2.1.2 Gingivitis
Gingivitis merupakan proses inflamasi yang mengenai jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kehilangan perlekatan epitel penyatu sehingga perlekatannya belum mengalami perubahan. Gingivitis sering kali tidak menimbulkan rasa sakit dan jarang diketahui oleh penderitanya.(Ji S, Y.S.Choi, Y.Choi. 2015.
Bacterian Invasion and Persistence: Critical Events in the Pathogenesis of Periodontitis. Journal Periodontal Research. 50: 570-85). Gambaran klinis gingivitis ditandai dengan warna kemerahan pada margin gingiva muncul sebagian dari agregasi dan pembesaran pembuluh darah di jaringan ikat subepitelial dan hilangnya keratinisasi permukaan gingiva, terjadinya pembengkakan dan hilangnya tekstur gingiva bebas yang mengindikasikan hilangnya jaringan ikat fibrosa dan semi likuiditas zat interfibrilar, secara individual dan kolektif, gejala klinis gingivitis kronis agak kabur, dan biasanya tidak menyakitkan, disertai pendarahan biasanya dipicu karena margin gingiva dikenai instrumen tumpul seperti saat menyikat gigi.
(Lang, N. P., M. A. Schatzle, H. Loe. 2009. Gingivitis as a Risk Factor in Periodontal Disease. Journal of Clinical Periodontology. 36(10): 3-8) dan (Diah, Widodorini, T., Nugraheni, N. 2018. Perbedaan Angka Kejadian Gingivitis antara Usia Pra-Pubertas dan Pubertas di Kota Malang. E - Prodenta Journal of Dentistry. 2(1): 108-115).
Tahap terjadinya gingivitis adalah sebagai berikut (Carranza et al., 2015):
1. Gingivitis Tahap I: Initial Lesion
Pada tahap tersebut secara klinis host memiliki jaringan gingival yang sehat.
Manifestasi dua hingga empat hari berupa perubahan permeabilitas vaskuler dan vasodilatasi. Terjadi migrasi lekosit, terutama netrofil dalam jumlah yang relatif sedikit melalui jaringan ikat gingiva, junctional epithelium, kemudian ke dalam sulkus.
2. Gingivitis Tahap II: Early Lesion
Pada tahap tersebut secara klinis host terjadi gingivitis awal. Terjadi peningkatan perubahan permeabilitas vaskuler, vasodilatasi dan aliran Gingival Crevicular Fluid. Early lesion berkembang dari initial lesion dalam waktu empat
hingga 7 hari akibat akumulasi plak. Kemudian akan muncul tanda-tanda klinis kemerahan dan adanya perdarahan saat probing.
Gambar ….. Gingivitis awal atau ringan secara klinis
3. Gingivitis Tahap III: Established Lesion
Pada tahap tersebut host dengan gingivitis kronis dengan lesi yang sudah terbentuk. Secara klinis terjadi perubahan warna, ukuran dan tekstur gingiva.
Kemudian ditandai dengan dominasi sel-sel plasma. Dalam gingivitis kronis, yang terjadi 14 hingga 21 hari akibat akumulasi plak, stasis pembuluh darah atau mulai mengecil dan menyempit, aliran balik vena terganggu dan aliran darah terhambat.
Terjadi peningkatan aktivitas kerusakan kolagen dalam jaringan gingiva yang mengalami inflamasi.
4. Gingivitis Tahap IV: Advanced Lesion
Tahap tersebut merupakan perkembangan gingivitis menjadi periodontitis.
Netrofil mendominasi di lapisan epitel poket dan di dalam poket. Kemudian terjadi kerusakan kolagen yang meluas pada jaringan ikat. Perluasan lesi hingga tulang alveolar disebabkan terjadinya resorpsi osteoklas.
Gambar ….. Gingivitis kronis secara klinis
2.1.2.1 Etiologi
Penyebab utama gingivitis adalah ‘plak bakteri’ lalu dipengaruhi juga oleh faktor predisposisi yakni kalkulus, maloklusi, restorasi yang gagal, komplikasi pada terapi ortodonti, impaksi makanan, gigi tiruan sebagian lepasan yang desainnya tidak baik, kebiasaan bernafas melalui mulut, konsumsi tembakau dan terapi radiasi.
Biofilm gigi merupakan deposit lunak yang menempel erat pada permukaan gigi dan mengandung berbagai macam bakteri dan tidak dapat dibersihkan dengan cara mekanis. Berdasarkan letaknya, biofilm diklasifikasikan menjadi tiga yaitu supragingiva, marginal, dan sub gingiva. Plak supragingiva terletak lebih koronal dari margin gingiva, plak marginal terletak pada margin gingiva, dan plak sub gingiva terletak lebih apikal dari margin gingiva.
(Carranza)