• Tidak ada hasil yang ditemukan

DONGENG BALI, PENULISAN CERITANYA, DAN ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DONGENG BALI, PENULISAN CERITANYA, DAN ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Yang bertanda tangan di bawah ini

N a m a : Dr. Drs. I Nyoman Suwija, M.Hum., A.Ma.

NIP : 19631231 198202 1 004

Pangkat/Gol. : Pembina, IV/a

Pengusul : Kenaikan Jabatan Lektor Kepala ke Guru Besar Instansi : Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Dengan Hormat,

No. Nama Tim Kontrak, Jumlah Luarannya

I Nyoman Suwija No. Kontrak:

I Made Darmada 1065/LL8/KM/2020

I Nyoman Rajeg Mulyawan

Dananya:

Rp 115.860.000,-

Denpasar, 9 Agustus 2021 Yang membuat,

Dr. Drs. I Nyoman Suwija, M.Hum., A.Ma.

Lasmpiran bukti fisik:

1. Kontrak Penelitian TA 2020

2. Cover dan daftar isi laporan akhir penelitian 3. Artikel ilmiah luaran wajib penelitiaan

Dr. Drs. I Nyoman Suwija, M.Hum., A.Ma.

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa pada tahun 2020 kembali sebagai Ketua Peneliti pada penelitian kompetitif nasional dalam skim Penelitian Dasar Lanjutan (Tahun Ke-2) yang didanai DRPM Dikti, yang sedianya dipakai memenuhi syarat khusus tambahan (IV) dalam ajuan usulan ke guru besar, sebagai berikut.

SYARAT KHUSUS TAMBAHAN (IV) USULAN GURU BESAR

Nama Kegiatan

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan memenuhi syarat khusus tambahan dalam usulan kenaikan jabatan Lektor Kepala ke Guru Besar.

Penelitian Dasar Tahun Ke-2 (2020)

4 Artikel

Balinese Volklore Value Revitalization "Lubdaka"

on Siwaratri Holy Day Terbit pada:

International Journal of Advanced Science and Technology

Pendidikan Karakter Judul: Inventarisasi Tradisi Lisan Dongeng Bali, Penulisan Cerita dan Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

(2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA LAYANA N PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VIII Jalan Trengguli I, Tembau - Penatih, Denpasar Timur 80238 Telepon: (0361) 462964; Faksimili: (0361) 461738

Laman: www.lldikti8.ristekdikti.go.id

AMANDEMEN KONTRAK PENELITIAN NOMOR : 0876/ L8/KM/2019 dan NO : 230/SP2H/LT/DRPM/2019

TAHUN ANGGARAN 2019 ANTARA

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VIII DENGAN

IKIP PGRI Bali

DALAM PELAKSANAAN Penelitian Dasar Usulan Lanjutan

Nomor : 1065/LL8/PG/KM/2020

Pada hari ini Senin tanggal Tiga Puluh bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh , kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, selaku Kuasa Pengguna Anggaran pada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII yang berkedudukan di Denpasar Jl. Trengguli I , Banjar Tembawu, Penatih , Denpasar Timur bertindak untuk dan atas nama Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum. Rektor IKIP PGRI Bali yang berkedudukan di DENPASAR Jl. Seroja Tonja Denpasar Utara, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama peneliti pada IKIP PGRI Bali untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Bahwa dengan dikeluarkan nya Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2019 tentang kementerian Riset dan Teknologi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presdien Nomor 73 Tahun 2019 Kementerian Riset dan Teknologi, dan Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional, maka terjadi perubahan nomenkelatur PIHAK PERTAMA;

2. Berdasarkan ketentuan Pasal 5 ayat (4) kontrak penelitian Nomor 230/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Nomor Kontrak LLDIKTI 0876/L8/KM/2019 dinyatakan bahwa untuk pendanaan penelitian tahun berikutnya diberikan berdasarkan hasil penilaian atas capaian tahun sebelumnya yang dilakukan oleh Komite Penilaian Keluaran Penelitian dan/atau Reviewer Keluaran Penelitian;

(3)

3. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 2, telah dilakukan penilaian atas capaian tahun sebelumnya oleh Komite Penilaian Keluaran Penelitian dan /atau Reviewer Keluaran Penelitian atas Pelaksanaan Kontrak Nomor 230/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Nomor Kontrak LLDIKTI 0876/L8/KM/2019.

4. Berdasarkan ketentuan Pasal 11 Kontrak Penelitian Nomor : 230/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Nomor Kontrak LLDIKTI 0876/L8/KM/2019 dinyatakan bahwa apabila terdapat hal lain yang belum diatur atau terjadi perubahan dalam kontrak Penelitian ini, maka akan dilakukan Amandemen Kontrak Penelitian.

Berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama serpakat untuk melakukan Amandemen Kontrak Penelitian Nomor : 230/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Nomor Kontrak LLDIKTI 0876/L8/KM/2019 dengan ketentuan sebagai berikut :

PASAL I

Ketentuan dalam pasal 5 ayat (1) dan (2) Kontrak Penelitian Nomor : 230/SP2H/LT/DRPM/2019 dan Nomor Kontrak LLDIKTI 0876/L8/KM/2019 diubah menjadi :

(1). PIHAK PERTAMA memberikan pendanaan penelitian sebesar ; Rp. 115,860,000,- (Seratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu Rupiah) yang di bebankan kepada DIPA Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.

(2). Pendanaan Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA :

a. Rp. 115,860,000,- (Seratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu Rupiah) Untuk Dana Penelitian

b. Rp. ,- () Untuk Dana Luaran Tambahan

dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA dari Bendahara Pengeluaran Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tnggi Wilayah VIII kepada rekening Institusi melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS).

(4)

PASAL II

Amandemen Kontrak Penelitian ini berlaku sejak tanggal ditanda tangani, dibuat dalam rangkap 3 (tiga), memiliki kekuatan hokum yang sama, bermaterai cukup, dan biaya materai dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum.

Nip. 196002091987031002 Nip/Nidn/Nik : 19621025199102 1001

(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA LAYANA N PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VIII Jalan Trengguli I, Tembau - Penatih, Denpasar Timur 80238 Telepon: (0361) 462964; Faksimili: (0361) 461738

Laman: www.lldikti8.ristekdikti.go.id

KONTRAK PENELITIAN TAHUN ANGGARAN 2020 ANTARA

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VIII DENGAN

IKIP PGRI Bali

Dalam Pelaksanaan Penelitian Dasar Usulan Lanjutan

Nomor: 1065/LL8/PG/KM/2020

Pada hari ini Senin tanggal Tiga Puluh bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Prof. Dr. Drs. I Nengah Dasi Astawa, M.Si Nip. 196002091987031002

: Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII yang berkedudukan di Denpasar, Jl.

