• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disetujui Pembimbing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Disetujui Pembimbing "

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Pernyataan tersebut mempunyai dua permasalahan yaitu: Apa saja nilai-nilai sufi dalam kisah Aṣḥāb al-Kahfi dari sudut pandang Imam al-Alusi? Tujuan penelitian adalah: 1) menganalisis nilai-nilai sufi dalam kisah Aṣḥāb al-Kahfi dari sudut pandang Imam al-Alusi, 2).

PENDAHULUAN

Qaṣaṣ mempunyai keistimewaan tersendiri, cerita yang baik dan penuh perhatian akan populer dan mudah menembus kedalaman jiwa manusia. Cerita-cerita dalam Al-Qur'an mempunyai dua ciri dan ciri yang unik: Ciri-ciri yang pertama adalah cerita-cerita dalam Al-Qur'an memperhatikan aspek kebenaran dan fakta untuk membuktikan realitasnya, bukan sekedar dongeng.

صَصَقْلا

للا

زْ يِزَعْلا

  • Fokus Kajian
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Definisi Istilah 1. Sufistik
  • Sistematika Penelitian

Kedua ayat ini menjelaskan bahwa kisah-kisah Al-Qur'an adalah kisah nyata yang kebenarannya telah dijamin oleh Allah. 6Syahruddin el-Fikri, Tempat Dalam Al-Qur'an: Dari Perang Daud Melawan Jalut Hingga Gua Aṣḥāb al-Kahfi (Jakarta: Republika.

Kajian Teori 1. Tafsir Sufistik

Tafsir Sufi Nażary dibangun atas dasar pengetahuan ilmiah sebelumnya yang ada pada diri para sufi, yang kemudian menafsirkan Al-Qur'an, yang dijadikan landasan tasawufnya. Tafsir sufi Al-Ghazali juga menjelaskan bahwa “makna literal teks” (eksoteris) tidak boleh lepas dari “makna batin teks”. Lebih lanjut Al-Ghazali mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW, “Al-Qur’an mempunyai makna lahiriah dan batiniah, ada permulaan dan ada akhir.

Oleh karena itu, al-Ghazali dalam karyanya Jawahirul Qur’an berusaha menyeimbangkan makna eksternal dan internal Al-Qur’an.22. Imam al-Ghazali menegaskan, tidak ada larangan menafsirkan Al-Qur'an dengan tafsir sufi jika ingin menunjukkan kekayaan makna Al-Qur'an sebatas makna dengan simbol atau tanda. Menurut teori Al-Ghazali, proses ta’wil dari zahir hingga Al-Qur’an dapat dilakukan secara terus menerus (istikomah) pada jalan yang lurus dan melalui Suluk menuju Allah.

Cara ini menjadi bukti bahwa epistemologi al-Ghazali berbeda dengan yang dikembangkan oleh orang-orang yang tidak bersalah. 24 Wahyudi, Tafsir Sufi: Analisis Epistemologis Ta'wil al-Ghazali dalam Kitab Jawahir al-Qur'an, Jurnal Ushuluddin Vol.

Sumber Data

Pendekatan historis terhadap kajian Islam ini merupakan upaya sistematis untuk mengenali, memahami dan mendiskusikan secara mendalam kompleksitas atau permasalahan yang berkaitan dengan kajian Islam (agama Islam). Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan, karena data yang digunakan secara umum dan terutama adalah data tertulis berupa buku, artikel, dan lain-lain.

Teknik Pengumpulan Data

Teknis Analisis Data

  • Pengumpulan data (Data Collection)
  • Reduksi data (Data Reduction)
  • Penyajian data (Data Display)
  • Verifikasi

Penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian atau narasi singkat guna mengetahui hasil penelitian yang lebih efektif, yaitu dengan menyajikan data tafsir tasawuf, kisah Aṣḥāb al-Kahfi dan Imam al-Alusi, khususnya dari sudut pandang interpretatif, sehingga agar peneliti dapat dengan mudah memahami, apa yang terjadi, dan dengan mudah dapat merencanakan penelitian selanjutnya berdasarkan tafsir sufi terhadap kisah Aṣḥāb al-Kahfi yang diuraikan dari berbagai bahan yang dikumpulkan. Teknik terakhir dalam analisis data adalah verifikasi, yaitu tahap lanjutan untuk menarik kesimpulan dari temuan data. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji data yang diperoleh untuk menghasilkan kesimpulan yang kredibel.26.

