• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA SEJARAH DI KEPULAUAN INDONESIA PADA MASA PRASEJARAH

N/A
N/A
DIMAS FALDI JIAULHAQ

Academic year: 2023

Membagikan "DINAMIKA SEJARAH DI KEPULAUAN INDONESIA PADA MASA PRASEJARAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dimas Faldi Jiaulhaq Kelas : B

NIM : 170210302086

UTS SEJARAH INDONESIA I

DINAMIKA SEJARAH DI KEPULAUAN INDONESIA PADA MASA PRASEJARAH

Kala Tarikh Jaman Manusia Pola Hunian Pola Subsistensi Teknologi

Pleistosen

±

1.500.000 -11.800 SM

±1.500.000- 45.000 SM

1. Berburu dan mengumpulan makanan tingkat awal

Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3

tingkatan evolusi Homo erectus di Jawa, Sangiran telah

memberikan bukti tentang 2 tahap evolusi yang paling tua yaitu Homo erectus arkaik (1,5-1 juta tahun yang lalu) dan Homo erectus tipik (0,9-0,3 juta tahun yang lalu). Satu tingkatan lagi yang lebih muda yaitu Homo erectus

progresif (0,2-0,1 juta tahun yang lalu) ditemukan di luar

a) Menghuni Gua dan Ceruk – Awal

 Dibuktikan oleh sisa sebaran peralatan serta fosil-fosil fauna dan manusia yang umumnya kebanyakan berada di dasar gua dan ceruk.

 Gua dan Ceruk sifatnya

multifungsi, tapi belum ada bukti pemanfatan gua sebagai tempat penguburan b) Tinggal dekat

sumber air dan

 Sistem mata pencarian utama manusia purba pada kala itu adalah berburu Binatang

 Diperkirakan hidup

nomaden untuk mengumpulk an makanan (umbi,biji- bijian,buah) pada lingkup wilayah tertentu

 Pada tahap paling awal, alat yang digunakan

bersifat kebetulan dan instan,

berupa benda- benda alam yaitu batu, kayu, dll yang tersedia disekitarnya

 Pembuatan Api dengan cara membenturkan benda (batu api) atau menggosok tertentu dengan benda lain (kayu)

 Teknik

pembuatan alat litik

(2)

Sangiran yaitu di Ngandong (Blora), Sambungmacan (Sragen), dan Selopuro (Ngawi).

 H. Erectus Progresif Jenis progresif

merupakan jenis yang paling maju, sebagian besar ditemukan pada endapan alluvial di Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi) dan pada endapan

vulkanik di Sambungmacan (Sragen). Volume otak sudah mencapat 1.100 cc, dengan atap tengkorak yang lebih tinggi dan lebih membulat.

 H. Erectus Tipik Tipe ini lebih maju dibanding tipe arkaik, merupakan bagian

Hidup di Alam Terbuka

c) Semi Nomaden

 Mobilitas masih cukup tinggi d) Berkelompok

 Kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari 30-50 orang

 Hidup dalam komunitas- komunitas kecil dengan mobilitas tinggi

 Lama hunian dipengaruhi ketersediaan makanan

 Mencari Ikan dan Kerang di

lingkungan air tawar dan pesisir

menggunakan teknik block-on block

(3)

terbanyak dari Homo erectus di Indonesia, sebagian besar

ditemukan di Sangiran dan lainnya ditemukan di Trinil (Ngawi), Kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus) dan sejak tahun 2011 ditemukan pula di Semedo (Tegal). Konstruksi tengkoraknya lebih ramping, meskipun dahi masih landai dan agak tonggos.

Kapasitas otak sekitar 1.000 cc.

 H. Erectus Arkaik Homo erectus arkaik merupakan tipe yang paling tua, diteukan pada lapisan lempung hitam Formasi

Pucangan dan grenzbank di

Sangiran, serta pasir vukanik di utara Perning (Mojokerto).

(4)

Tipe ini menunjukkan tipe yang paling arkaik dan kekar dengan volume otak sekitar 870 cc.

