• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Efektivitas Modul Elektronik terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Tingkat Sekolah Menengah Atas Kelas X

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Efektivitas Modul Elektronik terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Tingkat Sekolah Menengah Atas Kelas X"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Classroom Action Research

http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

___________

Email: um.ashyfah@gmail.com

Copyright © 2023, Ashyfah et al.

Efektivitas Modul Elektronik terhadap Hasil Belajar Biologi Peserta Didik Tingkat Sekolah Menengah Atas Kelas X

Ummu Ashyfah1*, Jamaluddin1, Dewa Ayu Citra Rasmi1, Mahrus1

1 Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Mataram, Jl. Majapahit no.62, Mataram, NTB, 83125, Indonesia.

DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v5i2.3423

Received: 30 Januari, 2023 Revised: 28 Maret, 2023 Accepted: 15 April, 2023

Abstract: The use of technology in the learning process is very important, one example is the use of teaching materials. The form of presentation of teaching materials equipped with multimedia components that make it easier for students to understand biology material is an electronic module. This study aims to determine the effectiveness of electronic modules on biology learning outcomes of students at the X-grade senior high school level. The type of research used was quasi-experimental with a non-equivalent control group design. The population in this study were all students of class X SMAN 1 Mataram, with samples from class X-1, X-4, X-5, and X-6 which were determined by purposive sampling technique. Data collection techniques used electronic module validation sheets by experts and cognitive learning outcomes tests of students in the form of multiple choice questions. The average percentage of electronic module validation results by media experts is 92.7% and material experts is 91.45% with valid conclusions and feasible to use.

The results of data analysis using the ANCOVA test showed that there were differences in student learning outcomes between the experimental class and the control class (p = 0.022 <0.05). Based on these results, H0 is rejected and H1 is accepted, so it can be concluded that the electronic module is effective in improving students' biology learning outcomes.

Keywords: Effectiveness, electronic modules, biology learning outcomes.

Abstrak: Pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran sangatlah penting, salah satu contohnya adalah dalam penggunaan bahan ajar. Bentuk penyajian bahan ajar dilengkapi komponen multimedia yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi biologi adalah modul elektronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas modul elektronik terhadap hasil belajar biologi peserta didik tingkat Sekolah Menengah Atas kelas X. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Mataram, dengan sampel kelas X-1, X-4, X-5, dan X-6 yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar validasi modul elektronik oleh ahli dan tes hasil belajar kognitif peserta didik dalam bentuk soal pilihan ganda. Rata-rata persentase hasil validasi modul elektronik oleh ahli media 92,7% dan ahli materi 91,45% dengan kesimpulan valid dan layak digunakan. Hasil analisis data menggunakan uji ANCOVA menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (p= 0,022 < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan modul elektronik efektif meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik.

Kata kunci: Efektivitas, Modul elektronik, Hasil belajar biologi.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengubah orientasi pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran digital (Hadisaputra, et al., 2019; Oktafyani, et al., 2022).

Perubahan ini secara tidak langsung menjadikan proses pembelajaran lebih berpusat pada peserta didik (Student Centered Learning) daripada pembelajaran yang berpusat pada pendidik (Teacher Centered Learning) (Kurniawan & Kuswandi, 2021). Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran contohnya adalah dalam penggunaan bahan ajar (Saputra, et al., 2022). Menurut Pribadi dan Putri (2019), bahan ajar dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berisi informasi dan pengetahuan yang dapat dipelajari oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang efektif tidak serta merta terlaksana dengan baik jika tidak tersedianya bahan ajar (Darmayasa et al., 2018).

