• Tidak ada hasil yang ditemukan

downacademia.com makalah kriptografi

N/A
N/A
Syaiful Ichsan Ashari

Academic year: 2023

Membagikan "downacademia.com makalah kriptografi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KRIPTOGRAFI

TUGAS MANDIRI

KEAMANAN SISTEM INFORMASI

DISUSUN OLEH :

Nama : Evinda Br Tarigan Npm : 1415100128

Dosen : Nopriadi, S.Kom.,M.Kom Kelas : M-211

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS PUTERA BATAM

TAHUN 20

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya, sehingga Saya dapat menyelesaikan laporan tugas mandiri mata kuliah Keamanan Sistem Informasi. Saya menyadari bahwa laporan tugas mandiri ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran akan senantiasa Saya terima dengan senang hati.

Dengan segala keterbatasan, Saya menyadari pula bahwa laporan tugas mandiri ini takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Nopriadi, S.Kom.,M.Kom. selaku dosen mata kuliah Keamanan Sistem Informasi pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Putera Batam.

2. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah serta taufikNya, Amin.

Batam, 24 Desember 2017

Evinda Br Tarigan

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Bekelakang 1

1.2 Rumusan Masalah1

1.3 Tujuan Dan Manfaat 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Pengertian Kriptografi 2 2.2 Sejarah Kriptografi 2

2.3 Elemen – Elemen Kriptografi 4 2.4 Jenis – Jenis Kriptografi 5

2.5 Fungsi Kriptografi 17

2.6 Kriteria Keamanan Kriptografi 17 2.7 Penyerangan terhadap Kriptografi 18 2.8 Penyerangan terhadap Kriptografi 18

BAB III PENUTUP 23 3.1 Kesimpulan 23 3.2 Saran 23

DAFTAR PUSTAKA 24

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Bekelakang

Kriptografi dalam mungkin masih menjadi suatu istilah yang asing bagi sebagian orang di berbagai Negara. Namun sebenarnya kriptografi amat mudah dijumpai meskipun mungkin hanya sebagian kecil dari masyarakat di dunia yang mampu merasakan langsung kegunaan dari kriptografi tersebut. Dalam makalah ini akan dijelaskan apa itu kriptografi, teori-teori yang berhubungan dengan kriptografi bidang protaksi, pengaplikasiannya dalam kehidupan masyarakat, dan prinsip apa yang digunakan sehingga kriptografi mampu diaplikasikan dalam suatu barang elektronik terutama dalam bidang keamanan dan proteksi. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memberi penjelasan tentang berbagai aplikasi dari kriptografi dalam kehidupan modern. Selain itu, untuk memenuhi tugas makalah mata Keamanan Sistem Informasi yang diberikan oleh Dosen Sistem Informasi UPB.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kriptografi ?

2. Bagaimana Sejarah dari Krtiptografi ? 3. Apa saja Jenis – Jenis dari Kriptografi ? 4. Apa saja Elemen- elemen dari Kriptografi?

5. Apa fingsi dari Kriptografi ?

6. Apa saja jenis-jenis serangan terhadap Kriptografi?

1.3 Tujuan Dan Manfaat

1. Menambah wawasan dan ilmu tentang Kriptografi, Semoga setelah pembaca membaca makalah ini apa yang menjadi tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kriptografi

Secara etimologi kata kriptografi (Cryptography) berasal dari bahasa Yunani, yaitu kryptos yang artinya yang tersembunyi dan graphein yang artinya tulisan (Prayudi, 2005). Awal mula kriptografi dipahami sebagai ilmu tentang menyembunyikan pesan (Sadikin, 2012), tetapi seiring perkembangan zaman hingga saat ini pengertian kriptografi berkembang menjadi ilmu tentang teknik matematis yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan keamanan berupa privasi dan otentikasi (Diffie, 1976).

Kriptografi mempunyai 2 (dua) bagian yang penting, yaitu :

a. Enkripsi adalah proses dari penyandian pesan asli menjadi pesan yang tidak dapat diartikan seperti aslinya.

b. Dekripsi adalahmerubah pesan yang sudah disandikan menjadi pesan aslinya. Pesan asli biasanya disebutplaintext, sedangkan pesan yang sudah disandikandisebut ciphertext.

Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa masukan berupa plaintext akan masuk ke dalam blok enkripsi dan keluarannya akan berupa ciphertext, kemudian ciphertext akan masuk ke dalam blok dekripsi dan keluarannya akan kembali menjadi plaintext semula.

2.2 Sejarah Kriptografi

Penulisan rahasia ini dapat dilacak kembali ke 3000 tahun SM saat digunakan oleh bangsa Mesir. Mereka menggunakan hieroglyphcs untuk menyembunyikan tulisan dari mereka yang tidak diharapkan. Hieroglyphcs diturunkan dari bahasa Yunani hieroglyphica yang berarti ukiran rahasia. Hieroglyphs berevolusi menjadi hieratic, yaitu stylized script yang lebih mudah untuk digunakan. Sekitar 400 SM, kriptografi militer digunakan oleh bangsa Spartan dalam bentuk sepotong papyrus atau perkamen dibungkus dengan batang kayu. Sistem ini disebut Scytale.

