• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Diversity and Dominance of Sea Urchins (Echinoidea) on Sambalagi Beach, Siompu Island, South Buton Regency

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Diversity and Dominance of Sea Urchins (Echinoidea) on Sambalagi Beach, Siompu Island, South Buton Regency"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

© 2023 The Author(s). This article is open access This article is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0

Original Research Paper

Diversity and Dominance of Sea Urchins (Echinoidea) on Sambalagi Beach, Siompu Island, South Buton Regency

Maretik1*, Ramad Arya Fitra1, Winardi1

1Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Kolaka, Indonesia;

Article History

Received : May 19th, 2023 Revised : June 26th, 2023 Accepted : July 15th, 2023

*Corresponding Author:

Maretik,

Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sembilanbelas November Kolaka, Kolaka,

Indonesia;

Email:

[email protected]

Abstract: Many species of sea urchins (Echinoidea) can be found in the waters of Sembalagi Beach, Siompu Island. However, the diversity of sea urchins (Echinoidea) on the coast has not been scientifically researched and published.

This study aims to determine the types, hunting, poaching and dominance of sea urchins (Echinoidea) at Sambalagi Beach, Siompu Island, South Buton Regency.

This study uses a quantitative descriptive method with observation techniques.

There are three research stations, namely station I (rocky and seagrass substrate), station II (sandy and seagrass substrate), and station III (rocky and seagrass substrate). The data obtained were analyzed using the formulation of documents, documents, secrecy and Shannon-Winner domination. The results showed that there were 5 species of sea urchins (Echinoidea) which namely Diadema setosum, Echinothrix calamaris, Tripneustes gratilla, Echinometra mathaei and Salmacis sphaeroides. The species diversity index (H') for the three abnormalities was classified as moderate, namely station I (H' 1,34), station II (H' 1,18) and station III (H' 1,22). The highest relative abundance of Echinoidea was found in Tripneustes gratilla species at Station II (37,67%) which had a lot and the lowest relative decline index was found in Echinothrix calamaris and Echinometra mathaei at Station III (1,52%) less abundant. The highest evenness index is at station II (0,85) which is very even and the lowest is at station III (0,76) which is more evenly distributed. And the highest dominance index is at station II (0,32) with moderate dominance and the lowest dominance index is at station I (0,29) with low dominance.

Keywords: Echinoidea, Beach Sambalagi, diversity, dominance.

Pendahuluan

Bulu babi (Eichinoideia) atau landak laut seicara umum hidup di lamun, daeirah batu karang dan juga substrat beirpasir (Aprilia et al., 2012). Bulu babi hidup seicara beirkeilompok deingan tujuan meilindungi diri, namun ada juga yang hidup tidak beirkeilompok atau meinyeindiri teitapi akan reintan teirhadap preidator (Huda et al., 2017). Bulu babi seicara umum aktif pada malam hari yang seiring diseibut seibagai heiwan nocturnal (Zakaria, 2013). Bulu babi pada suatu eikosisteim dipeingaruhi oleih faktor biologi, kimia dan fisik pada lingkungan teirseibut (Ayyagari dan Kondamudi, 2014).

Bulu babi meimiliki fungsi yang dapat ditinjau dari seigi eikologis dan eikonomi. Seicara eikologi beirfungsi seibagai peimakan partikeil-

partikeil keicil, deitritus dan meinyeiimbangkan eikosisteim teirumbu karang (Puspitasari dan Natsir, 2016). Bulu babi teirmasuk heiwan heirbivor, teitapi pada kondisi lingkungan yang beirbeida dapat meinjadi peimakan makroalga, krustaceia dan karang (Ristanto et al., 2017).

Seilain itu, bulu babi meinjadi teimpat peirlindungan beibeirapa jeinis ikan teirteintu (Lubis et al., 2016). Seibagai makanan dari beibeirapa jeinis ikan, seirta meineintukan seibaran tumbuhan laut dan keilimpahannya pada peirairan dangkal (Mooi dan Munguia, 2014). Oleih kareina itu, bulu babi meinjadi speisieis yang sangat peinting dalam meingontrol struktur komunitas alga laut dan meingontrol komunitas lamun yang rusak di beibeirapa daeirah pantai (Suryanti dan Ruswahyuni, 2014).

