• Tidak ada hasil yang ditemukan

draf pedoman akademik program studi magister kajian budaya

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "draf pedoman akademik program studi magister kajian budaya"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DRAF PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI MAGISTER KAJIAN BUDAYA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

OLEH : I NYOMAN DHANA

PROGRAM STUDI MAGISTER KAJIAN BUDAYA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS UDAYANA

2019

(3)

BAB I SEJARAH; KETRENTUAN UMUM; VISI, MISI, DAN TUJUAN BAB II STRUKTUR ORGANISASI

BAB III PENERIMAAN MAHASISWA BARU DAN BIAYA PENDIDIKAN BAB IV KURIKULUM

BAB V DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK, PEMBIMBING TESIS BAB VI PENELITIAN UNTUK TESIS

BAB VIIKETENTUAN AKADEMIK

BAB VIII KEJUJURAN, TATA TERTIB, DAN SANKSI AKADEMIK BAB IX PENUTUP

(4)

BAB I

SEJARAH, KETENTUAN UMUM, VISI, MISI, DAN TUJUAN

1. 1 Sejarah Singkat Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana

Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana didirikan pada tahun 1996 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.46/DIKTI/Kep/1995. Gagasan pendirian Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dirintis oleh Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus, seorang ―bagawan‖

pendidik, peneliti, dan sekaligus budayawan Bali yang telah diakui kepakarannya dalam pengkajian budaya Bali, baik oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri. Pembahasan gagasan pendirian Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dilakukan Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus bersama-sama Prof. Drs. I Gde Widja, M.A., Ph.D dari STKIP Singaraja (kini bernama Universitas Ganesha Singaraja/Undiksha Singaraja). Pembukaan Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya mendapat sambutan hangat dari para peminat dari seluruh Indonesia, baik dari kalangan pendidik/dosen, tenaga kependidikan, birokrat, maupun swasta. Para peminat tersebut memiliki latar belakang pendidikan dari berbagai disiplin, baik disiplin humaniora, ilmu-ilmu sosial, maupun sains, teknologi, dan kedokteran.

Pada mulanya, Prodi Magister (S2) Kajian Budaya merupakan salah satu prodi magister dari 25 prodi magister yang berada di bawah Program Pascasarjana, Universitas Udayana. Namun sejak dikeluarkannya Permenristekdikti No. 30 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Udayana, disertai SK Rektor No. 592/UN14/ PP.03.01/2016 maka Prodi Magister yang monodisiplin dikelola secara administratif di Fakultas masing-masing. Prodi Magister yang multidisiplin tetap berada di bawah Pascasarjana Unud. Sehubungan dengan itu, Prodi Magister (S2) Kajian Budaya sebagai prodi monodisiplin dikelola secara administratif di bawah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Akan tetapi, guna menjaga mutu program magister dan doktor yang sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi dan berdasarkan hasil rapat pimpinan Universitas Udayana 15 Mei 2018 disepakati bahwa pelaksanaan penjaminan mutu program magister dan doktor dilaksanakan oleh pascasarjana, sesuai SK Rektor No. 632/UN14/

PD/2018.

Pada periode awal berdirinya (1996—1999), Ketua Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dijabat oleh Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus, yang sekaligus sebagai ―The Founding Father‖ Prodi

(5)

Magister (S2) Kajian Budaya, didamping oleh Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. selaku Sekretaris.

Pada periode 2000—2003, Ketua Prodi Magister Kajian Budaya masih dijabat Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus, tetapi didampingi oleh Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U. sebagai Sekretaris.

Pada periode 2003—2013, Ketua Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dijabat oleh Prof. Dr.

Emiliana Mariyah, M.S. didampingi oleh Dr. I Wayan Redig, M.A. selaku Sekretaris. Pada periode 2013—2017, Ketua Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dijabat oleh Dr. I Gusti Ketut Gede Arsana, M.Si didampingi oleh Dr. I Nyoman Dhana, M.A. sebagai Sekretaris. Berdasarkan Kepmenristekdikti RI Nomor 30 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Universitas Udayana, Program Studi di lingkungan Universitas Udayana dikelola oleh seorang Koordinator Prodi tanpa didampingi Sekretaris Prodi. Berdasarkan SK Rektor Unud Nomor…, sejak Januari 2018 jabatan Koordinator Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dijabat oleh Prof. Dr.

Drs. I Nyoman Suarka, M.Hum.

1.2 Ketentuan Umum

1. Program Magister adalah program pendidikan strata 2 (S2) yang ditujukan untuk memperoleh gelar magister yang diselenggarakan di lingkungan Universitas Udayana.

2. Program Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan (Permenristekdikti No.

44 Tahun 2015).

3. Koordinator Program Studi (KoProdi) adalah pelaksana akademik Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, FIB, Unud.

4. Pembimbing Akademik (PA) adalah tenaga akademik yang diberikan tugas untuk membimbing peserta didik dari awal perkuliahan berlangsung, dan bertanggungjawab terhadap kelancaran proses pembelajaran sampai mendapat topik usulan penelitian untuk tesis.

Pembimbing Akademik adalah dosen tetap dan serendah-rendahnya berpangkat Lektor (Gol.

III/c) atau yang diberikan kewenangan oleh Koordinator yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas/Direktur Pascasarjana.

5. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015).

(6)

6. Pembimbing tesis adalah tenaga akademik yang berjabatan guru besar atau doktor yang diberikan tugas membimbing mahasiswa peserta didik khususnya dalam proses penyusunan tesis sampai ujian tesis.

7. Tesis adalah karya tulis akademik hasil studi dan/atau penelitian mendalam yang dilakukan secara mandiri yang menunjukkan penguasaan substansi keilmuan serta kemampuan mengembangkan ilmu tersebut di bawah bimbingan pembimbing tesis.

8. Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015).

8. Seminar hasil adalah seminar dari hasil penelitian tesis pada forum resmi yang dihadiri mahasiswa dan pembahas pada waktu tertentu dan menggunakan format penulisan jurnal ilmiah nasional yang terakreditasi.

9. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015).

10. Sistem kredit adalah sistem penyelenggaraan pendidikan dengan menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program,yang dilaksanakan secara bertahap, sistematis dan terukur.

11. Semester adalah satuan waktu kegiatan yang terdiri atas enam belas sampai dengan delapan belas minggu kuliah atau kegiatan terjadwal yang lain, berikut kegiatan yang menyertai, termasuk dua minggu kegiatan penilaian.

12. Satuan Kredit Semester (sks) adalah takaran waktu kegiatan belajar yang dibebankan pada mahasiswa per minggu per semester dalam proses pembelajaran melalui berbagai bentuk pembelajaran atau besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler di suatu program studi (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015).

13. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor (Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015).

(7)

14. Kartu rencana studi (KRS) adalah kartu yang memuat daftar mata kuliah wajib dan pilihan peserta didik dari sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada satu semester berdasarkan kewajiban, minat dan kemampuan.

1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya Visi:

Terwujudnya Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya sebagai kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang unggul, mandiri, dan berbudaya.

Misi:

1. Mengembangkan sistem pendidikan dan pembelajaran berdasarkan paradigma keilmuan sosial kritis guna menghasilkan tenaga ahli kajian budaya yang unggul, mandiri, berbudaya, kritis dan berwawasan luas.

2. Mengembangkan penelitian kajian budaya berbasis praktik pemaknaan (signifying practices) melalui analisis kritis dalam upaya menumbuhkan kesadaran kritis pada manusia menuju komunikasi emansipatoris.

3. Mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dalam upaya menumbuhkan kesadaran multikultural yang mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia.

Tujuan

Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya bertujuan menghasilkan lulusan (magister) yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Menghasilkan Magister (S2) Kajian Budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; memiliki moral, etika, kepribadian yang baik; mampu berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air; mampu bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial; menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang lain; menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas; mampu mengembangkan pengetahuan Kajian Budaya (Cultural Studies) melalui riset hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji; mampu memecahkan permasalahan Ipteks di bidang Kajian Budaya melalui pendekatan multidisipliner; mampu mengelola riset dan

(8)

pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan; serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

2) Menghasilkan penelitian yang mampu membongkar jebakan ideologis yang membelenggu kesadaran masyarakat melalui penelitian kritis.

3) Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang mampu membangun kesadaran kritis masyarakat menuju sikap emansipatoris yang bebas dari segala bentuk pengekangan ideologis hegemonik.

4) Membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan layanan mutu pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

(9)

2.1 Struktur Organisasi Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya

Pengelolaan Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya dilakukan oleh Koordinator Program Studi (KoProdi). Sebagai pelaksana akademik, KoProdi bekerja sama dengan Ketua Laboratorium Prodi dan Kelompok Pengajar (dosen).

Keterangan:

= garis koordinasi = garis komando

KoProdi = Koordinator Program Studi TPPM = Tim Pelaksana Penjaminan Mutu KaLab = Ketua Laboratorium

KP = Kelompok Pengajar TKep = Tenaga Kependidikan

2.2 Tugas dan Wewenang Pengelola Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya

(1) Koordinator Program Studi (Koprodi) bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pelaksanaan proses pembelajaran serta bertanggung jawab kepada Dekan FIB Unud.

(2) Tenaga Kependidikan mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan, akademik, kemahasiswaan, alumni, kepegawaian, ketatausahaan, kerumahtanggaan, kerja sama, sistem informasi, dan pengelolaan barang milik Negara di lingkungan Prodi.

(3) Ketua Laboratorium bertugas membantu KoProdi menyusun rencana, pengorganisasian, dan pengendalian pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pembelajaran di Prodi.

(4) Kelompok Pengajar bertugas merencanakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat; mengkoordinasikan segala kegiatan akademik; mempersiapkan Silabus, SAP, bahan

KoProdi TPPM

KP KaLab

TKep

(10)

ajar serta pembagian tugas mengajar; melakukan evaluasi atas kegiatan yang telah dilakukan, dan melaporkan sekurang-kurangnya kepada KoProdi.

.

2.3 Tim Pelaksana Penjaminan Mutu Prodi

Tim Pelaksana Penjaminan Mutu Prodi melakukan penjaminan mutu akademik di Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, berkoordinasi dengan Unit Penjaminan Mutu Fakultas (UPMF) Fakultas Ilmu Budaya, dan Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Udayana.

TPPM Prodi Magister Kajian Budaya menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

(1) melaksanakan pengembangan sistem penjaminan mutu akademik prodi,

(2) mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pengembangan pembelajaran prodi, (3) melaksanakan penjaminan mutu akademik prodi,

(4) melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu akademik prodi,

(5) memantau dan mengevaluasi pengembangan pembelajaran dan penjaminan mutu akademik prodi,

(6) berkoordinasi dengan KoProdi untuk menyusun Tim Task force Akreditasi, khususnya penyusunan dokumen akreditasi prodi, dan

(7) berkoordinasi dengan UPMF FIB dan LP3M Unud untuk melaksanakan pendampingan bilamana prodi melaksanakan Akreditasi.

(11)

BAB III

PENERIMAAN MAHASISWA BARU DAN BIAYA PENDIDIKAN

3.1 Penerimaan Mahasiswa 3.1.1 Mahasiswa Baru

Syarat yang harus dipenuhi untuk diterima sebagai calon mahasiswa Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana adalah sebagai berikut.

(1) Persyaratan Umum

Persyaratan umum sebagai berikut:

1) Warga Negara lndonesia yang memiliki ijazah dengan bidang ilmu yang sesuai dengan program studi yang dipilih dari Perguruan Tinggi (PT) Negeri atau PT Swasta yang telah terakreditasi BAN-PT/LAM-PTKes, atau Perguruan Tinggi luar negeri dengan ijazah yang telah disetarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.

2) Warga negara asing yang memiliki ijazah dan memperoleh ijin belajar dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi serta mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar (menunjukkan surat kemampuan berbahasa Indonesia) untuk mengikuti pendidikan pascasarjana.

(2) Persyaratan Akademik Program Studi Magister Kajian Budaya Persyaratan akademik sebagai berikut.

1) Memiliki ijazah S1 atau setara sesuai dengan bidang ilmu Program Studi Kajian Budaya.

2) IPK pada pendidikan sebelumnya minimal 2,75. Jika IPK kurang dari 2,75 maka yang bersangkutan harus mendapat rekomendasi dari pembimbing saat studi S1 atau Dosen di bidangnya, bahwa yang bersangkutan mampu mengikuti pendidikan magister.

3) Memiliki kemampuan berbahasa Inggris dengan nilai setara TOEFL 500 atau IELTS 5.0. Jika nilai ini tidak dicapai pada awal pendaftaran, calon dapat diterima sebagai mahasiswa jika lulus testing masuk, namun harus dilakukan tes ulang sehingga mencapai nilai 500 sebelum ujian komprehensif/proposal dilaksanakan.

4) Lulus Tes Potensi Akademik yang diselenggarakan oleh panitia dengan nilai minimal 500.

(12)

5) Mengusulkan topik penelitian yang berada dalam lingkup ilmu Kajian Budaya yang disusun dalam bentuk kerangka usulan penelitian (proposal).

6) Lulus seleksi ujian masuk yang diselenggarakan oleh panitia Universitas Udayana.

(3) Persyaratan Administrasi Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya

Mengisi formulir pendaftaran secara Online pada laman https://e-registrasi.unud.ac.id dan mempersiapkan dokumen Softcopy (Scan) untuk diunggah/diupload pada sistem, sebagai berikut.

1) Ijazah asli atau fotokopi yang telah disahkan.

2) Transkrip akademik asli atau fotokopi yang telah disahkan.

3) Proposal penelitian maksimum 4 halaman.

4) Surat Keterangan Kesehatan dari dokter pemerintah.

5) Daftar Riwayat Hidup.

6) Surat Ijin Belajar dari atasan (bagi yang berstatus pegawai negeri dan swasta).

7) Surat Rekomendasi mengenai kemampuan akademik dan sikap keilmuannya dari dua orang guru besar atau mantan dosen yang membidangi disiplin ilmu yang dipilih.

8) Bukti Pendaftaran online dari Dikti dan formulir permohonan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) yang telah diisi lengkap bagi pelamar yang berstatus dosen tetap PTN, dan dosen tetap yang dipekerjakan di PTS yang ingin mengajukan beasiswa.

9) Pasfoto berwarna terbaru dengan resolusi 600 x 800 piksel dan besar ukuran file maksimal 300 Kb.

(4) Beasiswa

Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPP-DN) dari Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi diperuntukkan bagi pelamar yang berstatus dosen tetap PT Negeri dan dosen tetap yang dipekerjakan di PT Swasta yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan program magister.

3.1.2 Mahasiswa Pindahan

1) Mahasiswa pindahan dari PTN lain dapat diterima di Program Magister Kajian Budaya yang sesuai dengan program studi yang telah ditempuh oleh mahasiswa bersangkutan di PTN asal, apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.

(13)

a. Perguruan tinggi asal memiliki akreditasi minimal sederajat dengan Universitas Udayana b. Telah mengikuti secara aktif kuliah selama 1 semester dengan IPK minimal 2,75 dan memiliki sekurang-kurangnya 12 sks.

c. Pada saat mengajukan permohonan pindah ke Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, yang bersangkutan masih tercatat sah sebagai mahasiswa program magister.

d. Daya tampung program studi masih memungkinkan dan adanya kemungkinan untuk dapat menyelesaikan sisa sks-nya sesuai dengan sisa masa studi yang diperkenankan.

2) Mahasiswa yang ingin pindah mengajukan permohonan kepada Prodi Magister Kajian Budaya yang tembusannya ditujukan kepada Dekan FIB dan Rektor Unud.

3) Persetujuan atau penolakan permohonan yang bersangkutan ditentukan oleh Dekan FIB Unud atas pertimbangan KoProdi Magister (S2) Kajian Budaya.

4) Penerimaan mahasiswa pindahan di Prodi Magister (S2) Kajian Budaya ditetapkan oleh Rektor Unud atas usulan dari Dekan FIB Unud.

5) Penerimaan mahasiswa pindahan dilaksanakan pada setiap permulaan tahun akademik.