Sekitar 50 SM, Julius Caesar, kaisar Roma, menggunakan cipher substitusi untuk mengirim pesan ke Marcus Tullius Cicero. Pada cipher ini, huruf-huruf apfabet disubstitusi dengan huruf- huruf yang lain pada alfabet yang sama. Karena hanya satu alfabet yang digunakan, cipher ini merupakan substitusi monoalfabetik. Cipher semacam ini mencakup penggeseran alfabet dengan

(6)

3 huruf dan mensubstitusikan huruf tersebut. Substitusi ini kadang dikenal dengan C3 (untuk Caesar menggeser 3 tempat). Secar umum sistem cipher Caesar dapat ditulis sbb : ZiCn(Pi)

Dimana Zi adalah karakter-karekter ciphertext, Cn adalah transformasi substitusi alfabetik, adalah jumlah huruf yang digeser, dan Pi adalah karakterkarakter plaintext. Disk mempunyai peranan penting dalam kriptografi sekitar 500 th yang lalu. Di Italia sekitar tahun 1460, Leon Battista Alberti mengembangkan disk cipher untuk enkripsi. Sistemnya terdiri dari dua disk konsentris. Setiap disk memiliki alfabet di sekelilingnya, dan dengan memutar satu disk berhubungan dengan yang lainnya, huruf pada satu alfabet dapat ditransformasi ke huruf pada alfabet yang lain. Bangsa Arab menemukan cryptanalysis karena kemahirannya dalam bidang matematika, statistik, dan lingiustik. Karena setiap orang muslim harus menambah pengetahuannya, mereka mempelajari peradaban terdahulu dan mendekodekan tulisantulisannya ke huruf-huruf Arab. Pada tahun 815, Caliph al-Mamun mendirikan House of Wisdom di Baghdad yang merupakan titik pusat dari usaha-usaha translasi. Pada abad ke-9, filsuf Arab al- Kindi menulis risalat (ditemukan kembali th 1987) yang diberi judul “A Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages”. Pada 1790, Thomas Jefferson mengembangkan alat enkripsi dengan menggunakan tumpukan yang terdiri dari 26 disk yang dapat diputar secara individual. Pesan dirakit dengan memutar setiap disk ke huruf yang tepat dibawah batang berjajar yang menjalankan panjang tumpukan disk. Kemudian, batang berjajar diputar dengan sudut tertentu, A, dan huruf-huruf dibawah batang adalah pesan yang terenkripsi.

Penerima akan menjajarkan karakter-karakter cipher dibawah batang berjajar, memutar batang kembali dengan sudut A dan membaca pesan plaintext. Sistem disk digunakan secara luas selama perang sipil US. Federal Signal Officer mendapatkan hak paten pada sistem disk mirip dengan yang ditemukan oleh Leon Battista Alberti di Italia, dan dia menggunakannya untuk mengkode dan mendekodekan sinyal-sinyal bendera diantara unitunit. Sistem Unix menggunakan cipher substitusi yang disebut ROT 13 yang menggeser alfabet sebanyak 13 tempat. Penggeseran 13 tempat yang lain membawa alfabet kembali ke posisi semula, dengan demikian mendekodekan pesan. Mesin kriptografi mekanik yang disebut Hagelin Machine dibuat pada tahun 1920 oleh Boris Hagelin di Scockholm, Swedia. Di US, mesin Hagelin dikenal sebagai M- 209. Gambar 2 : mesin Enigma, digunakan olek militer Jerman pada akhir 1920 dan pada akhir

(7)

dari Perang Dunia II, menggunakan chipertext elektro mekanik yang kompleks untuk menjaga kerahasiaan komunikasi yang sensitif. Pada tahun 20-an, Herbert O. Yardley bertugas pada organisasi rahasia US MI-8 yang dikenal sebagai “Black Chamber”. MI-8 menjebol kode-kode sejumlah negara. Selama konferensi Angkatan Laut Washington tahun 1921-1922, US membatasi negosiasi dengan Jepang karena MI-8 telah memberikan rencana negosiasi Jepang yang telap disadap kepada sekretaris negara US. Departemen negara menutup MI-8 pada tahun 1929 sehingga Yardley merasa kecewa. Sebagai wujud kekecewaanya, Yardley menerbitkan buku The American Black Chamber, yang menggambarkan kepada dunia rahasia dari MI-8. Sebagai konsekuensinya, pihak Jepang menginstal kode-kode baru. Karena kepeloporannya dalam bidang ini, Yardley dikenal sebagai “Bapak Kriptografi Amerika”.

2.3 Elemen – Elemen Kriptografi

1. Pesan, Plainteks dan Cipherteks

Pesan adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain untuk pesan adalah plainteks. Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya oleh pihak lain, maka pesan perlu disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat dipahami. Bentuk pesan yan g tersandi disebut cipherteks

2. Pengirim dan Penerima

Pengirim adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima adalah entitas yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa orang, mesin (komputer), kartu kredit dan sebagainya.

3. Enkripsi dan dekripsi

Proses menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi

4. Cipher

Algoritma kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering, atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.

(8)

5. Sistem kriptografi

Sistem kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.

6. Penyadap

Penyadap adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan dengan tujuan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem kriptografi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks.

7. Kriptanalisis dan kriptologi

Kriptanalisis (cryptanalysis) adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi plainteks tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis. Kriptologi adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.

2.4 Jenis – Jenis Kriptografi

1. Kriptografi Modern

Algoritma ini memiliki tingkat kesulitan yang kompleks (Prayudi, 2005), dan kekuatan kriptografinya ada pada key atau kuncinya (Wirdasari, 2008). Algoritma ini menggunakan pengolahan simbol biner karena berjalan mengikuti operasi komputer digital. Sehingga membutuhkan dasar berupa pengetahuan terhadap matematika untuk menguasainya (Sadikin, 2012).

a. Kriptografi Kunci-Simetris

Kriptografi kunci-simetrik mengarah kepada metode enkripsi yang mana baik pengirim maupun yang dikirim saling memiliki kunci yang sama(walaupun kebanyakan kunci yang ada sedikit berbeda namun masih berhubungan dalam hal kemudahan perhitungan). Berikut ini merupakan jenis enkripsi yang diketahui sampai tahun 1976.Secret-key cryptography kadang disebut sebagai symmetric cryptography merupakan bentuk kryptografi yang lebih tradisional, dimana sebuah kunci tunggal dapat digunakan untuk mengenkrip dan mendekrip pesan. Secret-key cryptography tidak hanya berkaitan dengan enkirpsi tetapi juga berkaitan dengan otentikasi. Salah satu teknik semacam ini disebut message authentication codes. Data Encryption Standart (DES) dan Advanced Encryption Standart (AES) adaalh salah satu desain sandi balok yang sudah didesain standar kriptografi oleh pemerintah AS. Meskipun

(9)

terdapat bantahan dari standar resminya, DES masih cukup terkenal dan digunakan sebagai aplikasi yang sudah luas penggunaannya, dari enkripsi ATM sampai privasi email dan akses keamanan. Banyak sandi balok lain yang telah didesaindan diluncurkan ke publik dengan mempertimbangkan kualitas dalam berbagai variasi.Tetapi banyak pula yang sudah terbongkar.

