p-ISSN: 2598-1218 Volume 6 Nomor 8 Tahun 2023 e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v6i8.2841-2848
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│2841
EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI IMPLEMENTASI PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA SISWA KELAS X
SMAI ASSYAFIAH LOCERET NGANJUK
Ahmad Al Karim1), Guntur Arie Wibowo2), Ika Mindarti Suryo Utomo3), Angga Aulia Aswagata4)
1,3,4)SMAI Assyafiah Loceret Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia.,
2)Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra [email protected]
Abstract
In the face of increasingly complex environmental problems, waste management education has become essential to impressing the younger generation, who have environmental awareness and Pancasila values implemented in their everyday behavior. Community-Based Participatory Research (CBPR) is an approach that involves active collaboration between researchers and the community during research and decision-making processes. The results of these activities show that waste management education improves knowledge about waste management, including an understanding of recycling, waste disposal, and waste reduction. In addition, students also showed an improvement in the application of Pancasila values in everyday life, such as gotong royong, responsibility, and caring for the environment. These activities reaffirm that waste management education can be an effective means of implementing Pancasila student profiles. Through this education, students can enhance their understanding of the importance of sustainable and responsible waste management as well as apply the values of Pancasila in everyday life. It is expected that the results of this research can be the basis for the development of a more holistic and integrated curriculum that incorporates environmental approaches and national values as part of the educational process.
Keywords: waste management, inorganic, P5, environmental awareness.
Abstrak
Dalam menghadapi masalah lingkungan yang semakin kompleks, edukasi pengelolaan sampah menjadi esensial untuk mencetak generasi muda yang memiliki kesadaran lingkungan dan nilai-nilai Pancasila yang terimplementasi dalam perilaku sehari-hari. Kegiatan ini menggunakan metode Community-Based Participatory Research (CBPR) yakni pendekatan yang melibatkan kerja sama aktif antara peneliti dan masyarakat selama proses penelitian dan pengambilan keputusan. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa edukasi pengelolaan sampah meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah, termasuk pemahaman tentang daur ulang, pemilahan sampah, dan pengurangan limbah. Selain itu, siswa juga menunjukkan peningkatan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti gotong royong, tanggung jawab, dan rasa peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini menegaskan bahwa edukasi pengelolaan sampah dapat menjadi sarana yang efektif untuk mengimplementasikan profil pelajar Pancasila pada siswa. Melalui edukasi ini, siswa dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pijakan untuk pengembangan kurikulum yang lebih holistik dan terintegrasi, yang memasukkan pendekatan lingkungan dan nilai-nilai kebangsaan sebagai bagian dari proses pendidikan.
Kata kunci: pengelolaan sampah, anorganik, P5, kesadaran lingkungan.
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 8 Tahun 2023 Hal 2841-2848
2842
PENDAHULUAN
Pengelolaan sampah adalah salah satu masalah besar yang dihadapi oleh Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Bagaimana hal itu berdampak pada lingkungan, kesehatan, dan keberlanjutan sumber daya alam sangat diperhatikan di seluruh dunia. Langkah pertama menuju solusi yang berkelanjutan adalah meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat, terutama pelajar, dalam pengelolaan sampah.
Pendidikan tentang pengelolaan sampah sangat penting untuk membentuk generasi muda yang sadar akan masalah lingkungan dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan. Pendidikan sangat penting untuk membentuk kepribadian dan karakter generasi muda, termasuk nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia. Pancasila telah menjadi dasar filosofis bangsa sejak kemerdekaan, mengandung nilai-nilai luhur dan prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, sangat penting untuk memasukkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum sekolah (Julaika & Neni, 2018; Perdana, 2018).
Hal ini sesuai dalam komponen dari profil pelajar Pancasila yaitu Sikap cinta tanah air dan lingkungan, bahwa mempelajari dan menerapkan teknik pengelolaan sampah yang baik, siswa akan merasa memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan tempat tinggalnya dan bangga menjadi bagian dari upaya untuk menjaga Indonesia bersih dan indah, kemudian termuat juga dalam sila kedua Pancasila yang menekankan pentingnya menghormati dan memperhatikan sesama manusia serta lingkungan (Liana, 2022). Pendidikan pengelolaan sampah membantu siswa memahami pentingnya menjaga lingkungan hidup (Ratnasari et al.,
2019) untuk kesejahteraan bersama dan memperlakukan sesama manusia dengan adil.
