• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

N/A
N/A
subiantoro 810

Academic year: 2023

Membagikan "Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Nama Dosen/Tutor : Pak Subiantoro,M.Pd

Nama Mahasiswa : DWI PRASETYO Program Studi : Teknologi Pendidikan

NIM : 050402629

UPBJJ : Bandar Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FKIP UNIVERSITAS TERBUKA

TAHUN 2023

(2)

JAWABAN:

(1.) Ibadah dalam Islam dapat dibagi menjadi dua bentuk utama: ibadah mahdlah (ibadah yang ditetapkan) dan ibadah ghairu mahdlah (ibadah yang tidak ditetapkan). Berikut penjelasan serta contoh masing-masing jenis ibadah:

1. Ibadah Mahdlah (Ibadah yang Ditetapkan):

- Ibadah mahdlah adalah ibadah yang ditetapkan atau diatur secara spesifik oleh ajaran agama Islam, baik dalam Al-Quran maupun dalam Hadis (tradisi Nabi Muhammad SAW).

- Ibadah jenis ini memiliki aturan dan tata cara yang jelas yang harus diikuti oleh umat Islam. - Ibadah mahdlah melibatkan ibadah-ibadah pokok seperti salat (shalat), puasa, zakat, haji, dan lain-lain.

Contoh ibadah mahdlah:

- Salat (Shalat): Salat adalah ibadah harian yang melibatkan rukun-rukun dan gerakan- gerakan yang telah ditentukan seperti ruku' (menunduk), sujud (bersujud), dan berdiri, serta dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan.

2. Ibadah Ghairu Mahdlah (Ibadah yang Tidak Ditetapkan):

- Ibadah ghairu mahdlah adalah ibadah yang tidak memiliki aturan yang khusus dan tidak diatur secara spesifik dalam ajaran Islam. Ini mencakup berbagai bentuk ibadah yang bukan termasuk dalam kategori ibadah pokok dan tidak memiliki tata cara yang ketat

- Ibadah ini melibatkan berbagai tindakan baik hati dan kebaikan yang bisa dilakukan sehari-hari untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Contoh ibadah ghairu mahdlah

- Sedekah: Memberikan sedekah kepada yang membutuhkan adalah tindakan ibadah yang dapat dilakukan kapan saja dan dalam bentuk apapun. Ini tidak memiliki aturan spesifik tentang jumlah atau jenis harta yang harus diberikan, meskipun dianjurkan untuk memberikan dengan ikhlas.

Ibadah mahdlah memiliki aturan yang jelas dan merupakan kewajiban bagi umat Islam, sementara ibadah ghairu mahdlah adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui tindakan-tindakan baik dan moral yang menggambarkan nilai-nilai agama. Keduanya penting dalam kehidupan seorang Muslim, dan keseimbangan antara keduanya adalah bagian penting dari praktik keagamaan.

(2.) Proses penciptaan manusia dalam Al-Qur'an dijelaskan dalam beberapa ayat, dan salah satu ayat yang paling terkenal yang menjelaskan penciptaan manusia adalah ayat Al-Qur'an dalam Surah Ad-Dhariyat (51:56). Ini adalah salah satu ayat yang menjelaskan tahapan penciptaan manusia:

Ayat (Surah Ad-Dhariyat, 51:56):

اَمَو

ُتْقَلَخ

ّنِجْلا

َسنِ ْلاَو

ّلِإ

ِنوُدُبْعَيِل

Tafsir (Penjelasan):Ayat ini berarti, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." Ayat ini menegaskan bahwa tujuan utama penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Manusia memiliki peran khusus dalam

(3)

penciptaan ini, yaitu sebagai khalifah di bumi dan sebagai makhluk yang diberi akal untuk mengenali dan beribadah kepada Allah.

Proses penciptaan manusia menurut Al-Qur'an melibatkan beberapa tahapan yang dijelaskan dalam berbagai ayat, meskipun tidak semua tahapannya diberikan secara kronologis. Beberapa ayat mencakup elemen-elemen berikut:

1. Penciptaan dari Tanah (Tanah Liat): Dalam beberapa ayat, manusia dijelaskan sebagai diciptakan dari tanah atau tanah liat, seperti yang dijelaskan dalam Surah Al-Mu'minun (23:12) dan Surah As-Saffat (37:11). Tanah melambangkan unsur fisik manusia.

2. Nafas Roh (Ruh): Allah menciptakan manusia dengan memberikan nafas roh ke dalam tubuhnya. Ini adalah elemen ilahi dalam penciptaan manusia, yang dijelaskan dalam beberapa ayat, meskipun secara spesifik tidak ada ayat yang mencantumkan tahapan ini secara rinci.

