• Tidak ada hasil yang ditemukan

The Use of Discovery Learning Method to Improve Indonesian Language Learning Outcomes

N/A
N/A
Asyaqiah Irsya

Academic year: 2025

Membagikan " The Use of Discovery Learning Method to Improve Indonesian Language Learning Outcomes"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1367 | P a g e https://jmi.rivierapublishing.id/index.php/rp

PENGGUNAAN METODE DISCOVERY LEARNING SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Jamilisti

SMPN 1 Bengkulu Selatan Email: [email protected]

Abstract

One of them is professional. This professionalism is shown by the ability to use various learning methods, including the discovery learning method in improving learning outcomes.

The purpose of this study was to determine the use of discovery learning method as an effort to improve Indonesian learning outcomes at SMPN 1 Bengkulu Selatan. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach. This qualitative approach is used to facilitate in describing the reality of the events studied. Then, it is supported by the documentation method for collecting journals related to the research conducted. The results showed that the use of the discovery learning method can help improve Indonesian learning outcomes at SMPN 1 Bengkulu Selatan. This is indicated by the level of participation, interaction, and quiz results at the end of the activity. In addition, students also like learning using the discovery learning method. Thus, learning using the discovery learning method can be a solution so that learning in class is not boring and students get new experiences through learning activities.

Keywords : learning method, discovery learning method, learning outcomes.

Abstrak

Empat keterampilan guru yang perlu diimplementasikan dalam berprofesi menjadi seorang guru, salah satunya adalah professional. Keprofesionalan ini ditunjukkan dengan kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran, termasuk metode discovery learning dalam meningkatkan hasil belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode discovery learning sebagai upaya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia di SMPN 1 Bengkulu Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk memudahkan dalam menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti. Kemudian, didukung dengan metode dokumentasi untuk pengumpulan jurnal yang terkait dengan penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunan metode discovery learning dapat membantu meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia di SMPN 1 Bengkulu Selatan. Hal ini ditunjukkan dari tingkat partisipasi, interaksi, dan hasil kuis diakhir kegiatan. Selain itu, peserta didik juga menyukai pembelajaran menggunakan metode discovery learning. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode discovery learning dapat menjadi solusi agar pembelajaran dikelas tidak membosankan dan peserta didik mendapatkan pengalaman baru melalui kegiatan pembelajaran.

Kata Kunci: metode pembelajaran, metode discovery learning, hasil belajar

Corresponding Author;Jamilisti E-mail:[email protected]

Jamilisti 1367-1373 Pendahuluan

Permasalahan pendidikan yang ada di Indonesia secara umumterletak pada guru sebagai tenaga pendidik. Tugas pokok seorang guru adalah melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas.

(2)

1368 | P a g e Mengajar dapat dikatakan sebagai kegiatan menghadirkan suatu lingkungan yang kondusif untuk di lakukannya proses belajar. Lingkungan tersebut merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan yaitu tujuan yang hendak dicapai, bahan yang diajarkan, guru dan siswa yang saling berintraksi serta sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dapat berupa pengetahunan dan ketrampilan.

Untuk dapat mencapai tujuan tersebut diperlukan empat kompetensi guru yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi (Nur & Fatonah, 2022).

Adapun kompetensi profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pembelajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pembelajaran (Ulfa & Saifuddin, 2018). Penguasaan metode pembelajaran termasuk kepada kompetensi professional seorang guru. Metode pembelajaran merupakan salah satu dari seperangkat strategi belajar mengajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan belajar mengajar (Holifah, 2017). Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan (Saguni, 2019).

Menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Disinilah guru berperan aktif dalam memvariasikan metode dalam proses pembelajaran agar tidak terjadi kejenuhan pada peserta didik serta tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dapar tercapai (Lestari, 2018). Menurut Holzberger dkk dalam menyatakan bahwa metode pembelajaran Nurjanah & Mukarromah, (2021) bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik dan meningkatkan efektivitas pengajaran atau mempromosikan pengetahuan dan keterampilan pribadi (hasil belajar). Hasil belajar siswa adalah satu dari banyak tujuan proses pembelajaran di sekolah, sehingga pentingnya seorang guru perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar (Nasution, 2017). Hasil belajar merupakan puncak dari keberhasilan belajar siswa terhadap tujuan belajar yang telah ditetapkan (Kristin, 2016).