Sampah adalah sisa dari aktivitas manusia yang dianggap tidak berguna dan tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah berasal dari aktivitas rumah tangga dan industri. Salah satu faktor penyebab peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan volume sampah yang dihasilkan setiap hari. Hasil sampah nasional Indonesia mencapai 175.000 ton per hari, menurut data (https://geotimes.co.id). Dengan asumsi bahwa populasi Indonesia adalah 258,7 juta orang (BPS, 2017b), setiap orang di Indonesia menghasilkan 0,67 kg sampah per hari. Dengan asumsi bahwa setiap orang menghasilkan 0,52 hingga 0,7 kg sampah per hari, total sampah yang dihasilkan di Indonesia sebesar 134,5 hingga 181,1 ribu ton per hari, atau setara dengan 0,67 kg per hari (Ratnasari et al., 2019).
Secara umum sampah dapat dikategirkna menjadi 3 yaitu: Sampah organik (basah) adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sisa dapur, restoran, sisa sayuran dan buah, dll. yang dapat terdegradasi. Sampah anorganik (kering) adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami.
Contohnya adalah logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, dan sebagainya, Dan yang terakhir sampah berbahaya yang dapat membahayakan manusia.
Baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dan sebagainya adalah contohnya.
Penanganan sampah jenis ini diperlukan penanganan khusus (Kurniaty et al., 2016; Ratnasari et al., 2019).
Karena banyaknya jenis sampah yang ada, siswa harus dididik tentang
Ahmad Al Karim,dkk. Edukasi Pengelolaan Sampah Sebagai Implementasi Profil…
2843 jenis sampah agar mereka lebih sadar
dan terampil dalam pemilahan sampah.
Siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang manfaat pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan bagaimana hal itu dapat membantu melestarikan lingkungan.
Salah satu langkah penting dalam menciptakan generasi yang peduli dan berkomitmen terhadap pengelolaan sampah yang baik adalah memberikan edukasi tentang jenis sampah yang berbeda. Ini akan mengajarkan lebih banyak siswa tentang cara memilah sampah dan mengidentifikasi sampah berbahaya, Siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam menjaga lingkungan dan menciptakan perubahan positif dalam praktik pengelolaan sampah di masa depan melalui pendidikan di sekolah.
Selain hal tersebut edukasi sampah pada siswa akan bermanfaat dan menjadi penting dikarenakan akan membantu meningkatkan kesadaran lingkungan siswa akan dampak negatif sampah terhadap alam dan ekosistem kemudian melalui edukasi ini juga siswa akan diajarkan tentang pengurangan sampah, seperti menghindari penggunaan plastik sekali pakai atau membeli produk yang ramah lingkungan. Edukasi sampah akan mengajarkan siswa tentang pentingnya daur ulang dan penggunaan kembali barang. Melalui edukasi ini pula siswa akan diajarkan tentang praktik pengelolaan sampah yang tepat, termasuk pembuangan yang aman dan sanitasi yang baik.
Dengan mengajarkan siswa tentang sampah di sekolah menengah, mereka memiliki kesempatan untuk menjadi generasi yang lebih sadar
lingkungan, membantu
mempertahankan lingkungan, dan mendorong perubahan positif dalam cara masyarakat menangani dan memperlakukan sampah. Pendidikan ini membantu menciptakan generasi yang bertanggung jawab yang berpartisipasi secara aktif dalam menjaga lingkungan kita agar tetap lestari untuk generasi berikutnya.
Dengan memasukkan pendidikan pengelolaan sampah ke dalam Kurikulum Merdeka, tujuan dan kebijakan kurikulum tersebut mendukung untuk menciptakan generasi yang memiliki kebebasan belajar, kemandirian, dan kesadaran tentang keterampilan berkelanjutan dan lingkungan (Sari & Sarni Anggoro, 2020). Oleh karena itu, memberikan edukasi tentang pengelolaan sampah di sekolah merupakan langkah strategis dalam mencapai tujuan Kurikulum Merdeka. Tujuan ini adalah untuk menghasilkan generasi yang berdaya saing, berkepribadian unggul, dan berdedikasi untuk pembangunan berkelanjutan. Sekolah dapat mempersiapkan siswa untuk menjadi generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan memberikan pengalaman belajar yang luas dan relevan. Untuk meningkatkan masa depan Indonesia, pengelolaan sampah yang berkelanjutan harus menjadi bagian penting dari Pendidikan.
