinamika tambahan, dikombinasikan dengan dinamika prosesor, sehingga menghasilkan perilaku dinamis tingkat kedua atau lebih tinggi.

Kebanyakan sistem orde 2 atau lebih tinggi yang ditemukan di pabrik kimia merupakan proses multi-kapasitas atau merupakan hasil penambahan sistem kontrol pada proses tersebut. Sistem dengan sifat kinetik orde 2 atau lebih tinggi jarang terjadi dalam proses kimia.

12

(13)

Proses orde dua merupakan gabungan dua proses orde satu pada proses orde dua non-interacting capacitites. Ketinggian level di kedua tanki tidak saling mempengaruhi level di tanki kedua tidak akan mempengaruhi besar kecilnya laju ailir yang keluar dari tanki pertama. Pada proses orde dua non-interacting, flow yang keluar dari tanki pertama tidak berpengaru pada tingginya level tanki kedua (Masnan dan Aulia, 2019).

BAB III

METODE PENELITIAN

13

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Al’Aziz, R.M. and Rahayu, E.S. (2021) ‘Rancang Bangun Sistem Pengisian dan Pengosongan Tangki Otomatis pada Praktikum Mesin Dinamika Proses Menggunakan ESP32 dan Platform Komunikasi Blynk’, Jurnal Teknologi, 9(1), pp. 23–31. Available at: https://doi.org/10.31479/jtek.v9i1.111.

Baturohmah, H. (2023) ‘Pemodelan Sistem Dinamik dalam Peningkatan Profitabilitas Produksi Menggunakan Ventana Simulation’, Jurnal Restikom : Riset Teknik Informatika dan Komputer , 5(1), pp. 64–72.

Available at: https://restikom.nusaputra.ac.id.

Diaz, A. and Humaeroh (2019) ‘Dinamika Proses’, Jurnal Operasi Teknik Kimia, 2(2), pp. 7–13.

Jalaluddin, Akmal and Ishak, N.Z. (2019) ‘Analisa Profil Aliran Fluida Cair dan Pressure Drop pada Pipa L menggunakan Metode Simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD)’, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 8(2), pp. 53–72.

Available at: http://ojs.unimal.ac.id/index.php/jtk.

Karima, H.Q., Saputra, M.A. and Romadlon, F. (2022) ‘Analisis Kapasitas Produksi dan Pemenuhan Permintaan dengan Model Sistem Dinamis pada Industri Semen’, Jurnal Pendidikan dan Software Industri, 9(1), pp. 11–18.

Available at: http://ejournal.unis.ac.id/index.php/UNISTEK.

Masnan and Aulia, R. (2020) ‘PENGARUH DIAMETER ORRIFICE, JENIS PEMASANGAN TANGKI, DAN KETINGGIAN FLUIDA TERHADAP DEBIT FLUIDA DAN WAKTU PENGOSONGAN TANGKI’, Jurnal Dinamika Proses, 1(1), pp. 1–6.

Meilinda, R. et al. (2023) ‘Chemical Kinetics Pulp Production in the paper Industry: A Review Kinetika Kimia Dalam Produksi Pulp Pada Industri Kertas: Tinjauan’, IJCR-Indonesian Journal of Chemical Research, 8(1), pp. 67–71.

Pratama, D., Hadiningrum, K. and Muldiani, R.F. (2022) ‘Studi Awal Pengaruh Temperatur terhadap Karakteristik Aliran Fluida Pada Belokan Pipa 90 0 derajat melalui Simulasi’, JURNAL MIPA , 11(2), pp. 68–71.

Rahayu, P., Kemala Putri, D. and Indriyani, N. (2021) ‘Teknik Kimia UNIMUDA Sorong PENGARUH DIAMETER PIPA PADA ALIRAN FLUIDA TERHADAP NILAI HEAD LOSS’, Jurnal Agitasi, 2(1).

(15)

Rahayu, P., Putri, D.K. and Indriyani, N. (2021) ‘Pengaruh Diameter Pipa Pada Aliran Fluida Terhadap Nilai Head Loss’, Jurnal Agitasi, 2(2), pp. 2776–

513.

Said, S.M., Gunadin, I.C. and Az-Zahra, F. (2023) ‘STUDI KESTABILAN FREKUENSI SISTEM KELISTRIKAN PADA PABRIK PT. SEMEN TONASA SETELAH ON-GRID DENGAN PLN’, Jurnal EKSITASI, 2(2), pp. 37–44.

Sultan, A.D. et al. (2020) ‘Analysis of the Effect of Cross-sectional Area on Water Flow Velocity by Using Venturimeter Tubes’, Jurnal Pendidikan Fisika, 8(1), pp. 94–99. Available at: https://doi.org/10.26618/jpf.v8i1.3199.

Suryanto, A. and Utami, H.H. (2021) Azas Teknik Kimia. Sumatera Barat: Insan Cendaka Mandiri.

Referensi

Dokumen terkait