• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOKUMEN TENTANG SOSIOLOGI

N/A
N/A
boedax btm

Academic year: 2024

Membagikan "DOKUMEN TENTANG SOSIOLOGI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada hadirat Tuhan yang Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada saya sehingga menyelesaikan makalah tentang Lembaga Kemasyarakat (Lembaga Sosial).

Makalh ini dibuat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini dan mengucapkan terima kasih kepada pihak yang berkontribusi dalam pembuatan makalah.

Terlepas dari semua itu saya menydari sepenuh bahwa masih ada kekurangan baik segi susunan ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat diperbaiki.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk setiap pembaca dapat terinspirasi. Thankyou

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia sebagai warga masyarakat tentunya, membetntuk suatu masyrakat yang terarah.

Tidak menyimpang dan sesuai dengan tatahan hidup dengan adat dan aturan yang berlaku makan aktivitas manusia membutuhkan suatu aturan yang berisi nilai dan norma. Aturan, nilai dan norma-norma yang berada dalam masyrakat dan mengatur aktifitas disebut dengan lembaga kemasyarakatan (sosial)

Salah satu unsur penting tentang struktur sosial adalah lembaga kemsyarakatan, namun pembahasan tentang kemasyarakatan bagian ini sifat nya tidak menyeluruh, tetapi hanya sekedar pengantar yang menyangkut hal-hal pokok saja menggingat pada bagian berikutnya, kajian tentang lembaga kemsyarakatan akan dibahas secara terperinci: maksudnya penulisan nya menggambarkan bagian dari struktur sosial sehingga menjadi utuh. Unsur penting lain dari struktur sosial adalah yang disebut sebagai lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dan bisa juga disebut dengan institusi sosial sebagai pengertian dari konsep awal sosial institution, sebaga himpunan-himpunan norma segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok masyarakat. Koentjaraningrat mengatakan pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Soerjono Soekanto (1998) mengartikan institution sebagai lembaga dan institute sebagai asosiasi, untuk selanjutnya buku ini lebih mengacu terhapad apa yang dikemukakan oleh oleh Soekanto di atas.

Lembaga kemasyarakatan ini selalu melekat dalam kehidapan masyarakat, tidak dipersoalkan apakah bentuk masyarakat itu masih sederhana ataupun telah maju; setiap masyrakat sudah tentu tidak akan terlepas dengan kompleks kebutuhan atau kepentingan pokok yang apabila dikelompok-kelompokan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan, dan wujud konkrit dari lembaga sosial disebut asosiasi. Sebagai contoh, Universitas merupakan lembaga kemasyarakatan, sedangkan Universitas Indonesia, institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, atau masyrakat memuat arti penting dalam masyarakat, yaitu mengkondisikan keraturan dan menjaga integrasi dalam masyrakat.

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Lembaga Masyarakat

Istilah lemaga kemasyarakatan dalam bahasa inggris adalah social institution.

Namun sosial institution juga diartikan seabagai pranata sosial. Hal ini dikarenakan mengatur perilaku para anggota masyarakat.

Menurut Koentjoroningrat. lembaga kemasyarakat adalah suatu norma khusus yang menata suatu tindakan yang berpola untuk keperluan bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain lembaga adalah proses yang terstruktur (tersusun) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dengan norma tertentu. Serta menekankan pada sistem pada sistem tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan. Menurut Paul Horton dan Chester L. Hunt, lembaga kemasyarakatan adalah sistem norma -norma sosial dan hubungan hubungan yang menyatukan nilai nilai dan prosedur -prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sehingga dapat disimpulkan, lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi,profesi,fungsi,dan kegiatan untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, yang terdiri dari organisasi keagamaan, lembaga

masyarakat,organisasi profesi,organisai swasta, organisasi politik, media massa,dan bentuk organisasi lainnya.

B. Tujuan lembaga kemasyarakatan

Tujuan lembaga kemasyarakatan adalah sebagai berikut:

1.Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereke harus

bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah -masalah dalam masyarakat, yang terutama menyangkut kebutuhan pokok .