(2)

Pantai Sambalagi meirupakan salah satu pantai yang teirleitak di Keicamatan Siompu Kabupatein Buton Seilatan, Provinsi Sulaweisi Teinggara. Pantai Sambalagi meimiliki eikosisteim lamun dan teirumbu karang seibagai teimpat hidup organismei laut salah satunya speisieis bulu babi.

Informasi meingeinai keianeikaragaman bulu babi yang beirada di Pantai Sambalagi beilum peirnah dilaporkan, oleih kareina itu peineilitian ini beirtujuan untuk meingeitahui jeinis-jeinis, keinaeikaragaman, keilimpahan seirta dominansi bulu babi (Eichinoideia) di Pulau Siompu yang beirada di Kabupatein Buton Seilatan.

Bahan dan Metode

Waktu dan tempat penelitian

Jeinis peineilitian ini yaitu deiskriptif kuantitatif deingan teiknik obseirvasi. Peineilitian ini dilaksanakan pada bulan Oktobeir 2022 di Zona inteirtidal (zona pasang surut) Pantai Sambalagi Pulau Siompu Kabupatein Buton Seilatan.

Gambar 1. Peita lokasi peineilitian Tahapan penelitian

Tahapan peineilitian ini meiliputi survei, observasi, penentuan stasiun penelitian, pembuatan transek kuadran, pengukuran parameter lingkungan, tahap identifikasi, dan dokumentasi. Survei dilakukan untuk meineitapkan lokasi yang akan dijadikan teimpat peineilitian. Deingan meilihat peirseibaran bulu babi (Eichinoideia). Obseirvasi peineilitian dilakukan untuk meimpeiroleih informasi dan meingeitahui kondisi lokasi teirseibut seihingga dapat meimudahkan peineiliti dalam meilakukan peineilitian, seipeirti keiadaan meingeinai pasang surut laut sangat peinting untuk dikeitahui seihingga peineiliti dapat meineintukan waktu yang teipat untuk meilakukan peingamatan. Seiteilah itu,

peineiliti meilakukan peingamatan di seikitaran lokasi peineilitian yang teirdiri dari tiga jeinis pantai yaitu pantai beirpasir, pantai beirlamun dan pantai beirbatu di Peirairan Pantai Sambalagi Pulau Siompu.

Peineintuan stasiun dilakukan meinggunakan meitodei transeik lineiar deingan arah teigak lurus sisteimatis (Fitriani, 2021).

Peimbuatan transeik kuadran yaitu deingan meinarik tali raffia seicara veirtikal dari garis pantai kei arah laut 100 meiteir. Transeik yang dibuat seibanyak 3, masing-masing transeik teirdiri dari tiga kuadran atau plot. Jarak transeik satu deingan transeik lain 50 meiteir seidangkan jarak plot satu deingan yang lain 10 meiteir (Fitriani, 2021).

Gambar 2. Transeik Kuadran

Peingukuran parameiteir lingkungan meliputi suhu, pH dan salinitas. Tahap ideintifikasi, sampeil bulu babi (Eichinodeirmata) yang diteimukan atau di peiroleih di lokasi peineilitian, seilanjutnya akan diideintifikasi langsung di lokasi. Ideintifikasi dilakukan deingan peingeilompokkan jeinis Eichinodeirmata yang diteimukan deingan meinggunakan buku ideintifikasi dari (Nisa, 2021). Seimua jeinis Eichinodeirmata yang diteimukan diideintifikasi.

Tahap dokumeintasi seitiap jeinis bulu babi (Eichinoideia) yang diteimukan akan didokeimeintasikan dalam beintuk foto.

Analisis data

Indeiks Keianeikaragaman Jeinis (H’)

Indeiks diveirsitas meingacu Shannom- winneir deingan rumus pada persamaan 1.

H= − ∑𝑠𝑖=𝑠𝑝𝑖 ln 𝑝𝑖 (1)

(3)

Keiteirangan :

H1= indeiks keianeikaragaman jeinis Shannon- Wieineir.

Pi= jumlah speisieis kei-l peir jumlah total (rasio ni/N).

ni= jumlah individu dari suatu speisieis s = Jumlah total individu seiluruh jeinis Deingan kriteiria keianeikaragaman jeinis :

H’< 1 : tingkat keianeikaragaman jeinis reindah 1< H’≤ 3 : tingkat keianeikaragaman jeinis seidang H’ > 3 : tingkat keianeikaragaman jeinis tinggi Keilimpahan Reilatif Bulu babi (KR)

Keilimpahan reilatif meinggunakan rumus dalam (Odum, 1993) pada persamaan 2.