6) Mahasiswa Prodi Magister (S2) Kajian Budaya diijinkan untuk pindah ke luar Pascasarjana Unud setelah menyelesaikan seluruh kewajibannya pada Prodi, FIB, dan Unud.

3.2 Biaya Pendidikan

Biaya pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku.

3.3 Tahun Akademik

1) Tahun akademik dimulai sesuai dengan kalender akademik Universitas Udayana, yaitu pada awal bulan September untuk penerimaan semester ganjil, dan pada awal bulan Februari untuk penerimaan semester genap.

2) Pada awal tahun akademik diselenggarakan kuliah perdana yang diselenggarakan di Pascasarjana Unud dan wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, FIB, Universitas Udayana.

3) Setiap mahasiswa wajib mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) pada tiap awal semester dan mendaftar ulang pada tiap akhir semester untuk dapat mengikuti pendidikan semester berikutnya.

4) KRS diusulkan oleh Pembimbing Akademik dan ditetapkan oleh KoProdi.

(14)

BAB IV KURIKULUM

4.1. Pendahuluan

(15)

Berdasarkan UUPT 12/2012 dalam Pasal 19, ayat (1) Program Magister merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga mampu mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Ayat (2) Program Magister mengembangkan mahasiswa menjadi intelektual, ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja serta mengembangkan diri menjadi profesional. Program Magister lebih mengutamakan kemampuan penguasaan dan pengembangan teori berdasarkan penelitian dengan beban studi 44 sks.

Dalam SN Dikti, Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai capaian pembelajaran lulusan, bahan kajian, proses, dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program studi. SN Dikti wajib dipenuhi oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional;

dan dijadikan dasar penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan kurikulum pada program studi.

Kurikulum yang diterapkan pada Program Magister mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, yang terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Secara rinci dan spesifik, kurikulum Prodi Magister (S2) Kajian Budaya disusun berdasarkan SNPT dan telah mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam SN Dikti.

Prodi Magister (S2) Kajian Budaya menyusun kurikulum berdasarkan analisis SWOT, tracer study dan market signals, dengan mengangkat Pola Ilmiah Pokok Unud (PIP) Unud, yaitu kebudayaan, sebagai penciri yang membedakannya dengan Prodi sejenis di perguruan tinggi lain.

Langkah pertama penyusunan kurikulum dengan mengacu SN Dikti adalah menentukan standar profil lulusan Prodi dan menetapkan standar kompetensi lulusan.

4.2. Profil Lulusan Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya

Profil lulusan Prodi Magister (S2) Kajian Budaya telah disusun sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh LP3M Unud sebagai berikut.

1) Peneliti dalam bidang sosial budaya.

2) Pendidik dalam bidang sosial budaya.

(16)

3) Konsultan sosial budaya.

4) Wirausahawan sosial budaya.

5) Komunikator di bidang sosial budaya.

6) Duta budaya di lembaga pemerintah dan non pemerintah.

4.3. Standar Kompetensi Lulusan Program Studi Magister (S2) di lingkungan Unud

Pada Permenristekdikti No 50 Tahun 2018, perubahan Permenristek DiktiRI No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi ditegaskan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan.

Standar ini digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran di Prodi Magister (S2) Kajian Budaya.

Koordinator Program Studi Magister Kajian Budaya telah menyusun dan menetapkan standar kompetensi lulusan yang merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan sebagai berikut.

A. SIKAP

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius.

2) Menjunjung tinggi nilai kemanusian dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.

3) Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban berdasarkan Pancasila.

4) Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa.

5) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.

6) Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

7) Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

(17)

8) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.

9) Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.

10) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.

11) Komunikatif dalam bidang bahasa, sastra dan sosial budaya khususnya dan masyarakat luas.

12) Responsif terhadap dampak penyelesaian permasalahan sosial budaya terhadap masyarakat, lingkungan, dan global.

13) Peka terhadap masalah sosial budaya.

14) Logis, kritis, dan analitis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara profesional.

15) Adaptif terhadap perkembangan ipteks secara intelektual dan kultural.

16) Berwawasan ke depan untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan.

17) Kooperatif dalam tim (multidisiplin) dan akomodatif di lingkungannya.

B. PENGETAHUAN

1) Menguasai dan mengembangkan konsep kajian budaya.

2) Menguasai dan mengembangkan teori-teori kajian budaya (cultural studies).

3) Menguasai dan mengembangkan metode kajian budaya.

4) Menguasai dan mengembangkan hakikat budaya sebagai praktik pemaknaan (signifying practies) berdasarkan paradigma keilmuan sosial kritis, dekonstruktif, postmodern /poststruktural.

5) Memiliki landasan transformatif emansipatoris dengan tingkat kedalaman pengetahuan faktual tentang realitas plural/kompleks dan politis-ideologis.

C. KETERAMPILAN UMUM

1) Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif melalui penelitian ilmiah dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora sesuai dengan bidang kajian budaya.

(18)

2) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur.

3) Mampu menyusun konsepsi ilmiah dan hasil kajiannya berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah Kajian Budaya (Cultural Studies) dalam bentuk tesis serta mempublikasikannya melalui Jurnal Kajian Budaya.

4) Mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang Kajian Budaya (Cultural Studies) dalam menyelesaikan masalah di masyarakat dan industri budaya yang relevan melalui pengembangan pengetahuan dan keahliannya.

5) Mampu menyusun ide, hasil pemikiran dan argumen saintifik di bidang kajian budaya secara bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, serta menkomunikasikan melalui media kepada masyarakat akademik dan masyarakat luas.

6) Mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi objek penelitiannya dan memosisikan ke dalam suatu peta penelitian yang dikembangkan melalui pendekatan inter atau multi disipliner.

7) Mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Kajian Budaya (Cultural Studies) yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian analisis kritis dekontsruktif terhadap informasi dan data.

8) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.

9) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.

10) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.

11) Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.

D. KETERAMPILAN KHUSUS

1) Mampu mengembangkan Ipteks melalui riset inter/multidisiplin, inovasi, teruji di bidang Kajian Budaya berdasarkan metodologi ilmiah, pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif.

(19)

2) Mampu menyusun penelitian interdisiplin, multidisiplin termasuk kajian teoritis dan/atau eksperimen pada bidang keilmuan, teknologi, seni, dan inovasi yang dihasilkannya dalam bentuk tesis, serta mempublikasikan tulisan pada jurnal ilmiah internasional terindeks atau jurnal nasional terakreditasi.

3) Mampu memilih penelitian yang tepat guna, terkini dan termaju dan memberikan kemaslahatan pada umat manusia melalui pendekatan interdisiplin dan multidisiplin dalam rangka mengembangkan dan/atau menghasilkan penyelesaian masalah di bidang keilmuan, teknologi, seni, atau kemasyarakatan, berdasarkan hasil kajian tentang ketersediaan sumberdaya internal maupun eksternal.

4) Mampu mengembangkan peta jalan penelitian dengan pendekatan interdisiplin dan multidisiplin berdasarkan kajian tentang sasaran pokok penelitian serta kontelasinya pada sasaran yang lebih luas.

5) Mampu menyusun argumen dan solusi keilmuan, teknologi atau seni berdasarkan pandangan kritis atas fakta, konsep, prinsip, atau teori yang dapat dipertanggung- jawabkan secara ilmiah dan etika akademik, serta mengomunikasikan melalui media masa atau langsung kepada masyarakat.

6) Mampu menunjukkan kepemimpinan akademik dalam pengelolaan, pengembangan dan pembinaan sumberdaya serta organisasi yang berada dibawah tanggung jawabnya.

7) Mampu mengelola, termasuk menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi hasil penelitian yang berada dibawah tanggung jawabnya.

8) Mampu mengembangkan dan memelihara hubungan kolegial dan kesejawatan di dalam lingkungan sendiri atau melalui jaringan kerja sama dengan komunitas peneliti di luar lembaga.

9) Mampu mengembangkan berbagai alat keilmuan bidang kajian budaya (cultural studies) untuk melakukan pendalaman dan perluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) terkait, melalui upaya-upaya penelitian ilmiah dengan teori dan metode terkini dan terdepan yang berbasis permasalahan kemanusiaan dan kemasyarakatan, sehingga menghasilkan karya inovatif, original, dan teruji.

