EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN AKTIF SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN IPA
TERPADU KELAS VII MTS NEGERI BATURAJA
Siti Muyaroah
Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja.
Jl. Ratu Penghulu No. 02301.Telp.(0735) 326122.Karang Sari.OKU.SUM-SEL
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas model pembelajaran aktif snowball throwing (melempar bola salju) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Terpadu di kelas VII MTs Negeri Baturaja. pengujian hipotesis dari hasil perhitungan data diperoleh nilai thitung sebesar 10.374 dibandingkan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 2,01. Dengan demikian thitung lebih besar dari pada ttabel atau 10.374 > 2,01, karena thitung lebih besar dari pada ttabel maka hipotesis nihil (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) yang diterima.
Kata-kata Kunci : Snowball Throwing, Hasil Belajar, IPA Terpadu
THE EFFECTIVENESS OF SNOWBALL THROWING ACTIVE LEARNING MODELS ON STUDENT LEARNING OUTCOMES IN INTEGRATED
SCIENCE TEACHING OF CLASS VII MTs NEGERI BATURAJA
Siti Muyaroah
Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Baturaja.
Jl. Ratu Penghulu No. 02301.Telp.(0735) 326122.Karang Sari.OKU.SUM-SEL
Abstract
The purpose of this study was to determine the effectiveness of active snowball throwing learning models on student learning outcomes in Integrated Science subjects in class VII of Baturaja State Islamic Junior High School. testing the hypothesis from the results of the calculation of the data obtained tcount of 10.374 compared to the value of t table at a significance level of 5% is 2.01. Thus, t count is greater than t table or 10.374> 2.01, because t count is greater than t table, the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis (Ha) is accepted.
Keywords : Snowball Throwing learning model, Results Learning, Integrated Science
Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu proses interaksi belajar mengajar dalam bentuk formal, pengertian pendidikan secara luas yaitu mencakup proses hidup dan segenap interaksi individu dan lingkunganya secara formal, non formal dan informal dalam rangka mewujudkan dirinya sesuai dengan tahapan-tahapan tugas perkembanngan secara optimal. Pendidikan secara formal dilakukan di sekolah baik di sekolah negeri maupun swasta untuk itu sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu usaha untuk mengarahkan fitrah manusia supaya berkembang pada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
Menurut Hamalik (2010: hlm.3), “Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh perserta didik setelah diselengarakannya kegiatan pendidikan”. Berbicara masalah tujuan pendidikan, di Indonesia tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia seutuhnya dengan kata lain adalah manusia yang berkemampuan tinggi dalam kehidupan jasmaniah dan rohaniah sehingga masyarakat Indonesia dapat berkembang secara harmonis baik dalam bidang fisik/material maupun mental/spiritual.
Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran dalam proses pembelajaran anak kurang di dorong untuk menggembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak di paksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasitanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak kita lulus sekolah nanti, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin akan aplikasi.
Kondisi ini terjadi pada pembelajaran IPA Terpadu, yang memperlihatkan selama ini proses pembelajaran IPA Terpadu di sekolah MTs Negeri Baturaja masih banyak di laksanakan secara konvensional. Para guru belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa. Pada ahirnya, keadaan semacam ini yang menyebabkan kegiatan pembelajaran di lakukan hanya terpusat pada penyampaian materi dalam buku teks saja. Menurut H.W. Fowler dalam Laksmi Prihantoro, (2014:
hlm.136) adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan, dimana berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.
Sejalan dengan pendapat diatas model pembelajaran snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Menurur Shoimin (2014:174) Model pembelajaran snowball throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada model ini kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan. Dengan penerapan metode ini, diskusi kelompok dan interaksi antar siswa dari kelompok yang berbeda memungkinkan terjadinya saling sharing pengetahuan dan pengalaman dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul dalam diskusi yang berlangsung secara lebih interaktif dan menyenangkan.
Menurut Daryanto (2010: hlm. 2) belajar adalah suatau proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkalaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Selanjutnya Menurut Hilgar dan Brower dalam Hamalik (2005: hlm. 45) belajar perubahan dalam perbuatan melalui aktifitas praktek dan pengalaman. Selanjutnya. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2013: hlm. 9), mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perilaku
Menurut Agus Suprijiono (2013:hlm. 13) mengartikan pembelajaran guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya jadi subjek pembelajaranya adalah peserta didik dan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Selanjutnya Menurut Djamarah (2010: hlm. 346) “Pembelajaran adalah sebuah interaksi edukatif yang terjadi antara guru dan anak didik”. Pembelajaran tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna. Proses dalam pembelajaran tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi memang sengaja ada yang menciptakannya.