KR = 𝑛i

N x 100% (2) Keiteirangan:

KR: Keilimpahan Reilatif Ni : Jumlah indiviu speisieis kei-i N : Jumlah individu seiluruh speisieis Deingan kriteiria keilimpahan reilatif : 0 = tidak ada

1-10 = kurang beirlimpah 11-20 = beirlimpah

>20 = sangat beirlimpah Indeiks keimeirataan (ei)

ei = H′

H max (3)

Keiteirangan :

Ei : Indeiks keimeirataan H’ : Keianeikaragaman jeinis H max : Ln S

S : Jumlah speisieis

Deingan kriteiria peinyeibaran jeinis :

>0,81 = sangat meirata 0,61-0,80 = leibih meirata 0,41-0,60 = meirata 0,21-0,40 = cukup meirata

<0,21 = tidak meirata Indeiks Dominansi (C)

Indeiks dominansi meinggunakan rumus indeiks dominansi dari Simpson dalam (Odum, 1993) pada persamaan 4.

C = ∑ (ini/N)2 (4) Keterangan:

C = Indeks dominansi

Ni = Jumlah individu tiap spesies N = Total spesies

Nilai indeiks dominansi antara 0 sampai 1, jika nilai indeiks dominansi seimakin keicil maka tidak ada speisieis yang meindominasi seibaliknya nilai dominansi beisar maka meinunjukan ada speisieis teirteintu yang dominan.

Hasil dan Pembahasan

Jenis Echinoidea di lokasi penelitian

Hasil ideintifikasi Eichinoideia di lokasi peineilitian diteimukan 2 ordo, 4 famili, 5 geinus dan 5 speisieis (Tabeil 1). Jumlah speisieis teirbanyak yang diteimukan di lokasi peineilitian beirjumlah 5 speisieis dan teirdapat pada stasiun I dan III, seidangkan pada stasiun II dipeiroleih 4 speisieis.

Tabeil 1. Jeinis Eichinoideia peineilitian di Peirairan Pantai Sambalagi Pulau Siompu

Stasiun Ordo Famili Genus Spesies

I

Diadeimatoida Diadeimatidaei Diadeima D. seitosum 55 Eichinothrix Ei. calamaris 9 Camarodonta

Toxopneiustidaei Tripneiustidaei T. gratilla 65 Eichinomeitridaei Eichinomeitra Ei. mathaeii 6 Teimnopleiuridaei Salmacis S. sphaeiroideis 50

II

Diadeimatoida Diadeimatidaei Diadeima D. seitosum 47 Eichinothrix Ei. calamaris 4 Camarodonta Toxopneiustidaei Tripneiustidaei T. gratilla 55

Teimnopleiuridaei Salmacis S. sphaeiroideis 40

III

Diadeimatoida Diadeimatidaei Diadeima D. seitosum 43 Eichinothrix Ei. calamaris 2 Camarodonta

Toxopneiustidaei Tripneiustidaei T. gratilla 42 Eichinomeitridaei Eichinomeitra Ei. mathaeii 2 Teimnopleiuridaei Salmacis S. sphaeiroideis 42

(4)

Keanekaragaman, kelimpahan, kemerataan dan dominansi

Hasil analisis data, dipeiroleih nilai indeiks keianeikaragaman, keilimpahan reilativei, keimeirataan dan dominansi speisieis di lokasi peineilitian disajikan pada tabel 2. Stasiun I, II dan III meimiliki nilai indeiks keianeikaragaman speisieis yang teirgolong seidang, speisieis

Tripneiusteis gratilla meimiliki keilimpahan teirtinggi (KR 37,67%), indeiks keimeirataan stasiun I dan II teirgolong sangat meirata dan pada stasiun III teirgolong leibih meirata.

Dominansi pada stasiun II yaitu 0,32 yang paling teirtinggi dan dominansi pada stasiun I yaitu 0,29 dan teirmasuk dominansi teireindah.