(20)

10) Mampu memecahkan permasalahan kajian budaya (cultural studies) menyangkut:

hubungan kompleks antara praktik kebudayaan dan kekuasaan; analisis konteks sosial dan politik suatu kebudayaan; pemungsi-gandaan sebagai objek kajian (teoretis/intelektual) pada aspek peneliti/pengkaji dan sebagai lokasi aksi pragmatis pada aspek subjek yang diteliti/dikaji; pembongkaran pengkotakan ilmu ke dalam pengetahuan intuitif (lokal) dan pengetahuan objektif (universal); dan evaluasi moral masyarakat modern dalam rangka rekonstruksi sosial, yakni mengubah struktur hegemoni dan/atau dominasi, khususnya dalam masyarakat kapitalis industri; melalui pendekatan inter-/multidisipliner.

11) Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bermanfaat bagi bidang kajian budaya (cultural studies) dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional.

4.3.1. Kompetensi Utama Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya

Kompetensi utama Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya sudah disusun sesuai dengan jenjang kualifikasi nomor 8 KKNI yaitu:

1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang ilmu Kajian Budaya (Cultural Studies) melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji, serta mengangkat kearifan lokal sesuai dengan PIP Unud,

2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu Kajian Budaya (Cultural Studies) melalui pendekatan multidisipliner, dan

3. Mampu mengelola riset dan pengembangannya yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Kompetensi utama dikembangkan melalui sejumlah mata kuliah yang merupakan substansi kajian bidang ilmu Kajian Budaya dan/atau keahlian Kajian Budaya yang menjadi isi program pendidikan Magister Kajian Budaya yang diwujudkan dalam bentuk matakuliah wajib, tesis dan publikasi ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi. Total sks kompetensi utama berbobot 20-30 sks (55,5-60%).

4.3.2. Kompetensi Pendukung

(21)

Kompetensi pendukung dikembangkan melalui sejumlah mata kuliah lain untuk memperkuat pengembangan kompetensi utama dalam pendidikan Program Magister Kajian Budaya. Mata kuliah yang berada dalam kompetensi pendukung adalah matakuliah pilihan Prodi dengan bobot 12-16 sks (32-33%).

4.3.3. Kompetensi Lainnya

Penguasaan terhadap Kompetensi lainnya diwujudkan dalam mata kuliah yang bersifat khusus dan gayut dengan kompetensi utama dengan beban studi 4 sks (8-11%) berupa matakuliah Filsafat Ilmu dan matakuliah Metodologi Penelitian.

4.4. Bahan Kajian

Bahan kajian ditentukan dan disusun berdasarkan standar kompetensi matakuliah yang telah ditetapkan oleh Prodi yang bertujuan untuk dapat memenuhi profil lulusan yang diinginkan oleh Prodi.

4.5. Kurikulum dan Distribusi Mata Kuliah

Kurikulum berbasis Kompetensi dikembangkan secara spesifik oleh Prodi Magister Kajian Budaya dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pelaksanaan kurikulum Program Magister Kajian Budaya diarahkan menuju program berbasis penelitian (by research) dengan beban studi 44 sks.

Pada dasarnya masa studi di Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana adalah 4 semester. Empat semester masa studi dikelompokan ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok dasar adalah Semester I, kelompok kekhususan adalah Semester II, dan kelompok penelitian adalah Semester III dan IV. Jumlah total sks Mata Kuliah yang harus diselesaikan oleh seorang peserta didik adalah 44 sks termasuk Tesis yang mempunyai bobot 8 sks. Tesis merupakan kelompok penelitian sehingga sisanya dengan bobot 36 sks harus ditempuh peserta didik pada semester kelompok dasar dan semester kelompok kekhususan yaitu semester I dan semester II.

Kurikulum dan distribusi matakuliah di Prodi Magister (S2) Kajian Budaya adalah sebagai berikut.

(22)

SEMESTER I

NO KODE MK MATA KULIAH SKS SESUAI CAPAIAN PEMBELAJARAN 1 UBKB121KU Filsafat Ilmu Kritis 2 Penguasaan Pengetahuan 4, 5; Sikap 13, 14, 15 2 BKBK122KP Perkembangan Kajian

Budaya 2 Penguasaan Pengetahuan 1, 2, 3, 4, Sikap 1, 2, 3, 4, 5, 8, 12, 13, 14

3 UBKB123KU Metodologi Kajian

Budaya 2 Penguasaan Pengetahuan 3, 5, Sikap 11, 15, 16, 17

4 BKBK124KP Diskursus

Keindonesiaan 2 Keterampilan Khusus 1, 2, 8, 10, Sikap 1, 2, 3, 4, 5, 7

5 BKBK125KP Teori Poststruktural dan

Postkolonial 2 Penguasaan Pengetahuan 2, Sikap 11, 12, 13, 14 6 BKBK126KP Semiotika Postmodern

2 Keterampulan Khusus 1, 2, 4, 5, 9, Sikap 8, 15, 17

7 BKBK127KP Globalisasi dan

Multikulturalisme 2 Keterampilan Khusus 1, 2, 3, 4,8, 10 Sikap 5, 6, 8, 12

8 BKBK128KP Diskursus Pembangunan dan Pemberdayaan

Subaltern 2

Keterampilan Khusus 4, 5, 6, 10, Sikap 5, 13, 15, 16, 17

9 BEK332 Estetika* 2 Keterampilan Khusus 4, 5, Sikap 1, 2, 8, 15 10 BPK333 Globalisasi dan

Pariwisata Budaya* 2

Keterampilan Umum 2, 6, 8, Sikap 10, 16

Total 20

SEMESTER II

NO KODE MK MATA KULIAH SKS SESUAI CAPAIAN PEMBELAJARAN 1 BKBK221KP Ideologi dan Kekuasaan 2 Keterampilan Khusus 8, 9, Sikap 1, 2, 3, 4, 9 2 BKBK232KP Kapitalisme, Media, dan

Konsumerisme 3 Keterampilan Khusus 4, 5, 6, 10 Sikap 8, 10, 16 3 BKBK223KP Teori-teori Postmodern 2 Penguasaan Pengetahuan 2, Sikap 9, 14

4 BKBK224KP Gender dan Feminisme 2 Keterampilan Khusus 4, 5, 9, Sikap 5, 6, 7, 8 5 BKBK225KP Industri Budaya

2 Keterampilan Khusus 1, 2, ,3, 4, 9, Sikap 10, 15, 16, 17

6 BKBK226KP Penulisan Karya Ilmiah

2 Keterampilan Khusus 2, 3, 5, 7, 8, Sikap 12, 14, 15, 17

7 BKBK237KP Seminar Penelitian

Kajian Budaya 3 Keterampilan Khusus 1, 8, 9, Sikap 13, 14, 15, 17

(23)

8 BPK334 Pengendalian Sosial,

Budaya, dan Agama* 2

Keterampilan Khusus 5, 6, 7, 8, Sikap 1, 2, ,3, 4, 5

9 BKK335 Pendidikan Kritis* 2 Keterampilan Umum 1, 2, 6, 10, Sikap 8, 9, 10, 14

Total 20

SEMESTER III/IV

NO KODE MK MATA KULIAH SKS SESUAI CAPAIAN PEMBELAJARAN 1 BKBK321KU Ujian Proposal

2

Penguasaan Pengetahuan 1,2,3,4,5, Keterampilan Umum 1, 3, 5, Keterampila Khusus 1, 2, 3, 4, 5, Sikap 8, 9, 14, 15 2 BKBK322KU Seminar Hasil Penelitian

2 Keterampilan Khusus 5, 6, 7, 8, 9, Sikap 9, 11, 12, 14, 17

3 BKBK383KU Tesis

8 Penguasan Pengetahuan 1,2,3,4,5, Keterampilan Umum 1, 2, 3, 5, 7, Sikap 8, 9, 12, 14, 15, 16

Total 12

4.6 Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum didasarkan pada: (a) legal aspek yang berupa peraturan perundang- undangan dan peraturan lainnya yang masih berlaku dan terkait dengan kurikulum, (b) tracer study, (c) kebutuhan dunia kerja, dan (d) perkembangan Ipteks. Penyusunan Kurikulum diawali dengan lokakarya kurikulum tahun 2018, yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa, alumni, dan kalangan pengguna terkait (stake holder).