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode discovery learning. Metode discovery learning merupakan metode memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery learning adalah strategi pembelajaran yang cenderung meminta siswa untuk melakukan observasi, eksperimen, atau tindakan ilmiah hingga mendapatkan kesimpulan dari hasil tindakan ilmiah tersebut (Saifuddin, 2014).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratnasari, (2020), Subroto, (2020), dan Moko et al., (2022), sama-sama menyatakan bahwa pengimplementasian metode discovery learning mampu meningkatkan hasil belajar. Namun berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis data triangulasi.

Berdasarkan latar belakang di atas bahwa pentingnya kompetensi bagi guru dalam melakukan proses pembelajaran, termasuk penggunaan metode pembelajaran yang akan berdampak pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui penggunaan metode discovery learning sebagai upaya peningkatan hasil belajar bahasa indonesia di SMPN 1 Bengkulu Selatan.

(3)

1369 | P a g e Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti sehingga memudahkan mendapatkan data yang objektif (Adhimah, 2020). Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian dan pemahaman yang didasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami (Arkandito et al., 2016). Sedangkan model penelitian yang digunakan adalah model analisis interaktif Miles and Huberman. Aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Analisis ini terdiri dari 3 hal utama: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Lisabela, 2019).

Pada pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi dengan pengumpulan jurnal dengan kata penggunaan metode discovery learning sebagai upaya peningkatan hasil belajar. Kemudian dilakukan reduksi data, setelah beberapa jurnal yang didapatkan yang relevan dilakukan penggolongan dan membuang data yang tidak diperlukan dan mengorganisasikan. Selanjutnya, penyajian data. Penyajian data ini mulai dilakukan dengan menyajikan data hasil analisis berbagai jurnal mengenai penggunaan metode discovery learning sebagai upaya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia di SMPN 1 Bengkulu Selatan. Hal terakhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan ini dilakukan setelah semua data telah dianalisis dan disajikan.

Hasil dan Pembahasan

Keterkaitan Metode Discovery Learning dengan Hasil Belajar

Discovery Learning adalah metode instruksional kognitf yang menekankan pentingnya pemahaman tentang apa yang dipelajari dan memerlukan keaktifan dalam belajar sebagai dasar adanya pemahaman yang benar (true understanding) serta mementingkan proses berpikir induktif (Windiyani et al., 2020). Metode discovery learning dianggap dapat menyelesaikan masalah yang ada dengan keaktifan dari siswa sendiri, karena metode discovery learning ini bersifat student centre. Pada pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode discovery learning dapat dengan cara guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil. Kemudian, guru memberikan materi ajar yang nantinya akan didiskusikan peserta didik dengan kelompok kecilnya. Setelah didapatkan hasil diskusi, setiap kelompok akan memaparkan hasilnya dan setiap kelompok harus mendapatkan hasil yang berbeda, dengan hasil yang berbeda tersebut anggota lain dapat mengutarakan pendapatnya atau menyanggah pendapat kelompok lain. Seluruh anggota kelompok harus berkontribusi aktif dalam memberikan pendapat. Dengan demikian, hasil belajar dapat terlihat dari keaktifan peserta didik, dan dari materi yang bahasnya.

Menurut Susanto, (2013) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar akan tercapai apabila telah memenuhi indikator berikut:

a. daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang diajaran mencapai nilai yang maksimal, b.

perilaku yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran atau instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu atau kelompok.

Penerapan Metode Discovery Learning dalam Proses Pembelajaran di SMPN 1 Bengkulu Selatan

(4)

1370 | P a g e Jerome Bruner dalam Wiradintana, (2018) menyatakan bahwa belajar itu harus dengan melakukan, peserta didik diharuskan aktif berpartisipasi, tidak hanya duduk diam menerima pengetahuan secara pasif. Metode discovery learning ini dapat melahirkan proses pembelajaran yang aktif, sehingga materi pelajaran tidak diberikan guru di awal pembelajaran, namun peserta didik diarahkan untuk dapat menemukan sendiri cara memecahkan masalah. Discovery learning terjadi ketika peserta didik ikut serta dan melalui kegiatan observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi.

