• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK DI RAUDATUL

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "EFEKTIVITAS CERITA BERGAMBAR DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA PADA ANAK DI RAUDATUL "

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk memecahkan permasalahan yang ada di beberapa sekolah khususnya guru. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan memberikan informasi dan pengetahuan serta sebagai bahan acuan bagi seorang pendidik dalam melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran serta yang berkaitan dengan perilaku peserta didik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi peneliti untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya agar menjadi pendidik profesional di masa depan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Teoritis

Pendidikan anak usia dini harus berupaya maksimal untuk menciptakan lingkungan belajar yang dapat mengembangkan seluruh potensi anak yang berkaitan dengan perkembangan bahasa. Metode cerita merupakan pemberian pengalaman belajar kepada anak usia dini dengan cara membawakan cerita secara lisan kepada anak dengan cerita yang dituturkan oleh guru tentunya harus menarik sehingga dapat memancing perhatian anak yang tidak lepas dapat menjadi tujuan. pendidikan agar anak dapat belajar dari buku maka perlu adanya metode pembelajaran yang sewajarnya baik dan tepat. 8Muhammad Yusri Bachtiar, “Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Metode Cerita Bergambar,” Jurnal Publikasi Pendidikan 6, no.

Keterampilan berbahasa anak diperoleh dan dipelajari sepanjang masa kanak-kanak secara alami untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, yaitu sebagai sarana sosialisasi. 13Cathy Nutbrown dan Peter Clough, Pendidikan Anak Usia Dini: Sejarah, Filsafat, dan Pengalaman, edisi ke-2. 19. sementara kecuali saat direkam atau difilmkan untuk digunakan. Secara umum fase-fase perkembangan bahasa anak dapat dibagi menjadi beberapa interval usia, tentunya masing-masing fase tersebut memiliki karakteristiknya masing-masing.

Pada anak usia dini, potensinya akan berkembang dengan sangat cepat, ketika pola kebiasaan perkembangan anak usia dini sangat berpengaruh pada diri anak sepanjang hidupnya dan dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi anak dan ada solusinya. Oleh karena itu sangat penting bagi orang tua dan pendidik untuk lebih memperhatikan anak usia dini. Pada anak usia dini banyak keterampilan yang sangat perlu dipelajari, karena usia anak pada saat itu masih suka mengulang suatu kegiatan, badan anak masih kecil dan masih lentur pada saat itu, mudah membentuk anak sehingga mudah dibentuk. dia bisa berani dan tidak melakukan apa-apa.

Pembelajaran bahasa merupakan hal yang sangat penting yang terjadi pada anak sebelum mereka mencapai usia enam tahun, maka pendidikan anak usia dini atau Raudathul Athfal merupakan sarana yang keberadaannya sangat penting untuk mengembangkan, memperbaiki dan menyempurnakan bahasa anak. Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah dapat menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak, Gardner menemukan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah sebagai bentuk untuk mengembangkan kemampuan anak sejak usia dini hingga pengungkapan perasaan dan perasaan. imajinasi dan imajinasi dan pikiran. Tujuan bahasa anak usia dini adalah agar anak dapat berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan sekitarnya.

Keterampilan bahasa anak usia dini (AUD) merupakan area pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dasar pada anak usia dini. Keterampilan berbahasa anak usia dini ditekankan dalam ruang lingkup Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), ada beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah media visual. Berdasarkan teori di atas dapat diketahui bahwa cerita bergambar memiliki keefektifan dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak.

Tabel 2.1 Indikator Perkembangan Bahasa Anak  No.  Lingkup
Tabel 2.1 Indikator Perkembangan Bahasa Anak No. Lingkup

Kerangka Pikir

Bercerita melalui media visual dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengumpulkan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dan memungkinkan anak belajar mengamati peristiwa yang ada di sekitarnya. Melalui cerita bergambar mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengajak dan merangsang proses pembelajaran terutama pada kemampuan berimajinasi, dapat mengembangkan kesiapan dasar perkembangan bahasa dan literasi, serta berfungsi untuk meningkatkan keakraban anak dengan guru. Hal ini menjadi dasar bagi seorang guru dalam berbagi ilmu dan menggalakkan interaksi dengan anak.

Melalui media gambar, guru dapat mengajar berbicara dengan menceritakan suatu peristiwa atau cerita.

Hipotesis Tindakan

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Prosedur Penelitian

Perencanaan siklus ini merupakan rencana untuk memecahkan masalah yang terjadi di RA Ashabul Kahfi yaitu kurangnya peningkatan kemampuan berbahasa anak melalui cerita bergambar. Dalam temuan penelitian ini, peneliti memaparkan beberapa temuan penelitian terkait keefektifan cerita bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak di Raudathul Athfal Ashabul Kahfi Kota Parepare. Penelitian diawali dengan mengamati obyek penelitian yaitu Raudatul Athfal Ashabul Kahfi, Kota Persiapkan. Kajian dilakukan di Raudatul Athfal Ashabul Kahfi oleh Parepare. Tujuannya untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbahasa anak. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti berdasarkan landasan teori dan telah disiapkan. divalidasi.