Sandi gelombang berlawanan dengan sandi balok, membuat material gelombang panjang yang berubahubahyang dikombinasikan dengan kode tulisan bit demi bit atau karakter demi karakter. Masalah utama yang dihadapi secret-key cryptosystems adalah membuat pengirim dan penerima menyetujui kunci rahasia tanpa ada orang lain yang mengetahuinya. Ini membutuhkan metode dimana dua pihak dapat berkomunikasi tanpa takut akan disadap.

Kelebihan secret-key cryptography dari public-key cryptography adalah lebih cepat.Teknik yang paling umum dalam secret-key cryptography adalah block ciphers, stream ciphers, dan message authentication codes.

Gambar 1 : Kriptografi Simetris

Contoh Kriptografi Simetris

:

Perhitungan Matematis Dasar dari teknik hill cipher adalah aritmatika modulo terhadap matriks. Dalam penerapannya, Hill cipher menggunakan teknik perkalian matriks dan teknik invers terhadap matriks. Kunci pada hill cipher adalah matriks n x n dengan n merupakan ukuran blok. Jika matriks kunci kita sebut dengan K, maka matriks K adalah sebagai berikut:

(10)

Matriks K yang menjadi kunci ini harus merupakan matriks yang invertible, yaitu memiliki multiplicative inverse K-1 sehingga :

K.K-1 = 1

Ingat ! Kunci harus memiliki invers karena matriks K-1 tersebut adalah kunci yang digunakan untuk melakukan dekripsi.

Cara Enkripsi

Dengan mengkodekan atau mengubah setiap huruf abjad dengan integer sebagai berikut: A = 0, B = 1, …, Z = 25

maka secara matematis, proses enkripsi pada hill cipher adalah:

C = K . P mod 26

C = Cipherteks | K = Kunci | P = Plainteks

Proses enkripsi pada hill cipher dilakukan per blok plainteks. Ukuran blok tersebut sama dengan ukuran matriks kuncinya. Perhatikan contoh dibawah ini!

P = D O D I S P U T R A ,dikodekan/diintegerkan menjadi P = 3 14 3 8 18 15 20 19 17 0

Karena matriks kunci K berukuran 2, maka plainteks dibagi menjadi blok yang masing- masing bloknya berukuran 2 karakter. Blok pertama dari plainteks P1,2 =[3;14] kemudian dienkripsi dengan kunci K dengan persamaan C = K . P mod 26. Karena perkalian tersebut menghasilkan lebih dari angka 25 maka dilakukan modulo 26 pada hasil yang lebih dari 25.

(11)

Karakter yang berkorespondensi dengan 21 dan 9 adalah V dan J. Setelah melakukan enkripsi semua blok pada plainteks P maka dihasilkan cipherteks C sebagai berikut:

P = D O D I S P U T R A C = V J R N P W L U R X

Cipherteks yang dihasilkan oleh enkripsi hill chiper atau kode hill menghasilkan cipherteks yang tidak memiliki pola yang mirip dengan plainteks atau pesan aslinya.

Mancari K Invers dan Teknik Dekripsi

Perhitungan matematis dekripsi pada hill chiper atau kode hill ini sama halnya dengan enkripsi. Namun matriks kunci harus dibalik (invers) terlebih dahulu dan kunci invers harus memenuhi persamaan K . K-1 = 1.

P=K-1.Cm26

Sebelum mendekripsi kita akan menginvers kunci K terlebih dahulu, untuk menginvers kita akan menggunakan persamaan [K | I] = K-1, proses invers ini kita akan kita lakukan dengan operasi baris/ row operation.

Dari perhitungan diatas didapatkan K invers :

K invers ini sudah memenuhi persamaan K . K-1 = I, berdasarkan perkalian K dengan K-1 kemudian dimodulasi dengan 26 menghasilkan I = [1 0;0 1]. Setelah itu kita akan melakukan dekripsi terhadap chiperteks, kemudian dirubah menjadi integer terlebih dahulu. Dengan

(12)

kunci dekripsi yang dimiliki, kriptanalis hanya perlu menerapkan persamaan (P = K-1 . C mod 26) pada cipherteks dan kunci, sehingga menghasilkan plainteks/ pesan asli (P = D O D I S P U T R A).

Hill cipher/ kode hill merupakan algoritma kriptografi klasik yang sangat kuat dilihat dari segi keamanannya dnegan matriks kunci hill cipher harus merupakan matriks yang invertible, karena disitulah letak keunikan sekaligus kesulitan kode hill tersebut.

b. Kriptografi Kunci-Publik/Asimetris

Kriptografi Simetris adalah : Kode Hill atau lebih dikenal dengan Hill cipher merupakan salah satu algoritma kriptografi kunci simetris dan merupakan salah satu kripto polyalphabetic. Hill cipher diciptakan oleh Lester S. Hill pada tahun 1929 .

Teknik kriptografi ini diciptakan dengan maksud untuk dapat menciptakan cipher yang tidak dapat dipecahkan menggunakanteknik analisis frekuensi. Berbeda dengan caesar cipher, hill cipher tidak mengganti setiap abjad yang sama pada plainteks dengan abjad lainnya yang sama pada cipherteks karena menggunakan perkalian matriks pada dasar enkripsi dan dekripsinya.

Hill cipher merupakan penerapan aritmatika modulo pada kriptografi. Teknik kriptografi ini enggunakan sebuah matriks persegi sebagai kunci berukuran m x m sebagai kunci untuk melakukan enkripsi dan dekripsi. Dasar teori matriks yang digunakan dalam Hill cipher antara lain adalah perkalian antar matriks dan melakukan invers pada matriks.