Trengguli I, Banjar Tembawu, Penatih Denpasar Timur, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran pada Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII untuk selanjutnya di sebut PIHAK PERTAMA

2. Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum.

Nip/Nidn/Nik: 19621025199102 100119621025199102 1001

: Sebagai Rektor pada IKIP PGRI Bali yang berkedudukan di DENPASAR dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perguruan Tinggi selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama bersepakat mengikatkan diri dalam suatu Kontrak Penelitian, dengan ketentuan dan syarat sebagai berikut:

(6)

PASAL 1 DASAR HUKUM

Kontrak Penelitian ini berdasarkan kepada:

Kontrak Penelitian ini berdasarkan kepada:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2015 tentang bentuk dan Mekanisme Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum:

8. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah;

9. Peratuaran Presiden Nomor 73 Tahun 2019 tentang Kementerian Riset dan Teknologi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2019 tentang Kementerian Riset dan Teknologi;

10. Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 Tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2019 tentang Kementerian Riset dan Teknologi;

11. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2019 – 2024;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.02/2015 tentang Tata Cara Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Pemberian Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum;

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019 tentang standar biaya Masukan Tahun Anggaran 2020;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.02/2018 tentang Persetujuan Kontrak Tahun Jamak oleh Menteri Keuangan;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 127/PMK.02/2019 tentang standar biaya Keluaran Tahun Anggaran 2020;

(7)

16. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pedidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pembentukan Komite Penilaian dan/atau Reviewer Penelitian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2019 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2016 tentang Pedoman Pembentukan Komite Penilaian dan /atau Reviewer dan Tata Cara Pelaksanaan penilaian dengan menggunakan Standar Biaya Keluaran;

17. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri;

18. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penelitian;

19. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2019 tentang Prioritas Riset Nasional Tahun 2020-2024;

20. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 209/M/KPT/2018 tentang Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Edisi XII;

21. Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 105/M/KPT/2019 tentang Penggunaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2019;

22. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keungan Republik Indonesia Nomor 15/PB/2017 tentang Petunjuk Pelaksaaan Pembayaran Anggaraan Penelitian Berbasis Standar Biaya Keluaran Sub Keluaran Penelitian sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia Nomor per-7/PB/2019 tentang perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor per-15/PB/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Anggaran Penelitian Berbasis Standar Biaya Keluaran Sub Keluaran Penelitian;

23. Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor 8/E1/KPT/2020 tentang Penetapan Pendanaan Penelitian di Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2020.

PASAL 2 RUANG LINGKUP

(1) Ruang lingkup Kontrak Penelitian ini meliputi Pelaksanaan Penelitian sebanyak 1 (Satu) judul penelitian dibebankan pada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Bdan Riset dan Inovasi Nasional Nomor SP DIPA -042.06.1401516/2020 tanggal 12 November 2019.

(2) Daftar nama Ketua Pelaksana, judul penelitian, luaran tambahan, jangka waktu penelitian, dan besarnya biaya setiap tahun masing-masing judul penelitian tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak Penelitian ini.

(8)

PASAL 3 JANGKA WAKTU (1) Kontrak Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu :

a. 2 ( dua ) tahun ; dan b. 3 ( tiga ) tahun

Yang mulai berlaku sejak tahun 2020

(2) Kontrak Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk penelitian sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak Penelitian ini.

(3) Keberlanjutan penelitian sebagaimana tercantum dalam Lampiran Kontrak ditentukan berdasarkan hasil penilaian atas capaian tahun berjalan yang dilakukan oleh komite Penilaian Keluaran dan/atau reviewer Keluaran Penelitian.

PASAL 4

HAK DAN KEWAJIBAN (1) PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban:

a. memberikan pendanaan penelitian kepada PIHAK KEDUA;

b. melakukan pemantauan dan evaluasi;

c. melakukan penilaian luaran penelitian; dan d. melakukan validasi luaran tambahan.

(2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban:

a. membuat sub Kontrak Penelitian antara Kepala LLDIKTI dengan Pimpinan PTS di wilayahnya. Selanjutnya masing-masing Pimpinan PTS membuat surat Kontrak Penelitian dengan ketua pelaksana untuk pengaturan hak dan kewajiban setiap pelaksana di lingkungan perguruan tingginya yang memuat antara lain:

1. nama pelaksana;

2. judul penelitian;

3. jumlah dana penelitian;

4. tata cara dan termin pembayaran;

5. waktu pelaksanaan;

6. batas akhir pelaporan;

7. pencantuman pemberi dana penelitian dalam publikasi ilmiah;

8. luaran penelitian; dan 9. sanksi.

b. mengkoordinir dan bertanggung jawab atas terlaksananya Kontrak Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti yang ada di Perguruan Tinggi Swasta dilingkungan IKIP PGRI Bali

c. memantau pengunggahan ke laman SIMLITABMAS dokumen sebagai berikut:

1. revisi proposal penelitian

2. catatan harian pelaksanaan penelitian 3. laporan kemajuan pelaksanaan penelitian

4. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) atas dana penelitian yang telah ditetapkan

5. laporan akhir penelitian 6. luaran penelitian

paling lambat tanggal 16 November 2020 tiap tahun Anggaran berjalan.

(9)

(3) PIHAK PERTAMA mempunyai hak menerima dokumen hasil unggahan di laman SIMLITABMAS sebagai berikut:

1. revisi proposal penelitian

2. catatan harian pelaksanaan penelitian 3. laporan kemajuan pelaksanaan penelitian

4. Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) atas dana penelitian yang telah ditetapkan

5. laporan akhir penelitian 6. luaran penelitian

(4) PIHAK KEDUA mempunyai hak mendapatkan dana penelitian dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 5

CARA PEMBAYARAN

(1) PIHAK PERTAMA memberikan pendanaan penelitian sebesar: Rp.115,860,000 ,-(

Seratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu Rupiah ) (jumlah keseluruhan) yang dibebankan kepada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/Bdan Riset dan Inovasi Nasional Nomor SP DIPA -042.06.1401516/2020 tanggal 12 November 2019.