Modul merupakan salah satu bahan ajar yang bertujuan untuk menyajikan materi kepada peserta didik agar dapat dipelajari secara mandiri (Adawiyah, et al., 2022). Dengan adanya perkembangan teknologi, memungkinkan penyajian modul dalam bentuk elektronik atau dikenal dengan istilah modul elektronik (e-modul) (Lestari, et al., 2023). Setiap kegiatan pembelajaran dalam e-modul dihubungkan dengan sebuah navigasi berupa tautan (link) sehingga materi pelajaran menjadi lebih interaktif. E-modul dapat disajikan dalam format multimedia seperti adanya video, audio, animasi, serta dilengkapi tes formatif untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari secara langsung (Kurniawan & Kuswandi, 2021). Akses dan penggunaan bahan ajar ini dapat dilakukan melalui komputer, laptop, tablet, maupun smartphone (Gunawan, et al., 2021).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru Biologi kelas X di SMAN 1 Mataram, diketahui bahwa semua peserta didik kelas X sudah mempunyai alat elektronik berupa smartphone.

Peserta didik lebih tertarik dengan smartphone dibandingkan dengan buku pelajaran. Hal ini menyebabkan peserta didik kurang berinisiatif untuk bertanya terhadap materi yang belum dipahami ataupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Lebih lanjut guru mata pelajaran Biologi kelas X mengatakan bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran sangatlah penting karena dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik pun akan semakin baik. Namun, guru belum ada menggunakan bahan ajar e-modul dalam proses pembelajaran biologi. Hal ini sejalan dengan penelitian

Prabasari et al. (2021) yang menunjukkan bahwa guru dan siswa belum pernah mengenal modul elektronik dalam mendukung pengajaran dan kegiatan pembelajaran di kelas, bahan ajar yang digunakan siswa hanya berupa buku teks atau buku pegangan.

Biologi merupakan ilmu pengetahuan yang banyak mempelajari materi yang sifatnya abstrak (Darmawan et al., 2021). Untuk itu, diperlukan suatu bahan ajar yang dapat memvisualisasikan materi menjadi lebih nyata. Modul elektronik sebagai bahan ajar tidak hanya memuat tulisan saja, tetapi dengan adanya video yang dilengkapi dengan audio dan animasi dapat menciptakan pembelajaran interaktif yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Pendapat ini didukung oleh penelitian Mutmainah et al (2021) bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan e-modul dalam pembelajaran. E-modul disusun dengan bahasa yang mudah dipahami, terdapat gambar dan video serta tampilan e-modul juga menarik, sehingga membantu peserta didik memahami materi pelajaran.

METODE

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis quasi eksperimental (eksperimen semu). Desain penelitian ini adalah non- equivalent control group design, dengan menggunakan kelas eksperimen (pembelajaran dengan bahan ajar modul elektronik) dan kelas kontrol (pembelajaran dengan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah yaitu menggunakan modul cetak dan bantuan ppt).

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Mataram pada semester ganjil tahun ajaran 2022-2023 pada bulan November-Desember 2022. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Mataram tahun ajaran 2022-2023, dengan sampel peserta didik kelas X- 5 dan X-6 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-1 dan X-4 sebagai kelas kontrol yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah modul elektronik dan variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar validasi modul elektronik dan tes hasil belajar. Instrumen lembar validasi modul elektronik dilakukan kepada satu orang ahli media dan satu orang ahli materi. Kisi-kisi lembar validasi modul elektronik oleh ahli media dan ahli materi disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Sedangkan instrumen tes hasil belajar merupakan tes pada ranah kognitif bentuk pilihan ganda yang sebelumnya dilakukan uji coba instrumen berupa uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya tes hasil belajar diberikan kepada sampel penelitian

(3)

sebanyak dua kali, yaitu sebelum dilakukan pembelajaran (pre-test) dan setelah dilakukan pembelajaran (post-test).