Karena menggunakan matriks sebagai kunci, Hill cipher merupakan algoritma kriptografi kunci simetris yang sulit dipecahkan, karena teknik kriptanalisis seperti analisis frekuensi tidak dapat diterapkan dengan mudah untuk memecahkan algoritma ini. Hill cipher sangat sulit dipecahkan jika kriptanalis hanya memiliki ciphertext saja (chipertext-only), namun dapat dipecahkan dengan mudah jika kriptanalis memiliki ciphertext dan potongan dari plaintext-nya (known-plaintext).

(13)

Gambar 2: Kriptografi Asimetris

Contoh Kriptografi Asimetris Contoh RSA:

• Kunci Publik:

– Pilih bil. prima p = 7 dan q = 11, n = 7.11 =77 – F(n)=(p-1).(q-1)=6.10= 60 artinya

F(n)={1,2,3,4,6,8,..,76}={x|gcd(x, n)=1}

– Pilih e dalam {x|gcd(x, 60)=1}, misalnya e=17 – Hapus p dan q dan Kunci Publik n=77, e=17

• Kunci Rahasia:

– d = e-1 mod F(n), d .e = 1 mod 60, d =53 – 53 . 17 mod 60 = 901 mod 60 = 1 mod 60

c. Algoritma Kriptografi Hibrid:

Permasalahan yang menarik pada bidang kemanan informasi adalah adanya trade off antara kecepatan dengan kenyamanan. Semakin aman semakin tidak nyaman, berlaku juga sebaliknya semakin nyaman semakin tidak aman. Salah satu contohnya adalah bidang kriptografi. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan penggunaan kriptografi hibrida. Kriptografi hibrida sering dipakai karena memanfaatkan keunggulan kecepatan pemrosesan data oleh algoritma simetrik dan kemudahan transfer kunci menggunakan algoritma asimetrik. Hal ini mengakibatkan peningkatan kecepatan tanpa mengurangi kenyamanan serta keamanan.

Aplikasi kriptografi hibrida yang ada saat ini pada umumnya ditujukan untuk penggunaan umum atau mainstream yang merupakan pengguna komputer.

Aplikasi pada umumnya mengikuti perkembangan hardware komputer yang semakin cepat

(14)

dari waktu ke waktu. Sehingga hardware yang sudah lama tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Selain itu banyak perangkat embedded dengan kekuatan pemrosesan maupun daya yang terbatas. Terutama dengan trend akhir akhir ini, hampir semua orang memiliki handheld device yang mempunyai kekuatan terbatas, seperti telepon seluler.

Gambar 3: Algoritma Kriptografi Hibrid

Dalam tugas akhir ini dibahas mengenai perancangan sebuah aplikasi kriptografi hibrida yang ditujukan untuk kalangan tertentu, terutama pemakai hardware dengan kekuatan pemrosesan yang terbatas. Aplikasi yang ingin dicapai adalah aplikasi yang sederhana, ringan dan cepat

tanpa mengurangi tingkat keamanan menggunakan hash.

Sistem ini mengggabungkan chiper simetrik dan asimetrik. Proses ini dimulai dengan negosiasi menggunakan chiper asimetrik dimana kedua belah pihak setuju dengan private key/session key yang akan dipakai. Kemudian session key digunakan dengan teknik chiper simetrik untuk mengenkripsi conversation ataupun tukar-menukar data selanjutnya. Suatu session key hanya dipakai sekali sesi. Untuk sesi selanjutnya session key harus dibuat kembali.PendistribusianKey. Dalam pendistribusian suatu key dapat dilakukan dengan bermacam cara misalnya download, diberikan secara langsung dsb. Untuk mencegah pemalsuan key oleh pihak ketiga maka diperlukanadanyacertificate.

Protokol pernyetujuan key Atau disebut juga protokol pertukaran key adalah suatu sistem dimana dua pihak bernegosiasi untuk menentukan secret value. Contohnya adalah SSL (secure socket layer).

d. Data Encryption Standart (DES)

DES, akronim dari Data Encryption Standard, adalah nama dari Federal Information Processing Standard (FIPS) 46-3, yang menggambarkan data encryption algorithm (DEA).

DEA juga didefinisikan dalam ANSI standard X3.92. DEA merupakan perbaikan dari

(15)

algoritma Lucifer yang dikembangkan oleh IBM pada awal tahun 70an. Meskipun algoritmanya pada intinya dirancang oleh IBM, NSA dan NBS (sekarang NIST (National Institute of Standards and Technology)) memainkan peranan penting pada tahap akhir pengembangan. DEA, sering disebut DES, telah dipelajari secara ekstensif sejak publikasinya dan merupakan algoritma simetris yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. DEA memiliki ukuran blok64-bit dan menggunakan kunci 56-bit kunci selama eksekusi (8 bit paritas dihilangkan dari kunci 64 bit). DEA adalah symmetric cryptosystem, khususnya cipher Feistel 16-rounddan pada mulanya dirancang untuk implementasi hardware. Saat digunakan untuk komunikasi, baik pengirim maupun penerima harus mengetahui kunci rahasia yang sama, yang dapat digunakan untuk mengenkrip dan mendekrip pesan, atau untuk menggenerate dan memverifikasi message authentication code (MAC). DEA juga dapat digunakan untuk enkripsi single user, seperti untuk menyimpan file pada harddisk dalam bentuk terenkripsi. Dalam lingkungan multiuser, distribusi kunci rahasia akan sulit. Public- key cryptography menyediakan solusi yang ideal untuk masalah ini.NIST telah mensertifikasi kembali DES (FIPS 46-1, 46-2, 46-3) setiap 5 tahun. FIPS 46-3 mensahkan kembali penggunaan DES sampai Oktober 1999, namun single DES hanya diijinkan untuk legacy systems. FIPS 46-3 mencakup definisi dari triple-DES (TDEA, menurut X9.52); TDEA adalah "pilihan algoritma simetris yang disetujui oleh FIPS." Dalam beberapa tahun, DES dan triple-DES akan digantikan dengan Advanced Encryption Standard.

e. Advanced Encryption Standart (AES)