± 45.000 - 10.000 SM

2. Berburu dan mengumpulan makanan tingkat Lanjut

Manusia yang hidup pada jaman ini disebut manusia modern awal atau homo sapiens anatomi modern tertua (150.000 thn yg lalu) Jejak MMA di Indonesia

a) Manusia Wajak (homo wajakensis)

 Kapasitas tengkorak 1.650 cc

 muka lebar

 hidung lebar tetapi rata

 orbit mata persegi

 rahang bawah dan gigi

berukuran besar b) Manusia luang bua

(Homo Florensiensis)

 Sejak periode ini terlihat

kecenderungan mengeksploitasi gua-gua dan ceruk alam meskipun kehidupan

sepenuhnya di alam terbuka masih bertahan

 Pola Hunian manusia dapat dibedakan menjadi pola hunian gua atau ceruk dan pola hunian luar gua/

alam terbuka

 Besar kemungkinan pola hunian alam terbuka tidak jauh berbeda dengan dari sebelumnya, mereka hidup dlm komunitas-

komunitas kecil

 Lingkungan pantai berkembang subsistensi penangkapan ikan

 Lingkungan padang rumput berkembang subsistensi perburuan terhadap binatang- binatang herbivor yang hidup di dalamnya

 Selain pemburuan dan

pemanfaatan biota air, subsistensi lain

 Perkembangan teknologi alat-alat litik yang khas ditampilkan dalam okupasi gua-gua di wailayah Gunung Sewu

 Penemuan dari lapisan Plestosen Atas di Gua Braholo dan Song Keplek

memperlihatkan tiga kelompok peralatan sebagai berikut

a) Alat yang tidak terpolakan ( atypical tools) b) alat-alat serpih

(flake tools c) serpih buangan

(waste flakes)

 Alat-alat tulang mulai

Holosen

±11800 SM

(5)

 muka yg sempit dan tinggi

 palatin yang sempit

 morfologi dan dimensi gigi seperti homo sapiens

 karakter kranio- fasial

menunjukkan dominasi karakter arkaik

dalam suatu lingkungan eksploitasi

 Gua dan Ceruk merupakan tempat hunian yang lebih ideal dibandingkan dengan hunian alam terbuka (Kelompok kecil 30-50 orang)

diperkirakan berupa pemanfaatan buah-buahan dan umbi- umbian

diperkenalkan menjelang plestosen atas umumnya berupa spatula

± 10.000-4000 SM

3. Transisi Menuju Bercocok Tanam

Manusia yang hidup kala holosen

merupakan evolusi dari Manusia Modern Awal (MMA) yang dinamakan Manusia Modern Kemudian (MMK)

a) Manusia Song Keplek (Keplek 1- 5)

 Keplek 1, individu laki- laki dewasa (40-50 thn)

 Keplek 2, laki-laki

 Keplek 3,

a) Hunian Gua/Ceruk.

 Pada periode ini Gua telah dihuni secara intensif dengan berbagai kegiatan terkait didalamnya.

 Pada awal Holosen Gua/

Ceruk

dimanfaatkan sebagai : Hunian, penyembelihan buruan, Bengkel peralatan, Penguburan, tempat mengolah makanan, dan ekspresi

a) Perburuan dan Pemanfaatan Biota Air.

 Pola Hunian Gua lebih mengutamak an sumber makanan binatang darat

 Pola Hunia Alam Terbuka lebih

mengeksploit asi biota Air b) Pemanfaatan

Biji-bijian dan Umbi-

a) Teknologi Litik : Industri Alat-alat Serpih

 Produk teknologi likit didominasi alat”

serpih

 Alat batu inti tidak terpolakan (Atypical Tools) lambat laun ditinggalkan

 Alat batu Inti yang masih berperan yaitu batu pukul (percutor).

b) Teknologi Litik : Industri Litik

(6)

anak” usia 7-9 thn

 Keplek 4, perempuan

 Keplek 5, individu ras mongolid b) Manusia Braholo

 Braholo 1, laki-laki dewasa umur 50 thn

 Braholo 2, perempuan usia 50 thn

 Braholo 3, rangka tidak lengkap

 Braholo 4, lebih muda dari braholo 1 dan 2

 Braholo 5, perempuan usia 23-54 thn

 Braholo 6, menunjukkan ras

Australomelan osid

 Braholo 7, sebanding

keindahan (seni lukis).

 Telah mengenal tata ruang dalam pemanfaat Gua b) Hunian Bentang

Alam Terbuka.

