Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa tesis saya adalah : “Teknik Fotografi Pada Foto Perayaan Maulid Nabi Jumalistjk Tahun 2013 di Surat Kabar. Skripsi yang ditulis penulis berjudul “Teknik Fotografi Pada Foto Jurnalistik Perayaan Maulid Nabi Tahun 2013” Iakarta Newspa Yopers Yopers. semoga menjadi bukti atas kerja keras penulis untuk kampus UIN Sunan Kalijaga khususnya Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang merupakan tempat penulis kuliah dan mengambil program sarjana.Salah satu foto jurnalistik yang menarik adalah foto upacara Grebeg Maulid Nabi tahun 2013 yang dimuat di beberapa surat kabar harian di Yogyakarta, seperti Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja, Tribun Jogja dan Radar Jogja.
Beberapa surat kabar harian menampilkan informasi mengenai objek fotografi yang sama namun dalam kemasan yang berbeda, sehingga menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian, yang mana dalam skripsi ini penulis fokus pada pembahasan teknik fotografi dalam foto jurnalistik perayaan Maulid Nabi 2013 di surat kabar Yogyakarta. . . Teknik Fotografi Dalam Foto Jurnalistik Perayaan Maulid Nabi Tahun 2013 Di Surat Kabar Yogyakarta” dan untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah-istilah tersebut, hendaknya pada judul di atas diberikan penegasan dan penjelasan yang tepat seperti yang diharapkan oleh penulis, yaitu sebagai berikut. Penulis memilih surat kabar di Yogyakarta karena Grebeg Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati di Yogyakarta.
Perayaan Grebeg Maulid Nabi juga menjadi agenda tahunan di kota Yogyakarta, oleh karena itu setiap surat kabar menyajikan berita atau informasi yang berbeda-beda. Hal ini menarik karena setiap surat kabar pasti mempunyai karakter dan penyajian yang berbeda-beda dalam memberitakan perayaan Grebeg Maulid Nabi 2013.
Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menekankan pentingnya judul skripsi: “Teknik Fotografi dalam Foto Jurnalistik Perayaan Maulid Nabi di Surat Kabar Yogyakarta Tahun 2013”, yang menjadi pokok bahasan metode penelitian penulis atau. untuk produksi gambar jurnalistik atau foto perayaan Maulid Nabi yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dikalangan masyarakat Yogyakarta, dalam hal ini syarat-syarat perayaan Maulid Nabi yang dimuat pada surat kabar di Yogyakarta pada Jumat Edisi 25 Januari 2013 .Untuk menciptakan strategi kreatif dalam menciptakan foto jurnalistik yang efektif bagi masyarakat, perlu memperhatikan tanda-tanda, simbol dan keunikan serta makna yang biasanya dipahami masyarakat karena berkaitan dengan audiens yang bersangkutan. Dengan foto jurnalistik dalam berita, informasi atau pesan menjadi lebih jelas dan mudah disampaikan kepada pembaca.
Surat kabar di Yogyakarta mempunyai ciri khas tersendiri serta mempunyai ideologi dan karakter yang berbeda-beda. Surat kabar menyajikan foto-foto jurnalistik yang berbeda-beda dengan makna dan pesan yang berbeda-beda.Setiap surat kabar menyajikan informasi-informasi menarik seputar perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW agar setiap pembaca dapat memahami perayaan Maulid Nabi yang diadakan di Yogyakarta. Jadi, dalam foto jurnalistik, sebuah cerita harus disampaikan berdasarkan fakta, disajikan secara visual dan dapat menimbulkan kesan yang mendalam.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Dalam foto jurnalistik yang terpenting adalah bagaimana menampilkan nilai berita yang dikandungnya agar tampak jelas dan informatif.Sebagai seorang jurnalis foto diperlukan ketelitian dan teknik yang memadai untuk menampilkan karya yang baik. Sebab selain teknik mengabadikan momen yang benar dan tepat, sebuah karya juga harus menampilkan komposisi yang menarik agar menjadi daya tarik bagi yang melihatnya. Agar masyarakat dapat memahami dan memahami seperti apa foto jurnalistik dan bagaimana seorang fotografer menampilkan foto jurnalistik.