METODE
Kegiatan ini dilaksanakan di SMA Islam Assyafiah, Kec. Loceret, Kab. Nganjuk pada bulan Mei 2023.
Kegiatan ini menggunakan metode Community-Based Participatory Research (CBPR). Penelitian Berbasis
Partisipasi Masyarakat (CBPR) adalah pendekatan yang melibatkan kerja sama aktif antara peneliti dan masyarakat
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 8 Tahun 2023 Hal 2841-2848
2844
selama proses penelitian dan pengambilan keputusan. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan meningkatkan partisipasi siswa dan memasukkan pengetahuan lokal ke dalam proses penelitian (Ratnadewi et al., 2023).
Bagan 1: Model Konsep CBPR (Sánchez et al., 2021)
Dalam Model CBPR, siswa memiliki peran aktif dalam semua aspek kegiatan, mulai dari penentuan topik, pengumpulan data, analisis, hingga penerapan hasil. Model ini mendorong keterlibatan langsung dan otentik dari siswa sehingga penelitian yang dilakukan lebih relevan, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi komunitas yang menjadi subjek penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan ini dilakukan dalam tiga sesi, atau tiga aspek, masing- masing: penyediaan materi, pelaksanaan kegiatan, dan penampilan produk pengolahan sampah.
1. Pemberian Materi.
Langkah pertama dalam edukasi pengelolaan sampah adalah pemberian materi. Materi ini dapat mencakup berbagai hal, termasuk definisi sampah dan bagaimana sampah dibuat oleh manusia. Ini juga mencakup jenis sampah yang umum, seperti plastik,
kertas, kaca, logam, dan organik atau anorganik (Septena & Mawardah, 2023).
Kedua, dampak negatif sampah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, dibahas di sini bagaimana sampah yang tidak dimanfaatkan berdampak buruk pada kesehatan manusia. Ketiga, metode pengolahan sampah yang ramah lingkungan, manfaat daur ulang, dan upaya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Materi ini menjelaskan bagaimana daur ulang dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai membantu mengurangi jumlah sampah dan limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir atau lingkungan alam.
Gambar 1: Guru dan Siswa Peserta Kegiatan
Selain itu, siswa dididik tentang metode pemilahan sampah yang benar, termasuk pemilahan berdasarkan jenis dan kategori, sehingga sampah dapat diolah dan didaur ulang dengan lebih efektif.pengetahuan tentang berbagai cara yang ramah lingkungan untuk mengelola sampah, termasuk komposting, daur ulang, dan membuat produk kreatif dari sampah. Kemudian ditekankan betapa pentingnya setiap orang berpartisipasi dalam pengelolaan sampah. Ini termasuk menjadi lebih baik dalam memilah sampah di rumah, menggunakan kembali barang yang masih layak, dan mengurangi plastik
Ahmad Al Karim,dkk. Edukasi Pengelolaan Sampah Sebagai Implementasi Profil…
2845 sekali pakai. Selain itu, mendorong
siswa untuk mengembangkan metode pengelolaan sampah yang lebih inovatif dan mendukung ide-ide baru untuk mengurangi limbah plastik. Materi disajikan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, sehingga siswa lebih tertarik dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
2. Pendampingan.
Pendampingan membantu siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dari materi yang sudah disampaikan sebelumnya ke situasi dunia nyata. Para fasilitator atau pendidik yang berpengalaman dalam pengelolaan sampah dan pengurangan limbah plastik dapat melakukan pendampingan ini.
Mereka akan mengajar siswa bagaimana memilah sampah, mengolah limbah, dan melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Kegiatan pendampingan memberikan siswa pengalaman langsung dengan kesulitan dan keuntungan pengelolaan sampah yang baik. Pengalaman ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku mereka terhadap lingkungan dan sampah.
Gambar 2: Pendampingan Siswa Peserta Kegiatan
Dengan ini, siswa dapat memperoleh keterampilan praktis dalam mengelola sampah, seperti pemilahan yang tepat, metode daur ulang, dan
pembuatan produk kreatif dari sampah.
Hal ini akan meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Dengan mendampingi kegiatan mereka, siswa akan dapat memahami masalah nyata dalam pengelolaan sampah, seperti kurangnya fasilitas daur ulang, penanganan sampah plastik yang sulit, dan kurangnya kesadaran masyarakat.