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Validasi E-Modul oleh Ahli Media

Aspek Indikator Penilaian No. Butir Pernyataan

Kegrafikan Ukuran e-modul 1,2

Bagian sampul e- modul

3,4

Bagian isi 5,6,7,8

Multimedia dan Bahasa

Kejelasan dan ketepatan penggunaan multimedia

9,10,11,12

Ketepatan dalam penggunaan bahasa

13,14,15

Kepraktisan dan Pengoperasian

Kepraktisan dan pengoperasian e- modul

16,17

(Sumber: Wulandari, 2021 yang dimodifikasi)

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Validasi oleh Ahli Materi

Aspek Indikator Penilaian No. Butir Pernyataan Desain

Presentasi Kesesuain materi dengan Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan

Pembelajaran (ATP)

1,2,3

Kebenaran materi 4,5,6,7,8,9,10 Penyajian Sistematika penyajian 12,13,14,15,16

Pendukung penyajian materi

17,18,19 (Sumber: Wulandari, 2021 yang dimodifikasi)

Analisis data yang dilakukan terdiri dari analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis data deskriptif terdiri dari validasi modul elektronik dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh dari hasil lembar validasi e-modul dianalisis berupa skor 1-5, komentar/saran dan kesimpulan oleh ahli media dan ahli materi yang menjadi dasar kelayakan dan kevalidan modul elektronik. Kriteria penilaian validasi e-modul dapat dilihat pada Tabel 3. Analisis deskriptif tes hasil belajar berupa rata-rata nilai pre-test dan post- test kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 3. Kriteria Penilaian Validasi E-Modul Persentase (%) Tingkat Validitas Ekuivalen

85-100 Valid Layak

60-84 Cukup Valid Cukup Layak

40-59 Kurang Valid Kurang Layak

0-39 Tidak valid Tidak layak

(Sumber: Hakim et al. 2020)

Analisis statistik inferensial menggunakan uji ANCOVA (Analysis of Covariance) yang bertujuan untuk menguji efektivitas perlakuan yaitu e-modul terhadap hasil belajar dan dalam penelitian ini pre-test bertindak sebagai covariant. Data yang diperoleh dari tes hasil belajar sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas data menggunakan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test pada nilai signifikansi (α) 5% dan uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test pada nilai signifikansi (α) 5%, kemudian dilakukan uji hipotesis menggunakan uji ANCOVA. Uji normalitas, homogenitas, dan uji ANCOVA dilakukan dengan bantuan SPSS versi 25.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, efektivitas modul elektronik didasarkan pada hasil validasi modul elektronik oleh ahli yang terdiri dari ahli media dan ahli materi dan perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan data hasil validasi ahli media pada keseluruhan aspek diperoleh rata-rata persentase 92,7% dengan kategori valid dan layak. Rata-rata skor tersebut dijabarkan dalam pencapaian skor persentase masing-masing aspek.

Aspek kegrafikan terdiri dari tiga indikator penilaian dengan nilai persentase 92,5% berada dalam kategori valid dan layak. Aspek multimedia dan bahasa terdiri dari dua indikator penilaian dengan nilai persentase 85,7 berada dalam kategori valid dan layak.

Selanjutnya, aspek kepraktisan dan pengoperasian terdiri dari satu indikator penilaian dengan nilai persentase 100% dalam kategori valid dan layak (Tabel 4). Untuk komentar/saran dari validator ahli media adalah modul yang telah dibuat sudah baik, semua komponen yang ada pada modul dapat berfungsi dengan baik.

Data hasil validasi ahli materi pada keseluruhan aspek diperoleh rata-rata persentase 91,45% dengan kategori valid dan layak. Rata-rata tersebut dijabarkan dalam pencapaian skor persentase masing-masing aspek. Aspek desain presentasi terdiri dari dua indikator penilaian yang mencapai persentase 94% dalam kategori valid dan layak. Selanjutnya aspek penyajian terdiri dari dua indikator penilaian dengan persentase 88,9% dalam kategori valid dan layak (Tabel 5). Untuk komentar/saran dari validator ahli materi adalah materi dalam e-modul disajikan dengan lengkap serta mudah dipahami karena disertai gambar dan video.