2.Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (sosialcontrol).Artinya,sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggota nya

3.Menjaga keutuhan masyarakat

C. Proses Pertumbuhan Lembaga Kemasyarakatan

Agar hubungan masyarakat di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana diharapakan, dirumuskan norma -norma masyarakat .pada awal nya norma tersebut dibentuk secara tidak sengaja.Namun lama kelamaan norma -norma tersebut dibuat secara sadar. Misalnya, dahulu didalam jual beli , seorang perantara tidak harus diberi bagian keuntungan . Akan tetapi, lama kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara harus mendapatkan bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu

(5)

pembeli ataukah penjual. Norma norma yang ada didalam masyarakat, mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda- beda. Ada norma yang lemah, yang sedang sampai yang terkuat daya ikatnya.

Menurut Maclver dan Page, kebiasaan merupakan perilaku yang diakui dan diterima oleh masyarakat.Kemudian, dikatakan juga bahwa apabila kebiasaan tersebut tidak semata- mata dianggap sebagai cara perilaku saja, Akan tetapi ,bahkan diterima sebagai norma norma pengatur,maka kebiasaan tadi disebutkan sebagai mores atau tata kelakuan.

Tata kelakuan mencerminkan sifat- sifat yang hidup dari kelompok manusia yang dilaksanakan sebagai alat pengawas, secara sadar maupun tidak sadar , oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.Tata kelakuan disuatu pihak memaksakan suatu perbuatan dan di lain pihak melarangnya sehingga secara langsung merupakan alat agar anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan -perbuatan nya dengan tata kelakuan tersebut. Tata kelakuan sangat penting karena alasan -alasan berikut.

a. Tata kelakuan memberikan batas-batas pada perilaku individu.Tata kelakuan juga merupakan alat yang memerintahkan dan sekaligus melarang seorang anggota masyarakat melakukan suatu perbuatan.

b. Tata kelakuan mengindentikasi individu dengan kelompok. Disatu pihak tata kelakuan memaksa orang agar menyesuaikan tindakan -tindakan nya dengan tata kelakuan kemasyarakatan yang berlaku. Di lain pihak mengusahakan agar masyarakat menerima seseorang karena kesanggupannya untuk menyesuaikan diri.

c. Tata kelakuan menjaga solidaritas antar anggota masyarakat. Seperti telah diuraikan diatas, setiap masyarakat mempunyai, tata kelakuan , misalnya perihal hubungan antara pria dengan wanita, yang berlaku bagi semua orang, dengan semua usia , untuk segala golongan masyarakat, dan selanjutnya. Tata kelakuan menjaga keutuhan dan kerja sama antara anggota -anggota masyarakat itu.

Tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola -pola perilaku masyarakat dapat meningkat kekuatan mengikatnya menjadi custom atau adat istiadat. Anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat, akan menderita sanski yang keras yang kadang- kadang secara tidak langsung diperlakukan. Norma -norma tersebut diatas, setelah mengalami suatu proses pada akhirnya akan menjadi bagian tertentu dari lembaga kemasyarakatan . Proses tersebut dinamakan proses pelembagaan (institutionalization),yaitu suatu proses yang dilewatkan oleh suatu norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan . Maksudnya ialah sampai norma itu dikenal oleh masyarakat diakui, dihargai, kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari.Mengingat adanya proses , dibedakan antara lembaga kemasyarakatan sebagai peraturan (operative social institutions) dan yang sungguh – sungguh berlaku (operative social institutions)

Lembaga kemasyarakatan dianggap sebagai peraturan apabila norma -norma tersebut membatasi serta mengatur perilaku orang -orang , misalnya lembaga perkawinan

(6)

mengatur hubungan antara wanita dengan pria. Lembaga kemasyarakatan dianggap sungguh-sungguh berlaku apabila norma - normanya sepenuhnya membantu pelaksanaan pola- pola kemasyarakatan. Perilaku perseorangan yang dianggap sebagai peraturan merupakan hal sekunder bagi lembaga kemasyarakatan.

Norma- norma tertentu sudah mulai melembaga apabila diketahui, namun taraf pelembagaan rendah . Misalnya,apabila seorang pasien sudah mengetahui mengenai norma norma yang merupakan patokan perilaku didalam hubungannya dengan seorang dokter, Norma tersebut sudah mulai melembaga pada taraf terendah. Taraf pelembagaan akan meningkat apabila suatu norma tersebut dimengerti oleh manusia yang perilakunya diatur oleh norma tersebut. Dengan sendirinya di samping mengetahui, maka seharusnya manusia juga memahami mengapa ada norma -norma tertentu yang mengatur kehidupan bersamanya dengan orang lain.

Apabila manusia memahami norma-norma yang mengatur kehidupan bersamanya,maka akan timbul kecenderunngan untuk menaati norma-norma terseebut.