(2) Pendanaan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara bertahap:

a. Pembayaran Tahap Pertama sebesar Rp 115,860,000,- (Seratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu Rupiah )

b. Pembayaran Tahap Kedua sebesar Rp ,()

c. Pembayaran dana luaran tambahan sebesar Rp, ()

dari Kantor Perbendaharaan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII kepada rekening Institusi melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS).

(3) Pendanaan penelitian sebagaimana dimaksud pda ayat (2) huruf a, diberikan dengan ketentuan apabila revisi proposal penilaian telah diunggah ke laman SIMLITABMAS.

(4) Biaya Luaran tambahan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA pada bulan oktober tiap tahun.

(5) Apabila luaran tambahan dinyatakan tidak valid oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1), maka dana luaran tambahan yang sudah diterima harus dikembalikan ke kas Negara.

(6) Pendanaan Kontrak Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan kepada Institusi sebagai berikut.

Nama Institusi : IKIP PGRI Bali

Nomor Rekening : 0017-01-001317 -30-0 Nama penerima pada rekening : IKIP PGRI Bali

Nama Bank : BRI

Alamat Bank : Jl. Gajah Mada Denpasar

Kota : DENPASAR

NPWP Perguruan Tinggi : 31.551.536.0-901.'000

(7) PIHAK PERTAMA tidak bertanggungjawab atas keterlambatan dan/atau tidak terbayarnya sejumlah dana, yang disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA dalam menyampaikan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6).

(10)

PASAL 6

PENGGANTIAN KEANGGOTAAN

(1) Perubahan terhadap susunan tim pelaksana dan substansi penelitian dapat dibenarkan apabila telah mendapat persetujuan dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

(2) Apabila Ketua tim pelaksana penelitian tidak dapat menyelesaikan penelitian atau mengundurkan diri, maka PIHAK KEDUA wajib menunjuk pengganti Ketua Tim Pelaksana penelitian yang merupakan salah satu anggota tim setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

(3) Dalam hal tidak adanya pengganti ketua tim pelaksana penelitian sesuai dengan syarat ketentuan yang ada, maka penelitian dibatalkan dan dana dikembalikan ke Kas Negara.

PASAL 7 PAJAK

PIHAK KEDUA berkewajiban memungut dan menyetor pajak ke kantor pelayanan pajak setempat yang berkenaan dengan kewajiban pajak berupa:

1. pembelian barang dan jasa dikenai PPN sebesar 10% dan PPh 22 sebesar 1,5%;

2. pajak–pajak lain sesuai ketentuan.

.

PASAL 8

KEKAYAAN INTELEKTUAL

(1) Hak Kekayaan Intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan penelitian diatur dan dikelola sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan.

(2) Setiap publikasi, makalah, dan/atau ekspos dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan hasil penelitian ini wajib mencantumkan PIHAK PERTAMA sebagai pemberi dana.

(3) Hasil penelitian berupa peralatan adalah milik negara dan dapat dihibahkan kepada institusi/lembaga melalui Berita Acara Serah Terima (BAST)

(11)

PASAL 9 KEADAAN KAHAR

(1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang dimaksud dalam Kontrak Penelitian disebabkan atau diakibatkan oleh peristiwa atau kejadian diluar kekuasaan PARA PIHAK yang dapat digolongkan sebagai keadaan memaksa (force majeure).

(2) Peristiwa atau kejadian yang dapat digolongkan keadaan memaksa (force majeure) dalam Kontrak Penelitian ini adalah bencana alam, wabah penyakit, kebakaran, perang, blokade, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, serta adanya tindakan pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan Kontrak Penelitian ini.

(3) Apabila terjadi keadaan memaksa (force majeure) maka pihak yang mengalami wajib memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak terjadinya keadaan memaksa (force majeure), disertai dengan bukti-bukti yang sah dari pihak yang berwajib, dan PARA PIHAK dengan itikad baik akan segera membicarakan penyelesaiannya.

PASAL 10

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan Kontrak Penelitian ini akan dilakukan penyelesaian secara musyawarah dan mufakat

(2) Dalam hal tidak tercapai penyelesaian secara musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaian dilakukan melalui proses hukum yang berlaku dengan memilih domisili hukum di Pengadilan setempat.

Pasal 11

AMANDEMEN KONTRAK

Apabila terdapat hal lain yang belum diatur atau terjadi perubahan dalam Kontrak Penelitian ini, maka akan dilakukan amandemen Kontrak Penelitian.

PASAL 12 SANKSI

(1) Apabila sampai dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan Kontrak Penelitian telah berakhir, PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), maka PIHAK KEDUA dikenai sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa penghentian pembayaran dan tidak dapat mengajukan proposal penelitian dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut.

(12)

PASAL 13 LAIN-LAIN

Dalam hal PIHAK KEDUA berhenti dari jabatannya sebelum Kontrak Penelitian ini selesai, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan serah terima tanggung jawabnya kepada pejabat baru yang menggantikannya.

PASAL 14 PENUTUP

Surat Perjanjian Kontrak Penelitian ini dibuat rangkap 3 ( tiga ) bermaterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan biaya materai dibebankan kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Meterai Rp. 6000

Ttd+stempel

Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si NIP 19600209 198703 1 002

Dr. I Made Suarta, SH., M.Hum.

Nip/ Nidn/ Nik : 19621025199102 1001

(13)

Kode/Nama Rumpun Ilmu: 521/Linguistik

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN DASAR

INVENTARISASI TRADISI LISAN

DONGENG BALI, PENULISAN CERITANYA, DAN ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER

Tim Peneliti:

Dr. I Nyoman Suwija, M.Hum., A.Ma.

NIDN 0031126355

Dr. Drs. I Made Darmada, M.Pd.

NIDN 0012126508

Drs. I Nyoman Rajeg Mulyawan, M.Pd.