3. Kemampuan Berpikir (Aqal): Manusia diberi kemampuan berpikir, merenung, dan memahami, yang membuatnya khalifah di bumi. Ayat-ayat seperti Surah Al-Baqarah (2:164) dan Surah Al-Mulk (67:15) menekankan akal sebagai anugerah Allah kepada manusia.

4. Kewajiban Beribadah: Seperti yang disebutkan dalam ayat di atas (Surah Ad-Dhariyat, 51:56), tujuan utama penciptaan manusia adalah beribadah kepada Allah. Ini adalah

panggilan untuk manusia untuk menjalani hidupnya dengan taat kepada Allah dan mengabdi kepada-Nya.

Tahapan penciptaan manusia dalam Al-Qur'an lebih menekankan aspek-aspek makhluk manusia, baik fisik maupun spiritual, serta perannya dalam mencapai tujuan utama, yaitu beribadah kepada Allah dan menjalankan kewajiban sebagai khalifah di bumi.

(3.) Al-Quran, kitab suci agama Islam, menggunakan beberapa istilah untuk menyebut manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut manusia antara lain:

1. Bani Adam: Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada keturunan Adam, yaitu manusia.

Bani Adam sering digunakan dalam konteks untuk mengingatkan manusia akan asal-usul mereka yang berasal dari Adam dan Hawa.

2. Insan: Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki akal, budi, dan fitrah yang suci. Al-Quran sering menggunakan kata "insan"

untuk menggambarkan manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi moral dan spiritual.

3. Khalifah: Manusia dianggap sebagai khalifah di bumi, yang berarti mereka adalah pemimpin atau wakil Allah di muka bumi ini. Tugas mereka adalah untuk menjaga dan memelihara alam semesta serta berperilaku dengan baik dan adil.

4. Ibadi: Dalam beberapa ayat, Al-Quran merujuk kepada orang-orang beriman sebagai

"ibadi" Allah, yang berarti hamba-hamba Allah. Ini menggarisbawahi hubungan manusia dengan Allah dan tanggung jawab mereka untuk beribadah kepada-Nya.

5. An-Nas: Terdapat kata "An-Nas" dalam Al-Quran yang merujuk kepada manusia secara umum. Misalnya, dalam Surah An-Nas, manusia dipanggil "An-Nas" yang berarti "manusia"

atau "orang-orang."

(4)

6. Bashar: Istilah ini digunakan dalam beberapa ayat Al-Quran untuk merujuk kepada manusia sebagai makhluk daging dan darah. Ini mengingatkan manusia akan keterbatasan fisik mereka dan kebutuhan untuk mematuhi perintah Allah.

7. Abdullah: Ini adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada seorang hamba Allah.

Nama-nama seperti Abdullah (hamba Allah) atau Amatullah (hamba Allah, wanita) sering digunakan oleh umat Islam sebagai bentuk penghormatan dan tunduk kepada Allah.

Istilah-istilah ini digunakan dalam Al-Quran untuk menggambarkan peran, hubungan, dan karakteristik manusia dalam perspektif Islam. Al-Quran sering mengajak manusia untuk merenungkan kodrat mereka sebagai khalifah di bumi dan untuk menjalankan perintah Allah dengan kebijaksanaan, keadilan, dan ketaqwaan.

(4.) Dalam Islam, manusia dianggap sebagai khalifah (pemimpin, wakil, atau penguasa) di bumi, dan oleh karena itu, mereka memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk menjalankan peran ini dengan baik. Untuk merealisasikan peran sebagai khalifah, manusia dapat mengambil langkah-langkah berikut:

1. Pemahaman tentang Tugas: Pertama-tama, manusia perlu memahami tugas dan tanggung jawab mereka sebagai khalifah di bumi. Ini termasuk menjaga dan memelihara alam semesta, berperilaku adil, dan merawat kebaikan di muka bumi.

2. Ketaqwaan kepada Allah: Ketaqwaan adalah pondasi utama dalam menjalankan peran sebagai khalifah. Manusia harus selalu sadar akan keberadaan Allah, patuh terhadap perintah-Nya, dan menjauhi yang dilarang-Nya. Ini mencakup menjalankan ibadah, berdoa, dan mengikuti ajaran agama dengan sungguh-sungguh.

3. Tindakan Kebaikan: Khalifah seharusnya aktif dalam melakukan tindakan kebaikan. Ini bisa termasuk beramal, memberikan sedekah, menolong sesama manusia, menjaga lingkungan, dan melakukan perbuatan baik lainnya yang memberi manfaat kepada sesama makhluk Allah dan alam semesta.