Penataan tersebut merupakan perkembangan selanjutnnya dari proses pelembagaan norma -norma yang bersangkutan. Apabila norma tersebut diketahui, dimengerti, dab ditaati, maka tidak mustahil bahwa norma tersebut kemudian dihargai . penghargaan tersebut merupakan kelanjutan proses pelembagaan pada taraf yang lebih tinggi lagi.

Proses pelembagaan sebenernya tidak berhenti demikian saja, tetapi dapat berlangsung lebih jauh lagi hingga suatu norma kemasyarakatan tidak hanya menjadi institutionalized dalam masyarakat , tetapi menjadi internalized . Maksudnya adalah suatu taraf perkembangan di mana para anggota masyarakat dengam sendiri nya ingin berperilaku sejalan dengan perilaku yang memang sebenernya mematuhi kebutuhan masyarakat.

Dengan kata lain, norma -norma tadi telah mendarah daging (internalized).

Kadang- kadang dibedakan antara norma atau kaidah kaidah yang mengatur pribadi manusia dan hubungan antar pribadi . Kaidah kaidah pribadi mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar manusia beriman, dan norma kesusilaan bertujuan agar manusia mempunyai hati nurani yang bersih. Kaidah antar pribadi mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum. Kaidah kesopanan bertujuan agar manusia bertingkah laku dengan baik di dalam pergaulan hidup. Norma hukum pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup bersama, yang merupakan keserasaian antara ketertiban dengan ketentraman.

(7)

Menurut umum

Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan sberiskap seusai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyrakat berperilaku menyimpang/membangkang.

Menurut Para Ahli

 Rober M.Z>Lawang :

Pengenadalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyrakat untuk mengembalikan si penyimpang pada garis normal atau yang sebenarnya

 Joseph S. Roucek :

Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakanyang berisfat mendidik, mengajak, aatau bahkan memaksa warga masyrakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

 Karel J. Veeger :

Pengendalian sosial adalah kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-cara dan metode-metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat.

 Paul B.Horton dan Chester L.Hunt :

Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu sendiri.

 Peter L.Berger ;

Pengendalian sosisal adalah berbagai cara yang digunak masyarakat untuk menertibkan anggota nya yang membangkang

 Bruce J.Cohen :

(8)

 Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehenda kelompok atau masyarakat luah.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat. Pengertian Pengendalian.

Ciri-Ciri Pengendalian Sosial

I. Suatu cara atau metode atau teknik tertentu untuk menertibkan masyarakat atau individu.

II. Bertujuan mencapai kesesrasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus terjadi didalam suatu masyarakat.

III. Dapat dialkukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh suatu kelompok terhadap individu dan antara individu dengan individu lainnya.

IV. Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua belak pihak.

Tujuan / Fungsi Pengendalian Sosial I. Untuk Menjaga Ketertiban Sosial.

Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua masyarakat, maka keteriban dalam masyarakat dapat terpelihara. Salah satu cara menanamkan nilai dan norma sosial adalah melalui lembaga pendidikan dan keluarga. Melalui lembaga tersebut anak diarahkan untuk meyakini nilai dan norma sosial

II. Untuk Mencegahh terjadinya penyimpangan terhadap nilai dan norma-noma sosial di masyrakat.

III. Untuk mengembangkan budaya malu.

Pada dasarnyta setiap individu memiliki "rasa malu", karena rasa malu berhubungan dengan harga diri sessorang. Harga diri seseorang akan turun jika seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial didalam masyrakat. Celaan

(9)

Tersebut menydarkan seseorang untuk tidak mengulangi pelanggaran terhadap norma.

IV. Untuk menciptakan dan menegakkan sistem hukum.

Sistem hukum merupakan aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi tegas yang harus diterima oleh seseorang yang melakukan penyimpangan.

Singkatanya, Pengendalaian sosial bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antar kepastian dengan keadilan.

Macam-Macam Pengendalian Sosial 1. Berdasarkan Waktu :

Pengendalian Preventif

Pengendalian Sosial Preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya peyimpangan perilaku, misalnya dapat berbentuk nasihat,

anjuran dan lain-lain.

Pengendalian Represif

Pengendalian sosisal represif adalah pengendalian sosial yang dialkuakn setelah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan perilaku. Misalnya, dapat berbentuk teguran, peringatan lisan dan tertuli, sanksi admministrasi,

denda dan bahkan hukuman mati.