NIDN 0012126115

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(IKIP) PGRI BALI

DESEMBER, 2020

(14)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Inventarisasi TradisiLisan Dongeng Bali, Penulisan Ceritanya, dan Analisis Nilai Pendidikan Karakter

BidangIlmu : Linguistik

KetuaPeneliti

a. Nama Lengkap : Dr. I Nyoman Suwija, M.Hum., A.Ma. (L)

b. NIDN : 0031126355

c. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

d. Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Bali

e. Nomor HP/Surel : 081338409388/[email protected]

Angota Peneliti (1)

a. Nama Lengkap : Dr. Drs. I Made Darmada, M.Pd. (L)

b. NIDN : 0012126508

c. Perguruan Tinggi : IKIP PGRI Bali

Angota Peneliti (2)

a. Nama Lengkap : Drs. I Nyoman Rajeg Mulyawan, M.Pd. (L)

b. NIDN : 0012126115

c. Perguruan Tinggi : IKIP PGRI Bali Lama Penelitian Keseluruhan : 2 (dua) tahun

Biaya Penelitian Tahun Kedua : Rp 115.860.000,00 (Seratus lima belas juta delapan ratus enam puluh ribu rupiah)

Biaya Penelitian

- Diusulkan ke DRPM : Rp 115.860.000,00 - Dana internal/instansi lain : tidak ada

- Biaya luaran tambahan : Rp 0

Mengetahui Dekan FPBS,

Dr. Komang Indra Wirawan, S.S.,M.Fil.H NIDN 0817018402

Denpasar, 6 Desember 2020 Ketua Peneliti,

Dr. I Nyoman Suwija, M.Hum., A. Ma.

NIP. 19631231 198202 1 004

Menyetujui,

Ketua LP2M IKIP PGRI Bali,

Dr. Drs. I Made Darmada, M.Pd.

NIP 19651212 199103 1 001

(15)

RINGKASAN

Bali sebagai daerah tujuan wisata sangat jelas bertumpu pada sektor pariwisata budaya. Eksistensi bahasa dan sastra Bali sebagai akar budaya Bali patut dilestarikan. Menunjang upaya pelestarian bahasa, aksara, dan sastra Bali, pada April 2018 terbitlah Perda Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pembinaan Bahasa, Aksara, dan sastra Bali. Disusul kemudian dengan Pergub Bali No.

80/2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Mengamati eksistensi bahasa, aksara, dan sastra daerah Bali, satu hal atau bidang pembelajaran yang tidak dapat diabaikan adalah tradisi lisan rakyat Bali yang tergolong susastra Bali tradisi yang disebut tradisi lisan yaitu mendongeng atau masatua Bali.

Pada era kesejagatan ini tradisi mendongeng kepada anak -cucu sudah tidak zamannya lagi karena anak-anak sudah mudah mengakses berbagai hiburan melalui media televisi, membuka google atau YouTube . Keadaan zaman yang disebut era global ini telah menimbulkan berbagai kekhawatiran generasi tua akan etika moral anak-anak semakin melemah akibat dari sikap individualisme anak yang selalu berhadapan dengan benda mati.

Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang studi bahasa Bali, haruslah disertai bahan ajar yang semakin sempurna. Salah satu materi ajar sastra Bali yang selalu hadir terkait penguatan pendidikan karakter bangsa adalah materi satua dan masatua Bali. Di samping sebagai materi ajar, setiap kegiatan nyastra Bali disertai lomba masatua Bali. Banyak guru Bahasa Bali yang berharap adanya buku kumpulan dongeng Bali yang lengkap.

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian pada tahun pertama (2019) adalah untuk (1) menginventarisasi satua-satua (dongeng) rakyat Bali dan (2) menulis sebanyak 61 judul temuan dongeng rakyat Bali dengan bahasa Bali yang baik dan benar. Target luaran wajib penelitian tahun pertama adalah sebuah artikel jurnal internasional bereputasi dan luaran tambahannya berupa sebuah buku Kumpulan Satua (Dongeng Rakyat Bali).

Tujuan penelitian tahun kedua (2020) yakni untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan karakter pada satua-satua atau dongeng rakyat Bali. Target luaran wajib penelitian tahun kedua yaitu sebuah artikel jurnal internasional dan luaran tambahan berupa buku ajar tentang penanaman nilai-nilai Pendidikan karakter bangsa mmelalui analisis satua-satua (dongeng rakyat Bali).

Penelitian diawali dengan library research, menggali data kepustakaan terkait eksistensi satua-satua (dongeng rakyat) Bali. Tahapan berikutnya dilakukan penelitiasn lapangan ( fild research) dengan metode observasi dan wawancara yang dibantu dengan teknik catat dan rekam.

Temuan satua-satua Bali yang ada kemudian diinventarisasi sebanyak 61

judul. Selanjutnya satua-satua tersebut ditulis dengan bahasa Bali standar yang

baik dan benar. Pada tahapan berikutnya satua-satua tersebut dianalisis dengan

metode deskriptif analitis dengan teknik baca, catat, dan terjemahan. Hasil

analisis berupa nilai-nilai pendidikan karakter bangsa yang tersirat di dalamnya

kemudian disajikan dengan metode informal.

(16)

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian tahun ke -1, inventarisasi 61 judul satua (dongeng) Bali terbit sebagai buku luaran tambahan dengan judul Kumpulan Satua (Dongeng Rakyat Bali) diterbitkan pada Percetakan Pelawa Sari, Denpasar (2019) dengan ISBN No. ISBN: 978-602-8409-78-0.

Salah satu satua yang ada diangkat sebagai luaran wajib artrikel jurnal internasional dengan judul ”Character Education Value of Ending King Sexual Cruelty on Ni Dyah Tantri Story” Terbit pada jurnal internasional bereputasi terindex Scopus Q3 Talent Development & Excellence. Vol. 12. No. 2s. 2020. ISSN 1869-0459 (print) ISSN 1869-2885 (Online). Hal. 737-745 (8 halaman).

Hasil analisis data pada penelitian tahun ke-2 ditulis dalam luaran tambahan buku ajar dengan judul “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Karakter Bangsa Melalui Analisis Satua (Dongeng Rakyat Bali)”. Buku ini terbit pada Percetakan Pelawa Sari Denpasar (2020) dengan ISBN No. 978-602-8409-87-2 (125 halaman). Buku ini memuat nilai-nilai pendidikan karakter: (1) religius, (2) kejujuran, (3) toleransi, (4) kedisiplinan, (5) kerja keras, (6) kreativitas, (7) kemandirian, (8) demokratis, (9) menghargai prestasi, (10) cinta tanah air, (11) kecerdasan, (12) bersahabat, (13) cinta damai, (14) cinta ilmu, (15) peduli lingkungan, (16 peduli sosial, (17) tanggung jawab, serta (18) karakter kesetiaan dan cinta kasih.