AES adalah Advanced Encryption Standard. AES adalah block cipher yang akan menggantikan DES tetapi diantisipasi bahwa Triple DES tetap akan menjadi algoritma yang disetujui untuk penggunaan pemerintah USA. Pada Januari 1997 inisiatif AES diumumkan dan pada September 1997 publik diundang untuk mengajukan proposal block cipher yang cocok sebagai kandidat untuk AES. Pada tahun 1999 NIST mengumumkan lima kandidat finalis yaitu MARS, RC6, Rijndael, Serpent, dan Twofish.Algoritma AES dipilih pada Oktober 2001 dan standarnya dipublish pada November 2002. AES mendukung ukuran kunci 128 bit, 192 bit, dan 256 bit, berbeda dengan kunci 56-bit yang ditawarkan DES. Algoritma AES dihasilkan dari proses bertahun-tahun yang dipimpin NIST dengan bimbingan dan

(16)

review dari komunitas internasional pakar kriptografi.Algoritma Rijndael, yang dikembangkan oleh Joan Daemen dan Vincent Rijmen, dipilih sebagai standar.

2. Kriptografi Klasik

Algoritma ini digunakan sejak sebelum era komputerisasi dan kebanyakan menggunakan teknik kunci simetris. Metode menyembunyikan pesannya adalah dengan teknik substitusi atau transposisi atau keduanya (Sadikin, 2012). Teknik substitusi adalah menggantikan karakter dalam plaintext menjadi karakter lain yang hasilnya adalah ciphertext. Sedangkan transposisi adalah teknik mengubah plaintext menjadi ciphertext dengan cara permutasi karakter. Kombinasi keduanya secara kompleks adalah yang melatarbelakangi terbentuknya berbagai macam algoritma kriptografi modern (Prayudi, 2005).

Kriptografi, secara umum adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan berita [bruce Schneier – Applied Cryptography. Dalam kriptografi, pesan atau informasi yang dapat dibaca disebut sebagai plaintext atau clear text. Proses yang dilakukan untuk mengubah plaintext ke dalam ciphertext disebut enkripsi. Pesan yang tidak dapat terbaca tersebut disebut ciphertext. Proses yang merupakan kebalikan dari enkripsi disebut sebagai dekripsi. Proses ekripsi dapat digunakan untuk membuat ciphertext kembali menjadi plaintext. Ahli di bidang

kriptografi disebut sebagai cryptographer. Cryptanalyst

merupakan orang yang melakukan cryptanalysis, yaitu seni dan ilmu untuk memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa melalui cara yang seharusnya. Sebelum komputer ada, kriptografi dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas. Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan saat itu, dinamakan juga algoritma klasik, adalah berbasis karakter, yaitu enkripsi dan dekripsi dilakukan pada setiap karakter pesan. Semua algoritma klasik termasuk ke dalam sistrm kriptografi simetris dan digunakan jauh sebelum kriptografi kunci publik ditemukan.

Kriptogarfi klasik memiliki beberapa ciri : a. Berbasis karakter

b. Menggunakan pena dan kertas saja, belum ada computer

(17)

c. Termasuk ke dalam kriptografi kunci simetris.

Tiga alasan mempelajari algoritma klasik : a. Memahami konsep dasar kriptografi b. Dasar algoritma kriptografi modern c. Memahami kelemahan sistem kode

Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat dikelompokkan ke dalam dua macam cipher, yaitu :

a. Cipher substitusi (substitution cipher)

Di dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti dengan satu unit cipherteks. Satu

“unit” di isini berarti satu huruf, pasanga huruf, atau dikelompokkan lebih dari dua huruf.

Algoritma substitusi tertua yang diketahui adalah Caesar cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi , Julius Caesar (sehingga dinamakan juga casear cipher), untuk mengirimakan pesan yang dikirimkan kepada gubernurnya.

b. Cipher transposisi (transposition cipher)

Pada cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap saja, hanya saja urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose terhadap rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini adalah permutasi atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap karakter di dalam teks sama dengan mempermutasikan karakter- karkater tersebut. (Munir.2006)

Jenis Kriptografi Klasik : a. Vigènere cipher

Vigenere cipher mungkin adalah contoh terbaik dari cipher alphabet-majemuk ‘manual’.

Algoritma ini dipublikasikan oleh diplomat (sekaligus seorang kriptologis) perancis, Blaise de Vigènere pada abad 16. Vigènere cipher dipublikasikan pada tahun 1586. Cipher ini berhasil dipecahkan oleh Babbage dan Kasiski pada pertengahan abad 19. Vigènere cipher digunakan oleh tentara Konfiderasi (Confederate Army) pada perang sipil Amerika (American Civil war).

(18)

Vigènere cipher sangat dikenal karena mudah dipahami dan diimplementasikan.Cipher menggunakan bujursangakar Vigènere untuk melakukan enkripsi.

Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan huruf-hurf kunci, sedangkan baris paling atas menyatakan huruf-huruf plainteks. Setiap baris dalam bujursangkar menyatakan huruf- huruf cipherteks, yang mana jumlah pergesaran huruf plainteks ditentukan nilai numerik huruf kunci tersebut ( yaitu, A = 0, B = 1, C = 2,…, Z = 25). Bujursangkar vigènere digunakan untuk memperoleh cipherteks dengan menggunakan kunci yang sudah ditentukan.

Jika panjang kunci lebih pendek dari pada panjang plainteks, maka kunci diulang penggunaanya (sistem periodik). Bila panjang kunci adalah m, maka periodenya dikatakan m.

sebagai contoh, jika plainteks adalah THIS PLAINTEXT dan kunci adalah sony maka penggunaan kunci secara periodik adalah sebagai berikut:

Plainteks : THIS PLAINTEXT Kunci : SONY SONYSONYS Cipherteks : LVVQ HZNGFHRVL b. Autokey Cipher

Kriptografi Autokey adalah pengembangan dari kriprografi Caesar dan Vigenere. Cara melakukan enkripsi sama seperti kedua kriptografi sebelumnya. Pada kriptografi Autokey juga digunakan sebuah kata sebagai kunci. Kunci ini kemudian diikuti dengan plaintext sehingga membentuk huruf-huruf yang sama panjang dengan plaintext. Urutan huruf-huruf ini yang akan digunakan sebagai kunci pada saat enkripsi. Rumus yang berlaku untuk kriptografi Autokey sama seperti Caesar dan Vigenere.