(4)

Tabel 4. Validasi E-Modul oleh Ahli Media Aspek Indikator Penilaian

Pers enta se (%)

Tingk at Validi

tas

Ekuiva len

Kegrafik an

Ukuran e-modul

92,5 Valid Layak Bagian sampul e-

modul Bagian isi Multime

dia dan Bahasa

Kejelasan dan ketepatan penggunaan

multimedia 85,7 Valid Layak Ketepatan dalam

penggunaan bahasa Keprakti

san dan Pengoper asian

Kepraktisan dan pengoperasian e-

modul 100 Valid Layak

Rata-rata 92,7 Valid Layak Tabel 5. Validasi E-Modul oleh Ahli Materi

Aspek Indikator Penilaian

Persen tase (%)

Tingkat

Validitas Ekuiva len Desain

Presentasi Kesesuain materi dengan Capaian Pembelajara n (CP) dan Alur Tujuan Pembelajara n (ATP)

94 Valid Layak

Kebenaran materi Penyajian Sistematika

penyajian

88,9 Valid Layak Pendukung

penyajian materi

Rata-rata 91,45 Valid Layak

Kevalidan dan kelayakan modul elektronik menjadi landasan bahwa modul elektronik dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran modul elektronik digunakan pada kelas eksperimen, sedangkan kelas kontrol menggunakan bahan ajar yang biasa digunakan di sekolah yaitu menggunakan modul cetak dan bantuan ppt.

Berdasarkan data hasil belajar peserta didik diperoleh bahwa pada kelas eksperimen yang menggunakan modul elektronik mengalami peningkatan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan modul elektronik. Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata nilai pre-test pada kelas eksperimen 47,86 dan rata-rata

nilai pre-test kelas kontrol 45,84. Setelah dilakukannya proses pembelajaran, diperoleh rata-rata nilai post-test kelas eksperimen adalah 84,84 dan rata-rata nilai post- test kelas kontrol adalah 76,88 (gambar 1). Berdasarkan nilai KKM yang ditetapkan oleh SMAN 1 Mataram pada mata pelajaran biologi yaitu 78, nilai post-test kelas eksperimen berada di atas KKM, sedangkan nilai post-test kelas kontrol berada di bawah KKM.

Berdasarkan hal tersebut, terdapat perbedaan antara nilai post-test kelas ekpserimen dan kelas kontrol karena adanya pengaruh penggunaan e-modul pada pembelajaran yang kemudian dibuktikan melalui uji hipotesis ANCOVA.

0 20 40 60 80 100

Pretest Postest 47.86

84.84

45.84

76.88

Nilai rata-rata

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Gambar 1. Grafik rata-rata pre-test dan post-test kelas

eksperimen dan kelas kontrol

Uji hipotesis dilakukan menggunakan uji ANCOVA yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas yang masing-masing diperoleh kesimpulan bahwa data terdistribusi normal dan homogen (Tabel 6 dan Tabel 7).

Tabel 6. Uji Normalitas Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas α (Sig.) Keputusan

Pre-

test Eksperimen 0,05

0,398 Data

terdistribusi normal

Kontrol 0,500

Post-

test Eksperimen 0,64

Kontrol 0,329

Tabel 7. Uji Homogenitas Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Kelas α (Sig.) Keputusan

Pre-

test Eksperimen 0,05

0,232 Data

terdistribusi homogen Kontrol

Post-

test Eksperimen 0,510

Kontrol

(5)

Hasil uji hipotesis menggunakan uji ANCOVA menunjukkan terdapat hubungan linier antara nilai kovariat (pre-test) dengan variabel terikat yaitu nilai post-test peserta didik (p = 0,008 < 0,05). Adanya hubungan linier menunjukkan alasan yang kuat untuk menempatkan pre-test sebagai kovariat. Selanjutnya adanya perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan yaitu menggunakan modul elektronik pada pembelajaran dan kelas kontrol yang tidak menggunakan modul elektronik pada pembelajaran (p = 0,022 < 0,05). Partial eta squared menunjukkan estimasi besarnya sumbangan efektif.

Sumbangan efektif modul elektronik terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen adalah 5,3%.

