• Tidak ada hasil yang ditemukan

e-2549-4716 Peran Pemerintah Desa Dalam Meles

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "e-2549-4716 Peran Pemerintah Desa Dalam Meles"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

Penelitian ini mencoba menyoroti peran pemerintah desa dalam pelestarian budaya di Desa Olehsari di Kabupaten Banyuwangi. Memberikan gambaran apabila terdapat kendala dalam upaya melestarikan budaya tari Seblang di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Sebagai bahan rujukan jika dilakukan penelitian terkait peran pemerintah desa dalam pelestarian budaya di desa.

Kewenangan Desa

Bagi pejabat pemerintah, budaya dan etika kerja merupakan hal penting yang perlu dikembangkan di tingkat pemerintah pusat dan daerah, di tingkat departemen atau organisasi, dan di unit kerja di bawahnya. 13. saling menghormati antar lembaga tingkat desa dan unsur masyarakat desa dalam pembangunan desa; 5) gotong royong, yaitu kebiasaan gotong royong dalam pembangunan desa; 6) kekeluargaan, yaitu kebiasaan masyarakat desa dalam pembangunan desa; 7) Musyawarah, yaitu proses pengambilan keputusan mengenai kepentingan Masyarakat Desa melalui diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan; 8) demokrasi, yaitu sistem pengorganisasian masyarakat desa dalam suatu sistem kekuasaan, yang dilaksanakan oleh masyarakat desa atau dengan persetujuan masyarakat desa dan yang mengakui, mengatur, dan menjamin keluhuran harkat dan martabat manusia sebagai makhluk hidup. Tuhan Yang Maha Esa. ; 9) kemandirian, yaitu proses yang dilakukan pemerintah desa dan masyarakat desa untuk melakukan kegiatan memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan sendiri; 10) kerjasama, yaitu partisipasi aktif dalam kegiatan; 11) kesetaraan, yaitu kesetaraan kedudukan dan peran; Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa. Pelaksanaan kewenangan yang diberikan dan pelaksanaan tugas lain kekuasaan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat desa, dan pemberdayaan masyarakat desa.

Kepala Desa

Figur Kepala Desa

Kepala Desa Unang Sunardjo, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, merupakan tokoh desa yang memenuhi berbagai persyaratan, berhasil memenangkan pemilihan umum (dipilih oleh penduduk desa) dan diangkat oleh pemerintah Republik Indonesia, sehingga menduduki jabatan tertinggi sebagai kepala desa. pemerintahan di desanya. Sejak dahulu kala (jangka waktu yang sangat panjang) sebelum Indonesia merdeka, sosok kepala desa mempunyai kedudukan yang demikian dalam kehidupan masyarakat pedesaan. Permasalahan yang ada saat ini adalah jumlah tugas dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh kepala desa dengan sebaik-baiknya semakin banyak (baik dari segi hukum maupun dari segi administratif dan manajemen tidak boleh banyak kesalahan dan kekeliruan), sedangkan sebagian besar atau rata-rata kemampuannya cukup, kecil dan terbatas.

Tugas Kepala Desa

Kenyataannya, kasus-kasus yang terjadi di pedesaan tidak semuanya disebabkan oleh rendahnya akhlak, perbuatan jahat, namun banyak pula yang disebabkan oleh kesalahan dalam mengambil keputusan atau bertindak; karena minimnya pengetahuan hukum, administrasi dan manajemen yang dimiliki oleh sebagian besar kepala desa dan perangkat desa. Seseorang yang berhasil memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan Umum Desa (yang seringkali ricuh dan menakutkan bahkan dijadikan ajang pertaruhan/perjudian) dengan modal keuangan yang banyak dan telah “memenuhi syarat formal” berdasarkan peraturan perundang-undangan, Rupanya kemampuannya tidak terjamin di tahun pertama karirnya memimpin pemerintahan dan pembangunan desa (yang kini masyarakat semakin maju), tanpa bimbingan intensif selama setahun tanpa diganggu oleh camat. Apalagi jika seseorang yang berhasil memenangkan pemilihan kepala desa sebelumnya tidak memperhatikan dan memahami hal-hal terkait aspek penyelenggaraan pemerintahan beserta peraturan perundang-undangan. Mengingat kedudukan kepala desa baik sebagai penyelenggara pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan serta sebagai pembangun ketentraman dan ketertiban desa, maka peranannya begitu besar dan sangat menentukan kemajuan dan kemunduran suatu desa; Oleh karena itu, masa seleksi calon kepala desa harus mendapat perhatian lebih; tidak akan mengecewakan konstituennya dan pemerintah (karena dia sebenarnya tidak mampu bekerja sebagai pemimpin pemerintahan dengan segala aktivitasnya yang lebih luas.

