• Tidak ada hasil yang ditemukan

Download (187kB)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Download (187kB)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Bagaimana gambaran perilaku tidak merokok siswa MAN 1 Makassar sebelum dan sesudah diberikan teknik pengendalian diri. Bagaimana gambaran penerapan teknik pengendalian diri dalam meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan larangan merokok pada siswa MAN 1 Makassar. Kepatuhan larangan merokok siswa MAN 1 Makassar sebelum dan sesudah mendapatkan teknik pengendalian diri.

Pendekatan Konseling Behavioral Teknik Self Control

Menurut Tohirin, konseling kelompok adalah usaha seorang pembimbing atau konselor untuk membantu memecahkan masalah pribadi yang dialami oleh setiap anggota kelompok melalui kegiatan kelompok guna mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan konseling kelompok adalah untuk membantu individu memahami dirinya dengan lebih baik dan membantu menemukan solusi atas berbagai kesulitan yang dihadapinya. Tujuan ini mencerminkan apa yang diharapkan oleh setiap konselor individu melalui keterlibatan dalam konseling kelompok.

Dalam struktur peran dan tanggung jawab, konselor menegaskan peran dan tanggung jawab konselor dan konseli dalam proses konseling kelompok. Kegiatan penting anggota kelompok di akhir sesi konseling kelompok adalah merefleksikan pengalaman mereka selama proses kelompok, mengolah ingatan, mengevaluasi apa yang dipelajari dalam pengambilan keputusan.

Kerangka pikir

Teknik pemantauan diri dapat meningkatkan kepatuhan terhadap aturan berhenti merokok, seperti membantu siswa berpikir tentang slide pengetahuan aturan untuk mengubah pemikiran dan keyakinan irasional mereka tentang aturan dan menggunakan berbicara sendiri dalam pengendalian diri, yang membantu siswa berpikir tentang kepatuhan. peraturan pelarangan merokok agar siswa diharapkan melakukannya dan menjadi kebiasaan. Dalam keadaan ini siswa lebih patuh pada peraturan, karena ada penguasa yang mengatur peraturan. Seseorang yang memiliki kontrol perilaku kognitif dan penilaian yang kuat mampu memahami dengan baik pentingnya mematuhi aturan larangan merokok dan mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa ada hubungan antara pengendalian diri dengan seringnya pelanggaran aturan merokok. Seseorang dengan pengendalian diri yang tinggi diasosiasikan dengan hampir semua perilaku yang mendukung keberhasilan hidup, sedangkan seseorang dengan pengendalian diri yang rendah selalu diasosiasikan dengan masalah perilaku dan dorongan hati yang melanggar larangan merokok. Siswa dapat memperoleh informasi melalui slide dan bahan bacaan, disini peneliti mengajak siswa untuk memikirkan akibat yang didapat siswa dari perilaku mentaati dan melanggar peraturan larangan merokok.

Dalam pertemuan ini, para siswa dapat memahami bahwa peraturan larangan merokok yang diterapkan di sekolah adalah untuk kepentingan siswa tersebut karena memiliki pengaruh positif bagi diri mereka sendiri ketika mereka mengikuti peraturan larangan merokok melalui slide media dan bacaan. materi yang disediakan. Siswa menyepakati perubahan mengenai peningkatan kepatuhan larangan merokok dengan memperhatikan semua tahapan dalam proses konseling. Siswa mengambil keputusan dari beberapa tingkatan sebelumnya untuk mengikuti aturan larangan merokok dengan mengucapkan kata “Saya tidak akan” sehingga siswa dapat mengubah cara berpikir positifnya ketika menghadapi situasi kehidupan yang berbeda.

Siswa telah membuat keputusan untuk mematuhi peraturan larangan merokok dan menerapkan peraturan larangan merokok.

Gambar 2.1 Kerangka  PikirKetaatan tata tertib larangan
Gambar 2.1 Kerangka PikirKetaatan tata tertib larangan

Hipotesis

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Variabel dan Desain Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Populasi

Pengambilan populasi ditujukan kepada siswa yang teridentifikasi mengalami ketidakpatuhan terhadap peraturan dilarang merokok Populasi diperoleh dengan melihat catatan dokumen bimbingan dan konseling guru seperti siswa yang membawa rokok ke sekolah, merokok di kelas, pernah merokok di kelas. merokok saat jam istirahat, dan mewawancarai guru-guru BK sehingga jumlah populasinya adalah 32 siswa. Populasi dalam penelitian sebanyak 32 siswa dianggap sangat besar dalam pelaksanaan konseling kelompok, sehingga diperlukan sampel yang representatif dalam pelaksanaan konseling kelompok. Menurut Sugiyono, untuk penelitian eksperimen sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen, jumlah anggota sampelnya masing-masing antara 10 sampai 20”.

