• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL ACARA KONFERENSI CABANG PC NU PONOROGO

N/A
N/A
HD TV

Academic year: 2023

Membagikan "JADWAL ACARA KONFERENSI CABANG PC NU PONOROGO"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Alhamdulillahi Robbil Alamin, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo periode khidmat tahun 2014-2019 telah mencapai akhir masa khidmatnya yang ditandai dengan diadakannya Musyawarah Cabang (Konfercab). Kami sangat yakin dengan rancangan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama yang diusung oleh Hadrotusy Syaih KH. Jika kita melihat sejarahnya, jam’iyyah Nahdlatul Ulama dibangun atas 5 (lima) pilar utama yaitu: pilar Auliya’, pilar Ulama’, pilar Aghniya’, pilar Aktivis dan pilar Akademik.

Bahwa Musyawarah Cabang sebagai wadah pembahasan tertinggi pada tingkat Cabang Nahdlatul Ulama hendaknya terselenggara secara rutin dan tanpa kendala; Untuk ditetapkan : PERATURAN KONFERENSI CABANG NAHDLATUL ULAMA PONOROGO TAHUN 2019 DI PONPES DARUL HUDA MAYAK, TONATAN, PONOROGO. Yang dimaksud dengan konferensi dalam peraturan ini adalah konferensi yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo pada akhir masa khidmat tahun 2014-2019, yang selanjutnya disebut Konferensi Cabang;

Penanggung jawab konferensi ini adalah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo yang secara teknis dilaksanakan oleh Panitia Penyelenggara Konferensi Cabang; Yang dimaksud dengan Panitia Penyelenggara Musyawarah Cabang adalah pelaksana teknis yang dibentuk oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Ponorogo untuk menyelenggarakan muktamar ini. Pimpinan rapat paripurna ditetapkan oleh pengurus cabang, kecuali dalam acara paripurna pemilihan pengurus dipimpin oleh pengurus daerah Nahdlatul Ulama;

Pasal 14 Pimpinan sidang berhak untuk

Pasal 16

Anggota AHWA terdiri dari 5 (lima) orang Ulama yang ditetapkan dalam rapat paripurna berdasarkan tabulasi yang dilakukan panitia; Rais terpilih diangkat menjadi Rais setelah hasil musyawarah AHWA dituangkan dalam risalah rapat AHWA dan dibacakan dalam rapat pleno; Apabila pemilihan dilakukan dengan pemungutan suara, maka dilakukan dalam dua tahap, yaitu: tahap nominal dan tahap pemilihan;

Sebelum dilakukan pemilihan Rais dan Ketua, Ketua Sidang terlebih dahulu meminta kepada Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Periode Khidmat 2014-2019 untuk menyatakan pengunduran dirinya; Sebelum rapat pleno pemilihan, ketua rapat meminta keterangan jumlah peserta yang hadir dengan maksud memenuhi kuorum sidang; Pemilihan Rais dilakukan setelah melalui pertimbangan oleh AHWA yang merupakan hasil tabulasi usulan AHWA dari MWC bersama PR;

Untuk pemilihan ketua sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf c, apabila dilakukan dengan pemilihan langsung maka dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: tahap pencalonan dan tahap seleksi; Penjaringan bakal calon dan pemilihan calon ketua dilakukan secara langsung dengan menuliskan nama pilihannya pada kertas suara yang disediakan oleh KPU dan dibubuhi stempel Panitia Konfercab PCNU Ponorogo; Rais dan ketua terpilih berperan sebagai Ketua dan Sekretaris tim Formasi, dibantu oleh Anggota AHWA dan 5 (lima) orang anggota formasi yang dipilih oleh peserta konferensi, untuk menyelenggarakan kepengurusan PCNU sehari-hari, paling lambat tanggal 15 (15). lima belas) hari. setelah konferensi;

Rais dan ketua terpilih berwenang menyelesaikan kepengurusan, sedangkan anggota AHWA dan rekan formatur membantu dan memberikan masukan; Pernah menjadi Pemimpin Cabang Harian dan/atau Manajer Harian di tingkat MWC dan/atau Manajer Harian Banom di tingkat Cabang selama minimal dua tahun; Tidak ada rangkap jabatan, maupun jabatan internal di lingkungan Nahdlatul Ulama, maupun jabatan politik, sesuai ketentuan NU ART Bab XVI Pasal 51 Ayat (1) s/d (8);

Calon potensial tidak tunduk pada aturan rangkap jabatan, baik di lingkungan Nahdlatul Ulama maupun di partai politik; Apabila bakal calon tunduk pada peraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf e, maka sebelum memilih yang bersangkutan harus mengundurkan diri secara tertulis sebelum dilakukan pembahasan;

Pasal 20

MENINGKATKAN WEWENANG, PERAN DAN FUNGSI SYURIYAH

Dalam AD/ART NU sangat jelas bahwa secara hukum dan formal yang bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan organisasi secara keseluruhan adalah jajaran syuriyah. Untuk menjadi anggota AHWA, menurut Pasal 39 NU ayat 4 harus : mempunyai aqidah ahlussunnah wal jama'ah, jujur ​​dan bertakwa, mempunyai integritas akhlak, tawadlu', mempunyai pengaruh, mempunyai ilmu memilih pemimpin yaitu munadzdzim, muharrik, wara' dan zuhud. Proses pengambilan keputusan juga diatur sedemikian rupa sehingga apa yang diputuskan benar-benar dapat menjadi pedoman yang menyeluruh dan menjadi pedoman bagi semua pihak.