Pengendalian Kuratif

Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan. Bertujuan utnuk memberi kesadaran kepada perilaku dan

memberi efek jera.

2. Berdasarkan Cara

Dilihat dari dimensi cara pelaksanaannya, pengendalian sosial bisa di bedakan

(10)

atas pengendalian sosial yang dilaksanakan secara persuarsif dan pengendalian sosial yang dilakukan secara koersif.

 Cara Persuasif

Cara persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku.

Cara persuasif cenderung menekankan pada upaya penyadaran msyarakat.

Contoh, sejumlah artis membagikan bunga sebagai ajakan untuk mewujudkan perdamaian; seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) menegur dan menasihati seorang siswa yang tertangkap basah merokok di sekolah.

 Cara Koersif

Cara koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakuan dengan menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara koersif cenderung menekankan pada berbagai upaya pemaksaan masyarakat. Upaya ini semestinya digunakan seminimal mungkin, yaitu bila upaya persuasif tidak memberikan hasil. Contoh, petugas ketertiban kota memerintahkan dengan pengeras suara agar semua PKL tidak berdagang di tempat yang dilarang (tekanan), namun kemudian petugas ketetiban kota mengangkut lapak yang digunakan para pedagang kaki lima yang berdagang di tempat-tempat terlarang. Hal itu dilakukan karena peringatan yang telah diberikan beberapa kali tidak di indahkan.

3. Berdasarkan sifat

Pengendalian sosial kuratif

Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian sosial dalam bentuk pembinaan atau penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang menyimpang, misalnya penyembuhan kepada eks pemakai narkoba.

Pengendalian sosial partisipatif

(11)

Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian sosial yang dilakukan dengan mengikutsertakan pelaku untuk melakukan penyembuhan atau perbaikan perilaku. Misalnya kepada mantan pencuri yang ditugaskan menjadi aparat keamanan.

Bentuk - Bentuk Pengendalian Sosial

Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang.

Gosip

Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa didukung oleh fakta yang jelas. Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka, terlebih-lebih oleh orang yang merupakan objek gosip. Namun demikian gosip dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat tahu dan terlibat dalam gosip.

Teguran

Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi.

Sanksi/Hukuman

Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya.

(12)

Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.

Agama

Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan mendatangkan pahala.

Lembaga Pengendalian Sosial

Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial ada 6 macam yang sangat mendasar yaitu sebagai berikut:

A.Lembaga Kepolisian

Polisi merupakan aparat keamanan dan ketertiban masyarakat yang ada dalam hal ini bertugas pelindung terhadap ketertiban masyarakat.

B. Lembaga Kejaksaan

Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai penuntut umum yaitu pihak yang melakukan peuntutan terhadap mereka-mereka yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.

C. Lembaga Pengadilan

Lembaga Pengadilan pada hakikatnya juga merupakan lembaga

(13)

pengadilan sosial formal yang bertugas untuk memeriksa kembali hasil penyidikan dan BAP dari kepolisian serta menindaklanjuti tuntutan dari kejaksaan terhadap kasus pelanggaran itu sendiri.

D. Lembaga KPK

KPK merupakan lembaga yang dibentuk untuk memberantas para korupsi di tanah air.

E. Lembaga Adat

Penyimpangan perilaku diselesaikan berdasarkan aturan hukum adat yang berlaku di bawah penyelanggaran tokoh-tokoh adat setempat.

F. Tokoh-Tokoh Masyarakat

Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan panutan sekaligus pengendali yang dipatuhi oleh warga masyarakat yang lain. Usaha warga masyarakat untuk memberikan opini dan penekanan terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar ketentuan perundang yang berlaku baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung disebut kontrol sosial.

Sikap Anti Sosial

1. Pengertian Sikap Antisosial adalah sikap dan perilaku yang tidak mempertimbangkan penilaian dan keberadaan orang lain ataupun masyarakat secara umum di sekitamya. Seseorang yang antisosial menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab serta kurangnya penyesalan mengenai kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan. Orang yang kepribadian antisosial secara persisten melakukan pelanggaran- pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar norma.

Mereka mengabaikan norma dan konvensi sosial, impulsif, serta gagal dalam membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Suatu tindakan antisosial termasuk dalam tindakan sosial berorientasi di keberadaan orang lain atau mempunyai makna subjektif bagi orang-orang yang melakukannya. Tindakan-tindakan antisosial biasanya mendantangkan kerugian bagi masyarakat luas sebab pada dasarnya si

(14)

pelaku tidak menyukai keteraturan sosial (social order) yang diinginkan oleh sebagian besarr anggota masyarakat lainnya.