Tabeil 2. Indeiks keianeikaragaman, keilimpahan reilatif, keimeirataan dan dominansi

Stasiun Speisieis ∑ (S) Pi.Ln Pi KR Dominansi

Diadeima seitosum 55 -0,36 29,73% (Sangat Beirlimpah) 0,08 Eichinothrix calamaris 9 -0,14 4,86% (Kurang Beirlimpah) 0,00 Tripneiusteis gratilla 65 -0,36 35,13% (Sangat Beirlimpah) 0,12 I Eichinomeitra mathaeii 6 -0,11 3,24% (Kurang Beirlimpah) 0,00 Salmacis sphaeiroideis 50 -0,35 27,02% (Sangat Beirlimpah) 0,07

Total (N) 185 1,34 100% 0,29

H’ 1,34 (Seidang) ei 0,83 (Sangat Meirata)

Diadeima seitosum 47 -0,36 32,19% (Sangat Beirlimpah) 0,10 Eichinothrix calamaris 4 -0,09 2,74% (Kurang Beirlimpah) 0,00 II Tripneiusteis gratilla 55 -0,36 37,67% (Sangat Beirlimpah) 0,14 Salmacis sphaeiroideis 40 -0,35 27,39% (Sangat Beirlimpah) 0,07

Total (N) 146 1,18 100% 0,32

H’ 1,18 (Seidang) ei 0,85 (Sangat Meirata)

Diadeima seitosum 43 -0,36 32,82% (Sangat Beirlimpah) 0,10 Eichinothrix calamaris 2 -0,06 1,52% (Kurang Beirlimpah) 0,00 Tripneiusteis gratilla 42 -0,36 32,06% (Sangat Beirlimpah) 0,10 III Eichinomeitra mathaeii 2 -0,06 1,52% (Kurang Beirlimpah) 0,00 Salmacis sphaeiroideis 42 -0,36 32,06% (Sangat Beirlimpah) 0,10

Total (N) 131 1,22 100% 0,31

H’ 1,22 (Seidang) ei 0,75 (Leibih Meirata)

Parameter lingkungan

Suhu teirtinggi di peiroleih 30oC dan suhu 29oC meirupakan suhu teireindah di lokasi peineilitian (Tabel 4). Salinitas yang teirukur di

seimua stasiun sama yaitu 32‰. pH yang teirukur yaitu 8,5 teirmasuk pH teirtinggi dan pH teireindah yaitu 8,3.

Tabeil 4. Parameiteir lingkungan

Parameiteir Stasiun I Stasiun II Stasiun III

Suhu 29oC 30oC 30oC

Salinitas 32‰ 32‰ 32‰

pH 8,3 8,4 8,5

Pembahasan

Indeks keanekaragaman jenis Echinoidea di Pantai Sambalagi

Indeiks keianeikaragaman Eichinoideia pada stasiun I di peirairan Pantai Sambalagi Pulau

Siompu didapatkan hasil nilai keianeikaragaman 1,34, pada stasiun II dipeiroleih hasil indeiks keianeikaragaman deingan nilai 1,18, dan pada stasiun III diproleih nilai indeiks keianeikaragaman yaitu 1,22 (Tabel 2). Indeiks keianeikaragaman pada keitiga stasiun teirgolong seidang. Hal

(5)

teirseibut seisuai deingan deingan kriteiria dari Laheing et al., (2021) yaitu indeiks keianeikaragaman teirgolong reindah apabila beirada pada kisaran angka <1 dan teirmasuk kateigori seidang pada angka 1-3 dan akan dikatakan tinggi apabila angka ≥3.

Keianeikaragaman teirtinggi diantara keitiga stasiun yaitu indeiks keianeikargaman pada stasiun I (substrat beirbatu dan beirlamun) deingan H’= 1,34. Hal ini dikareinakan pada stasiun I diteimukan 185 individu dari 5 speisieis Eichinoideia yaitu diantaranya Diadeima seitosum, Eichinothrix calamaris, Tripneiusteis gratilla, Eichinomeitra mathaeii dan Salmacis sphaeiroideis dan keianeikaragaman teireindah teirdapat pada stasiun II (substrat beirpasir dan beirlamun) deingan H’ 1,18.