Dalam membentangkan tafsir, pengkaji mengemukakan tafsiran ayat, ditambah dengan asbabun nuzul dan pendapat Imam al-Alusi dan ulama lain, serta hadis-hadis yang berkaitan dengan tema kajian.

Keabsahan Data

  • Biografi Al-Alusi
  • Metode Penafsiran
  • Sumber-sumber Penafsiran
  • Corak Sistematika Penulisan

Nama al-Alusi berasal dari kata Alus yang mengacu pada lokasinya di tepi barat sungai Efrat antara kota Abu Kamal dan Ramadi. Imam al-Alusi mulai menghafal Al-Qur'an selama lima tahun di bawah bimbingan Syekh al-Mala Husain. Banyak orang yang tertarik karena al-Alusi sebagai seorang guru sangat memperhatikan kebutuhan murid-muridnya.

Sejak kecil Al-Alusi gemar mengarang, dan salah satu kitab hebat yang ditulisnya dan sangat fenomenal bagi generasi sekarang adalah kitab Ruḥ Al-Ma'ānī. Oleh karena itu, Tafsir Ruh al-Ma’ānī lebih terkenal dengan gaya ‘isyārī, padahal al-Alusi lebih menggunakan pendekatan linguistik dibandingkan ‘isyārī. Tafsir al-Alusi tergolong tafsir bil-Ra'yi karena penafsirannya diatur oleh ijtihad atau ra'yi.

32 Rusydiah, Penerapan Metode Tafsir Al Alusi “Rūḥ Al-Ma’ānī fi tafsir al-qur’an al-azhim wa sab’il matsani”, Jurnal Pemikiran Islam, Vol. Dalam pemaparannya, al-Alusi cenderung menjelaskan makna ambigu dari istilah-istilah terkait Lafadz.

Nilai-nilai Sufistik dalam Kisah Aṣḥāb al-Kahfi Perspektif Imam al- Alusi

فْهَكْلا

مْيِق رلاَواْوُ ناَك

نِماَنِتٰيٰا

ةَيْ تِفْلا

اَن بَراَنِتٰا

ئِّيَى واَنَل

فْهَكْلا َِّف

ذِا اْوُماَق

تٰوٰم سلا

اَنْلُ قاًذِا

نِموِنْوُد

ىٰرَ تْ فا ىَلَع

للاوْأَف

نِّموِتَْحْ ر

سْم شلااَذِا

تاَذ

يِمَيْلااَذِاَو

لاَمِّشلا

دَتْهُمْلا

اًظاَقْ يَا

يِمَيْلا

تاَذَو

وْيَعاَرِذ

تْعَل طا

مُهْ نِم اًراَرِف

مُهْ نِماًبْعُر

لاَق

مْوَ ياْوُلاَق

مَلْعَااَِبِ

ةَنْ يِدَمْلا

اَه يَاىٰكْزَا

ةَعا سلا

نْوُعَزاَنَ تَ ي

ناَيْ نُ ب

نْيِذ لا

مُهُعِبا ر

مُهُسِداَس

راَُتُ

ء ۤاَرِماًرِىاَظ

لِعاَف

رُكْذاَو ۚ

لُقَوى ٰسَع

نِماَذٰى

ةَئاِم

رِصْبَاوِب

Munasabah Surah al-Kahfi merupakan salah satu surah Al-Qur'an yang diawali dengan hamdelah. Rangkuman rangkaian cerita Aṣḥāb al-Kahfi adalah: Latar belakang masuknya mereka ke dalam gua terdapat dalam surat al-Kahfi ayat 13-16. 40 Hilmah Latif, “Menelusuri Alur Penyajian dan Penggalan Kisah Aṣḥāb al-Kahfi dalam Al-Qur’an, Tafsari, Vol.4, No.