Kemendikbud (2013) menetapkan enam tahapan dalam pembelajaran Discovery learning yang harus diterpkan secara sistematis. Keenam langkah tersebut adalah; 1). Stimulation atau pemberian rangsangan; 2). Problem statement atau identifikasi masalah; 3). Data collection atau pengumpulan data dan informasi; 4). Data processing atau pengolahan data; 5). Verification atau analisis dan interpretasi data atau disebut juga pembuktian; 6). Generalization atau penarikan kesimpulan (Supanti, 2019).

Kemendikbud juga dalam Khasinah, (2021) menetapkan 2 tahapan umum dalam pelaksanaan Discovery learning. Pertama, persiapan. Tahapan ini dilaksanakan sebelum pembelajaran berlangsung, yaitu pada saat merencanakan pembelajaran meliputi kegiatan; a.

menentukan tujuan pembelajaran; b. melakukan identifikasi karakteristik peserta didik; c.

memilih materi pelajaran; d. menentukan topik yang harus dipelajari peserta didik secara induktif;

e. mengembangkan bahan ajar; f. mengatur topik pembelajaran dari yang sederhana ke yang sulit, dari yang kongkrit ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik ke simbolik; dan g. menyiapkan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Kedua, pelaksanaan

Dengan demikian, penerapan metode discovery learning dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SMPN 1 Bengkulu Selatan diawali dengan persiapan yang dilakukan guru.

Sesuai tahapan yang ditetapkan Kemendikbud guru menyiapkan tujuan pembelajaran hingga menyiapkan penilaian proses dan hasil belajar. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan.

1. Guru membagi peserta didik kedalam beberapa kelompok kecil.

2. Guru memberikan materi ajar yang nantinya akan didiskusikan peserta didik dengan kelompok kecilnya.

3. Guru memberikan sebuah pernyataan yang berkaitan dengan materi ajar.

4. Peserta didik berdiskusi dengan kelompok kecilnya.

5. Setiap kelompok akan memaparkan hasilnya.

6. Anggota kelompok lain dapat mengutarakan pendapatnya atau menyanggah dengan pendapat pribadi sesuai materi.

7. Seluruh anggota kelompok mendapatkan kesempatan dalam memberikan pendapat.

8. Guru mencatat kegiatan selama diskusi, yang kemudian akan menjadi hasil belajar setiap peserta didik.

(5)

1371 | P a g e Pada penerapan metode discovery learning guru sangat berperan penting. Pada pembelajaran menggunakan metode discovery learning guru sebagai sumber melakukan pengelolaan kelas dan penilaian pada sistem, proses, dan sumber pembelajaran setiap peserta didik. Sehingga upaya yang perlu dilakukan guru agar metode discovery learning ini dapat berjalan efektif dan efisien, yaitu:

1. Menyediakan bahan ajar yang memadai dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku agar peserta didik dapat belajar seluas-luasnya.

2. Mempersiapkan materi yang akan diberikan pada peserta didik sebaik mungkin.

3. Mengatur proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan lancar.

Kelebihan dan Kekurangan dari Penerapan Metode Discovery Learning dalam Proses Pembelajaran

Model pembelajaran yang beragam tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda pula. Berikut kelebihan dan kekurangan discovery learning menurut Mukarama et al., (2020).

1. Kelebihan

a. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif.

b. Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.

c. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.

d. Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

e. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.

f. Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.

g. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasangagasan.

Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.

h. Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.

i. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide yang lebih baik.

j. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

2. Kekurangan

a. Model ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar bagi siswa yang mempunyai hambatan akademik akan mengalami kesulitan abstrak atau berpikir,

(6)

1372 | P a g e mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.

b. Model ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.

c. Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini akan kacau jika berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.

Lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode discovery learning efektif digunakan dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa di SMPN 1 Bengkulu Selatan pada pembelajaran bahasa Indonesia, dilihat dari tingkat partisipasi, interaksi, dan hasil kuis diakhir kegiatan. Selain itu, peserta didik juga menyukai pembelajaran menggunakan metode discovery learning. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan metode discovery learning dapat menjadi solusi agar pembelajaran dikelas tidak membosankan dan peserta didik mendapatkan pengalaman baru melalui kegiatan pembelajaran.

Daftar Pustaka

Adhimah, S. (2020). Peran orang tua dalam menghilangjan rasa canggung anak usia dini (studi kasus di desa karangbong rt 06 rw 02 Gedangan-Sidoarjo). Jurnal Pendidikan Anak, 9(1), 57–62.