Menurut Prayitno dan Amti, jumlah anggota yang ideal adalah antara 8 sampai 10 orang jika menggunakan penelitian konseling kelompok. Seperti halnya melakukan penelitian tentang kepatuhan larangan merokok, sampel sumber datanya adalah pelajar yang merokok dengan jumlah 10 orang.

Tabel 3.2. Penyebaran Siswa yang Menjadi populasi Penelitian
Tabel 3.2. Penyebaran Siswa yang Menjadi populasi Penelitian

Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 1. Teknik pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data

Prosedur pelaksanaan penelitian dimulai dari tahap perencanaan, pretest, pemberian tehnik pengendalian diri posttest. Pelaksanaan pre-test pada subjek eksperimen berupa pemberian skala dan wawancara penelitian yang berisi daftar pertanyaan tentang kepatuhan siswa terhadap peraturan dilarang merokok. Pelaksanaan post-test kepada subjek eksperimen berupa pemberian angket penelitian yang isinya sama dengan pre-test yang berisi item-item pertanyaan tentang kepatuhan siswa terhadap peraturan larangan merokok.

Untuk kebutuhan analisis data, dicari perbedaan skor antara pre-test dan post-test untuk subjek.

Teknik analisis data

Gambaran Tingkat Ketaatan Tata Tertib Larangan Merokok Terhadap Siswa diMAN 1 Makassar

Berdasarkan Tabel 4.1 sebaran skala kepatuhan larangan merokok tanggal 27 Februari 2017, hasil penelitian ini melalui sebaran skala kajian di MAN 1 Makassar diketahui 32 siswa berada pada interval rendah dalam indikator kepatuhan merokok. larangan. Hasil distribusi skala penelitian tentang kepatuhan terhadap aturan larangan merokok di MAN 1 Makassar disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini.

Gambaran Pelaksanaan Teknik Self Control dalam Meningkatkan Ketaatan Tata Tertib Larangan Merokok Siswa MAN 1 Makassar

Peneliti menyampaikan tujuan diadakannya konseling kelompok yaitu agar siswa melakukan refleksi terhadap konsekuensi terkait kepatuhan terhadap aturan dilarang merokok. F). Peneliti kemudian mempresentasikan slide yang berisi siswa mematuhi peraturan larangan merokok dan melanggar peraturan kemudian menyuruh siswa untuk memperhatikan dan menganalisis slide yang ditampilkan. Peneliti mulai menampilkan slide, awalnya siswa kesulitan berkonsentrasi untuk melihat slide, namun peneliti melanjutkan slide berikutnya, siswa menjadi tertarik karena melihat contoh gambar siswa yang merokok di slide, kemudian memberikan peneliti berkesempatan untuk menanggapi slide tersebut dan memikirkan konsekuensi dari menaati dan melanggar peraturan larangan merokok.

Peneliti kemudian menyampaikan bahwa siswa harus benar-benar memperhatikan dan membaca bahan bacaan yang dibagikan, 10 siswa membaca bahan bacaan tentang peraturan larangan merokok, kegiatan selanjutnya peneliti memberikan lembar evaluasi. l). Peneliti berikut menginstruksikan siswa untuk mengubah self-talk negatif menjadi positif dengan mengatakan "Saya tidak." peneliti merasakan kebingungan yang dirasakan siswa sehingga peneliti memberikan contoh “Saya tidak melanggar peraturan dilarang merokok”. Pertemuan ketiga 09 September 2017 Peneliti mengajak siswa berpartisipasi dalam debat internal tentang kepatuhan terhadap larangan merokok dengan mengganti pikiran negatif tentang larangan merokok dengan kata-kata positif.

Siswa melakukan perubahan terkait peningkatan kepatuhan merokok dengan mengikuti seluruh tahapan proses bimbingan. Kegiatan keempat memperhitungkan efek dari tiga perilaku sebelumnya, yaitu memikirkan konsekuensi mematuhi dan melanggar larangan merokok, berbicara sendiri, dan berdebat dengan diri sendiri. Pertemuan keempat berlangsung pada tanggal 14 September 2017, peneliti memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengambil keputusan dari tahapan sebelumnya guna mengarahkan perilaku dari cara berpikir tentang kepatuhan terhadap aturan larangan merokok.

Peneliti selanjutnya menyuruh siswa membacakan materi bacaan tentang mematuhi peraturan dilarang merokok, 10 siswa membacakan peraturan dilarang merokok.