Revisi kurikulum dilandasi oleh berbagai peraturan, baik berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan/Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan Peraturan/Surat Keputusan, maupun berupa Surat Edaran Dirjen Dikti dan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Unud. Di samping itu, adanya tuntutan perkembangan Ipteks dan dunia kerja.

(24)

BAB V

DOSEN, PEMBIMBING AKADEMIK DAN PEMBIMBING TESIS

5.1. Dosen

Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dengan kualifikasi sesuai dengan Undang- Undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dalam UU tersebut pada Pasal 46, ayat (2b) disebutkan bahwa dosen memiliki kualifikasi akademik minimum lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

Tugas Dosen

(1) Dosen wajib menyusun dan menyebarluaskan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) mata kuliah sebelum perkuliahan dimulai kepada tim teaching dan mahasiswa.

(2) Dosen wajib melaksanakan tatap muka sedikitnya 75% dari seluruh kegiatan perkuliahan yang dijadwalkan. Evaluasi akhir tidak dapat dilakukan apabila jumlah perkuliahan kurang dari 75%.

(3) Evaluasi yang dilakukan harus sesuai dengan rambu-2 evaluasi pada KKNI yang meliputi evaluasi proses 60 % dan evaluasi hasil 40 %.

(4) Dosen wajib memeriksa dan mengembalikan semua tugas dan hasil ujian kepada mahasiswa.

(5) Nilai evaluasi harus sudah diserahkan (kepada Prodi) atau diumumkan kepada mahasiswa paling lambat dua minggu setelah ujian.

5.2 Pembimbing Akademik (PA)

Pembimbing Akademik pada Prodi Magister (S2) Kajian Budaya adalah dosen tetap dan serendah-rendahnya berpangkat Lektor (Gol.III/c) atau yang diberikan kewenangan oleh KoProdi Magister (S2) Kajian Budaya yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Budaya.

Tugas dan tanggung jawab PA adalah membantu atau membimbing mahasiswa dalam menyusun rencana studi/belajar lainnya yang terkait dengan penyelesaian studi.

(25)

Pembimbing akademik bertugas:

(1) memberikan wawasan, membimbing dan memantauperkembangan studi mahasiswasampai mendapatkan topik penelitian;

(2) membimbing mahasiswa tentang hak dan kewajibannya;

(4) menuntun mahasiswa untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, jika perlu dengan meminta bantuan bimbingan dan konseling; dan

(5) menuntun pengisian KRS pada semester awal atau sebelum mempunyai pembimbing tesis.

Peserta didik wajib berkonsultasi kepada PA secara aktif dan teratur paling sedikit dua kali dalam setiap semester. Kegiatan konsultasi dicatat dalam Buku Kegiatan Mahasiswa yang disediakan oleh Prodi.

5.3 Pembimbing Tesis

Pembimbing tesis adalah dosen yang berjabatan guru besar bergelar doktor atau doktor dalam bidang yang serumpun dengan Prodi Magister (S2) Kajian Budaya dan materi penelitian mahasiswa.

5.3.1 Tugas Pembimbing Tesis

(1) membimbing peserta didik menyusun usulan penelitian;

(2) membimbing peserta didik melakukan penelitian;

(3) membimbing peserta didik menyusun tesis;

(4) melaksanakan tugas-tugas yang semula dilakukan oleh PA dan;

(5) membimbing penyusunan publikasi ilmiah untuk jurnal serta mencegah sedini mungkin terjadinya plagiarisme.

5.3.2 Tanggung Jawab Pembimbing Tesis Pembimbing tesis bertanggung jawab atas:

(1) Proses dan hasil penelitian mahasiswa, yang meliputi originalitas, ketepatan metodologi dan penyusunan tesis.

(2) Naskah publikasi ilmiah yang dimuat pada jurnal ilmiah.

(26)

5.3.3 Prosedur Bimbingan Tesis

(1) Seorang mahasiswa dibimbing oleh dua orang pembimbing, yaitu pembimbing I sebagai pembimbing utama dan pembimbing II bertugas membantu tugas pembimbing I.

(2) Pembimbing I harus berasal dari Prodi Magister Kajian Budaya, FIB, Unud dan pembimbing II bisa dari luar Prodi di lingkungan Universitas Udayana atau bila dipandang perlu bisa berasal dari luar institusi sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

(3) Apabila kedua atau salah satu pembimbing berhalangan tetap maka KoProdi secepatnya mengusulkan kepada Dekan FIB Unud untuk penggantian pembimbing.

(4) Pembimbing pengganti sebagaimana dimaksud pada nomor (3) wajib memperhatikan dan mengutamakan kelangsungan proposal yang telah disetujui oleh pembimbing terdahulu.

(5) Pembimbing dapat diganti dengan pembimbing lain apabila terdapat hambatan akademik pada hubungan pembimbing dan mahasiswa yang disebabkan oleh hal-hal prinsip pada bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian dan tesis.

(6) Penggantian sebagaimana dimaksud pada nomor (5) ditetapkan dalam SK Dekan FIB Unud atas usulan KoProdi Magister (S2) Kajian Budaya.

(7) Seorang dosen diijinkan membimbing sebanyak-banyaknya sepuluh orang mahasiswa, baik sebagai pembimbing I maupun pembimbing II (jumlah kumulatif) pada satu semester.

(27)

BAB VI

PENELITIAN UNTUK TESIS

6.1 Usulan Penelitian/Seminar Proposal

Penyusunan usulan penelitian merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan mahasiswa Prodi Magister (S2) Kajian Budaya untuk bisa mengerjakan penelitian dan tugas akhir berupa tesis.

Format usulan penelitian tesis disesuaikan dengan Panduan Penyusunan Proposal dan Tesis Prodi Magister (S2) Kajian Budaya, FIB, Unud.

6.1.1 Persyaratan Usulan Penelitian

(1) Berdasarkan topik penelitian mahasiswa dan PA, KoProdi menentukan calon pembimbing tesis yang sesuai dengan bidang yang diteliti dengan mengajukan formulir kesediaan pembimbing yang diajukan kepada KoProdi.

(2) Pembimbing tesis ditetapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana berdasarkan usulan KoProdi dan kualifikasinya sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

(3) Usulan penelitian tesis sebelum diajukan dalam ujian proposal, atas persetujuan pembimbing I dan II dibahas di dalam seminar kelayakan usulan penelitian.

(4) Seminar kelayakan usulan penelitian dipimpin oleh pembimbing I, dihadiri oleh pembimbing II dan 3 orang penilai seminar yaitu pakar di bidang ilmu tersebut yang ditetapkan oleh Koprodi.

(5) Tujuan utama seminar adalah untuk memberikan masukan guna penyempurnaan usulan penelitian.

(6) Nilai kelayakan usulan penelitian ditentukan dari hasil penilaian tim penilai dengan keterangan catatan layak atau perlu dilakukan penyempurnaan.

6.1.2. Ujian Usulan Penelitian/Ujian Proposal

(1) Usulan penelitian yang telah disetujui oleh tim penilai seminar dapat diajukan untuk ujian usulan penelitian.

(28)

(2) Ujian Usulan penelitian dapat dilakukan pada awal semester II/III dan paling lambat akhir semester II/III (setelah lulus semua mata kuliah yang ditempuh pada semesterI dan II). dengan IPK minimal 3,0 dan jumlah sks yang telah ditempuh sebanyak 26 sks.

(3) Ujian Usulan penelitian dilaksanakan oleh tim penilai ujian usulan penelitian yang ketuai oleh pembimbing I dengan anggota pembimbing II serta tiga orang dosen penguji di bidang ilmu tersebut dengan kualifikasi guru besar atau Doktor yang serumpun dengan bidang yang diteliti (4) Penilaian oleh tim penilai hanya dapat memberikan keputusan apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya empat orang termasuk pembimbing (1 pembimbing + 3 penguji atau 2 pembimbing + 2 penguji).