Faktor tinggi reindahnya nilai suatu keianeikaragaman speisieis bisa dipeingaruhi oleih beibeirap faktor lingkungan seipeirti suhu, pH, dan salinitas pada peirairan di lingkungan pantai teirseibut (Mustaqim et al., 2013). Dari rata-rata suhu peirairan pada keitiga stasiun di Peirairan Pantai Sambalagi Pulau Siompu yaitu beirkisar antara 29oC – 30oC, suhu ini teirgolong optimal (Tabeil 4.). Hal ini seisuai deingan peindapat Budiman dkk., (2014) bahwa suhu 28oC – 32oC teirmasuk pada kondisi baik bagi bulu babi untuk hidup dan beirkeimbang biak. Hasil peingukuran pH di lokasi peineilitian pada stasiun I dipeiroleih 8,3, pada stasiun II 8.4 dan pada stasiun III 8,5, pH pada keitiga stasiun teirmasuk dalam kondisi baik. Hal teirseibut dikareinakan nilai pH yang cocok dan dapat meinunjang keihidupan bulu babi beirkisar antara 6,5 – 8,5 (Toha et al., 2012). Hasil peingukuran salinitas di lokasi peineilitian pada tiga stasiun dipeiroleih deingan nilai yang sama yaitu 32‰ masih dalam kondisi normal. Hal ini seisuai deingan Suryani et al., (2020) meinyatakan bahwa salinitas yang beirada pada kisaran angka 30‰ - 40‰ masih optimal bagi speisieis bulu babi. Meinurut Alwi et al., (2020) meinyatakan bahwa heiwan aveirteibrata sangat baik pada salinitas 30‰ - 35‰.

Indeks Kelimpahan Relatif (KR) Echinoidea di Pantai Sambalagi

Nilai keilimpahan reilatif Eichinoideia teirtinggi pada stasiun I teirdapat pada speisieis Tripneiusteis gratilla deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 35,13% teirgolong sangat beirlimpah. Hal teirseibut dikareinakan speisieis

Tripneiusteis gratilla pada stasiun I dipeiroleih 65 individu. Keilimpahan reilatif teireindah pada stasiun I teirdapat pada speisieis Eichninomeitra mathaeii deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 3,24% teirgolong kurang beirlimpah, hal ini dikareinakan bulu babi jeinis ini hanya dipeiroleih 6 individu. Pada stasiun II nilai indeiks keilimpahan reilatif teirtinggi teirdapat pada speisieis Tripneiusteis gratilla deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 37,67% teirgolong sangat beirlimpah, hal teirseibut dikareinakan speisieis Tripneiisteis gratilla di stasiun II dipeiroleih 55 individu.

Keilimpahan reilatif teireindah pada stasiun II teirdapat pada speisieis Eichinothrix calamaris deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 2,74%

hal teirgolong kurang beirlimpah, hal teirseibut dikareinakan speisieis Eichinothrix calamaris pada stasiun II hanya dipeiroleih 4 individu. Nilai keilimpahan reilatif teirtinggi pada stasiun III deingan teirdapat pada speisieis Diadeima seitosum deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 32,82%

teirgolong sangat beirlimpah, hal ini dikareinakan speisieis Diadeima seitosum pada stasiun III dipeiroleih 43 individu. Nilai keilimpahan reilatif teireindah pada stasiun III teirdapat pada speisieis Eichinothrix calamaris dan Eichinomeitra mathaeii deingan nilai indeiks keilimpahan reilatif 1,52% teirgolong kurang beirlimpah, hal ini deikareinakan keidua speisieis bulu babi jeinis ini hanya dipeiroleih 2 individu.

Biota pada suatu eikosisteim dipeingaruhi oleih lingkungan biologi, fisik dan kimia (Mareitik et al., 2022). Substrat meimiliki fungsi seibagai habitat, teimpat beirlindung, meincari makan dan beireiproduksi, seihingga jika substrat rusak dapat meinurunkan jumlah bahkan dapat meinghilangkan biota laut (Radjab et al., 2014;

Wulandeiwi et al., 2015). Parameiteir lingkungan lain yang meimpeingaruhi yakni suhu, pH dan salinitas. Jika seimakin baik habitatnya maka keilimpahan bulu babi di suatu teimpat seimakin tinggi (Schultz, 2017).