Semangat AHWA adalah bagaimana dalam proses pengisian jabatan pejabat tinggi tidak bersinggungan atau terkontaminasi dengan proses politik di luar NU; Peran strategis Syuriyah lainnya adalah saat mengisi jabatan Ketua Tanfidziyah; Calon ketua harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Rais terpilih. Bahkan dalam masa kepengurusan, jika ditemukan pelanggaran syariah atau organisasi, Syuriyah berhak memberhentikan kepengurusan.

Dalam proses ini harus terdapat: teguran, pemanggilan, peneguhan, proses tabayun dan data pendukung yang sah, agar penyelesaian permasalahannya terstandar; Demikian pula apabila para pengurus Syuriyah mengalami penyimpangan-penyimpangan terhadap syariat atau urusan organisasi pada masa khidmatnya, maka Mustasyar bertugas memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Harian Syuriyah untuk diambil langkah-langkah organisasinya.

SYARAT UNTUK MENJADI PENGURUS NU

Mengikuti pelatihan kader NU atau magang pada badan otonom yang resmi dikelola oleh organisasi NU;

RANGKAP JABATAN

PEMILIHAN RAIS DAN KETUA MELALUI AHWA

PEMBENTUKAN PENGURUS ANAK RANTING NU

PENDIDIKAN KADER

PPWK (Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Keilmuan) untuk mempersiapkan kader yang akan ditempatkan pada jabatan syuriyah; Pembentukan kader fungsional bagi anggota legislatif dan pengurus NU, agar tidak kehilangan arah perjuangan; Oleh karena itu, tugas kader pasca kader adalah mem-backup tugas pengurus NU di setiap tingkatan.

ORGANISASI LOKAL DI INTERNAL NU

HULUISASI

  • LAGU WAJIB SYUBBANUL WATHON

Koordinator Unit adalah tim kecil pengurus harian Syuriyah dan Tanfidziyah yang bertugas membimbing dan mengkoordinasikan program dan kegiatan unit-unit yang berada di bawah koordinasinya; Untuk mengefektifkan pelaksanaan program dan kegiatan terpadu tersebut, terdapat mekanisme pelaporan rutin mulai dari Komandan Unit hingga Koordinator Unit. Dan setiap Tri-Wulan diadakan pertemuan dari rumah ke rumah agar pihak manajemen menyampaikan perkembangan masing-masing unit.

Pada tahun 2018, PWNU Jawa Timur menetapkan Mars Syubbanul Wathon sebagai LAGU WAJIB bagi seluruh keluarga besar Nahdlatul Ulama.

Pengantar

Visi dan Misi NU

Upaya penguatan kapasitas individu pengurus dan pejabat dalam menciptakan individu manajemen yang cakap dan cerdas dalam melayani masyarakat; Meningkatkan dan memantapkan karakter aswaja dan nasionalisme warga NU (character building) secara terencana, sistematis dan terstruktur bagi seluruh anggota Nahdlatul Ulama; Lembaga Pendidikan Ma'arif NU, Rumah Sakit Muslimat NU, Asrama Islam, Institut Ekonomi dan lembaga lain di lingkungan Nahdlatul Ulama;

Untuk meluruskan barisan dan gerak perjuangan NU, serta semangat pengabdian di bawah komando Alim Ulama' berkumpul di kepengurusan PBNU dan PWNU Jawa Timur.

IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS

Memfasilitasi terbentuknya pusat pelatihan dan penumbuhan industri rumahan di kalangan warga NU berbasis MWC, cabang dan pesantren; Mendirikan lembaga keuangan mikro syariah berbasis ZIS (Zakat, Infaq dan Shodaqoh) dan NU Coin; Memfasilitasi terbangunnya jaringan antar lembaga pendidikan, baik internal maupun eksternal NU, untuk mewujudkan pendidikan unggul;

Memfasilitasi pembentukan tim khusus untuk merancang keberadaan LP Pendapatan Pasif Ma'arif NU dan Sekolah/Madrasah Ma'arif; Melaksanakan sosialisasi dan penguatan masyarakat agar lebih tangguh dalam menghadapi bencana dan perubahan iklim;

PROGRAM STRATEGIS PCNU PONOROGO MASA KHIDMAT TAHUN 2019- 2024

Sistem pendidikan di lingkungan Lapas dan Pondok Pesantren Maarif NU tentunya harus mampu membentuk karakter Generasi Milenial Aswaja dan menjaganya dari pengaruh negatif luar. Dalam menilai tingkat kesejahteraan, setidaknya ada empat alat ukur untuk menilainya, yaitu: tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, tingkat kesehatan, dan tingkat pendidikan. Namun seperti yang kita lihat bersama, betapa sulitnya mewujudkan kegiatan ekonomi bagi Jam'iyyah dan jamaah NU.