Salah satu dari satua yang ada, diangkat sebagai artikel jurnal internasional dengan judul “Balinese Folklore Value Revitalization "Lubdaka" on Siwaratri Holy Day” Artikel ini diterbitkan pada jurnal internasional bereputasi terindex scopus Q4, yaitu International Journal of Advanced Science and Technology. Vol. 29. No. 9s ISSN 2005-4238 (Print) ISSN 2207-6360 (Online) Hal. 5106-5112 (7 halaman).

Kata Kunci: Satua Bali, Nilai Pendidikan Karakter.

(17)

PRAKATA

Puja dan puji syukur dihaturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa), karena atas rahmat-Nya Laporan akhir hasil penelitian ini dapat diselesaikan. Laporan ini ditulis sebagai suatu kewajiban pertanggungjawaban akademis dan sekaligus tanggung jawab administrasi kegiatan penelitian yang didanai pemerintah.

Laporan akhir hasil penelitian ini telah sesuai dengan target yang diharapkan terkait pelestarian tradisi lisan berupa satua atau dongeng rakyat Bali. Bahasa Bali memiliki tradisi bersastra lisan yang merupakan salah satu aset dan warisan luhur bangsa yang memiliki nilai tinggi karena dongeng rakyat sarat dengan nilai-nilai etika moral.

Dalam upaya pembinaan dan pelestarian bah asa dan sastra daerah Bali, sangat mutlak diperlukan berbagai bahan bacaan, baik yang terkait bidang kebahasaan maupun bidang kesusastraan. Guna mewujudkan hasil yang memuaskan, cukup banyak adanya dukungan moral dan bantuan para pihak sehingga terwujudlah hasil seperti ini. Oleh karena itu, melalui prakata ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada para pihak yang telah membantu, yaitu kepada Ketua LP2M IKIP PGRI Bali beserta stafnya, para informan dan responden dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Denpasar dan Kabupaten Se-Bali, para pakar dan akademisi yang turut menyumbangkan pemikirannya.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih jauh dari yang sempurna. Untuk itu, segala kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini dan peningkatan kualitas penelitian selanjutnya. Akhirnya kami berharap, s emoga laporan ini ada manfaatnya terutama demi pemertahanan bahasa daerah Bali .

Denpasar, 6 Desember 2020

Tim Peneliti,

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan Penelitian ... 2

1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 3

1.4 Urgensi Penelitian... 3

1.5 Spesifikasi Khusus ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 State of the Art ... 5

2.2 Road Map Penelitian ... 8

2.3 Studi Pendahuluan dan Hasil yang Dicapai ... 9

III. TUJUAN DAN MANFAAT HASIL PENELITIAN ... 11

3.1 Tujuan Penelitian ... 11

3.2 Manfaat Hasil Penelitian ... 11

IV. METODE PENELITIAN ... 12

4.1 Rancangan Penelitian ... 12

4.2 Sumber Data ... 12

4.3 Lokasi Penelitian ... 12

4.4 Teknik Pengumpulan Data ... 13

4.5 Analisis Data ... 13

4.6 Diagram Alir Penelitian ... 14

V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ... 15

5.1 Analisis Nilai Pendidikan Karakter Satua (Dongeng) Rakyat Bali ... 15

5.1.1 Nilai Karakter Religius ... 16

5.1.2 Nilai Karakter Kejujuran ... 22

5.1.3 Nilai Karakter Toleransi ... 26

5.1.4 Nilai Karakter Kedisiplinan ... 29

5.1.5 Nilai Karakter Kerja Keras ... 31

(19)

5.1.6 Nilai Karakter Kreatif ... 35

5.1.7 Nilai Karakter Mandiri ... 37

5.1.8 Nilai Karakter Demokratis ... 39

5.1.9 Nilai Karakter Kecerdasan dan Rasa Ingin Tahu ... 43

5.1.10 Nilai Karakter Cinta Tanah Air ... 48

5.1.11 Nilai Karakter Menghargai Prestasi ... 50

5.1.12 Nilai Karakter Bersahabat dan Komunikatif ... 53

5.1.13 Nilai Karakter Patriotik dan Cinta Damai ... 55

5.1.14 Nilai Karakter Gemar Membaca dan Cinta Ilmu ... 57

5.1.15 Nilai Karakter Peduli Lingkungan ... 60

5.1.16 Nilai Karakter Peduli Sosial ... 62

5.1.17 Nilai Karakter Tanggung Jawab ... 68

5.1.18 Nilai Karakter Kesetiaan dan Cinta Kasih ... 72

5.2 Luaran yang Dicapai ... 75

VI. PENUTUP ... 77

6.1 Simpulan ... 77

6.2 Saran-saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

Lampiran-Lampiran 1) Catatan Harian 2) Foto-foto Kegiatan

3) Makalah Seminar Nasional

4) Artikel Ilmiah Jurnal Internasional

5) Buku Luaran Tambahan

(20)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5106

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

Balinese Folklore Value Revitalization “Lubdaka” on Siwaratri Holy Day

1I Nyoman Suwija *, 2I Made Darmada , 3I Nyoman Rajeg Mulyawan , 4Wayan Suryasa

1

Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Bali, Denpasar, Indonesia.

*Corresponding Author Email: [email protected]

2

Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Bali, Denpasar, Indonesia

3

Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Bali, Denpasar, Indonesia

4

ITB STIKOM Bali, Denpasar, Indonesia

Abstract

The research aimed at finding out the essence of the Lubdaka story, as well as revitalize Balinese people understanding and finally be able to reveal the value of Lubdaka story, which initially worked as an animal hunter and could eventually enter heaven. Balinese literature bequeathed an oral tradition of masatua or storytelling folklore. A lately thanks to the increasingly sophisticated electronic media, the masatua tradition is almost extinct. This tradition is still deliberately contested in language varieties and literary activities, both at the school, sub-district, regency, and provincial levels. The Balinese masatua activities are still preserved because they are believed to have noble values that useful for fostering the moral ethics of the nation’s children. The Lubdaka story is interpreted to contain philosophical values and character education. There are well known Balinese people. It is remembered every year when Hindus celebrate the Siwaratri holy day. The Lubdaka story values first are examined as Hindu teachings understanding are associated with the values of character education. The values are implied include religious values, hunter philosophy, clergy spirit pursuit, tough and hard work, literacy (jagra), self- control (fasting), tolerance, concentration (monobrata), love, darkness (Shiva night), and repentance to heaven.