Ketika menjelaskan kisah Aṣḥāb al-Kahfi, Imam al-Alusi memetik pendapat Imam Al-Junaid, yang mengatakan bahawa Tuhan dalam ayat ini Menurut tafsiran Surah al-Kahfi, ayat 9 menggambarkan seorang pemuda yang beriman kepada Allah. SWT , dan Allah SWT memerintahkan pemuda itu bersembunyi di dalam sebuah gua untuk melindungi dirinya bagi menyelamatkan dirinya. Maka Kami tutup telinga mereka dalam gua itu selama bertahun-tahun.” (QS. Al-Kahfi Ayat 11).47.

Barangsiapa yang disesatkan-Nya, niscaya kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya." (QS. Al-Kahfi Ayat 17). 50. Menurut al-Alusi, apabila pemuda-pemuda aṣḥāb al-kahfi berada di dalam gua, cahaya yang masuk ke dalam gua tidak bertambah dan tidak berkurang.

نْيِذ لااْوُ بَلَغ

Konon ayat tersebut menggambarkan anjingnya sedang tidur dan tidak bertingkah, yang bisa diartikan bahwa jiwa anjingnya telah berevolusi untuk mampu menaati segala keadaan dan melindunginya dari hal-hal yang merugikannya. Artinya, Allah SWT berfirman, ketika kalian melihat pakaian yang Aku kenakan dari tempat kalian berada, maka kalian akan tunduk dan taat kepada Yang Mulia. Ketika Musa melarikan diri setelah melihat tongkat itu, Aku mengubahnya menjadi ular hidup, menunjukkan kemuliaan dan keagungan-Ku.

Karena kehebatan kita terlihat dalam perumpamaan yang sebenarnya ini, maka pelarian inilah yang menjadi kenyataan kita. Maka demikianlah Kami kumpulkan para pemuda aṣḥāb al-kahf di antara umat manusia agar mereka mengetahui bahwa janji Allah itu benar dan bahwa kebenaran hari kiamat tidak ada keraguan sedikit pun, dan agar orang-orang yang tidak beriman kepada Allah datangnya Hari Kebangkitan Manusia dan yang mengatakan, bahwa yang dibangkitkan “kelak hanya ruhnya dan bukan jasadnya,” jelas al-Alusi dalam tafsirnya. Terakhir, kami mengumpulkan para pemuda aṣḥāb al-kahf untuk memberikan bukti nyata dan bukti hidup bahwa Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta langit dan bumi, berkuasa untuk membangkitkan kembali para pemuda aṣḥāb al-kahf setelah mereka tertidur selama tiga tahun. . berabad-abad dalam tubuh utuh mereka.

Dapat disimpulkan bahwa nilai sufi yang terkandung dalam ayat ini adalah nilai Aqidah yang menjelaskan keimanan terhadap janji Allah mengenai hari kiamat.55.

تٰوٰم سلا َّ

Mencermati tafsir al-Alusi, dapat diambil salah satu nilai sufi yaitu nilai aqidah (iman), dimana keyakinannya hanya Allah yang mengetahui berapa lama pemuda tersebut berada di dalam gua. Nilai aṣḥābul al-Kahfi Aqidah dalam surat al-Kahfi terdapat pada ayat ke-9 yaitu mengimani kisah nyata kekuasaan Allah SWT yang mengutus generasi muda untuk tinggal di gua. Ayat ke 10 ini menggambarkan pemuda yang mencari perlindungan Allah dengan berdoa kepada Allah memohon rahmat dan bimbingan.

Karena Keesaan Allah, mereka bisa tidur selama beberapa tahun tanpa makan atau minum atau mendengar suara apapun di dalam atau di luar gua tempat mereka tinggal. Karena Keesaan Allah, mereka bisa tidur selama beberapa tahun tanpa makan atau minum atau mendengarkan suara-suara di dalam atau di luar gua tempat mereka tinggal. Ayat ke-13 ini menceritakan tentang keimanan Nabi Muhammad kepada Allah, dan Nabi juga mengimani semua kisah itu. tentang Aṣḥāb al-Kahfi sebagaimana yang difirmankan Allah SWT kepadanya adalah benar adanya.

