BAB I KONSEP CERITA
1.1 Tema
Tim produksi film mengambil tema senioritas yang sering terjadi di sekolah sekolah ternama
1.2 Ide Gagasan
Di film ini tim prokdusi ingin mengangkat kasus kasus yang terjadi di sekolah yaitu senioritas yang bisa terjadi di sekolah sekolah ternama, tidak banyak dari korban korban kasus ini mangalami depersi bahkan mucuknya ingin bunuh diri
1.3 Sinopsis
Menceritakan seseorang yang bernama agus yang mengalami senioritas disekolahnya. Tak sudi mengalaminya sendiri, Agus berencana melakukan senior itu sendiri. Akan tetapi korban dari Agusa tidak Terima dengan perlakuan Agus padanya yang mengakibatkan hal yang diluar nalar.
1.4 Alur Cerita
Tak terima dengan perlakuan seniornya adalah awal dari munculnya niat bals dendam Agus, 2 tahun Agus menjadi mangsa senior yang bertindak seenaknya pada adik kelasnya. Saat Agus barada di banguku kelas 3, ia merasa saat itulah kesempatannya untuk membalaskan dendamnya. Semua yang ia raskan saat dulu ia lakukan sama kepada adik kelasnya sekarang. Akan tetapi ia mendapakan balasan dari adik kelasnya yang tak terduga.
1.5 Naskah / Skenario
Agus berangkat sekolah Agus:
Emak, Abang berangkat sekolah dulu ya assalamualaikum Emak:
waalaikumsalam, hati-hati nak!
Sesampai nya agus disekolah, Seseorang memanggilnya dengan lantang
Rehan:
WOOOOIII AAGGUSSSS!, SINI LOOO!
Agus pun menghampiri kakak kelas tersebut Rehan:
Beliin gua soimay pake duit lo dulu nanti gua ganti pas gua lulus awokawok (gelak tawa para kakak kelas tersebut) Agus pun mengiyakan kakel Tersebut dan lekas pergi ke
kantin
Setelah beli soimay jadi agus bersegera mendatangi kakel yang menyuruhnya tadi
Agus:
Nih bang soimay nya Rehan:
bagus bagus, sana pergi lo (sambil mendorong agus) Jam Pulang sekolah
Agus sedang berjalan dikoridor kakel yang tadi pagi memanggilnya menghampirinya
Rehan:
wee gus lu ikut gua dulu dah bentar!!!!
Agus: iya bang
Agus dibawa oleh kakel ke belakang sekolah
Agus:
bang kita mau ngapain ke belakang sekolah??
Rehan:
lu ikut aja
Pada saat sudah sampai di belakang sekolah agus pun di pukuli hingga babak belur
Agus:
aduh sakiit (merintig kesakitan) Rehan:
hahahahaha gitu aja kesakitan lo, yaudah yok kita cabut (sambil meninggalkan agus yang sedang merintih kesakitan)
Agus pun berdiri dan langsung pulang kerumahnya Sesampainya dirumah
Agus:
assalamu'alaikum buk, agus pulang Emak:
waalaikumsalam, udah pulang sekolah nak Emak melihat agus jalan sambil tertatih-tatih pun
bertanya kepada agus Emak:
kamu kenapa gus??
Agus:
ohh, tadi agus kepeleset dijalan habis itu jatoh deh Emak:
ada yang sakit gk, sini obatin dulu Emak pun mengobati luka luka agus
Emak:
makanya gus kalo jalan hati-hati (sambil mengoleskan obat ke luka agus)
Agus:
iya mak agus bakalan hati hati kalo jalan (sambil menahan
sakit saat diobati) Emak:
udah emak obatin sekarang kamu istirahat dulu gih (sambil membereskan obat-obatan)
Agus:
iya mak agus istirahat dulu ya Agus pun masuk kamarnya
Agus:
gua harus gimana ya buat ngebales kakel yang ngebully gua, gua juga gk berani lawan mereka, bentar lagi mereka juga
udah mau lulus gimana ya??
Agus sambil berfikir gimana agar dia bisa melepaskan kekesalan dia
Agus:
apa gua bully adek kelas gua aja pas gua kelas 3, hmm boleh juga
Beberapa bulan pun berlalu kakel yang membully dia pun lulus sekolah sekarang dia sudah kelas 3 dan dia akan melakukan hal yang dilakukan kakel dia yang dulu ke dia
dan dia sudah menentukan target dia Agus:
WWOOOOI SINI LOO!!!
Asep:
saya bang??
Agus:
IIYYAAAA ELOOO!!!
Asep:
iyaa bang (sambil ketakutan) Asep:
kenapa bang, abang manggil saya??
Agus:
abang emang gua abang lu, beliin gua makanin gih laper gua
Asep:
duit nya bang??
Agus:
ya pake duit lu lah bahlul Asep: tapi bang-
Agus:
gak ada Tapi-tapian cepet pergi beli gi!!