Keywords:

lubdaka, masatua, philosophy, siwaratri, story, value

1. Introduction

In Balinese purwa [traditional] literature there are old literary works that have been passed down for generations for the Balinese people. The literature is known as satua or tuturan satua [storytelling folklore]. This is the same as fairy tales or folklore. Having seen this one or the fable comes to the term oral tradition or storytelling Balinese folklore. Storytelling or masatua is an oral tradition in the form of past community activities carried out in the family. Almost every night grandfather or grandmother to their grandchildren, an old father or mother to their children. The masatua were quite effective in the past because children had no other choice. The children at that time could only watch folk entertainment during religious ceremonies that held traditional Balinese performances. At that time they also unintentionally received an ethics-moral education from the dialogue of the characters in the play.

Lately, thanks to advances in science and technology, the nation’s children have a high and varied entertainment choice. It has led to the marginal traditions of Balinese masatua. This fact makes many people worry about the extinction of oral traditions that are believed to have noble values and meaning in social life. One of Balinese folklore is very close to the children’s lives and is widely uploaded in Balinese textbooks. Balinese is a subject of compulsory local content study in Bali based on Article 4, Governor Regulation No. 20/2013. This is where a good basis to insert the meaning rules and moral- ethical values through the presentation of Balinese folklore texts.

(21)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5107

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

The spirit of the Bali Regional Government to preserve, maintain, and revitalize the noble values of Pancasila that is implied in regional literature is very clear. Due to Bali relies on a culture-oriented tourism sector. Thus, at every Bali Arts Festival, the Bali Literature Contest will be held among the regencies and cities in Bali. One branch of the race is an old-age contest or storytelling of Balinese folklore.

Balinese masatua competition was also held to enliven the activities of the Balinese language month. In 2019 and 2020, the masatua contest was held at the district and city level, which also continued at the provincial level. The special thing is the masatua competition in the Balinese month involves participants from PKK [family welfare development]. The goal is for PKK to recognize and master the existence of Balinese singles and eventually be able to be older people in the presence of their children and grandchildren.

The basis for the preservation of storytelling activities on Balinese people is the belief that folklore has noble useful values for fostering the moral ethics of the nation’s children. Balinese folklore is very well known for the Balinese people is one Lubdaka, which tells the hunter life who is associated with Siwaratri holy day celebrations. The Lubdaka story becomes very popular because every year it is discussed in many places while celebrating Siwaratri day, namely the worship day for Hyang Shiva, which falls on every Pangelong 14 or Prawani Tilem Sasih Kapitu.

This is an interesting reason to study the values implied in the Lubdaka story that will be linked to the values of national character education to be understood by educators. They can be inserted when teaching in class. Based on these reasons, the objectives to be achieved in this study are: (1) revitalizing the story synopsis of I Lubdaka and (2) describing the character education values in the Lubdaka story.

2. Method

This is qualitative research. According to Djajasudarma (2006) in Sofyan (2015), qualitative methods are procedures that produce descriptive data, both written and oral that develop in the community.

Descriptive data mean to take a picture, painting systematically, factual, and accurate about the data, nature, and its relation to phenomena.

The descriptive method is equipped with three methods and techniques, namely data collection methods and techniques, data analysis methods and techniques, and methods and techniques for presenting data analysis results (Sudaryanto, 1982). The data collected in this study used the referencing method. This is in line with the opinion of Sudaryanto (1993) in Sofyan (2015) that in the method of listening, basic techniques are used which include tapping, competent involvement, free listening, competent involvement, recording, and note-taking. The research data analysis uses the equivalent method. It is a method used to study or determine the diagonal identity unit on using a determinant tool that is outside the language, regardless of the language concerned (Firdaus, 2011; Suryasa, 2019). The results presentation of data analysis using formal and informal methods assisted with inductive and deductive techniques.

3. Synopsis of Lubdaka Story

There was narrated a hunter named Lubdaka. Almost every day he did his life to hunt animals into the middle of the forest. Part of the hunting is exchanged with family items and partly to be eaten with relatives. In Pangelong 14, Prawani Tilem Sasih Kapitu, the story of hunting in Alas Sripit was very unfortunate. From morning till evening, he did not get the hunting at all. Because until the night had not

(22)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5108

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

yet succeeded, he decided to spend the night in the forest. He saw a bilwa tree on the edge of a beautiful pond garden, where he rose to avoid the threat of wild animals.

The tree was standing on the pond water, he tried not to sleep until late morning. In order not to be sleepy, he picked one by one of the bilwa leaves and dropped it down until it piled up to form a phallus as Hyang Shiva’s place. Lubdaka himself did not realize that night was Siwaratri night, where Hyang Shiva was doing tapa, brata, yoga, dan samadhi. At that moment, Lubdaka began to regret his actions, which had killed many animals. In the embrace of the bilwa tree Lubdaka began to repent and was determined to stop being a hunter. Lubdaka’s long reverie of his sins seemed to shorten the time and the morning arrived. It illustrated his sins had committed were already too many and he could not remember one at a time in one night. Because it was already morning, he packed his bags home. Since that day, Lubdaka changed jobs, returning as a farmer. However, farming life did not give him much agility, his body began to stiffen and ache, which got worse from day to day, and eventually, he died.

Having narrated later, Lubdaka Spirit hovered in the sky, confused not knowing where to go. Cikrabala Hyang Yama came dragging him to the Candragohmuka crater in the hell realm. He was tortured, thrashed begging for mercy. A moment later the Surapsara Hyang Siwa troops came to defend him, seize him, and bring him before Hyang Siwa. Not long after, Hyang Yama came to question, why did the sinful Liubdaka be invited to heaven? It was said by Hyang Siwa, although at first, he made a mistake since he followed the status of Hyang Siwa on the eve of Siwaratri (prawani tilem sasih kepitu) he repented and turned into a good person until the end of his life.

Thus, Lubdaka story which is Siwaratri holy day is often talked about to deepen the understanding of the meaning of Siwaratri celebration. That is also why it is said that Siwaratri day means the night of fusion of sins. On that night like Hindus carry out three brata, namely: jagra, monobrata, and upawasa. Jagra means literacy, monobrata means concentration of mind, and upawasa means self-control.