Arkandito, G. F., Maryani, E., Rahmawan, D., & Wirakusumah, T. K. (2016). Komunikasi Verbal pada Anggota Keluarga yang Memiliki Anak Indigo. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1), 42–56.

Holifah, N. N. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Biologi Dan Pembelajaran Biologi, 1–13.

Khasinah, S. (2021). Discovery Learning: Definisi, Sintaksis, Keunggulan Dan Kelemahan.

Jurnal MUDARRISUNA: Media Kajian Pendidikan Agama Islam, 11(3), 402–413.

Kristin, F. (2016). Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD. Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, 2(2), 90–98.

Lestari, N. D. (2018). Pentingnya Penggunaan Metode Dalam Proses Pembelajaran. Institut Agama Islam Negeri Ambon.

Lisabela, M. (2019). Model Analisis Interaktif Miles and Huberman. Universitas Bina Darma.

Moko, V. T. H., Chamdani, M., & Salimi, M. (2022). Penerapan Model Discovery learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika. Inovasi Kurikulum, 19(2), 131–142.

Mukarama, M., Kustina, R., & Rismawati. (2020). Menganalisis Kelebihan Dan Kekurangan Model Discovery Learning Berbasis Audiovisual Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 1(1), 1–9.

Nasution, M. K. (2017). Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Mardiah Kalsum Nasution, 11(1), 9–16.

Nur, H. M., & Fatonah, N. (2022). Paradigma Kompetensi Guru. Jurnal PGSD UNIGA, 1(1), 12–

16.

Nurjanah, N. E., & Mukarromah, T. T. (2021). Pembelajaran Berbasis Media Digital Pada Anak Usia Dini Di Era Revolusi Industri 4.0 : Studi Literatur. Jurnal Ilmiah Potensia, 6(1), J. Ilm.

Potensia.

(7)

1373 | P a g e Ratnasari. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dapat Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Siswa. Workshop Nasional Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar, 2284–2287.

Saguni, F. (2019). Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar. Kanwa Publisher.

Saifuddin. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Teoretis dan Praktis. DEEPUBLISH.

Subroto. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Kemagnetan pada Peserta Didik. Jurnal Materi Dan Pembelajaran Fisika, 10(1), 47–53.

Supanti. (2019). Penerapan Model Discovery Learning Dalam Pembelajaran Ips Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas IXG SMP Negeri 1 Surakarta Tahun 2017/2018. HISTORIKA, 22(1), 60–70.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Prenadamedia Group.

Ulfa, M., & Saifuddin. (2018). Terampil Memilih Dan Menggunakan Metode Pembelajaran.

SUHUF, 30(1), 35–56.

Windiyani, T., Novita, L., & Sakinah, A. R. (2020). Pengaruh Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Widyagogik, 7(2), 148–163.

Wiradintana, R. (2018). Revolusi Kognitif Melalui Penerapan Pembelajaran Teori Bruner Dalam Menyempurnakan Pendekatan Perilaku (Behavioural Approach). Oikos: Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi, 2(1), 47–51.

Referensi

Dokumen terkait

So, there was the effect of Guided Discovery Learning Model on Student ’s Learning Outcomes of Linear Motion in Class X SMA Negeri 2 Pematangsiantar.. Based on observation

The visualization of descriptive analysis on students’ learning outcomes The visualization of the results in Figure 2 clearly shows that the implementation of e-learning supported

The results of hypothesis testing showed that Indonesian language learning outcomes between groups taught with the module learning method were higher than the group of students taught

This study aims to determine the increase in student learning outcomes in the main idea material through differentiated learning with the Problem Based Learning PBL model.. This type

The results of this research obtained, that the discovery learning model is effectively used in physics learning against student learning outcomes in the aspect of learning within an

Based on the results of descriptive statistical analysis of the learning outcomes of class X MIA 1 as the experimental group taught with e- Magazine on the Discovery Learning model and

CONCLUSION The average value of cognitive learning outcomes obtained by MA students in class XI Nizhamiyah Ploso through the application of discovery learning models assisted by

2 2022 IMPLEMENTATION OF DISCOVERY LEARNING USING WEBBED AND SHARED TYPES IN IMPROVING STUDENT LEARNING OUTCOMES DOI: https://doi.org/10.54443/ijerlas.v2i2.236 334 International