2. Ciri-Ciri Sikap Antisosial

Sikap antisosial dapat dengan mudah diketahui dengan melihat ciri-ciri tanda dari sikap anti sosial antara lain sebagai berikut...

 Terdapat ketidaksesuaian antara sikap seseorang dengan norma yang terdapat dalam masyarakat

 Adanya seseorang atau sekelompok orang yang beruasah dalam melakukan perlawan terhadap orang yang berlaku di masyarakat.

 Keadaan psikologi seseorang yang berlawanan dengan apa yang terjadi 3. Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial

Sikap antisosial dikelompokkan dalam beberapa macam antara lain sebagai berikut:

1. Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial Berdasarkan Penyebabnya

a. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan (devisiasi) individual

Penyimpangan individul bersumber dari faktor-faktor yang terdapat diri seseorang, seperti pembawaan, penyakit, kecelakaan yang dialami seseorang, atau karena terdapat pengaruh sosial budaya yang sifatnya unik terhadap individu. Adapun bentuk- bentuk sikap antisosial antara lain sebagia berikut...

- Pembandel, yaitu orang yang tidak mau tunduk pada peringatan orang- orang yang memiliki kewenangan di lingkungan tersebut.

- Pelanggar, ialah orang-orang yang melanggar norma-norma umum atau masyarakat yang berlaku

(15)

- Pembangkang, adalah orang yang tidak tunduk pada nasihat- nasihat orang yang terdapat dilingkungan tersebut.

- Penjahat, adalah orang-orang yang mengabaikan norma- norma umum atau masyarakat yang berbuat sekehendak hati yang mengakibatkan kerugian-kerugian harta atau jiwa yang terdapat dilingkungannya ataupun yang berada di luar lingkungannya sehingga para anggota masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan selalu bersiap-siap untuk menghadapinya.

B. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan situsional

Penyimpanan situasional adalah fungsi pengaruh kekuatan- kekuatan situasi yang berada di luar individu atau dalam situasi ketika individu merupakan bagian yang tidak terpisahkan di dalamnya. Situasi sosial adalah keadaan yang berhubungan dengan tingkah laku seseorang dimana tekanan, pembatasan, dan rangsangan yang datang dari orang atau kelompok di luar diri orang itu relatif lebih dinamis daripada faktor-faktor internal yang dapat menimbulkan respons mengenai hal-hal tersebut. Penyimpangan situasional dapat selalu kembali jika situasinya berulang. Mengenai kejadian tersebut, menjadi penyimpangan kumulatif. Macam-macam bentuk sikap antisosial adalah sebagai berikut:

 Degradasi moral atau demoralisasi karena kata-kata keras dan radikal yang kelaur di mulut para pekerja yang di PHK secara sepihak oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

 Tingkah laku kasar pada golongan remaja

 Tekanan batin yang dialami oleh perempuan-perempuan yang mengalami monopause

 Penyimpangan seksual yang terjadi karena seseorang menunda-nunda perkawinan

 Homoseksual yang terjadi untuk narapidana di lembaga permasyarakatan.

C. Sikap antisosial yang muncul karena penyimpangan biologis

(16)

Penyimpangan biologi adalah faktor pembatas yang tidak memungkinkan terjadinya dalam memberikan persepsi atau menimbulkan respons-respons tertentu. Gangguan terjadi jika individu tidak melakukan suatu peranan sosial tertentu yang sangat perlu. Pembatasan terhadap gangguan-gangguan ini sifatnya transbudaya (menyeluruh di seluruh dunia). Terdapat macam-macam bentuk diferensiasi yang dapat menghasilkan penyimpangan biologis adalah sebagai berikut:

 Ciri-ciri ras, misalnya tinggi badan, roman muka, dan bentuk badan

 Ciri-ciri karena gangguan fisik, misalnya kehilangan anggota tubuh dan gangguan sensorik

 Ciri-ciri biologis yang aneh, cacat karena luka dan cacat yang terjadi karena bawaan lahir.

 Tidak berfungsinya tubuh secara baik dan tidak bisa dikendalikan lagi, misalnya epilepsi dan tremor.