Larangan Kepala Desa

18. C. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan dan penghasilan lain yang sah, serta. D. mengambil asuransi kesehatan; . e. memperoleh perlindungan hukum atas kebijakan yang diambil; dan f. amanah dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya.

Perangkat Desa

BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

Hasil Musyawarah Desa yang berupa kesepakatan yang dituangkan dalam Keputusan Musyawarah dijadikan dasar bagi Badan Permusyawaratan Desa dan Pemerintah Dsa dalam menentukan kebijakan Pemerintahan Desa. Penyampaian pendapat mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pengembangan Masyarakat Desa, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan C.

Lembaga Kemasyarakatan Desa

Ni'matul Huda di desa berbentuk lembaga-lembaga kemasyarakatan desa seperti Rukun Tetangga, Kelompok Masyarakat, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, Karang Taruna, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat atau biasa disebut dengan nama lain. Dalam Pasal 94 UU No. 6 Tahun 2014, ditegaskan bahwa desa memanfaatkan lembaga kemasyarakatan desa yang ada untuk membantu melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan desa dan memberdayakan masyarakat desa. Lembaga kemasyarakatan desa bertugas memberdayakan masyarakat desa, berperan serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta meningkatkan pelayanan masyarakat desa.

Penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan lembaga swadaya masyarakat memperkuat dan memanfaatkan kelembagaan masyarakat yang ada di desa. Lembaga kemasyarakatan desa berperan sebagai wadah partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, pemerintahan, kemasyarakatan dan pemberdayaan, sehingga berujung pada terwujudnya demokratisasi dan transparansi pada tingkat tersebut.

Strategi Pengembangan Partisipasi masyarakat dalam Pemerintahan Desa

Solekhan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan desa, kapasitas pemerintah desa untuk terlibat dan bekerja sama dengan masyarakat harus ditingkatkan. Hilangnya kepercayaan warga terhadap pemerintah dan terkikisnya komitmen warga untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa merupakan sebuah tantangan. Padahal, salah satu faktor terjadinya tata kelola pemerintahan yang baik adalah adanya kelembagaan masyarakat yang kuat yang ditandai dengan tumbuhnya dan beragamnya organisasi dan perkumpulan yang mampu dan mau berpartisipasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Problematika Partisipasi Masyarakat dan Peran Pemerintah Desa

Forum yang diadakan setahun sekali untuk menyusun Anggaran Pembangunan dan Belanja Desa (RAPBDes) yang biasanya hadir pada MUSRENBANGDes kurang mampu mempertimbangkan banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat. Peraturan yang ada mengenai arah penyelenggaraan negara dan pembangunan desa belum mengatur pentingnya partisipasi masyarakat, terutama pada tahap pelaksanaan dan pengawasan. Modal sosial dapat dipahami sebagai nilai atau norma bersama yang diyakini mampu menjaga stabilitas sosial melalui mekanisme humanistik tertentu, meski terkadang kurang rasional. Menurut Burdhan (dalam Putman 1993), modal sosial adalah seperangkat norma, jaringan, dan organisasi di mana suatu komunitas mempunyai akses terhadap kekuasaan dan sumber daya serta tempat pengambilan keputusan dan kebijakan.

Berangkat dari pengembangan modal sosial sebagaimana disebutkan di atas, modal sosial sebenarnya dapat menjadi kekuatan masyarakat untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam dan manusia. Hal ini terjadi dalam konteks interaksi sosial yang berbentuk jaringan atau perkumpulan informal, dan lembaga yang paling banyak ditemui adalah arisan, jamaah tahlil, dan lain-lain. Sayangnya, peran lembaga-lembaga sosial tersebut dalam penyelenggaraan pemerintahan dan desa. pembangunan cenderung mengalami kemunduran, sehingga menjadi lembaga yang eksklusif dan hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial, keagamaan, dan ekonomi, bahkan cenderung menghindari arena kegiatan politik (pelaksanaan pemerintahan desa). Namun, dengan sedikit atau tanpa kontak dengan politik (implementasi pemerintahan desa), keberadaan lembaga-lembaga sosial tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap tata kelola pemerintahan desa.