Contoh, jika plaintext adalah INI PESAN RAHASIA, maka jika kita gunakan kunci kata BESOK, maka kata BESOK akan disisipkan di depan plaintext INI PESAN RAHASIA.

Kemudian enkripsi dilakukan sama dengan enkripsi Caesar dan Vigenere.

c. Reverse Cipher

Ini aadalah contoh kriptografi klasik yang menggunakan substitusi yaitu mengganti satu huruf dengan huruf lain ataupun mengubah suatu kalimat dengan menuliskan setiap kata secara

(19)

terbalik. Ini contoh yang paling sederhana dari transposisi yaitu mengubah suatu kalimat dengan menuliskan setiap kata secara terbalik. Contoh Kriptografi Reverse:

Plaintext : AKU AKAN PERGI BESOK PAGI Ciphertext : UKA NAKA IGREP KOSEB IGAP

Pada kriptografi kolom (column cipher), plaintext disusun dalam kelompok huruf yang terdiri dari beberapa huruf. Kemudian huruf-huruf dalam kelompok ini dituliskan kembali kolom per kolom, dengan urutan kolom yang bisa berubah-ubah. Contoh Kriptografi Kolom –

> Kalimat ‘ AYAH SUDAH TIBA KEMARIN SORE ’,jika disusun dalam kolom 7 huruf, maka akan menjadi kolom – kolom berikut :

AYAHSUD AHTIBAK EMARINS OREAAAA

Untuk melengkapi kolom terakhir agar berisi 7 huruf, maka sisanya diisi dengan huruf

‘A’atau bisa huruf apa saja sebagai huruf pelengkap. Kalimat tesebut setelah dienkripsi dengan 7 kolom huruf dan urutan kunci 6725431, maka hasil enkripsinya:

DKSAATAEUANASBIAHIRAAAEOYHMR d. Zig-Zag Cipher

Pada kriptografi kolom zig-zag, plaintext disusun dalam kelompok huruf yang terdiri dari beberapa huruf. Kemudian huruf-huruf dalam uruta kolom yang dimasukkan secara pola zig-zag.

e. Segitiga Cipher

Pada kriptografi kolom Triangle, plaintext disusun dalam kelompok huruf yang terdiri dari beberapa huruf. Kemudian huruf-huruf dalam urutan kolom yang dimasukkan secara pola segitiga.

f. Super Enkripsi

(20)

Kombinasi Antara Cipher Substitusi (Caesar Cipher) dan Cipher Tranposisi (Column Cipher). Sehingga memperoleh Cipher yang lebih kuat (Super) dari pada Satu Cipher saja.

g. Enigma Machine

Enigma Machine adalah mesin yang digunakan Jerman selama Perang Dunia II untuk mengenkripsi/dekripsi pesan-pesan militer. Enigma menggunakan sistem rotor(mesin berbentuk roda yang berputar) untuk membentuk huruf cipherteks yang berubah – ubah.

Setelah setiap huruf dienkripsi, rotor kembali berputar untuk membentuk huruf cipherteks yang baru.

2.5 Fungsi Kriptografi

Dalam teknologi informasi, terus menerus dikembangkan cara untuk menangkal berbagai bentuk serangan seperti penyadapan dan pengubahan data yang dikirimkan. Salah satu cara yang ditempuh mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan kriptografi yang menggunakan transformasi data sehingga data yang dihasilkan tidak dapat dimengerti oleh pihak yang tidak berhak mengakses. Transformasi ini memberikan solusi pada dua macam masalah keamanan data, yaitu masalah privasi (privacy) dan keautentikan (authenticatioan). Privasi mengandung arti bahwa data yang dikirimkan hanya dapat dimengerti informasinya oleh penerima yang sah atau berhak. Sedangkan keotentikan mencegah pihak ketiga untuk mengirimkan data yang salah atau mengubah data yang dikirimkan. Sehingga, kriptografi diharapkan dapat memenuhi kriteria- kriteria sebagai berikut:

1. Kerahasiaan (confidentiality), yang dapat terjamin dengan adanya enkripsi (penyandian).

2. Keutuhan (integrity) atas data-data pembayaran, yang dapat terjamin dengan penggunaan fungsi hash. Fungsi hash adalah fungsi yang secara efisien mengubah string input dengan panjang berhingga menjadi string output dengan panjang tetap yang disebut nilai hash.

3. Jaminan atas identitas dan keabsahan (authenticity) pihak-pihak yang melakukan transaksi, yang terjamin dengan digunakannya password atau sertifikat digital. Sedangkan keautentikan data transaksi dapat terjamin dengan menggunakan tanda tangan digital.

4. Transaksi dapat dijadikan barang bukti yang tidak bisa disangkal (non-repudiation)dengan memanfaatkan tanda tangan digital dan sertifikat digital.

(21)

2.6 Kriteria Keamanan Kriptografi

Sebuah algoritma kriptografi dikatakan aman (computationally secure) bila memenuhi tiga kriteria berikut:

1. Persamaan matematis yang menggambarkan operasi algoritma kriptografi sangat kompleks sehingga algoritma tidak mungkin dipecahkan secara analitik.

2. Biaya untuk memecahkan chiperteks melampaui nilai informasi yang terkandung di dalam chiperteks tersebut.

3. Waktu yang diperlukan untuk memecahkan chiperteks melampaui lamanya waktu informasi tersebut harus dijaga kerahasiaannya.