Kajian Pustaka
Tesis ini mengkaji foto jurnalistik sebagai media dakwah, yang mengkaji lebih detail bagaimana foto jurnalistik digunakan sebagai media dakwah di harian umum Republika, pendekatan yang digunakan untuk menganalisis pesan dakwah dalam foto-foto yang dijadikan subjek. penelitian ini merupakan teori analitis. Roland Barthes, yang berbeda dengan penelitian saya, subjek penelitian ini adalah media propaganda dalam foto jurnalistik, sedangkan saya akan meneliti teknik fotografi dalam foto jurnalistik. Penelitian Rikhandaru tahun 2011 yang berjudul Aksi Massa dalam Foto Jurnalisme, mahasiswa Jurusan Fotografi Fakultas Seni Media, rekan Institut Kesenian Yogyakarta, skripsi ini membahas tentang bagaimana aksi massa dilihat dari perspektif foto jurnalistik. Dalam skripsi ini kami menyajikan foto-foto aksi massa yang kami lihat dari sudut pandang jurnalistik.Aksi mahasiswa atau aksi massa yang terjadi di Jakarta dan Yogyakarta merupakan peristiwa menarik yang dapat dimasukkan ke dalam karya foto jurnalistik.
Kerangka Teoritik
Fokus adalah kegiatan mengatur ketajaman objek foto yang dijadikan point of interest pada saat komposisi. Teori aperture adalah “semakin besar aperture (ditunjukkan dengan angka kecil), maka semakin banyak cahaya yang dapat melewati lensa ke kamera, sebaliknya semakin kecil aperture (ditunjukkan dengan angka besar), semakin sedikit cahaya yang dapat melewati lensa go. ." , selain mengatur besar kecilnya cahaya, aperture juga mengatur besar kecilnya atau luas ketajaman objek fotografi yang disebut dengan depth of field. Sedangkan menurut editor foto majalah Life, Wilson Hicks, perpaduan kata dan gambarlah yang menghasilkan kesatuan komunikasi ketika ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.19 Foto jurnalistik juga biasanya didukung dengan kata-kata yang dirangkum dalam kalimat. disebut fototeks, yang bertujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan kepada masyarakat, selain informasi atau karya fotografi berbagai peristiwa yang disampaikan kepada masyarakat seluas-luasnya dengan kecepatan dan waktu yang cepat.
Pengertian foto jurnalistik dapat diketahui dengan melengkapi ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan, ciri-ciri foto jurnalistik adalah. Jadi, foto jurnalistik adalah foto yang mempunyai nilai berita untuk melengkapi suatu berita atau artikel yang dimuat pada media, dalam hal ini media massa yaitu surat kabar. Nilai foto jurnalistik ditentukan oleh beberapa unsur yaitu aktualitas, keterkaitan dengan berita, kejadian luar biasa, promosi, kepentingan, human interest dan universalitas.21.
Tujuan Foto Jurnalisme adalah untuk memenuhi kebutuhan mutlak dalam menyampaikan informasi kepada orang lain, sesuai dengan amandemen kebebasan berpendapat dan kebebasan pers. Ambil foto dengan komposisi bingkai subjek yang lebih jauh dibandingkan close-up namun lebih dekat dibandingkan medium shot. Ambil gambar dengan subjek tertutup penuh dari ujung kepala hingga ujung kaki, secara teknis batas atas diberi sedikit ruang kepala.
Mengambil gambar dimana artis/objek terlihat jauh hampir tidak terlihat, dan mengambil gambar yang lebih lebar dibandingkan long shot. Menurut World Press Photo Foundation, jenis foto jurnalistik terbagi menjadi sembilan bagian, yaitu 26. 1) Foto spot. Foto Berita Umum adalah foto yang diambil dari peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa.
Potret adalah foto yang memperlihatkan wajah seseorang dari dekat dan “mejeng” ditampilkan karena keunikan wajah atau ciri-ciri lainnya. Foto sains dan teknologi merupakan foto peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komposisi, simbol dan ikon yang terdapat dalam foto berfungsi menginformasikan sesuatu yang sesuai dengan teks berita, sehingga foto tersebut memperkuat berita tersebut.