(5). Tim penilai dilarang menitipkan nilai dan mengadakan ujian individu

(6) Penilaian dalam ujian usulan penelitian terutama terhadap kedalaman materi, sehingga dapat menghasilkan penelitian yang mempunyai bobot yang cukup untuk kualifikasi magister serta kelayakan (feasibility) penelitian.

(7) Penelitian untuk mahasiswa Program Magister minimal dilakukan selama tiga bulan terhitung mulai diterbitkannya Surat Keputusan Ujian Usulan Penelitian.

1. Perbaikan harus dilakukan selambat - lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah ujian, 2. Pernyataan persetujuan atas perbaikan dilakukan secara tertulis oleh pembimbing dan penguji diketahui oleh Koprodi, dan

3. Apabila perbaikan melewati batas waktu tersebut, maka hasil ujian dinyatakan gugur dan mahasiswa harus mengulang ujian kembali.

(8) Ketua tim penilai membuat berita acara pelaksanaan ujian usulan penelitian. Pada akhir ujian, tim penilai melaksanakan rapat untuk menetapkan apakah usulan penelitian:

1. Diterima dan dapat dilaksanakan penelitiannya, 2. Diterima dengan perbaikan, dan

3. Ditolak dan harus mengulangi ujian

Apabila usulan penelitian diterima dengan perbaikan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Perbaikan harus dilakukan selambat - lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan setelah ujian, 2. Pernyataan persetujuan atas perbaikan dilakukan secara tertulis oleh pembimbing dan penguji diketahui oleh KoProdi, dan

3. Apabila perbaikan melewati batas waktu tersebut, maka hasil ujian dinyatakan gugur dan mahasiswa harus mengulang ujian kembali.

(29)

Apabila mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat menempuh ujian ulangan selambat- lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan.

2. Ujian dilaksanakan oleh tim penilai yang sama, dan apabila mahasiswa gagal dalam ujian ulangan, maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan gagal studi.

(9) Usulan penelitian yang telah disetujui oleh tim penilai ujian usulan peneltian harus disahkan oleh KoProdi. Usulan penelitian ini harus dibawa pada saat melakukan konsultasi dengan pembimbing tesis, saat ujian kelayakan tesis, dan saat ujian tesis sebagai bahan acuan.

(10) Apabila dalam pelaksanaan penelitian terdapat perubahan mendasar dari usulan penelitian, maka perubahan itu harus mendapat persetujuan dari pembimbing tesis dan tim penilai.

(11) Permintaan ujian usulan penelitian dilakukan oleh pembimbing tesis kepada KoProdi dengan dilampiri:

1. transkrip akademik untuk mata kuliah semester I dan II.

2. sertifikat mahir berbahasa Inggris dalam bentuk TOEFL atau persamaan TOEFL dengan nilai minimal 500 atau lebih.

3. berita acara penilaian seminar kelayakan usulan penelitian.

4. rencana tanggal ujian dan usulan nama-nama panitia penilai.

(12) Usulan ini diteruskan oleh KoProdi kepada Dekan FIB Unud untuk dibuatkan surat keputusan tim penilai ujian usulan penelitian.

6.2 Tesis

Tesis adalah karya tulis akademik hasil penelitian mendalam yang dilakukan secara mandiri yang menunjukkan penguasaan substansi keilmuan serta kemampuan mengembangkan ilmu tersebut di bawah bimbingan pembimbing tesis.

6.2.1 Seminar Hasil Penelitian

Seminar hasil penelitian pada Prodi Magister (S2) Kajian Budaya merupakan kegiatan terprogram yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa sebelum melaksanakan ujian tesis.

Prosedur seminar hasil penelitian adalah sebagai berikut;

(1) naskah hasil penelitian yang telah siap dan disetujui oleh kedua pembimbing diajukan kepada KoProdi untuk seminar kelayakan tesis;

(30)

(2) susunan tim penilai dan tanggal seminar hasil penelitian diusulkan oleh pembimbing dan ditetapkan oleh KoProdi;

(3) seminar hasil penelitian hanya dapat dilaksanakan bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 4 orang tim penilai dan dihadiri oleh mahasiswa Prodi Magister;

(4) penilaian dilakukan oleh tim penilai yang dapat terdiri atas guru besar atau Doktor yang sebidang;

(5) tim penilai kelayakan tesis bertugas untuk memberikan penilaian, koreksi, dan penyempurnaan terhadap naskah tesis yang akan diajukan pada ujian tesis;

(6) keputusan seminar dapat berupa:

1. naskah tesis diterima.

2. naskah tesis diterima dengan perbaikan.

3. naskah tesis ditolak.

(7) apabila naskah tesis diterima dengan perbaikan, maka mahasiswa harus melakukan perbaikan sesuai dengan saran tim penilai selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan. Perbaikan tersebut harus disetujui tim penilai disertai dengan bukti tertulis dalam bentuk pernyataan persetujuan perbaikan oleh tiap-tiap tim penilai sebelum diajukan sebagai naskah tesis pada ujian tesis (format terlampir).

(8) apabila naskah tesis ditolak, maka mahasiswa harus melakukan bimbingan dan perbaikan naskah pada pembimbing untuk selanjutnya diajukan dalam seminar penilaian kelayakan naskah tesis ulangan selambat lambatnya dua bulan setelah seminar pertama dengan prosedur, tata cara, dan tim penilai yang sama seperti pada seminar pertama.

(9) naskah tesis yang telah lulus seminar penilaian kelayakan tesis, dapat diajukan dalam ujian tesis, yang pengajuannya disertai dengan berita acara seminar serta surat persetujuan tim penilai terhadap perbaikan yang telah dilakukan.

6.2.2 Ujian akhir Program Magister Kajian Budaya (ujian tesis)

Ujian akhir Program Magister Kajian Budaya (ujian tesis) dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam penguasaan ilmu yang menjadi pokok tesis yang sebelumnya telah dinilai dan dinyatakan memenuhi syarat oleh tim penilai seminar kelayakan tesis. Sebelum menempuh ujian akhir program magister, mahasiswa harus memenuhi syarat:

1. telah melunasi Uang Kuliah Tunggal (UKT) per semester dengan menunjukkan bukti setoran dan kewajiban lainnya sampai pada semester kegiatan ujian dilaksanakan.

(31)

2. terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang sedang berjalan dan memprogramkan tugas akhir pada KRS.

3. telah lulus semua mata kuliah wajib dan pilihan serta penugasan-penugasan lainnya sebagaimana tercantum dalam kurikulum dengan IPK sekurang-kurangnya 2,75; serta

4. telah menyerahkan naskah tesis dan naskah publikasi ilmiah yang telah diterima (accepted) oleh redaksi jurnal terkait.

(1) Penyelenggaraan ujian akhir Program Magister diawali dengan pembentukan tim penilai ujian akhir magisteryang ditetapkan oleh Dekan FIB Unud atas usul KoProdi.

(2) Tim penilai ujian tesis terdiri atas pembimbing I sebagai ketua, pembimbing II sebagai sekretaris, dan tiga orang anggota yang terdiri atas Guru Besar atau Doktor sesuai bidang/serumpun ilmu dari topik penelitian tesis.

(3) Prosedur pengajuan ujian tesis adalah sebagai berikut.

1. Pembimbing mengajukan permintaan ujian tesis kepada KoProdi disertai rencana tanggal ujian dan rencana anggota tim penilai.

2. KoProdi mengajukan usulan tersebut kepada Dekan FIB Unud disertai berita acara seminar kelayakan tesis dan transkrip akademik.

3. Direktur menetapkan tim penilai ujian tesis.

(4) Ujian tesis hanya dapat dilaksanakan dan ditentukan keputusannya apabila dihadiri sekurang- kurangnya empat orang tim penguji termasuk ketua dan sekretaris.

(5) Ujian tesis dilaksanakan secara lisan dengan presentasi tesis.

(6) Waktu pelaksanaan ujian maksimum dua jam dengan 15-20 menit presentasi dan 100 menit tanya jawab.