Siswa akan merasa termotivasi untuk mengambil tindakan positif dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekitar mereka dan berkontribusi pada perubahan yang lebih besar. Mereka akan merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan mengelola sampah dengan baik.
3. Pameran Hasil Pengolahan Sampah.
Pameran hasil pengolahan sampah adalah bagian penting dari kegiatan edukasi ini. Pameran ini menampilkan berbagai produk atau karya seni yang dibuat dari limbah plastik dan sampah lainnya, dan memiliki berbagai peran strategis untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan pengurangan limbah plastik. Pameran ini memberikan inspirasi dan contoh nyata bagi siswa (Mauliyana et al., 2023).
Gambar 3: Guru Mengobservasi Hasil Pengolahan Daur Ulang Sampah
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 8 Tahun 2023 Hal 2841-2848
2846
Pameran menjadi acara interaktif di mana siswa dapat melihat, merasakan, dan memahami proses pengolahan sampah secara langsung. Ini dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi lebih aktif dalam pengelolaan sampah dan daur ulang (Martini & Windarto, 2020). Pameran ini berfungsi sebagai tempat untuk menunjukkan penghargaan atas inovasi dan kreativitas yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi barang yang memiliki nilai lebih.
Gambar 4: Siswa memperlihatkan hasil karya
Selain itu, pameran ini dapat memberikan penghargaan kepada mereka yang berkontribusi pada sistem pengelolaan sampah yang inovatif (Arico & Jayanthi, 2017). Pameran hasil pengolahan sampah dapat menjadi tempat di mana berbagai kelompok dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah pengelolaan sampah secara kolektif. Siswa lain juga dapat belajar dari pameran ini secara langsung tentang cara mereka dapat membantu mengelola sampah yang lebih baik di kehidupan sehari-hari mereka.
Gambar 5: Siswa memperlihatkan hasil karya
Pameran hasil pengolahan sampah membuat kegiatan edukasi tentang pengelolaan sampah menjadi lebih menarik dan berdampak positif.
Pameran ini memberi siswa kesempatan untuk berpartisipasi secara aktif, mendorong perilaku baru, dan menghargai upaya untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dengan mengelola sampah dengan cara yang bertanggung jawab.
SIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan edukasi pengelolaan sampah sebagai implementasi profil pelajar Pancasila ini dapat dapat dikategorikan telah berhasil dilaksanakan dengan baik. Para siswa menunjukkan peningkatan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui pengelolaan sampah yang baik.
Mereka memahami bahwa peran mereka dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab adalah bagian dari wujud cinta tanah air yang tercermin dalam nilai-nilai Pancasila. Mereka juga telah bertindak nyata untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.
Pelaksanaan kegiatan edukasi pengelolaan sampah ini juga telah mendorong siswa untuk bekerja sama dan berkolaborasi dengan baik dalam tugas-tugas pengelolaan sampah, hal tersebut merupakan implementasi dari nilai gotong royong yang merupakan salah satu dari lima sila Pancasila. Para siswa juga telah menunjukkan kreativitas dalam mengolah sampah menjadi produk atau karya seni yang memiliki nilai tambah. Selain menunjukkan sikap positif dalam pengelolaan sampah, para siswa juga dapat mengaitkan nilai-nilai luhur Pancasila, seperti gotong royong,
Ahmad Al Karim,dkk. Edukasi Pengelolaan Sampah Sebagai Implementasi Profil…
2847 keadilan sosial, persatuan, dan
kemanusiaan, dalam tindakan nyata dalam pengelolaan sampah.
Saran kami untuk kegiatan selanjutnya adalah diperlukan penelitian lebih lanjut tentang dampak jangka panjang dari kegiatan pendidikan ini terhadap perilaku siswa dan masyarakat dalam mengelola sampah. Dengan penelitian lebih mendalam, dapat diketahui sejauh mana penerapan profil siswa Pancasila berkontribusi pada pembentukan generasi yang peduli dengan lingkungan dan bertanggung jawab atas masa depan Bumi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami menyampaikan rasa terima kasih kami dengan tulus kepada Kepala Sekolah SMA Islam As-Syafi'ah yang telah memberikan dukungan yang luar biasa secara materil dan moril untuk melaksanakan kegiatan edukasi tentang pengelolaan sampah. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua guru dan siswa dan semua pihak yang berpartisipasi dalam kegiatan ini, yang memungkinkan kegiatan pendidikan ini berjalan dengan baik.