Asep:
iya bang
Tidak lama kemudian si asep balik sambil bawa minuman Asep:
nih bang minumannya Agus:
Lahkan gua mintanya makanan kok malah minuman sih, yaudah mana sini sono lu
Asep beranjak pergi dari hadapan agus Dikelas
Agus:
hahaha, enak juga ya malak adek kelas bisa makan gk perlu keluarin uang
Agus merasakan kesenangan dengan membully orang Kejadian senioritas berjalan selama beberapa bulan
Kamar asep Asep:
wah yang begini gk bisa dibiarin gua harus bales tapi gimana ya
Asep berfikir sejenak Asep:
apa gua celakai dia aja ya, tapi pake apaan ya kira kira hmm Asep berfikir lagi
Asep:
pake pisau bagus kali ya, ide yang bagus Asep pun membawa pisau tersebut kesekolah
Di sekolah Agus:
asep, sini lo Asep:
iya bang Agus:
lu ikut gua kebelakang Asep mengikuti agus kebelakang
Pada saat asep sudah mengeluarkan pisaunya akan tetapi asep mengurungkan niatnya karena apa yang akan dia
lakukan pasti ada konsekuensinya Agus:
Kenapa lu Asep : Gak apa apa bang
Beberapa bulan kemudian aguspun lulus dan asep bisa terbebas dari pembullyan agus
asep :
alhamdulilah asgus udah lulus jadi gk ada yang ngebully gua lagi
temen asep :
weh sep keliatannya lu lagi seneng ada apadah
asep :
gak ah biasa aja gua seneng karena orang yang sering ngebully gua udah lulus
temen asep :
dari yang gua denger denger nih ya dia ngebully lu tuh karena dia sempet dibully juga sama kakak kelas yang lama
asep :
oh ternyata begitu ternyata dia ngebully gua buat ngelepasih hasratnya karena dia pernah dibully sama kakak kelasnya
temen asep:
sep kira kira lu bakal ngebully orang juga gak sih asep :
ya jangan lah membully tuh salah satu tindakan yang gak baik jadi kita harus menjauhinya
TAMAT 1.6 Pesan Moral
Jangan pernah membully walaupun kau pernah dibully tapi jangan pernah melakukan itu karena itu juga perbuatan tercela atau tidak baik.
1.7 Storyboard & Storyline Scene: 1
DOP: MS / IN
Agus berangkat sekolah lalu
berpamitan dengan ibunya
Scene: 2
DOP: MS / OUT
Sesampainya agus disekolah ada kakak kelas yang
memanggilnya dengan lantang
Scene: 3
DOP: LS / OUT
Aguspun mengiyakan suruhan kakak kelas tersebut untuk membeli siomay
Scene: 4
DOP: MS / OUT
Sepulang sekolah kakak kelas yang tadi pagi memanggilnya menyuruh
menghampirinya lalu membawa nya kebelakang sekolah
Scene: 5
DOP: MLS / OUT
Ternyata agus
dikeroyok kakak kelas tersebut hingga babak belur
Scene: 6 DOP: MS / IN
Emak yang melihat kondisi agus sontak terkejut dan khawatir
Scene: 7 DOP: LS / IN
Agus lalu masuk kamar dan memikirkan bagaimana cara balas dendam
Scene: 8
DOP: MS / OUT
Agus sudah naik kelas tiga smk waktunya pembalasan. Agus sudah mempunyai targetnya dan diapun memanggilnya
Scene: 9
DOP: MS / OUT
Agus menyuruh asep untuk membelikannya sarapan
Scene: 10 DOP: MS / OUT
Saat di sekolah agus mengajak asep kebelakang sekolah
Scene: 11 DOP: MS / OUT
Pada saat asep ingin menusuk agus dari belakang asep
mengurungkan niatnya karena apa yang dia lakukan pasti ada konsekuensinya
Scene: 12
DOP: MCU / OUT
Beberapa bulan kemudian aguspun lulus dan asep bersyukur karena sudah tidak ada lagi yang membullynya
BAB II
KONSEP PRODUKSI
2.1 Peralatan Produksi
- Hp
- Tripod
- Mic
2.2 Job Description
Adapun tugas dan job desc yang terbagi dalam produksi ini adalah sebagai berikut :
Produser : Zahra Sophia Hanum
Sutradara : Muhammad Zakky
Penulis Naskah : Zahra Sophia Hanum Storyboard & Storyline : Zahra Sophia Hanum
Kameraman : Muhammad Zakky dan Ahmad Gilang
Editor : Muhammad Zakky
2.3 Cast & Karakter
1. Gilang sebagai Agus siswa yang mengalami pembullyan di sekolahnya.
2. Darus Sebagai Asep adek kelas yang di bully oleh Agus.
3. Naufal Sebagai Rehan kakak kelas yang membully Agus. saat Agus kelas XI
4. Zahra Sophia sebagai Emak Agus
5. Ilham, Rifki dan Tio sebagai Teman Rehan 6. Zakky sebagai Teman Asep
BAB III
KONSEP PRODUKSI
3.1 Teknik Pengambilan Gambar
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan tim produksi berkaitan dengan perangkat kamera. Sebelum melakukan shooting ada baik nya tim prouduksi mempersiankan sebagai berikut:
Kamera tidak mengalami kerusakan
Kamera beresolisi tinggi
Pencahayaan yang bagus
Teknik pengambilan gambar yang digunakan yaitu sebagai berikut
Medium Shoot
Long Shoot
Medium Lng Shoot
Medium Clus Up 3.2 Teknik Editing
Tim produksi menggunakan teknik editing dasar dengan menggunakan Adobe Premiere. Teknik yang digunakan yaitu cut to cut.
3.3 Konsep Poster
Tim produksi mengambil konsep seperti anak tangga. Dalam poster 3 pemeran utama membentuk anak tangga, saling memegang leher pemeran yang ada di depannya mengartikan bahwa senioritas itu turun temurun dan berhenti di pemeran yang paling depan.
BAB IV
KENDALA DAN SOLUSI 4.1 Kendala
Tim produksi mengalami beberapa kesulitan yaitu sulit membuat jadwal shooting dengan pemeran tambahan, mencari waktu dan tempat lokasi yang tepat untuk melakukan shooting yang sulit
4.2 Solusi
Dari beberapa kendala kami tim produksi mangambil solusi diantaranya mengkomunikasikan jadwal yang pas kepada para pemeran dan tim produksi dan laksanakan shooting saat lokasi sedang tidak digunakan yaitu saat pulang sekolah