Tabel 8. Uji ANCOVA

Tests of Between-Subjects Effects Kesimpul Dependent Variable: Post-test an

Source F Sig. Partial

Eta Squared Nilai Pre-

test

7.33 0

.008 .070 H0

ditolak, H1

diterima Group/P

erlakuan 5.43

8 .022 .053

Berdasarkan hasil analisis data di atas (p = 0,022

< 0,05), maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1

diterima, yang berarti modul elektronik efektif meningkakan hasil belajar biologi peserta didik.

Menurut Baharuddin & Wahyuni (dalam Nabillah &

Abadi, 2019) faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang salah satunya adalah perangkat belajar (contohnya bahan ajar). Modul elektronik (e-modul) sebagai bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini telah melalui proses validasi oleh ahli media dan ahli materi dengan kesimpulan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar ini dinilai membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Aeni dan Widodo (2022) bahwa penggunaan e-modul interaktif dinilai efektif dalam peningkatan hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari respon siswa yang lebih bersemangat dalam mempelajari materi karena bersifat interaktif.

Menurut Wulandari (2021) terdapat tiga aspek pada bahan ajar e-modul yang telah divalidasi dan dinyatakan valid oleh ahli media, yaitu aspek kegrafikan, aspek multimedia dan bahasa, dan aspek kepraktisan dan pengoperasian. Aspek pertama yaitu aspek kegrafikan dimana e-modul dinilai memiliki tampilan yang menarik, baik dari ukuran, tampilan warna, dan huruf yang digunakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Fajaryati et al. (2016) salah satu

aspek media pada e-modul yaitu tampilan atau aspek grafik yang terdiri atas kemudahan dalam membaca teks, jenis dan ukuran huruf, proporsi warna dan layout, tampilan background, dan memiliki dua halaman ganda atau dengan satu halaman yang dapat diperbesar dimana dinilai sangat bagus dan layak digunakan. Dalam proses pembelajaran, peserta didik merespon dengan baik terhadap e-modul yang diberikan. Peserta didik terlihat termotivasi membuka e-modul dikarenakan tampilannya menarik. Menurut Munir (2012), grafik adalah medium berbasis visual yang memberikan tampilan yang lebih beragam, menarik, dan tidak membosankan. Akan tetapi, pada mulanya beberapa peserta didik merasa kesulitan dengan ukuran huruf ataupun gambar yang kecil pada e-modul. Namun permasalahan ini dapat teratasi, dikarenakan tampilan e-modul dapat diperbesar (zoom in) ataupun diperkecil (zoom out) sesuai dengan keinginan peserta didik.

Aspek yang kedua adalah multimedia dan bahasa dalam e-modul yang dinilai valid digunakan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Sugianto et al. (2013) aspek media salah satunya meliputi multimedia yang terdiri atas gambar, animasi yang menarik, penggunaan suara musik sebagai ilustrasi dan keterbacaan. Pada aspek multimedia yang digunakan memiliki kualifikasi baik, sedangkan pendapat responden mengatakan lebih mudah memahami materi dalam modul virtual karena materinya cukup aplikatif dan lebih banyak animasi sehingga efektif digunakan dalam pembelajaran. Modul elektronik (e-modul) dalam penelitian ini memiliki komponen multimedia interaktif dimana tidak hanya meliputi teks dan gambar dua dimensi saja seperti pada modul cetak, tetapi juga dilengkapi dengan unsur audio-visual.

Menurut Mayer (2009), memori kerja manusia memiliki dua sub-komponen yang bekerja secara paralel (visual dan auditory) dan pembelajaran dapat lebih berhasil jika kedua saluran ini digunakan untuk pengolahan informasi pada waktu yang sama. Dengan adanya komponen multimedia interaktif ini, peserta didik merasa senang dan termotivasi dalam mempelajari materi yang ada pada e-modul. Saat video diputar dalam pembelajaran, terlihat sebagian besar peserta didik akan fokus melihat dan mendengarkan. Hal ini memudahkan peserta didik untuk lebih cepat memahami materi virus dan peranannya pada e- modul. Menurut Pribadi dan Putri (2019) keunggulan pemaparan materi dalam bentuk video adalah mampu memperlihatkan objek dan peristiwa secara akurat dengan tingkat kejelasan atau realisme yang tinggi dan mendorong timbulnya minat belajar. Sejalan dengan hal tersebut, Kahfi et al. (2021) berpendapat dalam penelitiannya bahwa penerapan multimedia interaktif

(6)

dapat meningkatkan motivasi belajar sebagai daya pendorong siswa dalam melakukan aktivitas belajarnya pada proses pembelajaran.