D. Sikap antisosial yang bersifat sosiokultural

Beberapa bentuk sikap dari antisosial dengan sifat sosiokultural adalah sebagai berikut:

Primordialisme, adalah suatu sikap atau pandangan yang menunjukkan sikap yang berpegang teguh kepada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, misalnya suku bangsa, agama, ras, ataupun asal usul kedaerahan oleh seseorang dalam kelompoknya, kemudian meluar dan berkembang. Primordialisme muncul karena adanya sesuatu yang dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok dan keinginan untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok. Selain dari itu, primordialisme berkaitan disebabkan dengan nilai-nilai mengenai keyakinan, misalnya keagamaan dan pandangan hidup.

Etnosentrims atau fanatisme suku bangsa, ialah suatu sikap yang menilai kebudayaan masyarkat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang

(17)

berlaku di masyarakatnya sendiri.

Sekularisme, yaitu sikap yang lebih mengedepankan hal-hal yang sifatnya nonagamawi, misalnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Orang yang seperti ini cenderung mengedepankan kebenaran duniawi.

Hedonisme, adalah suatu sikap manusia yang didasarkan pada diri mengenai pola kehidupan yang serbamewah, glamor, dan menemparkan kesenangan materiil di atas segalanya. Tindakan yang baik menurut hedonisme adalah tindakan yang menghasilkan kenikmatan.

Fanatisme, ialah suatu sikap yang mencintai atau menyukai mengenai suatu hal secara berlebihan. Mereka tidak memedulikan apapun yang dipandang lebih baik daripada hal yang disenangi tersebut. Fanatisme yang berlebihan sangat berbahaya karena dapat berujung pada perpecahan atau konflik.

Diskriminasi, adalah sikap yang membeda-bedakan secara sengaja golongan-golongan yang berkaitan mengenai kepentingan-kepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan secara berbeda dengan golongan-golongan lain. Pembedaan itu dapat didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dalam masyarakat. Seperti, diskriminasi ras yang sebelumnya pernah terdapat di Afrika Selatan dimana seluruh warga ras kulit putih menduduki lapisan lebih tinggi dibandingkan ras kulit hitam.

2. Bentuk-Bentuk Sikap Antisosial Berdasarkan Sifatnya A. Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja

Tindakan antisosial yang dilakukan secara sengaja adalah tindakan yang dilakukan secara sadar oleh pelaku, akan tetapi tidak mempertimbangkan penilaian orang lain terhadap tindakannya tersebut.

Seperti vandalisme atau aksi corat-coret tembok rumah orang lain.

B. Tindakan antisosial karena tidak peduli

(18)

Tindakan antisosial karena tidak peduli adalah tindakan karena ketidakpedulian si pelaku mengenai keberadaan masyarakat disekitarnya. Seperti membuang sampah di sebmarang tempat atau mengebut ketika berkendara di jalan raya.

 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Sikap Antisosial/Sebab Terjadinya Sikap Antisosial

 Terdapat norma dan nilai sosial yang tidak sesuai atau sejalan mengenai keinginan masyarakat sehingga dapat terjadi kesenjangan budaya, baik pola pikir masyarakat.

 Adanya ideologi yang dipaksakan untuk masuk ke dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat menimbulkan guncangan budaya bagi masyarakat yang belum siap untuk menerima ideologi baru tersebut.

 Masyarakat kurang siap untuk menerima perubahan dalam tatanan masyarkat. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat perubahan sosial yang menuntuk seluruh komponen agar berubah mengikuti tatanan yang baru. Dalam perubahan, terdapat komponen yang siap, namun ada juga yang sebaliknya yang justru bersikap antisosial karena sepakat dengan perubahan yang terjadi. Seperti perusakan fasilitas umum.

 Ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menerima mengenai bentuk-bentuk perbedaan sosial dalam masyarakat sehingga akan mengakibatkan kecemburuan sosial. Perbedaan- perbedaan dimaknai sebagai suatu permasalahan yang dapat mengancam stabiltas masyarakat yang sudah tertata.

 Pemimpin yang kurang sigap dan tanggal mengenai fenomena sosial dalam masyarakat serta tidak mampu mengartikan keinginan masyarakat secara keseluruhan.

C. Ciri-ciri Umum Lembaga Kemasyarakatan

Gillin dan Gillin di dalam karyanya yang berjudul General Features of Social Institutions, 10 telah menguraikan beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan yaitu sebagai berikut.

(19)

1. Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya. Lembaga kemasyarakatan terdiri dari adat istiadatnya, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung tergabung dalam satu unit yang fungsional.

2. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relatif lama. Misalnya, suatu sistem pendidikan tertentu baru akan dapat diterapkan seluruhnya setelah mengalami suatu masa percobaan. Lembaga-lembaga kemasyarakatan biasanya juga berumur lama karena pada umumnya orang menganggapnya sebagai himpunan norma-norma yang berkisar pada kebutuhan pokok masyarakat yang sudah sewajarnya harus dipelihara.

3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu. Mungkin tujuan-tujuan tersebut tidak sesuai atau sejalan dengan fungsi lembaga yang bersangkutan apabila dipandang dari sudut kebudayaan secara keseluruhan. Pembedaan antara tujuan dengan fungsi sangat penting karena tujuan suatu lembaga merupakan tujuan pula bagi golongan masyarakat tertentu dan golongan masya- rakat bersangkutan pasti akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, fungsi sosial lembaga tersebut, yaitu peranan lembaga tadi dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat mungkin tak diketahui atau disadari golongan masyarakat tersebut. Mungkin fungsi tersebut baru disadari setelah diwujudkan, yang kemudian ternyata berbeda dengan tujuannya. Umpamanya lembaga perbudakan, yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga buruh yang semurah-murahnya, tetapi di dalam pelaksanaan ternyata sangat mahal.

4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan, seperti bangunan, peralatan, mesin, dan lain sebagainya. Bentuk serta

(20)

D. Tipe- tipe Lembaga Kemasyarakatan

Tipe-tipe lembaga kemasyarakatan dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut. Menurut Gillin dan Gillin lembaga-lembaga kemasyrakatan tadi dapat diklasifikasikan sebaga berikut :

1. Klasifikasi dari sudut perkembangannya :

a. Cresive institutions yang juga disebut lembaga-lembaga yang secara tak disengaja tumbuh dari adat istiadat masyrakat.

Contohnya ialah kelembagaan tanah yang tumbuh seolah tanpa sengaja karena terjadi lambat laun dalam waktu yang panjang (hak milik tanah).

b. Enacted intitutions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya lebga utang-piutang. Lembaga perdaggngan, dan lembaga-lembaga pendidikan, yang semuanya berakar pada kebiasaan-kebiasaan tersebut kemudian disistematisasi dan diatur untuk kemudian dituangkan kedalam lebaga-lembaga yang disahkan oleh negara.

2. Klasifikasi dari sudut system nilai-nilai yang diterima masyarakat : a. Basic instutions dianggap sebagai lembaga kemasyarakatan yang

sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Dalam masyarakat indonesia, misalnya keluarga, sekolah sekolah. Negara, dan lain sebagainya dianggap sebagai basic institutions yang pokok.

b. Subsidiary institutions yang dianggap kurang penting seperti misalnya kegiatan-kegiatan untuk rekreasi. Ukuran yang dipakai untuk menentukan suatu lembaga kemasyarakatan dianggap sebagai basic institutions atau subsidiary institutions berbeda di masing-masing masyrakat. Misalnya sirkus pada zaman romawi

(21)

dan Yunani kuno dianggap sebagai basic institutions, pada dewasa ini kiranya tak akan di jumpai suatu masyrakat yang masih mempunyai keyakinan demikian.

3. Klasifikasi dari sudut penerimaan masyarakat :

a. Approved atau social sanctioned institutions merupakan lembaga- lembaga yang diterima masyrakat seperti misalnya sekolah, perusahaan dagan dan lain-lain. Contohnya, sekolah karena untuk kepentingan masyarakat.

b. Unsanctioned institutions yang ditolak oleh masyarkat, walau kadang- kadang masyrakat tidak berhasil memberantasnya.

Misalnya kelompok penjahat, pemeras, pencoleng dan sebagainya.

4. Klasifikasi dari sudut penyebarannya :

a. General institution adalah lembaga yang umum dikenal oleh semua orang. Misalnya agama merupakan suatu general institutions, karena dikenal oleh hampir semua masyarakat dunia.

b. Restricted Institution adalah lembaga yang dipegang atau dinaungi oleh orang-orang tertentu. Contohnya, Islam, Kristen, Katholik, Budha, Hindu dan agama lainya dianut oleh masyrakat tertentu.

5. Klasifikasi dari sudut fungsinya :

a. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, sepertinya misalnya lembaga industrialisasi

b. Regulative instutions bertujuan untuk mengawasi adat istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri. Suatu contoh ialah lembaga- lembaga hukum seperti kejaksaan, dan sebagainya.