Some also added that Pangelong 14 Tilem Sasih Keptitu was the darkest night of the year, so it was understood that it was then Hindus tried to be self-aware and be able to fight the seven enemies of mankind called Peteng Pitu or Sapta Timira, namely: (1) Dhana, wealthiness; (2) Guna, intoxication; (3) Kulina, drunk as a royal lineage, (4) Yowana, drunk himself young, (5) Surupa, handsome and beautiful drunk, (6) Sura, drunk on liquor, and (7) Kasuran, on the bed felt brave.

4. Value of Lubdaka’s Story related to Siwaratri

Before knowing more into a study of the Lubdaka Story, it is necessary to have an understanding of the concepts of values and the character education values. KBBI (2003), the word nilai means traits or things that are important or useful to humanity. It can also be interpreted as an ethical value that is the value for humans as a whole person, for example, honesty, which is related to morals, values associated with right and wrong. Based on the above understanding, the analysis of the value in this paper means providing responsive actions in the form of a response related to the intrinsic values and the initiation of character education in the hunter’s Lubdaka story that is often associated with Siwaratri holy day celebrations. This era of universal character education values deserves serious attention to ward off social behavior of the nation’s children who tend to be arrogant and immoral.

According to Narwanti (2011), character education is a system of inculcating national character values to school members which include aspects of knowledge, awareness or will, and actions to carry out values, both towards God Almighty, towards oneself, fellow, environment, and nationality so that we become human beings. Kartadinata (2009), character education runs throughout life, as a process toward perfect human beings. The most sensitive and decisive period is an education in the family which is the parent’s responsibility. Character education requires modeling and touch from an early age. People are said to

(23)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5109

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

have character if they have good behavior, personality, or character. Thus, the characters are identical with morals or personality (Koesoema, 2007 in Darmawan, 2014).

The Indonesian Ministry of National Education (2011), has identified 18 items of national character education that need to be instilled in students from the noble values of Pancasila. All will be related to the meaning of the I Lubdaka story which includes the characters: (1) religious, (2) honesty, love, (3) tolerance, (4) discipline, (5) tough and hard work, (6) creative, (7) independent, (8) democratic, (9) intelligence and curiosity, (10) national spirit, (11) patriotism, (12) respect for achievement, (13) friendly and communicative, (14) patriotic and peace-loving, (15) fond of reading and love of science, (16) caring for the environment, (17) caring socially, and (18) responsibility.

4.1 Religious Value

The religious value intended here is religion. Following its title and the reality in the Hindu’s life in Bali, this Lubdaka Story marks a religious meaning. This is due to Md Tanakung's Lubdaka Story, which is always associated with the celebration of the Hindu holy day, Siwaratri. The word Shiva means Hyang Siwa or Sang Hyang Pramesti Guru. While the word ratri means dark or night. According to various sources of Hindu religious literature, Prawani Tilem Sasih Kapitu is the darkest night of the year. On this night also Hyang Shiva does tapa, yoga, samadhi for the universe tranquility and its contents. On this night also the Hindu people performed the brata Siwaratri which began with monobrata (joint prayer), continued with jagra (staying up with literary reading), and accompanied by puasa (not eating or drinking) as a form of training for patience and self-control.

4.2 Value of Philosophical Hunter

In the Lubdaka story, the life of Si Lubdaka’s story is as a hunter who every day does the work of hunting animals in the middle of the forest. This can be interpreted that in principle all human beings are hunters.

A fisherman is a fish hunter, a passenger hunter driver, a position hunter politician, a news hunter reporter, and there are also love hunters, treasure hunters, and so on. So, in carrying out various activities of humanity’s life, they are unlike hunter who is always trying to chase the results of his work. If Si Lubdaka is an animal hunter, then all human beings also hunt to fulfill the goals of his profession.

4.3 Value of Getting Budi Satwam

If speaking of hunters, what we have in mind is hunted animals that should be hunted until they are found.

In other terms, animals are satwa. If it is interpreted related to the Hinduism teachings, there is a teaching called Tri Guna consisting of Satwam, Rajas, and Tamas. The Satwam teaching means kindness, nobility, polite people, kind, noble, full of love, having a forgiving soul, humble, honest, and sincere. That is what is implied in the word satwam. So, it is very good if someone who during his life always strives to hunt down the souls for a life that is always in harmony with others. Therefore, all will live comfortably safe, and finally, all the work that he does can succeed in accordance with their respective expectations.

4.4 Value of Tough and Hard Work

It is narrated the Lubdaka figure was a hunter who was very persistent in his life. Both when he was a hunter and when he returned to being a farmer, he was very diligent, persistent, and worked hard to meet the needs of his family’s life. This is proven when he hunts and fails to get hunting, he does not want to go home empty-handed. He tried to get into Sripit’s base to continue hunting until he succeeded. At the time of night and afraid of the threat of wild animals, he tried to find a way out and the spirit of climbing in the bilwa tree to find shelter. After being comfortable on top, not to fall into the pool, he was still excited to stay divided by picking bilwa leaves.

(24)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5110

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

4.5 Literacy Value (Jagra)

The Lubdaka who was forced to stay in the forest and climb a bilwa tree must be literate until early morning to avoid the threat of wild animals and to keep from falling. Literacy called jagra is one of the three brata of Siwaratri celebrations. Philosophically, the word literacy can be interpreted as literacy, scientific literacy, and literacy in the sense of people who are always awake and remember. Literate people are people who always remember themselves as people of God, always remember doing their obligations as religious people, always remember at work according to the profession, remember having a harmonious relationship with the Creator, with others also with the natural environment.

4.6 Value of Self-Control (fasting)

On Shiva’s night when Si Lubdaka spent the night in the forest and climbed into a bilwa tree, he did not eat or drink anything. He can curb his passions, both appetite and other desires. The ability to curb passions or desires and the ability to exercise self-control on various occasions is called mulatsarira.

When reading religious literature, one of the meanings of Siwaratri Holy Day is fasting, which is not eating and drinking. This was done unintentionally by I Lubdaka because coincidentally at that time he was in a tree and his food and drink provisions were not there. So it is clear that I Lubdaka Story contains the value of self-control.