 Budaya Hoabihn (Hoabhinian) masih

mempertahankan pola hunian terbuka.

 Di Asteng daratan pendukung budaya Hoabhinian tinggal di 2 Jenis Ekosistem : 1) Lingk Terbuka di

Tepi

Pantai/Sungai.

2) Ling Pedalaman di dalam

Gua/Ceruk.

Umbian.

 Masyarakat Holosen merupakan masyarakat holtikultura yang belum mengenal budidaya tanaman.

 Mengumpulk an bahan makanan di alam sekitar , seperti : Umbi- umbian, buah, dan biji-bijian.

c) Pengelolaan Lingkungan

 Perburuan belum membawa dampaknya kerusakan pada

lingkungan.

 Pembakaran hutan dilakukan sebagai

Hoabhinian

 Dari

himpunannya, industri ini didominasi alat yang disebut Kapak Sumatera (sumateralith)

 Sumateralith yaitu alat yang terbuat dari batu kerakal dan hanya dikerjakan pada satu bidang

 Industri

Hoabinian juga menghasilkan alat-alat serpih berukuran besar dan jarang diretus.

c) Teknologi Litik : Industri Mikrolit dan Alat

Obsidian d) Teknologi Alat

tulang

e) Cangkang kerang

(7)

dengan

manusia aktual

 Braholo 8, diwakili rangka telapak kaki kiri

upaya eksploitasi lingkungan untuk lahan perladangan

± 4000-500 SM

4. Bercocok Tanam

Homo sapiens sapiens - Manusia Moderen Kemudian (MMK)

 Ras Mongolid Selatan

 Menurut Karakter bahasa, dapat disebut Penutur Bahasa

Austronesia

 Tengkoraknya brachysefal;

 Kapasitas tengkorak rata- rata 1.400cc;

 Atap tengkorak tinggi dan bundar;

Asal-usul MMK Ras Mongolid Selatan/

Penutur bhs Austronesia, dapat dilihat pada model dan teori berikut :

a) Asia Homeland

a) Gua dan Ceruk

 berkelompok b) Hunian Alam terbuka

Sedentary (Menetap)

 Komunitas Petani : Bermukim di alam terbuka pedalaman dg mendirikan

perkampungan2 di tepi sungai;

 Komunitas Nelayan :

Bermukim di alam terbuka dg

mendirikan

perkampungan2 di tepi pantai yg terlindung &

memiliki lorong air yg

memudahkan perahu datang &

pergi;

Semy Sedentary (Semi Menetap)

a) Hunian Gua dan Ceruk

 Domestikasi (Pemanfaatan dan

Pemeliharaan Tanaman)

 Domestikasi Hewan

 Menangka[

ikan dan biota air lain

 Berburu dan mengumpulka n Hasil hutan b) Hunian

Alam terbuka

 Pertanian dan berladang

 Domestika Hewan peliharaan

 Menangkap ikan dan biota

 Budaya teknologi yg berkembang pd periode ini lazim disebut budaya Neolitik (“batu baru” atau

“batu akhir”);

 Budaya teknologi Neolitik dicirikan oleh unsur2 sbb : a) Produk budaya

Homo sapiens sapiens - MMK ras Mongolid Selatan atau Penutur Bhs Austronesia;

b) Berkembangnya teknik

pengupaman dlm pembuatan alat litik;

c) Munculnya tradisi teknologi tanah liat

(tembikar);

(8)

 Teori H. Kern (linguistik) : Nenek moyang oenutur bahasa Malayo-

polinesia berasal dari Vietnam atau Annam

 Teori Schdmit (Linguistik) : daerah asal induk bahasa berasal dari Aisa Daratan

 Teori R. von Heine-Geldern (Sebaran kapak batu) : Penutur Austronesia berasal dari Cina lalu bermigrasi melalui jalur darat ke Indo- cina

 Teori W. G Solheim (tradisi pembuatan gerabah) : keterampilan membuat

 Komunitas Pengelana Lautan : Bermukim di alam terbuka;

menjalani &

menghabiskan waktu hidupnya dlm rumah2 perahu (lazimnya dihuni 1 klg inti);

 Komunitas Peladang : Ketika ladang yg mereka kerjakan mulai kurang subur setelah ditanami sekitar 2 thn, mereka akan membuka lahan baru. Apabila lahan baru tsb letaknya jauh dr permukiman lama, mereka terpaksa hrs mendirikan permukiman baru

 Komunitas Pemburu, Pengumpul Makanan & Hasil Hutan : Bermukim di alam terbuka

air lain

 Mengumpulka n hasil hutan

 Perdangangan Barter

d) Munculnya tradisi teknologi pertenunan;

e) Munculnya teknologi cadik atau kano-ganda dlm tradisi teknologi pelayaran.