(22)

Klasifikasi tipe-tipe lembaga kemasyarakatan tersebut menunjukan bahwa didalam setiap masyarakat akan dijumpai bermacam- macam lembaga kemasyrakatan. Setiap masyrakat mempunyai sitem nilai yang menentukan lembaga kemasyarakatan yang dianggap sebagai pusat dan kemudian dianggap berada diatas lembaga-lembaga kemsyarakatan lainnya. Negara dianggap sebagai lembaga kemsyarakatan pokok yang membawahai lembaga-lembaga lainnya seperti keluarga, hak milik, perusahaan, sekolah, dan lainnya sebagainya. Sistem tadi, dalama masyarakat yang masih homogen dan tradisional, mempunyai kecenderungan bersifat statis dan tetap.

Cara-cara Mepelajari Lembaga Kemasyarakatan

Betapa pentingan Penelitian terhadap lembaga kemsyarakatan dapat disimpulkan dari uraian-uraian diatas. Telah lama para ahli berusaha meneliti dengan cara atau metode-metode tersebut dihimpun, maka akan dapat dijumpai tiga golongan pendekatan (approach) yaitu sebaga beriku.

1. Analisis Secara historis

Analisis secara historis bertujuan meneliti sehara timbul dan perkembangan suatu lembaga kemasyarakatan tertentu. Misalnya diselidiki asal mula serta perkembangan lembaga demokrasi

2. Analisis Kompratis

Analisi kompratif bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyrakatan tertentu dalam pelbagai masyarakat berlaina ataupun pelbagai lapisan sosial masyarakat tersebut. Bentuk-bentuk milik, praktik-praktik pendidikan kanak- kanak dan lain-lainya, banyak ditelaah secara komparatif

3. Analisi fungsional

Lembaga-lembaga kemasyarakatan dapat pula diselidiki dengan jalan menganalisi hubungan anatar lembaga-lembaga tersebut didalam suatu masyarakat tertentu. Pendeketaan ini yang lebih menekankan hubungan

(23)

fungsionalnya, sering kali mempergunakan analisis-analisis historis dan komparatif. Misalnya penelitian tentang lembaga perkawinan mu tak mau akan menyangkut pula penelitian terhadap lembaga pergaulan muda-mudi.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahawa ketiga pendekatan tersebut bersifat saling melengkapi. Artinya, didalam meneliti lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Conformity dan Deviation

Masalah coformity dan deviation berhubungan erat dengasn sosial control.

Conformity merupakan proses penyesuaian diri dengan masyarakat dengan cara mengindahkan kaidah dan nilai nilai masyarakat. Sedangkan deiviation adalah penyimpangan terhadap kaidah dan nilai nilai masyarakat

 Contoh dari confornity

Warga masyarakat cenderung kuat dalam masyrakat tradisional dimana tradisi sangat kuat, kaidah kaidah yang berlaku secara turun menurun sama saja dari satu generasi ke generasi berikutnya tanpa mengalami perubahan

 Contoh dari deviation

Penyimpangan terahadap kaidah kaidah dalam masyarkat tradisional yang memerlukan suatu keberanian dan kebijakan tersendiri. Manusia mempunyai kecenderungan lebih mementingkan suatu nilai sosial budaya dari pada kaidah kaidah yang ada untuk mencapai cita cita.

(24)

PENUTUP A. Kesimpulan

Lembaga masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan visi, misi profesi, fungsi dan kegiatan untuk berperang serta mencapai tujuan nasional dalam wadah negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan Pancasila yang terdiri dari organisasi sosial, organisasi media masa, politik dan bentuk organisasi lainnya

Lembaga kemasyarakatan berisi dari istilah asing

“social-institution” atau pranata social yaitu suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas aktivitas untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam suatu masyarakat.

B. Saran

Untuk tercapainya tujuan lembaga kemsyarakatan, masyarakat harus saling bekerjasama dan saling mengawasi terhadap tingkah laku anggota anggotanya. Social control memang sangat dipedulikan dalam hal ini

(25)

TUGAS MANDIRI Pengantar Sosiologi

(26)

Nama : Poibe Gloria Simanjuntak NPM : 231010017

Dosen : Irene Svinarky, S.H.,M.Kn.

Program Studi : Administrasi Negara

Nama Fakultas Universitas Putera Batam

2023

Referensi

Dokumen terkait