2.7 Penyerangan terhadap Kriptografi

Selain ada pihak yang ingin menjaga agar pesan tetap aman, namun ada juga pihak-pihak yang ingin

mengetahui pesan rahasia tersebut secara tidak sah. Bahkan ada pihak-pihak yang ingin agar dapat mengubah isi pesan tersebut. Ilmu untuk mendapatkan pesan yang asli dari pesan yang telah disandikan tanpa memiliki kunci untuk membuka pesan rahasia tersebut disebut kriptoanalisis. Sedangkan usaha untuk membongkar suatu pesan sandi tanpa mendapatkan kunci dengan cara yang sah dikenal dengan istilah serangan (attack).

2.8 Jenis-Jenis Serangan terhadap Kriptografi

Di bawah ini dijelaskan beberapa macam penyerangan terhadap pesan yang sudah dienkripsi, berdasarkan ketersediaan data yang ada, dan tingkat kesulitannya bagi penyerang, dimulai dari yang paling sulit adalah:

1. Ciphertext only attack, penyerang hanya mendapatkan ciphertext dari sejumlah pesan yang seluruhnya telah dienkripsi menggunakan algoritma yang sama. Sehingga, metode yang digunakan untuk memecahkannya adalah exhaustive key search, yaitu mencoba semua kemungkinan yang ada untuk menemukan kunci.

2. Known plaintext attack, dimana penyerang selain mendapatkan sandi, juga mendapatkan pesan asli. Terkadang disebut pula clear-text attack.

3. Choosen plaintext attack, sama dengan known plaintext attack, namun penyerang bahkan dapat memilih penggalan mana dari pesan asli yang akan disandikan. Serangan jenis ini lebih

(22)

hebat daripada known-plaintext attack, karena kriptoanalis dapat memilih plainteks tertentu untuk dienkripsikan, yaitu plainteks-plainteks yang lebih mengarahkan penemuan kunci.

4. Chosen-ciphertext attack.Pada tipe ini, kriptoanalis dapat memilih cipherteks yang berbeda untuk didekripsi dan memiliki akses atas plaintext yang didekripsi.

5. Chosen-key attack.Kriptoanalis pada tipe penyerangan ini memiliki pengetahuan tentang hubungan antara kunci-kunci yang berbeda dan memilih kunci yang tepat untuk mendekripsi pesan.

6. Rubber-hose cryptanalysis. Pada tipe penyerangan ini, kriptoanalis mengancam, menyiksa, memeras, memaksa, atau bahkan menyogok seseorang hingga mereka memberikan kuncinya.

Ini adalah cara yang paling ampuh untuk mendapatkan kunci.

7. Adaptive – chosen – plaintext attack. Penyerangan tipe ini merupakan suatu kasus khusus chosen-plaintext attack. Kriptoanalis tidak hanya dapat memilih plainteks yang dienkripsi, ia pun memiliki kemampuan untuk memodifikasi pilihan berdasarkan hasil enkripsi sebelumnya. Dalam chosen-plaintext attack, kriptoanalis mungkin hanya dapat memiliki plainteks dalam suatu blok besar untuk dienkripsi; dalam adaptive-chosen-plaintextattack ini ia dapat memilih blok plainteks yang lebih kecil dan kemudian memilih yang lain berdasarkan hasil yang pertama, proses ini dapat dilakukannya terus menerus hingga ia dapat memperoleh seluruh informasi.

Berdasarkan bagaimana cara dan posisi seseorang mendapatkan pesan-pesan dalam saluran komunikasi,

penyerangan dapat dikategorikan menjadi:

1. Spoofing: Penyerang – misalnya Dimana bisa menyamar menjadi Adi. Semua orang dibuat percaya bahwa Diman adalah Adi. Penyerang berusaha meyakinkan pihak-pihak lain bahwa tak ada salah dengan komunikasi yang dilakukan, padahal komunikasi itu dilakukan dengan sang penipu/penyerang. Contohnya jika orang memasukkan PIN ke dalam mesin ATM palsu – yang benar-benar dibuat seperti ATM asli – tentu sang penipu bisa mendapatkan PIN-nya dan copy pita magentik kartu ATM milik sang nasabah. Pihak bank tidak tahu bahwa telah terjadi kejahatan.

2. Man-in-the-middle: Jika spoofing terkadang hanya menipu satu pihak, maka dalam skenario ini, saat Adi hendak berkomunikasi dengan Badu, Diman di mata Adi seolah-olah adalah

(23)

Badu, dan Diman dapat pula menipu Badu sehingga Diman seolah-olah adalah Adi. Diman dapat berkuasa penuh atas jalur komunikas ini, dan bisa membuat berita fitnah.

Gambar 4 : Ilustrasi Man-in-the-middle

3. Sniffing: secara harfiah berarti mengendus, tentunya dalam hal ini yang diendus adalah pesan (baik yang belum ataupun sudah dienkripsi) dalam suatu saluran komunikasi. Hal ini umum terjadi pada saluran publik yang tidak aman. Sang pengendus dapat merekam pembicaraan yang terjadi.

4. Replay attack: Jika seseorang bisa merekam pesan-pesan handshake(persiapan komunikasi), ia mungkin dapat mengulang pesan-pesan yang telah direkamnya untuk menipu salah satu pihak.

Serangan dilakukan secara aktif bilamana penyerang mengintervensi komunikasi dan ikut mempengaruhi sistem untuk keuntungan dirinya atau penyerang mengubah aliran pesan seperti menghapus sebagian cipherteks, mengubah cipherteks, menyisipkan potongan cipherteks palsu, me-replaypesan lama, mengubah informasi yang tersimpan, dan sebagainya. Man-in-the-midle, replay attack, dan spoofing termasuk jenis serangan ini.

Serangan dilakukan secara pasif, terjadi bilamana penyerang tidak terlibat dalam komunikasi antara pengirim dan penerima atau penyerang hanya melakukan penyadapan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak-banyaknya.

(24)

Gambar 6 : Ilustrasi Serangan Pasif

Beberapa metode penyadapan data yang biasanya dilakukan oleh penyerang:

1. Electromagnetic eavesdropping. Penyadap mencegat data yang ditransmisikan melalui saluran wireless, misalnya radio dan microwive.