Kami berharap semangat kerja sama dan komitmen untuk menjaga lingkungan yang ditunjukkan dalam kegiatan ini akan tetap ada dan menjadi bagian penting dari budaya sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Arico, Z., & Jayanthi, S. (2017).
Pengolahan limbah plastik menjadi produk kreatif sebagai
peningkatan ekonomi masyarakat pesisir. Martabe:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 1–6.
https://doi.org/DOI:
http://dx.doi.org/10.31604/jpm.v 1i1.1-6
Julaika, J., & Neni, M. (2018).
Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila untuk Mentransformasi Konteks dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Doctoral Dissertation, State University of Surabaya, 404–418.
https://ejournal.unesa.ac.id/index .php/jurnal-penelitian-
pgsd/article/view/23604
Kurniaty, Y., Wahyu Haji Bani Nararaya, Ranatasya Nabila Turawan, & Fendy Nurmuhamad. (2016).
Mengefektifkan pemisahan jenis sampah sebagai upaya pengelolaan sampah terpadu di Kota Magelang. Varia Justicia, 12(1), 135–150.
http://journal.unimma.ac.id/inde x.php/variajusticia/article/view/3 Liana, S. P. (2022). Menerapkan 47
Kegiatan Peduli Lingkungan Untuk Meningkatkan Profil Pelajar Pancasila di SMA Negeri 10 Palembang. Jurnal Pengabdian West Science, 1(1), 17–24. https://wnj.westscience- press.com/index.php/jpws
Martini, M., & Windarto, W. (2020).
PEMBERDAYAAN SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH). Prosiding
Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat
Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) 3, 1210–1215. https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.37695/pkmcsr.
v3i0.995
Mauliyana, T., Dinda Fatimah, Y., Dinina, S., Putri Indah Lestari,
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 6 No 8 Tahun 2023 Hal 2841-2848
2848
W., Astuti, T., Putri Maya Sari, S., Ulfa, E., Oktaviyani, D. A., Kurniasari, F., & Damaiyanti Sanda, G. (2023).
IMPLEMENTASI PROYEK PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENUMBUHKAN NILAI PROFIL PELAJAR PANCASILA PADA PESERTA DIDIK DI SD NEGERI 149 PALEMBANG. Martabe:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(5), 1636–1648.
https://doi.org/10.31604/jpm.v6i 5.1636-1648
Perdana, N. S. (2018). Implementasi peranan ekosistem pendidikan dalam penguatan pendidikan karakter peserta didik. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
http://jurnal.umk.ac.id/index.php Ratnadewi, R., Muliadi, M., Prijono, A., /RE
Darmawan Hangkawidjaja, A.,
& Felix, C. (2023). Pelatihan Daring Robotika bagi Siswa dan Guru di Sekolah Menengah Atas Kristen Yahya Bandung. JPM
(Jurnal Pemberdayaan Masyarakat), 8(21 Mei 2023),
1–9.
https://doi.org/10.21067/jpm.v8i 1.6164
Ratnasari, A., Asharhani, I. S., Sari, M.
G., Hale, S. R., & Pratiwi, H.
(2019). EDUKASI PEMILAHAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA PREVENTIF MENGATASI
MASALAH SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH.
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) , 2, 2655–3570. https://doi.org/DOI:
https://doi.org/10.37695/pkmcsr.
v2i0.498
Sánchez, V., Sanchez-Youngman, S., Dickson, E., Burgess, E., Haozous, E., Trickett, E., Baker, E., & Wallerstein, N. (2021).
CBPR Implementation Framework for Community-
Academic Partnerships.
American Journal of Community Psychology, 67(3–4), 284–296.
https://doi.org/10.1002/ajcp.125 Sari, C. K., & Sarni Anggoro. (2020). 06
EDUKASI DAMPAK PENGELOLAAN SAMPAH
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PEMAHAMAN SISWA TENTANG GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT. Jurnal Peduli Masyarakat, 2(2), 41–48.
https://jurnal.globalhealthscience group.com/index.php/JPM/articl e/view/91
Septena, S., & Mawardah, M. (2023).
PROGRAM PEMBIASAAN PERILAKU PILAH SAMPAH DALAM
MENGEMBANGKAN
KEMANDIRIAN BAGI SISWA SMA DENGAN AUSTISM SPECTRUM DISORDER DI SEKOLAH KHUSUS PELITA BUNDA. Martabe: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(4), 1385–1391.
https://doi.org/10.31604/jpm.v6i 4.1385-1391