Metodelogi Penelitian
Sistematika Pembahasan
Dalam mempertimbangkan penyusunan skripsi ini, peneliti membagi pembahasan menjadi beberapa bab yang masing-masing bab berisi subbab sebagai berikut. Pembahasan profil surat kabar di Yogyakarta diantaranya Kedaulatan Rakyat, Tribun Yogyakarta, Harian Jogja dan Radar Jogja. Hal inilah yang menjadi inti pembahasan skripsi ini, pada bab ini akan dibahas tentang teks fotografi, komposisi gambar, fokus dan penempatan kamera (angle) pada surat kabar di Yogyakarta antara lain Kedaulatan Rakyat, Tribun Yogyakarta, Harian Jogja dan Radar Jogja.
PENUTUP
Kesimpulan
- Diperlukan pemahaman mendalam seputar acara dan konsepnya agar dapat menentukan dan merencanakan dengan baik angle foto yang akan diambil dan dari
- Penguasaan teknik dan jam terbang yang tinggi juga berpengaruh pada hasil foto yang diambil, terutama untuk moment yang sangat ramai seperti upacara Grebeg
- Agar dapat mengabadikan moment, sebaiknya fotografer datang ke lokasi lebih awal untuk melakukan persiapan yang matang, dan dapat memilih tempat yang pas untuk
- Maksimalkan penerapan strategi dan teknik fotografi yang dikuasai
Dalam SKH Kedaulatan Rakyat, ia menyoroti antusias masyarakat mengikuti upacara Grebeg Maulud dan menunjukkan bagaimana masyarakat Yogyakarta masih sangat meyakini kepercayaan leluhur bahwa uba rampe yang diambil dapat mendatangkan keberkahan. Mengenai teknik fotografi, penulis melihat teknik yang digunakan fotografer belum sepenuhnya diterapkan, karena komposisi foto secara keseluruhan tidak sesuai dengan teori yang ada. Soal teknik fotografi, kedua foto milik SKH Tribun Jogja ini mengambil foto dengan komposisi di tengah.
Foto berikut milik SKH Harian Jogja merupakan foto yang menurut penulis pribadi merupakan foto yang bagus dan pantas. Sebagai sebuah foto jurnalistik, foto ini jelas memberikan informasi mengenai kerumunan yang terjadi di tempat upacara Grebeg Maulud. Dari foto yang ditampilkan terlihat bahwa masyarakat Yogyakarta masih senang dengan budaya semacam ini, begitu pula dengan budaya yang ada. dilihat dari foto yang ditampilkan. Lalu untuk foto SKH Radar Jogja secara umum konsep foto jurnalistik yang ditampilkan hampir sama dengan SKH Tribun Jogja, foto pertama mengekspos pegunungan dan keramaian acara, foto kedua lebih ke antusiasme masyarakat yang terhadap uba penanggulangan bencana, dan secara teknis hampir sama.
Untuk momen seperti upacara Grebeg Maulud, pusat gravitasi fasilitas foto jurnalistik sulit untuk diteliti, selain sifat acara yang standar, informasi yang diberikan juga terbatas pada seberapa sibuknya dan seberapa antusias masyarakat untuk menghadiri acara tersebut. . Adapun hasil yang didapat para jurnalis foto, tergantung pada posisi pengambilan gambar dan ketelitian mereka dalam mengabadikan momen tersebut. Dan apapun gambarnya, jika foto dapat menyampaikan informasi dan pesan dapat dipahami oleh pembaca, maka foto tersebut sudah merupakan foto jurnalistik.
Saran penulis bagi para fotografer untuk meningkatkan kualitas foto jurnalistik adalah sebagai berikut. Pemahaman yang mendalam mengenai peristiwa dan konsepnya diperlukan untuk dapat menentukan dan merencanakan dengan baik sudut pengambilan gambar serta menentukan dan merencanakan dengan baik sudut pengambilan gambar dan dari sisi mana akan memotret. foto. Penguasaan teknik dan banyaknya jam terbang juga mempengaruhi hasil foto yang diambil, terutama untuk momen yang sangat sibuk seperti Upacara Grebeg, apalagi untuk momen yang sangat sibuk seperti Upacara Grebeg Maulud.
Untuk mengabadikan momen, fotografer harus datang ke lokasi lebih awal untuk melakukan persiapan yang matang, dan mampu memilih tempat yang tepat untuk melakukan persiapan yang matang, serta mampu memilih tempat yang tepat untuk memotret momen tersebut.
WAWANCARA
INTERNET