Indeks Kemerataan Jenis Echinoidea di Pantai Sambalagi

Indeiks keimeirataan jeinis Eichinoideia pada stasiun I yaitu 0,83 teirgolong sangat meirata, pada stasiun II dipeiroleih deingan nilai indeiks keimeirataan 0,85 teirgolong sangat meirata dan pada stasiun III dipeiroleih deingan nilai indeiks keimeirataan 0,76 teirgolong leibih meirata.

Peinyeibaran jeinis Eichinoideia pada stasiun I dan

(6)

II teirgolong sangat meirata hal teirseibut dikareinakan oleih peinyeibaran jumlah individu tiap speisieis meinyeibar dalam jumlah yang banyak, seimeintara pada stasiun III teirgolong leibih meirata diseibabkan oleih peinyeibaran jumlah individu tiap speisieis leibih seidikit dibandingkan pada stasiun I dan II. Keimeirataan suatu speisieis disuatu teimpat dikatakan tinggi apabila speisieis yang diteimukan pada suatu komunitas meimiliki jumlah individu tiap speisieis yang sama atau hampir sama (Simatupang dan Sarog, 2017).

Indeks Dominansi Echinoidea di Pantai Sambalagi

Nilai indeiks dominansi pada stasiun I yaitu 0,29 teirgolong dominansi reindah, pada stasiun II deingan nilai indeiks dominansi 0.32 teirgolong dominansi seidang dan pada stasiun III deingan nilai indeiks dominansi 0,31 teirgolong dominansi seidang. Hal ini seisuai deingan kriteiria indeiks dominansi Nisa (2021) bahwa jika nilai dominansi 0,01-0,30 maka dominansi reindah, jika nilai dominansi 0,30-0,60 maka dominansi seidang dan jika nilai dominansi 0,61-1,0 maka teirgolong dominansi tinggi. Hasil peingukuran parameiteir lingkungan seipeirti suhu, pH dan salinitas pada seitiap stasiun peineilitian dalam keiadaan baik untuk keihidupan bulu babi. Hal teirseibut meinunjukkan kondisi lingkungan tidak meimpeingaruhi dominansi bulu babi di pantai teirseibut. Tinggi reindahnya dominansi pada lokasi peineilitian di peirairan Pantai Sambalagi dapat diakibatkan adanya peirsaingan antar speisieis untuk meindapatkan makanan, habitat bagi organismei disuatu peirairan di Pantai Sambalagi teirseibut.

Kesimpulan

Jeinis-jeinis bulu babi (Eichinoideia) yang diteimukan di Pantai Sambalagi Pulau Siompu Kabupatein Buton Seilatan ada 5 speisieis yaitu Diadeima seitosum, Eichinothrix calamaris, Tripneiusteis gratilla, Eichinomeitra mathaeii dan Salmacis sphaeiroideis. Keianeikaragaman Eichinoideia (bulu babi) pada zona inteirtidal di Kawasan Pantai Sambalagi pada semua stasiun masih dalam kategori seidang. Indeiks keilimpahan reilatif teirtinggi pada stasiun I diperoleh Tripneiusteis gratilla sebesar 35,13%, dan Eichinothrix calamaris sebesar 4,86%.

Indeiks keilimpahan teirtinggi di stasiun II Tripneiusteis gratilla sebesar 37,67% dan terendah Eichinothrix calamaris sebesar 2,74%.

Indeiks keilimpahan reilatif teirtinggi di stasiun III Tripneiusteis gratilla dan Salmacis sphaeiroideiks sebesar 32,06% dan teireidah Eichinothrix calamaris dan Eichinomeitra mathaeii sebesar 1,52%. Nilai indeiks dominansi yang dipeiroleih stasiun I sebesar 0,29 teirgolong dominansi reindah, stasiun II sebesar 0,32 teirgolong dominansi seidang, dan stasiun III sebesar 0,31 teirgolong dominansi reindah.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan teirima kasih keipada seimua pihak yang teilah beirpeiran peinting dalam keiteirlaksanaan peineilitian ini.

Referensi

Alwi, D., Sandra H. M., dan Irwanto Taei.

(2020). Karakteirisitik Morfologi dan Indeiks Eikologi Bulu Babi (Eichinoideia) di Peirairan Deisa Wawama Kabupatein Pulau Morotai. Jurnal Sumbeirdaya Akuatik Indopasifik. DOI: 10.46252/jsai-fpik- unipa.2020.Vol.4.No.1.95

Aprilia, H. A., Pringgeinieis D., dan Ei. Yudiati.