(7) Penilaian masing-masing tim penilai dengan menggunakan format yang telah ditetapkan oleh Prodi sesuai dengan Pedoman Akademik FIB Unud. Apabila selisih nilai di antara tim penilai lebih dari 10 maka perlu dilakukan sidang tim penguji untuk mendapatkan kesepakatan nilai.

(8) Nilai ujian yang dikumpulkan dari tiap anggota dijumlahkan dan dibagi jumlah anggota tim penilai dan dikonversikan ke nilai abjad.

Rentang nilai angka

Huruf Mutu Angka mutu Gabungan Kemampuan

≥85–100 A 4,0 Istimewa

(32)

≥78–84 B+ 3,5 Sangat Baik

≥71–77 B 3,0 Baik

≥64–70 C+ 2,5 Cukup Baik

≥57–63 C 2,0 Cukup

≥50–56 D+ 1,5 Kurang Cukup

≥40–49 D 1,0 Kurang

0-39 E 0 Sangat Kurang

(9) Pada akhir ujian, ketua tim penilai membuat berita acara ujian tesis.

(10) Tim penilai ujian memutuskan:

1. Tesis diterima dan mahasiswa dinyatakan lulus.

2. Tesis diterima dengan perbaikan.

3. Mahasiswa dinyatakan tidak lulus dan harus mengulangi ujian.

Apabila tesis diterima dengan perbaikan, maka langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Perbaikan harus dilakukan paling lambat dalam waktu satu bulan dan telah disetujui secara tertulis oleh tim penguji.

2. Apabila perbaikan melewati batas waktu tersebut maka hasil ujian dinyatakan gugur dan mahasiswa harus ujian kembali.

Apabila mahasiswa dinyatakan tidak lulus, maka langkah-langkahnya sebagai berikut.

1. Mahasiswa dapat menempuh ujian ulangan selambat-lambatnya dalam waktu tiga bulan yang dilaksanakan oleh tim penilai yang sama.

2. Apabila mahasiswa tidak lulus ujian ulangan, maka mahasiswa bersangkutan dinyatakan gagal studi.

BAB VII

KETENTUAN AKADEMIK

7.1 Kalender Akademik

Kegiatan perkuliahan dan kegiatan akademik lain untuk semester gasal dimulai pada awal bulan September sampai dengan akhir bulan Januari. Semester genap dimulai pada awal bulan Februari sampai dengan akhir bulan Juli.

(33)

7.2 Beban Kredit dan Masa Studi

Beban studi Program Magister (S2) Kajian Budaya adalah 44 sks. Masa studi dijadwalkan untuk 4 (empat) semester dan dapat ditempuh selama-lamanya delapan semester (Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000).

7.3 Mata Kuliah

(1) Kedalaman materi pokok suatu mata kuliah harus mendukung tercapainya standar kompetensi dan tujuan program pendidikan magister yang diukur dengan satuan kredit semester (sks).

(2) Matakuliah (MK) diasuh oleh tim dosen yang ditetapkan oleh Dekan FIB Unud atas usulan KoProdi. Apabila kuliah diberikan oleh tim dosen maka KoProdi harus menunjuk seorang Koordinator Mata Kuliah yang bertugas untuk mengkoordinasikan perkuliahan sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

(3) MK yang termasuk dalam Kompetensi utama ditentukan oleh rapat Dosen Pengampu MK Prodi. Untuk MK pilihan adalah matakuliah yang diusulkan oleh dosen atau kelompok dosen berdasarkan kepakarannya. Setiap mahasiswa mempunyai hak menentukan matakuliah pilihan yang diminati atas persetujuan PA sebagai penunjang tesis.

(4) Persyaratan jumlah peserta mata kuliah pilihan ditentukan oleh kondisi prodi.

7.4 Pendaftaran Ulang dan Pengisian KRS

(1) Pada setiap menjelang akhir semester sesuai dengan kalender akademik mahasiswa wajib mendaftar ulang.

(2) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang dua semester berturut-turut, maka status kemahasiswaannya dibatalkan.

(3) Mahasiswa yang mendaftar ulang diwajibkan mengisi KRS dengan sejumlah mata kuliah yang diprogramkan untuk diikuti pada semester berikutnya.

(4) Pengisian KRS dilakukan sendiri oleh mahasiswa dengan menyusun rencana studi yang akan ditempuh atas bimbingan PA dan melaporkan rencana tersebut kepada KoProdi yang bersangkutan.

(5) Mahasiswa diakui sebagai peserta mata kuliah apabila tercantum pada KRS.

(34)

(6) Pengesahan KRS dilakukan oleh KoProdi.

7.5 Pembatalan dan Penggantian Mata Kuliah

(1) Berdasarkan alasan yang dapat diterima, seorang mahasiswa dapat membatalkan atau mengganti mata kuliah yang telah tercantum dalam KRS.

(2) Pembatalan atau penggantian mata kuliah harus dengan persetujuan pembimbing akademik dan disahkan oleh KoProdi.

(3) Pembatalan dan penggantian mata kuliah dilakukan dengan mengisi formulir selambat- lambatnya pada akhir minggu kedua pada semester yang sedang berjalan.

7.6 Pengunduran Diri dari Mengikuti Mata Kuliah

(1) Mahasiswa diperbolehkan mengundurkan diri dari satu mata kuliah atau lebih yang diprogramkan pada KRS apabila mahasiswa yang bersangkutan dapat memberikan alasan dengan bukti yang kuat untuk diterima oleh PA.

(2) Permohonan mengundurkan diri dari mata kuliah diajukan lewat PA, KoProdi, dan Dekan paling lambat satu bulan sebelum ujian akhir semester dilaksanakan.

7.7 Cuti Akademik

Dengan alasan tertentu yang dapat diterima, seorang mahasiswa dapat mengajukan cuti akademik. Prosedur dan ketentuan cuti akademik adalah sebagai berikut.

(1) Mahasiswa mengajukan permohonan cuti kepada KoProdi atas persetujuan pembimbing akademik/pembimbing tesis. KoProdi akan meneruskan permohonan tersebut ke Dekan/Pascasarjana Unud untuk selanjutnya diteruskan kepada Rektor Unud.

(2) Permohonan cuti akademik disampaikan sesuai kalender akademik Unud.

(3) Cuti akademik diberikan maksimum dua semester kumulatif.

(4) Selama cuti akademik yang bersangkutan tidak membayar SPP.

(5) Mahasiswa penerima beasiswa BUDI tidak diperkenankan mengambil cuti akademik.

(6) Waktu cuti akademik tidak diperhitungkan dalam lamanya masa studi.

(7) Setelah cuti akademik selesai, yang bersangkutan langsung mendaftar kembali dan melapor ke Koprodi dan Dekan/Pascasarjana Unud.

(35)

(8) Selama cuti akademik yang bersangkutan tidak diperkenankan melaksanakan kegiatan akademik.

(9) Apabila dua semester setelah cuti akademik yang bersangkutan tidak mendaftar kembali, maka haknya sebagai mahasiswa dinyatakan hilang.

7.8 Ujian dan Evaluasi

(1) Evaluasi proses pencapaian kompetensi mahasiswa sesuai dengan sistem penilaian KKNI adalah 60 % dari total nilai dan 40 % merupakan evaluasi dalam bentuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Evaluasi proses dinilai dari kegiatan presentasi dan diskusi yang meliputi penilaian hard skill dan soft skill.

(2) Ujian dapat diselenggarakan melalui ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujian tesis.

(3) Mahasiswa yang diperbolehkan mengikuti ujian akhir semester suatu mata kuliah adalah mereka yang telah mengikuti sekurang-kurangnya 75% dari semua kegiatan akademik mata kuliah tersebut selama satu semester.

7.9 Nilai Hasil Belajar Perkuliahan

(1) Penilaian hasil belajar dinyatakan dengan huruf A, B+, B, C+,C, D+, D, dan E yang masing- masing melalui nilai konversi bilangan 4,0; 3,5; 3,0; 2,5; 2,0; 1,5; 1,0 dan 0.

(2) Nilai A, B adalah nilai lulus, sedangkan nilai C, D dan E adalah nilai tidak lulus. Konversi nilai dan angka adalah sebagai berikut.