Suwadi, salah satu pengajar nasional MKNU, beberapa waktu lalu mengatakan betapa jarangnya kader NU yang mumpuni di bidang pemberdayaan ekonomi. Dan alhamdulillah, di PCNU Ponorogo kami memulai pekerjaan ini melalui pendirian PT Karya Bintang Sembilan (PT yang didirikan oleh PC LPNU Ponorogo). Kami berharap kegiatan usaha yang identik dengan penciptaan pasar ini dapat diikuti oleh jemaah NU yang mempunyai produk-produk yang berstandar dan cocok untuk dijual di pasar kita.

Jadi dibukanya pasar (Bintang Swalayan) seperti mendapat sinyal bahwa pergerakan ekonomi warga NU sudah mulai bergerak. Kita semua sangat berharap akan muncul sinergi positif antara RSU Muslimat, LP Ma’arif dan perguruan tinggi yang memiliki fakultas kedokteran dan manajemen rumah sakit. Kita dapat bermimpi bagaimana RSU Muslimat bisa mengeluarkan dana untuk beasiswa sekolah di Fakultas Kedokteran dan Manajemen Rumah Sakit, sehingga RSU Muslimat mempunyai dokter dan pengelola sendiri di kemudian hari.

Yang diperbolehkan mengikuti seleksi adalah santri dan santri di pondok pesantren atau sekolah di lingkungan pendidikan LP Ma'arif NU. Tidak ada pihak yang dirugikan namun semua diuntungkan karena prinsip dasarnya adalah simbiosis mutualisme TANAMAN SISTEM untuk mewujudkan kemaslahatan rakyat.

PROGRAM STRATEGIS PCNU PONOROGO MASA KHIDMAT TAHUN 2019- 2024

  • EKSTERNAL NU

IPNU IPNU -LPS Pagar Nusa. sasi LI di Ranting dan PAR NU di pinggiran. dan penataan struktur kelembagaan dan sumber daya manusia yang unggul. Selalu teguh mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai Khittoh NU Tahun 1926, yaitu nilai-nilai perjuangan melestarikan ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah dan membela NKRI. Perlu didirikan pusat-pusat Aswaja di seluruh PWNU dan PCNU di seluruh Indonesia untuk memperkuat jati diri warga NU sebagai generasi Ahlussunnah wal Jama'ah;

Memperbanyak artikel tentang konsep Islam Indonesia sebagai referensi dalam sosialisasi ajaran Islam Aswaja kepada masyarakat luas; Sehingga mata pelajaran Aswaja dan NU menjadi mata pelajaran wajib bagi seluruh sekolah/madrasah dilingkungan Nahdlatul Ulama dan pesantren; Jadi seluruh PWNU dan PCNU se-Indonesia mempunyai Rumah Sakit dan Klinik untuk MWC SEKARANG;

Mewaspadai dan meredam berkembangnya radikalisme dan ideologi transnasional lainnya yang mengancam keutuhan NKRI; Mendorong terselenggaranya pembentukan kaderisasi di jajaran pengurus NU hingga lapisan terbawah Nahdliyyin, dengan harapan agar gerakan NU berada dalam satu kesatuan yang tertib; Mencegah semaksimal mungkin praktik politik uang (riswah) dalam muktamar cabang NU, musyawarah daerah, dan kongres karena akan merugikan atau bahkan menghancurkan eksistensi NU;

Berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan NU sebagai organisasi yang kokoh, utuh, mandiri dan bermartabat di bawah komando ulama. Menciptakan rumusan penyelesaian konflik di lingkungan NU dengan mekanisme, prosedur, dan standar yang terukur; Penyiapan pusat pendidikan dan pelatihan warga Santri dan Nahdliyyin pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang siap pakai;

Senantiasa menjaga dan meningkatkan ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah Wathoniyyah, dan ukhuwah Insaniyyah antar sesama umat Islam, sesama bangsa Indonesia, dan sesama warga negara; Mensinergikan berbagai pihak untuk menghindari radikalisme, neoliberalisme, dan ideologi transnasional yang sangat membahayakan eksistensi dan keutuhan NKRI;

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Gerakan Wahabi Terhadap Berdirinya Organisasi Kemasyarakatan Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 1926; Halik, 060210302105; 83 Halaman Program Studi Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA) FAKULTAS TARBIYAH INSURI PONOROGO.. SEMESTER GENAP

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama Bab XXI pasal 79 bahwa, Konferensi Cabang salah satunya membicarakan tentang Pokok-pokok Program 5