Tabel 4.3 Data   Hasil   Persentase   Observasi  Partisipasi  Siswa  dalam Pelaksanaan Teknik Self control siswa MAN 1 Makassar
Tabel 4.3 Data Hasil Persentase Observasi Partisipasi Siswa dalam Pelaksanaan Teknik Self control siswa MAN 1 Makassar

Penerapan Teknik Self control dapat Meningkatkan ketaatan tata tertib larangan merokok Siswa MAN 1 Makassar

Pada pertemuan kedua, 10 siswa menuliskan kata-kata tentang kepatuhan terhadap larangan merokok dengan mengatakan, saya tidak suka larangan merokok, saya melanggar peraturan sekolah, saya pernah membawa rokok ke sekolah dan merokok di kantin, saya selalu melanggar peraturan jadi saya masuk ke ruang CC, mematuhi peraturan itu sulit saya patuhi, saya tidak sepenuhnya tahu peraturan di sekolah, kegiatan selanjutnya adalah 7 siswa melakukan kegiatan untuk mengubah cara berpikir mereka. Pada pertemuan kedua 9 siswa berada pada kategori sangat tinggi, 1 siswa berada pada kategori tinggi, tidak ada siswa yang berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Pada pertemuan ketiga siswa berada pada kategori sangat tinggi yaitu 4 siswa, terdapat 5 siswa pada kategori tinggi, tidak ada siswa yang berada pada kategori sedang, 1 siswa berada pada kategori rendah dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat rendah. kategori.

Pada pertemuan keempat 6 siswa berada pada kategori sangat tinggi dan terdapat 4 siswa yang berada pada kategori tinggi dan tidak ada siswa yang berada pada kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Dengan diketahuinya penerapan pengendalian diri dalam peningkatan kepatuhan terhadap aturan larangan merokok menggunakan uji Wilcoxon yaitu uji beda dengan gain setting maka hipotesis disesuaikan dengan uji analisis sehingga hipotesis menjadi “ada perbedaan kesesuaian aturan antara siswa yang diberi perlakuan dengan teknik pengendalian diri dan tidak diberi perlakuan, oleh karena yang diuji adalah hipotesis nol, maka hipotesis diubah menjadi Tidak ada perbedaan kepatuhan pada aturan dilarang merokok siswa MAN 1 Makassar sebelum dan sesudah dilakukan treatment berupa teknik pengendalian diri.

Nilai rata-rata pada saat pretest diperoleh hasil bahwa kepatuhan terhadap aturan larangan merokok dengan nilai rata-rata 63,90 dan pada saat posttest tingkat kepatuhan terhadap aturan larangan merokok dengan rata-rata nilai 99,50 dapat disimpulkan bahwa teknik pengendalian diri dapat meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan berhenti merokok. Penerapan teknik pengendalian diri dapat meningkatkan kepatuhan terhadap aturan larangan merokok pada siswa MAN 1 Makassar.

Pembahasan

Teknik pengendalian diri dalam konseling kelompok merupakan solusi yang baik untuk meningkatkan kepatuhan siswa terhadap larangan merokok. Hasil survei terhadap 10 responden menunjukkan bahwa pada saat pre-test tingkat kepatuhan terhadap aturan dilarang merokok secara umum berada pada kategori sedang. Hal ini dikarenakan tingkat kepatuhan siswa terhadap peraturan larangan merokok berubah dari sedang menjadi tinggi.

Data diperoleh dengan cara menyebarkan angket kepada subjek, dan setelah (posttest) mendapatkan perlakuan teknik pengendalian diri dalam konseling kelompok, menunjukkan bahwa kepatuhan siswa terhadap peraturan dilarang merokok berada pada kategori tinggi, yang dalam hal ini kasus mengalami peningkatan. Pada akhir penelitian atau setelah pemberian teknik pengendalian diri pada konseling kelompok, dari 10 sampel penelitian ditemukan adanya perbedaan kepatuhan terhadap aturan dilarang merokok antara siswa sebelum dan sesudah pemberian teknik pengendalian diri. kontrol. teknik. Rerata nilai kemampuan mematuhi peraturan larangan merokok siswa MAN 1 Makassar setelah mendapat teknik pengendalian diri lebih tinggi dibandingkan sebelum mendapat teknik pengendalian diri.

Tingkat kemampuan mematuhi aturan larangan siswa pada saat pre test berada pada kategori sedang dan pada saat post test tingkat kepatuhan terhadap aturan larangan siswa berada pada kategori tinggi. Tingkat kepatuhan terhadap peraturan larangan merokok siswa MAN 1 Makassar sebelum diterapkan teknik pengendalian berada pada kategori “rendah”. Setelah diberikan teknik pengendalian diri, tingkat kepatuhan terhadap peraturan larangan merokok meningkat pada siswa yang berada pada kategori “sedang”.

Penerapan teknik pemantauan diri secara signifikan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap larangan merokok bagi siswa MAN 1 Makassar.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka  PikirKetaatan tata tertib larangan
Tabel 3.2. Penyebaran Siswa yang Menjadi populasi Penelitian
Tabel 3.3. Penyebaran Siswa Yang Menjadi Sampel Penelitian
Tabel 3.4. Pembobotan Angket Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Per soal ankej ahat ant i dakt er bat aspadamasal ahzamant eknol ogi moder nsaati ni .Dewasai ni ,i l mupenget ahuandant eknol ogiber kembang semaki nmaj udanr el at i fcepat