4. Merawat Alam Semesta: Salah satu tugas khalifah adalah merawat alam semesta.

Manusia seharusnya berperilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan, menjaga keanekaragaman hayati, dan menghindari perilaku merusak alam.

5. Keadilan dan Kepemimpinan Yang Baik: Manusia seharusnya menjalankan peran kepemimpinan dan keadilan di masyarakat. Mereka harus berperilaku adil dalam hubungan dengan sesama manusia, tanpa memandang suku, ras, agama, atau kelas sosial.

6. Pendidikan dan Pengetahuan: Pendidikan dan pengetahuan adalah kunci untuk memahami dunia dan tugas sebagai khalifah. Manusia harus belajar tentang ilmu pengetahuan, etika, dan agama untuk dapat menjalankan peran mereka dengan baik.

7. Doa dan Refleksi: Manusia juga seharusnya rajin berdoa dan merenungkan tugas mereka sebagai khalifah. Doa dapat membantu memperkuat ikatan spiritual dengan Allah dan memberikan panduan dalam menjalankan peran ini.

8. Kesadaran Sosial: Membangun kesadaran sosial tentang tanggung jawab sebagai khalifah adalah penting. Ini mencakup pemahaman tentang masalah sosial dan upaya untuk mengatasi ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan penderitaan manusia di seluruh dunia.

(5)

9. Kerja Sama dengan Sesama: Manusia seharusnya bekerja sama dengan sesama manusia untuk mencapai tujuan bersama dalam menjalankan peran sebagai khalifah. Ini melibatkan kolaborasi, solidaritas, dan mendukung upaya-upaya kebaikan bersama.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, manusia dapat lebih baik merealisasikan peran sebagai khalifah di bumi sesuai dengan ajaran Islam. Mereka dapat berkontribusi untuk menjaga keseimbangan alam semesta, memajukan kebaikan, dan merawat penciptaan Allah dengan baik.

(5.) Islam mengajarkan prinsip-prinsip yang bertujuan untuk menegakkan masyarakat yang beradab (madani) dan sejahtera (maslahah). Beberapa prinsip kunci untuk mencapai tujuan ini dalam Islam adalah:

1. Tauhid (Kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa): Prinsip utama dalam Islam adalah kepercayaan kepada Allah yang tunggal. Ini menciptakan dasar moral dan etika yang kuat, karena individu dan masyarakat diharapkan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Keadilan (Adil dan Merata): Keadilan adalah prinsip dasar dalam Islam. Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus didasarkan pada prinsip keadilan yang merata. Ini termasuk keadilan dalam hukum, ekonomi, dan perlakuan terhadap semua warga.

3. Kesejahteraan (Maslahah): Islam mendorong kesejahteraan umum. Prinsip ini

melibatkan upaya untuk memastikan kesejahteraan semua anggota masyarakat, termasuk hak-hak dasar seperti makanan, pakaian, perumahan, dan pendidikan

4. Hormat dan Keberagaman: Islam mendorong hormat terhadap semua anggota masyarakat, tanpa memandang agama, ras, suku, atau status sosial. Prinsip ini mempromosikan harmoni dan toleransi dalam masyarakat.

5. Ketegasan Etika: Etika dan moral yang baik adalah prinsip penting dalam Islam.

Masyarakat yang beradab dan sejahtera harus mengedepankan integritas, jujur, dan etika yang baik dalam semua aspek kehidupan.

6. Pendidikan dan Pengetahuan: Islam menekankan pentingnya pendidikan dan

pengetahuan. Masyarakat yang beradab harus aktif dalam pendidikan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota masyarakat.

7. Kerja Sama dan Solidaritas: Islam mendorong kerja sama dan solidaritas antara anggota masyarakat. Individu dan kelompok harus bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama yang meningkatkan kesejahteraan semua.

8. Perlindungan Lingkungan: Masyarakat yang beradab harus merawat alam dan lingkungan. Islam mengajarkan perlindungan alam dan larangan perusakan lingkungan.

9. Kehidupan Seimbang: Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan. Ini termasuk menjaga keseimbangan antara ibadah dan kehidupan dunia, antara pekerjaan dan waktu luang, dan antara hak individu dan hak masyarakat.

10. Kepemimpinan yang Adil: Pemimpin dalam masyarakat harus adil, bertanggung jawab, dan mengedepankan kepentingan umum. Islam mendorong pemimpin untuk melayani dan melindungi masyarakat dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Suspense, Curiosity, and Surprise: How Discourse Structure Influences The Affective and Cognitive Processing of a Story.. Departments of Business Communication Nijmegen University