• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siswa Lupa Menulis, Membaca, Menghitung, Jangan Panik! Ini Solusinya

N/A
N/A
Dya Natasya

Academic year: 2023

Membagikan "Siswa Lupa Menulis, Membaca, Menghitung, Jangan Panik! Ini Solusinya"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Dya Natasya

NIM : F1081201007

Kelas : 3A Reguler

UAS : Strategi Belajar Mengajar Dosen : Suparjan, M.Pd

Siswa Lupa Menulis, Membaca, Menghitung, Jangan Panik! Ini Solusinya

Wabah Covid-19 telah merambah di kancah dunia selama hampir memasuki 2 tahun belakangan ini. Selama itu pula wabah ini banyak membawa pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan di berbagai Negara, tak terkecuali di Indonesia. Jumlah kematian melonjak, sektor ekonomi menurun, banyak orang yang kehilangan pekerjaannya, bahkan dampak covid-19 ini juga sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Covid-19 persebarannya sangat pesat sehingga harus ditangani dengan maksimal. Warga diminta untuk terus memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19 ini. PPKM diberlakukan dan tentunya dengan demikian proses pembelajaran di sekolah pun di batasi.

Dengan adanya wabah ini, Indonesia merombak system pendidikannya dengan menjadikan pembelajaran yang awalnya tatap muka menjadi pembelajaran daring atau tatap maya di masa pandemi ini, guna mencegah meluasnya penularan wabah Covid-19 . Tentunya banyak sekali kesulitan yang dirasakan, siswa dan guru terkejut dengan system pembelajaran baru ini. Anak-anak belajar di rumah, selain dibimbing guru lewat tatap maya, orangtua menjadi faktor yang sangat penting dalam dukungan proses pembelajaran daring ini. Guru diminta untuk dapat memaksimalkan canggihnya teknologi yang ada guna lancarnya pendidikan pembelajaran di masa pandemi ini. Orangtua pun harus ambil andil dalam meluangkan waktu untuk dapat membimbing dan mendampingi anak di rumah selama proses pembelajaran tatap maya.

Namun, yang menjadi permasalahan pembelajaran saat ini sangat beragam, mulai dari kurang terlaksananya pembelajaran tatap maya karena keterbatasan teknologi dari siswa maupun guru, kurang mampunya guru memvariasikan pembelajaran agar mudah diterima siswa, bahkan banyak keluhan dari orangtua yang bekerja namun harus juga mendampingi

(2)

anaknya selama proses pembelajaran. Dengan permasalahan demikian menyebabkan kualitas pendidikan di Indonesia menjadi sedikit menurun.

Setelah hampir 2 tahun pembelajaran daring ini, banyak kasus yang masuk mengenai dunia pendidikan. Dibeberapa sekolah, khususnya Sekolah Dasar di wilayah pinggiran Kota Pontianak ditemukan siswa yang mengalami kesulitan dalam aktivitas membaca dan menghitung, ada juga kasus anak kelas 2-5 yang lupa mengenal huruf, lupa mengeja, lupa membaca kalimat dengan benar, lupa pembelajaran perkalian dan pembagian sehingga ketika mulai diberlakukan pembelajaran tatap muka terbatas, siswa mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran tematik.

Dengan demikian, kita sebagai seorang guru yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak bangsa harus mampu mengatasi permasalahan ini. Guru harus mempunyai solusi agar permasalahan ini terselesaikan. Selain guru yang harus bersikeras memikirkan solusi permasalahan itu, faktor dukungan dari orangtua sangat berpengaruh penting dalam penyelesaian masalah.

Ketika dihadapi dengan kasus seperti ini, guru harus memikirkan metode dan strategi apa yang cocok untuk siswa yang mengalami kesulitan, baik itu dalam membaca, menulis dan berhitung.