Kepada Allah atas segala petunjuk-Nya yaitu mengenai pemuda-pemuda yang ditidurkan Allah dengan cara menjungkirbalikkan badannya dan menempatkan anjing-anjing sebagai penjaganya di dalam gua, dijelaskan pada ayat 18. Dan ayat 26 menjelaskan tentang keimanan bahwa Allah Maha Mengetahui, berapa lama para pemuda itu tinggal di dalam gua.

فْهَكْلا َّ

Relevansi Nilai-nilai Sufistik dari Kisah Aṣḥāb al-Kahfi dalam Perbaikan Moral Umat

Seperti kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendukung nilai-nilai akidah Islam, kurangnya masyarakat yang mengingatkannya. Menurut Imam al-Alusi, makna keimanan yang sebenarnya dalam surat al-Kahfi adalah keimanan yang tidak ada keraguan dalam hati dan dalam amal dan perbuatan yang dilakukan, termasuk jihad nyawa dan harta. Percaya pada hati saja tidak cukup untuk menjadi orang yang beriman; hal itu juga harus ditunjukkan dengan tindakan nyata dalam kehidupan setiap orang.

Hal di atas sesuai dengan pandangan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah yang memandang keimanan sebagai sesuatu yang perlu. Sebab di lubuk hati dan jiwa terdapat kendali sadar yang memandu seluruh aspek kehidupan.

بٰتِكْلاَو

يِذ لا َّ

مْوَ يْلاَو

Al-Quran sebagai sumber segala ilmu telah menyebut perkataan sabar dalam banyak surat dan ayat. Menurut ulama, perkataan sabar disebut dalam al-Quran lebih daripada 70 ayat atau lebih daripada 100 perkataan. Ulama berbeza pendapat tentang bilangan ayat pesakit atau perkataan sabar dalam al-Quran.

Abû Hâmid al-Ghazâlî, menyebutkan kata sabar dalam Al-Qur'an lebih dari 70 tempat.Adanya perbedaan yang terjadi antar ulama dalam menentukan jumlah kata sabar yang tertulis dalam Al-Qur'an, menurut al-Qardhawi, bukan berarti ada kontradiksi dalam Al-Qur'an itu sendiri. 73Sopyan Hadi, Konsep Kesabaran dalam Al-Qur'an, Jurnal Madani: Sains, Teknologi dan Humaniora, Vol. Karena kedudukannya yang penting dalam Islam, para ulama telah lama mencurahkan banyak perhatiannya untuk mempelajari hakikat kesabaran dalam Al-Qur'an.

Sehingga Muhammad Rasyid Ridha berkata: "Tidak ada watak utama lain di dalam al-Quran yang disebut seperti sabar. Terdapat keyakinan yang mendalam di dalam hati orang-orang yang bertawakkal kepada Allah SWT bahawa segala sesuatu di tangan-Nya dan menurut perintahNya.

PENUTUP

Saran

Bagi pengkaji selanjutnya boleh meneliti nilai-nilai sufi tafsir al-Alusi dari premis bahawa gaya tafsir yang digunakan untuk mentafsirkan al-Quran adalah sufi. Al-Tashil li Ta'wil al-Tanzil, Tafsir Surah al-Fatihah wa al-Baqarah, Midgamr, Mesir: Maktabah al-Huda. Tapak Dalam Al-Quran: Dari Perang Daud Melawan Jalut Hingga Gua Ashabul Kahfi", Jakarta: Penerbit Republika.

Menelusuri Alur Penyajian dan Penggalan Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur'an", Tafseree, Jilid 4, No. Setiawan Dede & Mufarihah Silmi, Tawakal dalam Al-Qur'an dan Implikasinya Menghadapi Pandemi Covid-19, Jurnal Kajian Al-Qur'an Vol.

BIOGRAFI PENULIS

Identitas Mahasiswa

Riwayat Pendidikan Formal

Referensi

Dokumen terkait