>85-100 = A

>78 - 84 = B+

> 71 - 77 = B

> 64 - 70 = C+

> 57 - 63 = C

> 50 - 56 = D+

> 40 - 49 = D 0 - 39 = E

(3) Penilaian hasil evaluasi dilakukan oleh dosen pengasuh mata kuliah.

(36)

(4) Nilai hasil belajar pada akhir semester adalah gabungan nilai dari semua bentuk ujian selama semester berjalan.

(5) Pembobotan tiap-tiap bentuk ujian untuk memperoleh nilai kumulatif di akhir semester dan nilai lulus diserahkan kepada tiap-tiap dosen.

(6) Ujian ulangan dan ujian perbaikan nilai dapat dilakukan pada semester berikutnya sepanjang waktu studi yang diperkenankan belum dilampaui.

(7) Mahasiswa yang mendapat nilai C dapat mengikuti ujian ulangan tanpa mengikuti kuliah ulangan, nilai ujian ulangan maksimal B, kecuali yang bersangkutan mengikuti kuliah ulangan, maka nilai yang dapat dicapai adalah nilai maksimal A. Mahasiswa yang mendapat nilai B ujian ulangan dilakukan setelah mengikuti kuliah ulangan, nilai ujian ulangan dapat mencapai A.

(8) Syarat ujian ulangan atau perbaikan nilai diatur oleh KoProdi. Apabila mahasiswa tidak lulus pada ujian kedua untuk mata kuliah yang sama, mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah ulang untuk mata kuliah tersebut.

7.10 Indeks Prestasi Akademik

(1) Keberhasilan studi mahasiswa dinyatakan dengan indeks prestasi akademik (IP) yang dihitung melalui konversi nilai bilangan seperti yang tercantum pada buku pedoman ini.

(2) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan di tiap semester dinyatakan dengan indeks prestasi semester (IPS) dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan sks mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah sks mata kuliah yang diambil dalam satu semester.

(3) Hasil penilaian capaian pembelajaran lulusan pada akhir program studi dinyatakan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) dalam besaran yang dihitung dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang ditempuh dan SKS mata kuliah bersangkutan dibagi dengan jumlah SKS mata kuliah yang diambil yang telah ditempuh.

7.11 Putus Studi karena Masalah Akademik

(1) Mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya yang dievaluasi pada akhir semester III belum lulus seluruh sks semester yang bersangkutan dengan IPK kurang dari 2,75 atau terdapat nilai D diberi kesempatan mengulang (memperoleh) mata kuliah selama-lamanya dua semester lagi. Jika setelah dua semester tidak lulus, dinyatakan putus studi.

(37)

(2) Mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya yang tidak lulus setelah diberi kesempatan dua kali menempuh ujian proposal dinyatakan gagal studi.

(3) Mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya yang tidak lulus setelah diberi kesempatan dua kali menempuh ujian akhir Program Magister (ujian tesis), dinyatakan gagal studi.

(4) Mahasiswa Program Magister yang telah melewati satu setengah kali (enam semester) dari masa tahap studinya, tetapi belum melaksanakan ujian - ujian yang diwajibkan pada tahap tersebut karena kelalaian dari mahasiswa sendiri, maka mahasiswa bersangkutan diberi peringatan tertulis oleh KoProdi. Apabila mahasiswa telah melewati dua kali masa tahap studi yang bersangkutan belum melaksanakan ujian yang ditentukan, maka yang bersangkutan dinyatakan gagal studi. Yang dimaksud dengan tahap-tahap studi adalah tahap ujian usulan penelitian, ujian seminar hasil penelitian dan ujian akhir Program Magister (ujian tesis).

7.12 Syarat dan Predikat Kelulusan

(1) Mahasiswa Program Magister Kajian Budaya dinyatakan lulus apabila telah menempuh seluruh beban belajar yang ditetapkan sebesar 44 SKS dan memiliki capaian pembelajaran lulusan yang ditetapkan oleh Program Magister Kajian Budaya dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 3,00 (tiga koma nol nol)..

(2) Kelulusan mahasiswa dari Program Magister Kajian Budaya dinyatakan dengan predikat memuaskan apabila mencapai IPK 3,0—3,50; sangat memuaskan apabila mencapai IPK 3,51—

3,75; dan pujian apabila mencapai IPK 3,76—4,00 dengan masa studi sesuai standar proses pembelajaran.

(3) Untuk predikat dengan pujian (cum laude) lama studi mahasiswa ialah maksimum lima semester dan nilai ujian akhir program studi (ujian tesis) A.

7.13 Yudisium dan Wisuda

(1) Setiap mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya yang telah menyelesaikan program pendidikannya wajib mengikuti yudisium bersama di FIB Unud sebelum mengikuti wisuda.

(2) Pada saat yudisium diumumkan predikat kelulusan dilanjutkan dengan penyerahan transkrip akademik.

(3) Wisuda diselenggarakan dalam rapat terbuka Senat Universitas Udayana, bersamaan dengan wisuda program pendidikan Diploma dan Sarjana (strata S1) Unud. Untuk dapat menerima

(38)

ijazah, mahasiswa diwajibkan sudah mempublikasikan hasil penelitian tesisnya di Jurnal Nasional Terakreditasi, dan mengikuti wisuda.

7.14 Ijazah

(1) Setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan program pendidikannya diberikan ijazah beserta transkrip akademik.

(2) Ijazah ditandatangani oleh Rektor dan Dekan FIB Unud.

(3) Transkrip akademik ditandatangani oleh Dekan FIB Unud.

7.15 Gelar

Setiap mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya yang telah menyelesaikan program pendidikannya memperoleh derajat dan hak untuk menyandang gelar Magister Sains (M.Si).

Pemberian gelar tersebut disesuaikan dengan Permendikbud RI Nomor 154 Tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi dan selanjutnya ditetapkan dengan SK Rektor serta telah dimuat dalam Pedoman Akademik Fakultas Ilmu Budaya Unud (2018).

(39)

BAB VIII

KEJUJURAN, TATA TERTIB, DAN SANKSI AKADEMIK

8.1 Kejujuran Akademik

(1) Selama mengikuti proses pembelajaran, mahasiswa wajib menjunjung prinsip-prinsip kejujuran akademik. Pelanggaran terhadap kejujuran akademik sebagaimana ketentuan di atas dianggap sama dengan tindakan kejahatan akademik sehingga dapat diberikan sanksi akademik yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran ringan, sedang, atau berat.

(2) Penentuan kategori pelanggaran (ringan, sedang, atau berat) akan dirapatkan dalam sebuah tim yang dibentuk oleh KoProdi untuk menentukan kategori pelanggaran.

(3) Sanksi atas pelanggaran terhadap kejujuran akademik adalah sebagai berikut;

1) teguran oleh pengajar atau KoProdi yang bersangkutan,

2) staf pengajar yang bersangkutan dapat memberikan nilai E (tidak lulus ) untuk mata kuliah tersebut,

3) tidak memperkenankan yang bersangkutan melanjutkan studi atau dipecat dari Prodi Magister Kajian Budaya, FIB, Universitas Udayana,

4) pembatalan atas kelulusan yang telah diberikan oleh Dekan FIB Universitas Udayana kepada yang melanggar ketentuan tersebut,

5) mencabut gelar dan ijazah yang telah diberikan.

(4) Jika pelanggaran yang dilakukan dikategorikan sebagai pelanggaran berat, maka langkah yang harus diambil oleh KoProdi adalah usulan pemecatan jika yang bersangkutan masih dalam status sebagai mahasiswa, atau pencabutan ijazah jika yang bersangkutan telah lulus dan menerima ijazah. Usulan tersebut dilakukan oleh KoProdi.

8.2 Tata Tertib Akademik

(1) Mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya wajib hadir pada setiap perkuliahan yang diprogramkan.

(2) Mahasiswa Prodi Magister Kajian Budaya wajib mengikuti bimbingan oleh Pembimbing Akademik dan Pembimbing Tesis secara aktif dan teratur paling sedikit dua kali dalam satu semester.

Referensi

Dokumen terkait

Perpanjangan studi bagi mahasiswa program magister yang belum dapat menyelesaikan bela;arnya dalam kurun waktu 2 (dua) tahun akademik atau 4 (empat) semester