Langkah pertama yang harus dilakukan seorang guru adalah mengidentifikasi penyebab mengapa sebagian siswa dapat lupa dengan cara menulis, membaca, dan menghitung. Guru dapat bertanya langsung kepada siswa maupun kepada orang tua siswa mengenai hal ini. Ada kemungkinan beberapa sebab yang membuat siswa lupa seperti karena pembelajaran daring mereka lebih asik main, tidak fokus belajar, dan kurangnya bimbingan dari orangtua dalam mendampingi anak ketika proses pembelajaran.

Setelah penyebab permasalahan dapat diketahui, selanjutnya guru bisa mengambil langkah untuk menceritakan atau melaporkan kepada kepala sekolah mengapa siswa di sekolah bisa demikian, agar kepada sekolah juga bisa ambil andil dalam menyelesaikan kasus ini. Setidaknya kepala sekolah bisa memberikan fasilitas dan dukungan kepada guru agar mampu menyelesaikan maslaah tersebut.

Setelah itu, guru dapat memikirkan strategi, metode, dan media yang cocok untuk mengatasi kasus ini. Ketika pembelajaran dalam kelas dimulai, dan guru mendapati siswa yang mengalami kasus demikian, guru sebaiknya langsung bertindak dengan melakukan

(3)

apersepsi guna mengingatkan ulang pembelajaran yang telah dilalui. Karena salah satu penyebab seseorang lupa adalah memori mereka tentang pembelajaran tersebut telah hilang karena tidak diulang-ulang. Semakin sering kita mengulang-ulang sesuatu maka kita akan mudah untuk mengingatnya. Begitu juga dengan proses pembelajaran, walau mungkin guru harus bekerja dua kali, tapi ini bisa menjadi solusi bagi guru untuk mengingatkan siswa yang lupa bagaimana cara membaca, menulis, dan berhitung. Guru bisa mengingatkan kembali bagaimana cara menyusun kalimat, menulis dengan baik, dan cara menghitung dengan penjumlahan, pengurangan, perkalian, serta pembagian.

Strategi yang dapat di ambil guru dalam kasus lupa cara menulis dan menghitung bisa dengan menggunakan strategi pembelajaran kontekstual. Di mana dalam pembelajaran siswa diminta untuk menuliskan pemgalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari selama pandemi, setelah itu siswa di minta untuk membacakannya di depan kelas. Guru bisa mengaitkan pembelajaran menghitung dengan konteks kehidupan sehari-hari, semisal dengan bertanya “ berapa uang jajan yang diberikan orang tua hari ini dan kemarin?” setelah itu siswa diminta untuk menjumlahkan uang jajannya. Itu bisa menjadi salah satu solusi untuk mengingatkan siswa dalam proses menghitung.

Metode yang dapat membantu guru dalam menyelesaikan masalah demikian bisa menggunakan metode ceramah plus, di mana guru bisa berdiskusi dengan siswa, melakukan tanya jawab dengan santai sambil mengulang-ngulang materi yang sudah lalu guna mengingatkan memori siswa tentang pembelajaran itu. Guru jangan menampakan kepanikan dan melakukan tindakan yang keras jika menemui siswa yang lupa dengan pembelajaran.

Jangan mengekang siswa, jangan menyudutkan siswa, jangan membuat siswa tertekan. Guru harus bisa membuat siswa nyaman terlebih dahulu. Karena jika keadaan pembelajaran itu nyaman, otak siswa akan mudah menangkap dan mengingat kembali apa yang sudah dipelajarinya selama ini.

Untuk menguatkan kembali ingatan siswa, guru dapat mengambil metode pembelajaran demonstrasi. Di mana siswa sangat berperan aktif untuk bisa melihat dan mempraktikkan secara langsung saat proses pembelajaran. Diharapkan dengan mempraktikkannya sendiri, memori siswa dapat mengingat pembelajaran yang sempat terlupa karena tidak diulang-ulang.