(2012). Uji Toksisitas Eikstrak Kloroform Cangkang dan Duri Landak Laut (Diadeima seitoseium) Teirhadap Mortalitas Nauplius arteimia sp. Journal of Marinei Reiseiarch, 1 (1): 75-83. DOI:

https://doi.org/10.14710/jmr.v1i1.890 Ayyagari, A, and Kondamudi, R, B. (2014).

Eicological Significancei of thei Association b eitweiein Stomo-pneiusteis Variolaris (Eichinoideia) and Lumbrineirislattreiilli (polychaeita) From Visakhapatnam Coast India. Jurnal of Marinei Biologi. India. DOI:

https://doi.org/10.1155/2014/640785 Budiman, CC., D.Y Katili., M.L.D. Langoy, dan

P.V. Maabat. (2014). Keianeikaragaman Eichinodeirmata di Pantai Basaan Satu Keicamatan Ratatotok Sulaweisi Utara.

Jurnal Mipa UNSTRAT Onlinei 3(2): 97-

101. DOI:

https://doi.org/10.35799/jm.3.2.2014.5859 D. Alwi, S.H Muhammad, H.H, Musadik.

(2020). Struktur Komunitas Teiripang

(7)

(Holotroideia) di Peirairan Juanga Kabupatein Pulau Morotai. Jurnal Ilmiah Wahana Peindidikan. Vol. 6 No.1. ei- ISSN: 2089-5364 p-ISSN: 2622-8327.

Hal 41-48. DOI:

https://doi.org/10.5281/zeinodo.3629957 Fitriani. (2021). Keiragaman Keilas Eichinoideia

di Peirairan Pantai Pulau Kassa Keicamatan Huamual Kabupatein Seirang Bagian Barat.

Huda, M.A.I., Sudarmadji, dan S. Fajariyah.

(2017). Keianeikaragaman Jeinis Eichinoideia di Zona Inteirtidal Pantai Jeiding Taman Nasional Baluran. Beirkala Saineitk,5(2): 61-65. URL:

http://reipository.uneij.ac.id/handlei/123456 789/76681

Laheing S., Andi A., & Sri Deivi. (2021).

Inveintarisasi Jeinis Bulu Babi (Eichinoideia) Di Zona Pasang Surut Pantai Deisa Bukaan Keicamatan Lakeia Kabupatein Buol. Jurnal Ilmiah Ceindeikia

Eiksakta. DOI:

http://dx.doi.org/10.31942/cei.v6i1.4404 Lubis, S. A., Arieif, A. P., Rofiza, Y. (2016).

Speisieis bulu babi (eichinoideia) di peirairan Pulau Panjang Kabupatein Bangka Teingah Provinsi Bangka Beilitung. Jurnal Peindidikan Biologi Fakultas Keiguruan Dan Ilmu Peindidikan. 1-6.

https://meidia.neiliti.com/meidia/publication s/110996-ID-speisieis-bulu-babi-

eichinoideia-di-peirairan.pdf

Mareitik, M., Yanti, Y., & Handayani, F. (2022).

Seia Urchein (Eichinoideia) Diveirsity in thei Coastal Areia at Mawasangka District, Ceintral Buton Reigeincy. Prisma Sains : Jurnal Peingkajian Ilmu dan Peimbeilajaran Mateimatika dan IPA IKIP Mataram, 10(2), 218-225. DOI:

https://doi.org/10.33394/j-ps.v10i2.4848 Mustaqim, M. M., Ruswahyuni, dan Suryanti .

(2013). Keilimpahan Jeinis Bulu Babi (Eichinoideia, Leiskei 1778) Di Rataan Dan Tubir Teirumbu Karang Di Peirairan Si Jago–Jago, Tapanuli Teingah, Diponeigoro Journal Of Maquareis, 2(4) : 61-70). DOI:

https://doi.org/10.14710/marj.v2i4.4269 Mooi, R. Dan Munguia, A. (2014). Seia Urchins

of thei Philippineis. Thei Coral Triaglei, California Acadeimy Of Scieincei, Sun Fransisco.

Neino I.Y., Risamasu F. J. L. dan K. G. Sinei.

(20190. Studi Poteinsi Eichinodeirmata di Peirairan Inteirtidal Pasir Panjang dan Peiluang Peingeimbangan Budidayanya.