4.7 Value of Mind Concentration (Monobrata)

At the time of Shiva’s night, when Si Lubdaka was in the bilwa tree, he was completely speechless. He was silent while picking meth bilwa leaves. It was during this time of silence that his mind wandered and introspected. The part of his life had been used to capture and kill animals, meaning that he had violated the teachings of Sad Ripu in Hinduism namely ahimsa means not to kill and not hurt. He began to realize that he killed a lot of animals, hurt a lot of young animals whose mothers were killed without sin. He began to realize that his work was not good to continue. He also accompanied him to return to live farming like generally the village community.

4.8 Value of Tolerance

Tolerance is one of the eighteen values of national character education. The bitter experience experienced by Lubdaka was when he had to stay overnight in the middle of the forest because of unsuccessful in hunting. It was God’s will, he had to do it gracefully. It was this forceful condition that brought him to stay up late and without realizing it at the same time accompanying his yoga Hyang Shiva. The same night he had to contemplate his life and finally decided to stop hunting and return to farming like the surrounding community. Awareness for himself has made many mistakes due to hunting and slaughtering many animals, bringing himself converted, self-aware, and should be tolerant of others, including animals because everything is created by Hyang Widhi. This indicates the existence of a tolerance attitude owned by Lubdaka figures.

4.9 Value of Love

Love is also one of the eighteen values of character education. As long as Si Lubdaka lives his life as a hunter, both his wife and children lovingly bless him to do the work. Lovingly, his wife waited for his arrival even though he had to stay overnight in the middle of the forest. Arriving from hunting, he was still greeted lovingly by his wife and was asked about his hunting trip. The Lubdaka regretted that he had done a bad job for a long time. There was compassion for the hunted animal that he killed, reflecting he

(25)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5111

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

also had a love for animals created by God. Lovingly, his wife also supported his intention to return as a farmer who had to work in the fields and while raising chickens, pigs, and cows.

4.10 Dark Value (Shiva Night)

According to some religious literature, Pangelong Patbelas Tilem Sasih Kepitu is the night of Shiva because the very dark night Sang Hyang Shiva did tapa, yoga, and samadi. That is also why it is called Siwaratri holy day. The word Shiva means Hyang Shiva and the word ratri means night or dark. This darkness exists in mankind so there is often a dark expression of eyes. In Hinduism, there are known teachings of darkness called peteng pitu or Sapta Timira. Sapta Timira’s teachings include Dhana, Guna, Surupa, Kulina, Yowana, Sura, and Kasuran. Dhana means wealth drunk; Guna, intoxicated; Surupa, drunken good looks and beauty; Kulina, intoxicated with nobility; Yowana, getting drunk himself is still young; Sura, drunk on liquor; and Kasuran, drunk for his courage.

4.11 Value of Penance Entering Heaven

In living their lives, Hindus always go through four stages of life called Catur Purusaartha. The part that is the basis is the Dharma. Anyone must be able to carry out the dharmaning of life that is often called swagina or their respective professions. This dharma practice will bring artha or income. With artha then someone will be able to fulfill kama (desire). So, it is three practices of dharma, artha, and kama that will deliver life towards the final goal called deliverance or moksa. The Lubdaka has been proven able to carry out his dharma well enough to support his family. Diligently doing his dharma he was lost. This heresy eventually leads to a holy reflection which causes him to repent and believe in returning to his true self, farming well and at the end of the story he is told he achieved his goal of going to heaven.

5. Conclusion

Based on the above explanation, it can be concluded the Lubdaka story is studied as an understanding of Hindu teachings related to the celebration of the Siwaratri holy day contains a value system of life. It should be revitalized and finally carried out to organize the life of the community and the state. The values that are implied in the Lubdaka story include religious meaning, hunter philosophy, the pursuing meaning of the satwam mind, the meaning of tough and hard work, the meaning of literacy (jagra), the meaning of self-control (fasting), the meaning of mind concentration (monobrata), the meaning of tolerance, the meaning of love, the meaning of darkness (Shiva night), and the meaning of repentance entered heaven.

References

[1] Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

[2] Dharmawan, N. S. (2014). Implementasi pendidikan karakter bangsa Pada mahasiswa di perguruan tinggi. Makalah dipresentasikan pada Pembinaan Pendidikan Karakter bagi Mahasiswa PTS di Lingkungan Kopertis Wilayah VIII, Universitas Udayana Denpasar.

[3] Djajasudarma, T. F. (2003). Analisis Bahasa Sintaksis dan Semantik. Bandung: Uvula Press Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran.

[4] Kementerian Pendidikan dan Nasional RI. 2011. Majalah Diknas.

[5] Perda Bali No. 1 Tahun 2018. Tentang Pembinaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Sebagai Muatan Lokal Wajib pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

(26)

International Journal of Advanced Science and Technology Vol. 29, No. 9s, (2020), pp. 5106-5112

5112

ISSN: 2005-4238 IJAST Copyright ⓒ 2020 SERSC

[6] Pergub Bali No. 20 Tahun 2013. Tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Sebagai Muatan Lokal Wajib pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

[7] Pergub Bali No. 80 Tahun 2018. Tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

[8] Sofyan, A. N. (2015). Frasa Direktif yang Berunsur Di, Dari, Dan Untuk Dalam Bahasa Indonesia: Kajian Sintaktis dan Semantis. Sosiohumaniora, 17(3), 255-263.

https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v17i3.8344

[9] Sudaryanto. (1982). Metode linguistik: kedudukannya, aneka jenisnya, dan faktor penentu wujudnya. Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada (UGM).

[10] Suryasa, W. (2019). Historical Religion Dynamics: Phenomenon in Bali Island. Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems, 11(6), 1679-1685.

[11] Suwija, I. N. (2012). Nilai–Nilai Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Bali. Jurnal Pendidikan Karakter, (1). https://doi.org/10.21831/jpk.v0i1.1453

[12] Suwija, I. N. (2019). Analisis Nilai Pendidikan Karakter Pada Satua Ni Diah Tantri.

[13] Suwija, I. N., Darmada, I., & Mulyawan, I. (2019). Kumpulan Satua (Dongeng Rakyat Bali).

[14] Suwija, N., Suarta, M., Suparsa, N., Alit Geria, A.A.G., Suryasa, W. (2019). Balinese speech system towards speaker social behavior. Humanities & Social Sciences Reviews, 7(5), 32-40.

https://doi.org/10.18510/hssr.2019.754

Referensi

Dokumen terkait

All of the Instagram account will be analysed to see level of citizen engagement with Malaysia government ministries practices and to calculate the engagement rate of each