2. Acoustic Eavesdropping. Menangkap gelombang suara yang dihasilkan oleh suara manusia.

3. Wiretapping Penyadap mencegat data yang ditransmisikan pada saluran kabel komunikasi dengan menggunakan sambungan perangkat keras.

Gambar 7 : Ilustrasi Wiretapping

Jenis-jenis serangan berdasarkan teknik yang digunakan untuk menemukan kunci:

1. Brute force attack atau Exhaustive attack

Serangan brute-force adalah sebuah teknik serangan yang menggunakan percobaan terhadap semua kunci yang mungkin untuk mengungkap plainteks/kunci.

Pendekatan ini pada awalnya merujuk pada sebuah program komputer yang mengandalkan kekuatan pemrosesan komputer dibandingkan kecerdasan manusia. Sebagai contoh, untuk menyelesaikan sebuah persamaan kuadrat seperti x²+7x-44=0, di mana x adalah sebuah integer, dengan menggunakan teknik serangan brute-force, penggunanya hanya dituntut untuk membuat program yang mencoba semua nilai integer yang mungkin untuk persamaan

(25)

tersebut hingga nilai x sebagai jawabannya muncul. Istilah brute force sendiri dipopulerkan oleh Kenneth Thompson, dengan mottonya: "When in doubt, use brute-force" (jika ragu, gunakan brute-force).

Teknik ini adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk memecahkan password, kunci, kode atau kombinasi. Cara kerja metode ini sangat sederhana yaitu mencoba semua kombinasi yang mungkin. Salah satu contoh penggunaan brute force attack adalah password cracker. Sebuah password dapat dibongkar dengan menggunakan program bernama password cracker ini. Program password cracker adalah program yang mencoba membuka sebuah password yang telah terenkripsi dengan menggunakan sebuah algoritma tertentu dengan cara mencoba semua kemungkinan. Teknik ini sangatlah sederhana, tapi efektivitasnya luar biasa, dan tidak ada satu pun sistem yang aman dari serangan ini, meski teknik ini memakan waktu yang sangat lama, khususnya untuk password yang rumit.

Namun ini tidak berarti bahwa password cracker membutuhkan decrypt. Pada prakteknya, mereka kebanyakan tidak melakukan itu. Umumnya, kita tidak dapat melakukan dekripsi password-password yang sudah terenkripsi dengan algoritma yang kuat.

Proses-proses enkripsi modern kebanyakan hanya memberikan satu jalan, di mana tidak ada proses pengembalian enkripsi. Namun, umumnya, tool-tool simulasi yang mempekerjakan algoritma yang sama yang digunakan untuk mengenkripsi password orisinal, dipakai. Tool- tool tersebut membentuk analisa komparatif. Program password cracker tidak lain adalah mesin-mesin ulet. Ia akan mencoba kata demi kata dalam kecepatan tinggi. Mereka menganut

"Asas Keberuntungan", dengan harapan bahwa pada kesempatan tertentu mereka akan menemukan kata atau kalimat yang cocok.

2.

Analytical attack

Pada jenis serangan ini, kriptanalis tidak mencoba-coba semua kemungkinan kunci tetapi menganalisis kelemahan algoritma kriptografi untuk mengurangi kemungkinan kunci yang tidak mungkin ada. Analisis dilakukan dengan dengan memecahkan persamaan-persamaan matematika (yang diperoleh dari definisi suatu algoritma kriptografi) yang mengandung peubah-peubah yang merepresentasikan plainteks atau kunci. Asumsi yang digunakan:

kriptanalis mengetahui algoritma kriptografi.

(26)

Untuk menghadapi serangan ini, kriptografer harus membuat algoritma kriptografi yang kompleks sedemikian rupa sehingga plianteks merupakan fungsi matematika dari chiperteks dan kunci yang cukup kompleks, dan tiap kunci merupakan fungsi matematika dari chiperteks dan plainteks yang cukup kompleks. Metode analytical attack biasanya lebih cepat menemukan kunci dibandingkan dengan exhaustive attack.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kriptografi merupakan salah satu dari media komunikasi dan informasi kuno yang masih dimanfaatkan hingga saat ini. Kriptografi di Indonesia disebut persandian yaitu secara singkat dapat berarti seni melindungi data dan informasi dari pihak-pihak yang tidak dikehendaki baik saat ditransmisikan maupun saat disimpan. Sedangkan ilmu persandiannya disebut kriptologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana tehnik melindungi data dan informasi tersebut beserta seluruh ikutannya.Pengguna diberikan ID dan password untuk mengakses sistem yang ada. Password dienkripsi untuk mencegah terjadinya akses illegal terhadap sistem misalnya pencurian data-data penting oleh mereka yang tidak berhak. Demikian juga enkripsi pada file-file penting dapat dilakukan (misalnya file yang berisi data keuangan). Metode enkripsi yang

digunakan dapat berbentuk enkripsi kunci simetris, misalnya menggunakan algoritma DES, RSA, dll. Untuk mendapatkan algoritma enkripisi ini tidak dibutuhkan biaya karena telah

dipublikasikan secara umum. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kriptografi masih merupakan sistem yang efektif dalam hal keamanan dan proteksi serta dapat digunakan secara luas di berbagai bidang usaha dan teknologi.

3.2

Saran

Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana

(27)

menggunkan aplikasi keamanan system computer metode kriptografi menggunakan program delphi.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://rinas95.blogspot.co.id/2016/05/makalah-kriptografi.html 2. http://agoydaywalker.blogspot.co.id/2011/03/antivirus-nod32.html

3. http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-sejarah-dan-jenis-kriptografi.html 4. http://nuribeo.blogspot.co.id/2011/03/kriptografi-asimetris-simetris-dan.html

5. https://darhafm.wordpress.com/2012/05/07/43/

6. http://informatika.stei.itb.ac.id/~rinaldi.munir/Matdis/2007-2008/Makalah/MakalahIF2153- 0708-050.pdf

Referensi

Dokumen terkait

3 튜티 나라에도 외국인 관광객에게 유명한 물건에 어떤 것들이 있는지에 대해서 이야기해 보세요.. Talk about what things are famous for foreign tourist in tutee's