Jurnal Aquatik, Oktobeir, Vol 2(2) : 1-100.

URL:

https://eijurnal.undana.ac.id/indeix.php/jaq u/articlei/vieiw/2569/1840

Nisa, R. N. (2021). Diveirsitas Eichinoideia (Bulu babi) Pada Zona Inteirtidal Di Kawasan Pantai Malang Seilatan. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teiknologi Univeirsitas Islam Neigeiri Sunan Ampeil. Surabaya. URL:

http://digilib.uinsa.ac.id/id/eiprint/49155 Odum, Ei. P. (1993). Fundameintal of Eicology.

WB Saundeirs Company, Philadeilphina and London.

Puspitasari, R., dan Natsir, S. M. (2016).

Kualitas Lingkungan Untuk Meinunjang Budi Daya Biota Laut Di Peirairan Lombok Barat. LIPI Preiss, Jakarta.

Ristanto, A., Yanti, A.H. & Seityawan, T.R.

2017. Komposisi Jeinis Bulu Babi (Keilas : Eichinoideia) di Daeirah Inteirtidal Pulau Leimukutan Kabupatein Beingkayang.

Jurnal Sapa Laut. 4(3): 113-122. DOI:

http://dx.doi.org/10.26418/protobiont.v6i1 .18158

Radjab, A. W., S. A. Rumaheingga, A. Soamolei, D. Polynaya, dan W. Bareinds. (2014).

Keiragaman Dan Keipadatan Eichinodeirmata di Peirairan Teiluk Weida, Maluku Utara. Jurnal Ilmu dan Teiknologi Keilautan Tropis, 6 (1) : 17-30. URL:

http://itk.fpik.ipb.ac.id/eij_itkt61

Simatupang, M. Y. C., Sarog, M. 2017.

Keianeikaragaman Eichinodeirmata Dan Kondisi Lingkungan Peirairan Dangkal Pulau pandang Kabupatein Batu Bara Provinsi Sumateira Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keilautan Peirikanan Unsyiah,

2(1), 97-103. URL:

https://jim.usk.ac.id/fkp/articlei/vieiw/2556 Suryanti & Ruswahyuni. (2014). Peirbeidaan

Keilimpahan Bulu Babi (Eichinoideia) Pada Eikosisteim Karang dan Lamun di Pancuran Beilakang, Karimunjawa Jeipara.

Jurnal Sainteik Peirikanan. 10(1),62-67.

URL:

http://eijournal.undip.ac.id/indeix.php/saint eik

(8)

Suryani, S., Latumahina, B. M., Hitaleissy, R.B., dan La Eidy. (2020). Hubungan Popuplasi Makroalga (padina Sp) deingan Bulu Babi (Tripneiusteis gratilla) di Peirairan Pantai Deisa Titawaai Kabupatein Maluku Teingah. Jurnal Riseit Peirikanan dan Keilautan,2(1):165-175. URL:

http://eijournal.um-

sorong.ac.id/indeix.php/jrpk/articlei/vieiw/8 66/0

Schultz, H. A. G. (2017). Eichinoideia : With Bilateiral Symmeitriy, Irreigularia. Thei Deiutschei National bibliotheik, Hamburg.

Toha A..H.A., Sumitro S.B., Hakim L., dan Widodo. (2012). Kondisi Habitat Bulu Babi Tripneiusteis gratilla (Linnaeius,

1758) Di Teiluk Ceindeirawasih. Beirk.

Peineil. Hayati, 17:139-145. DOI:

10.23869/205

Wulandeiwi,N.L.Ei., Subagio,J.N & Wiryanto,J.

(2015). Jeinis Dan Deisitas Bulu Babi (Eichinoideia) Di Kawasan PAntai Sanur dan Seirangan Deinpasar Bali. Jurnal Simbiosis III, (1), 269-28. DOI:

https://doi.org/10.24843/JSIMBIOSIS.202 1.v09.i02

Zakaria, I. J. (2013). Komunitas Bulu Babi (Eichinoideia) di Pulau Cingkuak, Pulau Sikuai dan Pulau Seilatan Sumateira Barat.

Prosiding Seimirata FMIPA Univeirsitas Lampung, 1(1), 38-187.

Referensi

Dokumen terkait