Aspek yang ketiga adalah kepraktisan dan pengoperasian dinilai valid digunakan. Hal ini sesuai dengan penelitian Kuncahyono (2018) bahwa tingkat kepraktisan e-modul mencapai kriteria praktis dengan hasil respon guru dan siswa bahwa penggunaan e- modul mudah digunakan karena bersifat user-friendly dengan e-modul terintegrasi dengan link internet web based learning. Modul elektronik (e-modul) yang digunakan dalam proses pembelajaran memuat petunjuk penggunaan, sehingga memudahkan peserta didik dalam menggunakan e-modul. Selain itu, peserta didik merasa bahwa e-modul mudah digunakan dalam pembelajaran, dikarenakan adanya navigasi video/audio yang bisa dikontrol penggunaannya, kemudian navigasi halaman yang memudahkan untuk berpindah ke halaman berikutnya ataupun halaman sebelumnya. Selanjutnya adanya menu kontrol/link berupa objek seperti teks dan icon yang diberi hyperlink sehingga apabila objek tersebut diklik maka e-modul akan menampilkan halaman atau objek yang diinginkan peserta didik contohnya dalam bentuk pop- up teks, gambar, dan video. Hal ini dinilai praktis karena setiap halaman e-modul memuat teks, gambar, video dalam bentuk singkat sehingga peserta didik tidak merasa bosan untuk mempelajarinya. Menurut Surjono (2017) materi yang disajikan dalam jumlah besar akan membebani memori kerja siswa. Kemudian dalam hal mengoperasikan e-modul dinilai mudah karena peserta didik dapat langsung mengklik alamat link yang langsung menampilkan e-modul yang disebar melalui group whatsapp kelas. Namun, beberapa peserta didik mengalami kendala dalam mengoperasikan e-modul, dikarenakan kelemahan dalam koneksi internet. Solusi untuk hal ini adalah dengan menampilkan e-modul menggunakan LCD agar proses pembelajaran tetap berjalan terarah dan sesuai dengan waktunya.

Selanjutnya pada komponen materi e-modul disajikan dengan lengkap serta mudah dipahami peserta didik dan dinilai valid digunakan. Pada penilaian materi e-modul terdiri atas dua aspek, yaitu aspek desain presentasi dan aspek penyajian. Aspek yang pertama adalah desain presentasi materi e-modul sudah sesuai dengan Capaian Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Hal ini sesuai dengan penelitian Salfia (2021) diperoleh hasil validasi ahli materi yaitu kesesuaian materi, kelengkapan materi, keakuratan materi masing-masing berada dalam kriteria baik sekali. Materi e-modul virus dan peranannya terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran dengan cakupan materi yang lengkap yang disesuaikan

dengan modul ajar. Setiap kegiatan pembelajaran memuat uraian materi, penugasan, quiz berupa pilihan ganda sehingga pendidik tidak perlu lagi membuat tugas ataupun soal. Hanya perlu menginstruksikan peserta didik untuk mengerjakannya dan sudah ada petunjuk bagaimana mengerjakannya. Hal ini agar peserta didik tidak hanya membaca ataupun menonton materi saja tetapi ada upaya untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. Aspek yang kedua adalah penyajian dimana e-modul yang digunakan dalam proses pembelajaran ini disusun per sub-bab dan dilengkapi dengan glosarium yang membantu peserta didik untuk memahami kata-kata sulit dalam materi virus dan peranannya.

Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kelas yang tidak menggunakan modul elektronik dalam pembelajaran mendapatkan hasil belajar yang tidak efektif. Dalam proses pembelajarannya, peserta didik menggunakan modul cetak dan media ppt. Menurut Herawati dan Muhtadi (2020) modul cetak cenderung monoton, hal ini mempengaruhi minat dan semangat siswa untuk menggunakannya. Pendapat lain juga oleh Puspitasari (2019) bahwa modul cetak tidak dapat menampilkan video, animasi, dan musik, tidak interaktif yang membuat siswa cepat merasa cepat bosan. Siswa yang merasa cepat bosan dalam belajar mengakibatkan motivasi belajar siswa juga akan rendah yang akan mempengaruhi pada rendahnya hasil belajar. Menurut penelitian oleh Simatupang (2021) siswa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar akan mampu melaksanakan kegiatan belajar dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah sehingga hasil belajar yang didapat tidak optimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa modul elektronik efektif meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik. Efektivitas modul elektronik didasarkan dari hasil validasi modul elektronik oleh ahli dan perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata hasil validasi e-modul oleh ahli media sebesar 92,7% dan ahli materi sebesar 91,45%

dengan kesimpulan valid dan layak digunakan. Hasil analisis data menggunakan uji ANCOVA menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol (p = 0,022 <

0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan modul elektronik efektif meningkakan hasil belajar biologi peserta didik.

(7)

REFERENSI

Adawiyah, R., Andayani, Y., & Savalas, L. R. T. (2022).

Pengembangan Modul Kimia Etnosains Terintegrasi Model Culturally Responsive Transformative Teaching (CRTT). Journal of Classroom Action Research, 4(4).

Aeni, W.N., & Widodo, W. (2022). Penggunaan E- Modul Interaktif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP pada Materi Kalor. Pensa E- Jurnal :Pendidikan Sains, 10 (2), 193-202. Diambil dari

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/pensa/a rticle/view/44740

Darmawan, E., Yusnaeni., Ismirawati, N., & Ristanto, R.H. (2021). Strategi Belajar Mengajar Biologi.

Magelang: Pustaka Rumah Cinta.

Darmayasa, I.K., Jampel, I.N., & Simamora, A.M.

(2018). Pengembangan E-Modul IPA Berorientasi Pendidikan Karakter di SMP Negeri 1 Singaraja.

Jurnal EDUTECH Universitas Pendidikan Ganesha,

6 (1), 53-65. Diambil dari

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEU /article/view/20267

Fajaryati, N., Nurkhamid., Pranoto, P.W., Muslikhin., &

W.A.D. (2016). E-Module Development for The Subject of Measuring Instruments and Measurement in Electronics Engineering Education. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 23 (2), 192-199. doi:

10.21831/jptk.v23i2.13187.

Gunawan, G., Purwoko, A. A., Ramdani, A., &

Yustiqvar, M. (2021). Pembelajaran menggunakan learning management systemberbasis moodle pada masa pandemi covid-19. Indonesian Journal of Teacher Education, 2(1), 226-235.

Hadisaputra, S., Gunawan, G., & Yustiqvar, M. (2019).

Effects of Green Chemistry Based Interactive Multimedia on the Students' Learning Outcomes and Scientific Literacy. Journal of Advanced Research in Dynamical and Control Systems (JARDCS), 11(7), 664-674.

Hakim, L.N., Wedi, A., & Praherdhiono, H. (2020).

Electronic Module (E-Module) untuk Memfasilitasi Siswa Belajar Materi Cahaya dan Alat Optik di Rumah. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3 (3), 239-250. doi: 10.17977/um038v3i32020p239.

Herawati, N.S., & Muhtadi, A. (2018). Pengembangan Modul Elektronik (e-Modul) Interaktif pada Mata Pelajaran Kimia Kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, 5 (2), 180-191.

doi: https://doi.org/10.21831/jitp.v5i2.15424.

Kahfi, M., Nurparida, N., & Srirahayu, E. (2021).