Konsep tentang Pelestarian

Konsep Tentang Budaya

Budaya Tari seblang

Hasan Singodimajan (2006:VIII) Upacara adat seblang adalah tarian yang penarinya secara tidak sadarkan diri ketika mementaskan tarian tersebut dalam pertunjukan yang diadakan setahun sekali di dua desa di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Penari seblang yang tidak sadarkan diri tersebut dipandu oleh suatu kekuatan gaib yang diyakini bersifat gaib, bagian dari kepercayaan masyarakat seperti roh leluhur atau roh “kakek buyut”. Di desa Olehsari dipercaya berpotensi menyucikan jiwa dan raga bisa “menghilang” tanpa bayangan.

METODE PENELITIAN

  • Penentuan Lokasi penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Penentuan Informan
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Peran Pemerintah Desa dalam melestarikan Kearifan Lokal di Desa Olehsari
    • Pembinaan Masyarakat Desa
    • Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam melestarikan Budaya Desa Partisipasi masyarakat untuk membangun desa sangatlah penting guna
    • Meningkatkan Perekonomian dan Pendapatan masyarakat Desa
  • Tanggapan Masyarakat tentang Kinerja Pemerintah Desa
  • Kendala Pemerintah Desa dalam Upaya Melestarikan Budaya

Peran pemerintah desa sangat penting dalam pengorganisasian dan pengembangan masyarakat desa seperti yang ada di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi. Hal ini dibenarkan oleh warga Desa Olehsari Gustin dan Ghani dalam hal peran masyarakat desa dalam melestarikan budaya desanya. Melalui keterlibatan warga masyarakat dalam kegiatan tersebut, secara tidak langsung masyarakat dapat melihat dan mengontrol kinerja pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat di desa Olehsari untuk ikut serta dalam pembangunan desa dan pelestarian budaya desa.

Dari hasil wawancara di atas, peneliti menemukan bahwa pemerintah desa dalam mengambil keputusan mengenai desa itu sendiri memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk berkontribusi, membangun bersama desanya, untuk lebih memajukan dan melestarikan kearifan lokal desa. budaya. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti menanyakan kepada kepala desa dan sekretaris desa Olehsari apakah pendapatan masyarakat desa akan meningkat dengan adanya pelestarian budaya. Dari sini adakah aspek positif dari peran pemerintah desa dalam melestarikan kearifan lokal di desa bagi masyarakat desa?

Karena budaya desa itu sendiri merupakan aset desa dalam pelestarian budaya desa ini, karena pemerintah desa dan masyarakat saling bekerjasama, maka sisi positifnya adalah pemerintah dapat dekat dengan masyarakat desa. Peneliti melihat aspek positif pelestarian budaya di desa Olehsari memberikan dampak bagi masyarakat dan pemerintah desa. Seperti peran pemerintah desa dalam melestarikan budaya mengajarkan masyarakat desa Olehsari untuk selalu menghormati budaya desa dan selalu berpartisipasi dalam pembangunan desa demi kesejahteraan masyarakat desa.

Peran pemerintah desa sangat penting dalam pembangunan desa dan pelestarian kearifan lokal desa. Kewenangan desa selalu dekat dengan masyarakat, sehingga masyarakat selalu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan turut serta dalam pelestarian budaya desa.” (Gustin, 20 November 2016). Peran pemerintah desa di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mengapresiasi pemerintah desa atas kinerjanya yang baik dalam menjaga budaya desa di Desa Olehsari.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dalam proses pelaksanaan pelestarian budaya, Kepala Desa mengatur struktur organisasi, sehingga kendala-kendala yang dihadapi dalam pelestarian budaya di Resort dapat dikondisikan. Sementara itu, pemerintah desa dalam pelaksanaannya tidak bisa mengeluarkan budaya desanya dari desa untuk ditampilkan kepada masyarakat luas. Terkait pelestarian kearifan lokal kota dapat dikatakan baik karena disini Pemerintah Kota melibatkan masyarakat untuk berkontribusi langsung berpartisipasi dalam pelestarian budaya yang ada di kotanya.

Dengan begitu keinginan masyarakat dapat terwujud dan masyarakat dapat merasakan sendiri hasil kinerja pemerintah desa dalam melestarikan budaya desanya.

Saran

Pemerintah desa harus bisa meneliti lebih jauh agar kearifan lokal yang ada di desa bisa diterapkan oleh desa untuk menampilkan dirinya secara unik. Dengan cara ini diharapkan dapat memperkenalkan budaya desa kepada masyarakat luas. .dan menjadi contoh pembelajaran untuk selalu mengapresiasi dan melestarikan budaya desa bagi masyarakat lokal maupun non lokal.

Referensi

Dokumen terkait