Berikut uraian masing-masing tahapan dari dua siklus yang dilakukan untuk melihat keefektifan storytelling bergambar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak di Raudathul Athfal Ashabul Kahfi Kota Parepare. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran di kelas dan pembelajaran di luar kelas Peneliti menggunakan lembar observasi untuk melihat indikator kemampuan berbahasa anak. Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak dilakukan melalui petunjuk-petunjuk dan visual yang diyakini dapat merangsang kemampuan berbicara anak nantinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti sepakat menggunakan media cerita bergambar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Berdasarkan hasil observasi penilaian kemampuan berbahasa anak Raudathul Athfal Ashabul Kahfi di Parepare dengan menggunakan cerita bergambar, didapatkan hasil bahwa terdapat 8 anak yang dinyatakan kurang berkembang sedangkan ada 5 anak yang mulai berkembang dan 1 anak. dikembangkan seperti yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan peneliti, kemampuan berbahasa anak dikategorikan ke dalam tingkat ketertinggalan dengan persentase frekuensi.

Peneliti menggunakan lembar observasi untuk melihat indikator kemampuan berbahasa anak, hal ini dilakukan kembali pada siklus II. Pada siklus kedua peneliti mengamati beberapa tindakan yang dilakukan dalam tindakan dan melalui pengamatan dari guru kepada peneliti selama melakukan tindakan penerapan media kartun. Berdasarkan hasil penilaian observasi siklus II mengenai kemampuan berbahasa anak di Raudathul Athfal Ashabul Kahfi Kota Parepare dengan menggunakan media kartun, ditetapkan hasil tersebut menunjukkan ada 0 anak yang dinyatakan dalam kategori kurang berkembang, sedangkan ada 7 anak yang mulai berkembang dan 4 anak yang berkembang sesuai harapan dan 3 anak dengan kategori berkembang sangat baik.

Persentase peningkatannya adalah 57%, peningkatan kemampuan anak selama tindakan yang dilakukan dalam 2 siklus. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak Raudatul Athfal Ashabul Kahfi kota Parepare. Perkembangan kemampuan berbahasa pada anak menunjukkan bahwa penggunaan media cerita bergambar membuat pembelajaran menjadi lebih efektif apabila digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa. Dengan demikian, cerita bergambar merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 4-5 tahun.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dua siklus berjudul Keefektifan Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak di Raudathul Athfal Ashabul Kahfi Kota Parepare. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua siklus di atas, hipotesis yang dirumuskan terbukti benar bahwa penggunaan cerita bergambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak di Raudatul Athfal Ashabul Kahfi Kota Parepare.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Teknik Analisa Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan melalui penelitian dengan menggunakan metode bercerita dengan gambar Penelitian ini dilaksanakan pada anak kelas B di kota Raudathul Athfal Ashabul Kahfi Parepare. Cerita bergambar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia 4 tahun -5 tahun sehingga menjadi lebih baik Berdasarkan hasil penilaian siklus penilaian observasi Terkait kemampuan berbahasa anak di Raudathul Athfal Ashabul Kahfi kota Parepare dengan menggunakan cerita bergambar ditetapkan hasil bahwa ada 8 anak yang dinyatakan dalam kategori kurang berkembang, sedangkan ada 5 anak yang mulai berkembang dan 1 anak yang berkembang sesuai harapan. Kemampuan berbahasa anak dikategorikan pada tingkat awal dengan persentase frekuensi paling tinggi mencapai 50% Pencapaian observasi tersebut menjadi dasar bagi peneliti. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan 2 siklus di atas, ternyata hipotesis yang telah dirumuskan terbukti benar dengan adanya cerita bergambar efektif dalam pertumbuhan.

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi dan sekaligus sebagai bahan deskripsi akhir skripsi ini, yaitu diharapkan lembaga RA Ashabul kahfi lebih aktif dan selektif dalam mendukung setiap efisiensi dan inovasi dalam pengembangan strategi dan metode pembelajaran. Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Metode Cerita Menggunakan Media Visual di TK Assalam Ii Sukarame Bandar Lampung. Keefektifan Metode Bercerita Menggunakan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Kelompok B di TK Putragiri Kulon Progo.” Jurnal Ideguru Vol.

PENUTUP

Saran

3 Sebutkan sebanyak-banyaknya benda pada gambar yang memiliki jenis, warna yang sama, misalnya biru (laut, langit, dll) 4 Anak mampu menjawab pertanyaan.

Tabel Profil Lembaga
Tabel Profil Lembaga

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Perkembangan Bahasa Anak  No.  Lingkup
Gambar 2.1 Kerangka Pikir  D.  Hipotesis Tindakan
Gambar 3.1 Bagan Siklus PTK Suharsimi Arikunto
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Miller (2014) dan Mathews (2016) menyatakan bahwa modal sosial berpotensi untuk dikembangkan oleh kelompok orang yang beraktivitas di perpustakaan karena: 1) di dalam