(9)

gerabah berasal dari 2 sumber yaitu Jepang dan Cina Selatan b) Model Out of

Taiwan

 Menurut model ini, penutur bahasa Austronesia awal

dikelompokkan sbg komunitas yang berciri ras mongoloid

 Model ini didukung oleh : W. W. Howell, K.C. Chang, Robert Blust, Kirk, dll.

c) Model Shouth East Aisa Homeland

 Teori W. G Solheim II, nenek moyang penutur

Austronesia berasal dari kepulauan Indonesia

pedalaman atau hutan dg mendirikan

perkampungan2 di tepi sungai;

(10)

Bagian timur atau Filipina selatan

 Teori W.

Meacham, tempat asal penutur berada pada kawasan segitiga antara Taiwan,

Sumatera-Jawa, Timor-rote.

 Teori Stephen Oppenheimer, besar

kemungkinan penduduk pribumi taiwan justru datang dari asia tenggara kepulauan.

± 500 SM – 400 M

5. Perundagian a) Ras Mongolid Selatan (Penutur Bahasa Austronesia) ; Jawa,

Sumatreta, Bali, Sulawesi, dan

Kalimantan

• Fenomena transgresi laut terjadi bebrapa kali sehingga laut masuk jauh ke daerah yang sekarang berada di pedalaman. Di Langkawi, Malaysia Barat,

1. Perburuan ini, untuk

menambah mata

pencaharian untuk

menunjukkan tingkat keberanian dan kegagahan

 Benda-benda Perunggu Artefak perunggu yang ditemukan di Indonesia antara lain adalah nekara, kapak, bejana, patung, perhiasan, senjata, dan perahu.

Nekara berbentuk

(11)

b) Ras

Australomelan osid ; Papua dan pulau2 kecil di bagian timur

c) Populasi hasil kawin campur Fakta adanya pembauran antara ras mongolid dan Australomelan esid terlihat pada temuan fosil rangka manusia, misal di Gilimanuk, Melolo, dll.

permukaan air laut berada pada

ketinggian sekitar 2 meter dari

permukaan sekarang sekitar 2.500 tahun yang lalu.

• Perubahan budaya ditandai oleh pengenalan teknologi logam lebih banyak didorong oleh perubahan

lingkungan budaya global. Salah satu peristiwa penting yang menjadi pemicu perubahan budaya adalah migrasi penutur Austronesia dari Semenanjung Malaya atau Kalimantan ke Vietnam Selatan.

dalam lingkungan masyarakatny a.

2. Mereka juga mulai

menyempurna kan digunakan alat-alat untuk pertanian, terutama untuk pengolahan tanah sawah.

Pengaturan air untuk sawah dilakukan agar pertanian tidak seluruhnya bergantung pada hujan.

3. Mereka juga melakukan perdagangan yang

dilakukan antar pulau di Indonesia dan Kepulauan Indonesia dengan Daratan Asia

seperti dandang terbalik.

 Kapak perunggu heekeren

mengklasifikasikan kapak ini menjadi kapak corong, kapak upacara, dan

tembilang atau tajak.

 Teknologi Tanah Liat Tembikar

 Manik-manik Manik dari batu Akik, kaca, tanah liat yng dibakar, dan Batu Andhesit.

 Perhiasan Perhiasan kaca, emas, perunggu, dan besi

 Patung Arca

 Teknologi Litik Nekara Batu

(12)

Tenggara.

4. Disini yang pertukaran yang digemari adalah benda yang

mengandung arti magis dank has, misalnya nekara

perunggu dan benda

perhiasan seperti manik- manik.

5. Tersususnnya masyarakat yang teratur membuat golongan undagi

mengembangk an daya cipta dalam

berbagai bidang teknologi.

± 400 M Sejarah

Referensi

Dokumen terkait