Model pembelajaran Snowball throwing Menurur Shoimin (2014:174) Model pembelajaran snowball throwing merupakan pengembangan dari model pembelajaran kooperatif. Hanya saja, pada model ini kegiatan belajar diatur sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lebih menyenangkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifias mobile learning berbasis android terhadap hasil belajar siswa. Manfaatan penelitian ini yaitu untuk dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah agar lebih menarik, interaktif, efektif, efisien dan ekonomis terutama pada mata pelajaran IPA.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metedo eksperimen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan hasil pembelajaran dan bersifat kuantitatif maka teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik uji-t (t-test). Uji-T digunakan untuk membandingkan kelas perlakuan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga nantinya ditemukan manakah yang lebih efektif diantara keduanya.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode eksperimen yang dilakukan dalam skala kecil yaitu di MTs negeri baturaja. Durasi penelitian yang dilakukan reltif pendek yaitu selama 6bulan yang dimulai dari bulan juni 2017 hingga Desember 2017. Informan dalam penlitian ini adalah siswa
Hasil dan Pembahasan
Pengambilan data tes hasil belajar siswa dilakukan baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Pada kelas eksperimen perlakuan berupa penerapan model pembelajaran snowball throwing dan pada kelas kontrol perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Dengan perhitungan rata-rata dan perhitungan t-test dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Perhitungan rata-rata dan T-test
Hasil Belajar Mean SD P-value sig 2- tailed Nilai-t n Kelas Eksperiman 89.87 8.33
7
0,000 10.374 28
Kelas Kontrol 77.69 8.80
6
20
Berdasarkan hasil pengelolaan data dan analisis data, ada keefektifan hasil belajar mata pelajaran IPA tepadu dengan penerapan model pembelajaran snowball throwing. Efektifitas tersebut sebagai indikator dari proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran snowball throwing memiliki nilai hasil belajar yang lebih baik dari pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru di sekolah tersebut. Perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam tes diperoleh bahwa adanya dampak yang positif dari pembelajaran mata pelajaran IPA terpadu dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Dampak positif tersebut terbukti dengan hasil pengujian hipotesis dimana nilai thitung sebesar 10.374.
Bila dibanding dengan harga t tabel pada taraf signitifikan 5% sebesar 2.01 karena
thitung > thitung maka hipotesis nihil ditolak berarti ada keefektifan hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran snowball throwing.
Dari hasil belajar siswa diketahui bahwa terdapat keefektifan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing. Hal ini dapat terjadi dikarenakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran snowball throwing dapat memotivasi siswa untuk mempelajari materi yang diberikan dengan cepat, dapat saling berkerja sama dalam menyelesaikan tugasnya. Pembelajaran dengan model pembelajaran snowball throwing membuat siswa lebih senang dalam belajar karena dapat sharing, serta siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja.
Dengan tingginya minat dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa maka meningkat juga hasil belajar yang didapat oleh siswa. model pembelajaran snowball throwing ini memiliki beberapa kelebihan yaitu (1) Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melepar bola kertas kepada siswa lain; (2) Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir karena di beri kesempatan untuk membuat soal dan di berikan kepada siswa lain; (3) Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang di buat temannya seperti apa; (4) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap mata pelajaran IPA terpadu dengan model pembelajaran snowball throwing dapat ditarik kesimpulan ada keefektifan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada mata pelajaran IPA terpadu dibandingkan dengan menggunakan pembelajaran ceramah. hal ini ini terjadi karena pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dapat membuat siswa menjadi senang dan seperti bermain, selain itu dengan model pembelajaran snowball throwing dapat meninngkatkan motivasi belajar siswa karena siswa menggunkan cara yang mereka sukai untuk belajar. Dengan adanya pemahaman yang baik dari siswa menjadikan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa meningkat. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA terpadu, diharapkan para pendidik bisa menggunakan cara yang sama untuk mata pelajaran lain dengan materi yang sesuai.
Sehingga pembelajaran tidak membuat siswa bosan dan takut, tetapi belajar membuat siswa senang.