Tentunya dengan metode ini, guru pun harus menyiapkan berbagai media dalam proses belajar mengajar. Media yang diperlukan untuk anak yang mengalami kesulitan

(4)

membaca bisa diberikan media visual berupa gambar disertai tulisan sedehana yang dapat dengan mudah dipahami siswa. Pemberian media visual ini di mulai dari tulisan sederhana dengan 2-3 kosakata berlanjut ke tingkat medium lalu ke tingkat yang lebih tinggi sehingga siswa perlahan dilatih kembali untuk bisa membaca. Setelah bisa membaca siswa diminta untuk menulis ulang apa yang sudah mereka baca, untuk melatih kembali otak dalam menyusun kata dan kalimat yang benar.

Sedangkan dalam mengatasi kesulitan siswa mengingat operasi perhitungan, kita sebagai guru tentunya harus memahami bahwa anak SD, daya pikirnya tidak seperti orang dewasa. Mereka akan lebih mudah mengingat dan mencerna sesuatu dengan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan. Dengan demikian, media pembelajaran yang harus guru sediakan dalam proses pembelajaran menghitung bisa berupa benda-benda konkrit. Benda konkrit adalah benda-benda yang nyata, bisa dilihat dan di raba dan berbentuk tiga dimensi. Misal, untuk mengingatkan kembali bagaimana cara kerja perkalian, guru bisa membawa stik es krim, pipet es, atau spidol untuk menunjang proses pembelajaran perkalian. Siswa bisa diminta untuk menghitung dan memegang secara langsung benda konkrit tersebut. Setelah siswa paham menghitung dengan media benda konkrit, guru dapat beranjak ke tingkat medium di mana siswa diberi media visual berupa gambar semi konkrit dalam proses perhitungan. Setelah itu baru naik ke tahap semi abstrak dan abstrak.

Itu adalah beberapa yang dapat diterapkan oleh guru dalam mengatasi kasus siswa yang lupa dalam proses pembelajaran. Pada intinya guru harus mampu mengendalikan dan menyususun metode dan strategi dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan siswa.

Keberadaan kepala sekolah untuk mendukung dan memfasilitasi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar sangat perlu. Apalagi kedudukan orang tua yang sangat menjadi faktor penting di rumah agar siswa mampu belajar di rumah maupun di sekolah dengan rajin agar siswa tidak mengalami kelupakan materi pembelajaran.

Lupa itu wajar, karena memori otak manusia tidak sepenuhnya bisa menampung kejadian-kejadian yang tela berlalu. Namun, lupa tersebut bisa diminimalisir dengan membuat ruang kembali kepada otak dengan cara mengingat-ingat kejadian yang telah lalu dengan melakukan pengulangan. Meski harus membutuhkan waktu yang lebih, tapi dengan cara inilah kasus lupa dapat di atasi. Guru jangan terlalu panic di kelas, buat siswa senyaman mungkin agar mereka dapat menerima materi dam mengingat materi yang mereka pelajari.

Referensi

Dokumen terkait

disini peneliti menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode pengajaran bervariatifmerupakan suatu strategi mengajar yang diterapkan oleh guru agar

PERNYATAAN Kreativiatas Guru Pendidikan Agama Islam Guru PAI selalu menggunakan metode ceramah menerangkan dalam mengajar Guru PAI menggunakan metode tanya jawab dalam mengajar

sesuai pada jam pelajaran kimia. Hasil refleksi pembelajaran bersama guru menunjukkan bahwa metode ceramah yang digunakan oleh guru dan diselingi dengan tanya jawab

Metode pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi serta metode Tanya jawab, penugasan, dan praktik. Dalam metode ceramah guru menjelaskan materi sedangkan para

Guru menggunakan metode belanja soal. Metode ini digunakan setelah guru menerangkan materi dengan ceramah dan tanya jawab.. 1) Guru membagikan anak induk kepada

Peneliti melakukan observasi awal pada SMP Negeri 3 Samadua menunjukan bahwa metode belajar yang dilakukan guru kelas adalah metode ceramah, tanya jawab,

Sebagian besar pembelajaran menulis berlangsung dengan metode ceramah (97%), tanya jawab, dengan jawaban siswa yang dilakukan bersama- sama (3%) dalam bentuk

pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci, dan c) prosedur pemecahan masalah; (2) dengan metode ceramah dan tanya jawab, guru diberi pengertian