Penerapan multimedia interaktif untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jurnal Petik, 7 (1),

68-69. Diambil dari

https://doi.org/10.31980/jpetik.v7i1.986

Kuncahyono. (2018). Pengembangan E-Modul (Modul Digital) dalam Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. JMIE: Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education, 2 (2), 219-231. doi: http://dx.doi.org/

10.32934/jmie.v2i2.75.

Kurniawan, C., & Kuswandi, D. (2021). Pengembangan E-Modul Sebagai Media Literasi Digital pada Pembelajaran Abad 21. Lamongan: Academia Publication.

Lestari, A., Ramdani, A., & Bachtiar, I. (2023). Validitas Modul Elektronik Berbasis Socio-Scientific Issues (SSI) Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah Dan Pemahaman Konsep IPA. Journal of Classroom Action Research, 5(1), 137-143.

Mayer, R.E. (2009). Multimedia Learning 2nd Edition.

Cambridge: Cambridge University Press.

Munir. (2012). Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Mutmainah., Aunurrahman., & Warneri. (2021).

Efektivitas Penggunaan E-Modul terhadap Hasil Belajar Kognitif pada Materi Sistem Pencernaan Manusia di Madrassah Tsanawiyah. Jurnal BASICEDU: Journal of Elementary Education, 5 (3),

1625-1631. doi:

https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i3.952.

Nabillah, T., & Abadi, A.P. (2019). Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar Siswa. Prosiding Sesiomadika, 2 (1c), 659-663. Diambil dari https://journal.unsika.ac.id/index.php/sesioma dika/article/view/2685

Oktafyani, A., Istiningsih, S., & Jiwandono, I. S. (2022).

Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Angka Perkalian Terhadap Minat Belajar Matematika. Journal of Classroom Action Research, 4(3), 67-75.

Prabasari, J.S., ., M., & Wahyuningsih, D. (2021).

Development of Electronic Modules (E-Modules) Based on Problem Based Learning on Additives and Addictive Substances to Improve Student’

Critical Thinking Ability. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 7 (Special Issue), 312-319. doi:

https://doi.org/10.29303/jppipa.v7iSpecialIssue.

1233.

Pribadi, B.A., & Putri, D.A.P. (2019). Pengembangan Bahan Ajar. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

(8)

Puspitasari, A.D. (2019). Penerapan Media Pembelajaran Fisika Menggunakan Modul Cetak dan Modul Elektronik pada Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 7 (1), 11-25. doi:

https://doi.org/10.24252/jpf.v7i1.7155.

Salfia, E. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis E- Modul Interaktif Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Materi Integral SMA Kelas XII. Jurnal Riset llmu Pendidikan, 1 (1), 12-18. doi:

https://doi.org/10.56495/jrip.v1i1.62.

Saputra, D., Makki, M., & Zain, M. I. (2022).

Pengembangan Media Pembelajaran Big Book Berbasis Dongeng Monyet Dan Kura-Kura Mata Pelajaran PPKN. Journal of Classroom Action Research, 4(2), 75-80.

Simatupang, A. (2021). Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Kimia di SMA Negeri 2 Kota Jambi.

SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah, 1 (3), 199-205. Diambil dari https://jurnalp4i.com/index.php/secondary/art icle/view/346

Sugianto, D., Abdullah, A.G., Elvyyanti, S., & Muladi, Y. (2013). Modul Virtual: Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Jurnal Invotec, 9 (2), 101-116.

doi: https://doi.org/10.17509/invotec.v9i2.4860.

Surjono, H.D. (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif.

Yogyakarta: UNY Press.

Wulandari, A.S. (2021). Pengembangan E-Modul IPA SMP/MTS Terintegrasi Ayat-Ayat Al-Quran Berbantuan Simulasi Virtual pada Materi Tata Surya (Skripsi, UIN SUSKA Riau). Diambil dari https://repository.uin-suska.ac.id/53544/

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang pengembangan e-modul pada materi Koloid berbasis discovery learning untuk kelas XI SMA/MA juga menghasilkan e-modul yang praktis dan valid, dimana e-modul