• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas emergency medical service di era pandemi covid-19

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas emergency medical service di era pandemi covid-19"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS EMERGENCY MEDICAL SERVICE DI ERA PANDEMI COVID-19

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Profesi Ners

Disusun Oleh Kelompok 17 :

Muhammad Rais Prasetyo (SN201176) Aditya Arbi Setyawan (SN201079) Dyah Permatasari (SN201116) Daesy Kristiana Lau (SN192018) Annisa’ Istiqomah (SN201091) Elham Rochmadhoni (SN201119)

Asri Wulandari (SN201095)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2021

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa

Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul Efektivitas Emergency Medical Service Di Era Pandemi Covid-19 telah melakukan proses bimbingan dan dinyatakan

layak untuk diseminarkan didepan dewan penguji.

Dibuat oleh

Muhammad Rais Prasetyo (SN201176) Aditya Arbi Setyawan (SN201079) Dyah Permatasari (SN201116) Daesy Kristiana Lau (SN192018) Annisa’ Istiqomah (SN201091) Elham Rochmadhoni (SN201119)

Asri Wulandari (SN201095)

Surakarta, 5 Agustus 2021 Mengetahui

Pembimbing KIAN

Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep NIK. 201189097

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir Ners yang berjudul Efektivitas Emergency Medical Service Di Era Pandemi Covid-19 telah dilakukan sidang/seminar yang dihadiri oleh audiens dan dewan penguji.

Ditetapkan di : Surakarta

Hari / tanggal : Selasa, 31 Agustus 2021 Dibuat Oleh

Muhammad Rais Prasetyo (SN201176) Annisa’ Istiqomah (SN201091) Aditya Arbi Setyawan (SN201079) Elham Rochmadhoni (SN201119) Dyah Permatasari (SN201116) Asri Wulandari (SN201095) Daesy Kristiana Lau (SN192018)

Dewan Penguji :

Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep NIK. 201189097

Surakarta, 31 Agustus 2021 Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Kusuma Husada Surakarta

Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep NIK. 200680021

Ketua Program Studi Profesi Ners Program Profesi

Yunita Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep NIK. 201185088

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas rahmat, hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Evidence-Based Case Report yang berjudul "Efektivitas Emergency Medical Service di Era Pandemi Covid-19" dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan saran dan kritik yang membangun agar penulis dapat menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan karya ilmiah akhir Ners ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Surakarta, 5 Agustus 2021

Penulis

(5)

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... iv

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

1. Pendahuluan... 1

2. Skenario Klinis... 4

3. Rumusan Masalah... 4

4. Strategi Penelusuran Bukti... 5

5. Pembahasan... 7

6. Kesimpulan... 16 DAFTAR PUSTAKA

(6)

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

4.1 Strategi Pencarian Jurnal di PubMed Advanced Search

Builder tanggal 5 Agustus 2021 6

5.1 EMS mengirim dan menelepon sebelum dan sesudah

awal wabah COVID-19. 8

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

4.1 Flowchart stategi pencarian jurnal 6

5.1 Jumlah EMS sebelum dan sesudah mulainya Covid-

19 9

5.2 Jumlah panggilan telepon layanan medis darurat

sebelum dan setelah awal wabah COVID-19 9

5.3 Jumlah pasien yang menggunakan EMS 11

5.4 Data EMS pengaktifan dengan data kematian 12

(8)

viii

Evidence-Based Case Report

Efektivitas Emergency Medical Service Di Era Pandemi Covid-19 Kelompok 17 Ners 12

Abstrak

Pendahuluan : Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Wabah covid-19 berdampak buruk pada setiap orang dalam menjalani kehidupan di banyak negara seluruh dunia salah satunya yaitu peningkatan jumlah pasien kasus covid-19. Pelayanan atau penyedia ambulans sangat dibutuhkan untuk membawa pasien ke rumah sakit, pelayanan yang digunakan salah satunya adalah EMS.

Tujuan : Untuk mengidentifikasi Efektivitas Emergency Medical Service di Era Pandemic Covid 19

Metode : Penelitian ini menggunakan metode literatur review. Pengumpulan data menggunakan database PubMed. Terdapat 375 jurnal yang ditemukan kemudian disesuaikan dengan kriteria inklusi mendapatkan 2 jurnal yang dipakai dalam literatur review ini.

Hasil : Didapatkan angka panggilan EMS, dengan rata-rata harian 12.687 panggilan EMS selama periode pra-wabah dan 56.762 selama periode pasca-wabah ,data ini meningkat 347% (p<0,001). Jumlah rata-rata pengiriman harian pada periode pra dan pasca wabah masing-masing adalah 2939 dan 3569 atau mengalami peningkatan sebesar 21%. Pada artikel lain menunjukkan bahwa aktivasi EMS yang dimulai melalui sistem tanggap darurat dan mengakibatkan kontak pasien menurun dengan cepat sejak kasus COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat dan langkah-langkah jarak sosial diberlakukan.

Kesimpulan : Emergency Medical Service (EMS) dapat memberikan lapisan pertama pengenalan dan respons cepat selama pandemi Covid-19.

Kata Kunci : Emergency Medical Service (EMS), Pandemi, Covid-19

(9)

ix Abstract

Introduction : Corona viruses are a large family of viruses that can cause disease in animals or humans. In humans, coronaviruses are known to cause respiratory infections ranging from the common cold to more severe diseases such as Middle East Respiratory Syndrome (MERS) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

The Covid-19 outbreak has had a negative impact on everyone in living life in many countries around the world, one of which is the increase in the number of Covid-19 cases. An ambulance service or provider is needed to bring patients to the hospital, one of which is EMS.

Aim : To identify the Effective Emergency Medical Service is in the Covid-19 Pandemic Era

Methods : This study uses the literature review method. Data collection using the PubMed database. There were 375 journals found and then adjusted to the inclusion criteria to get 2 journals used in this literature review.

Results : The number of EMS calls was obtained, with a daily average of 12,687 EMS calls during the pre-outbreak period and 56,762 during the post-outbreak period, this data increased by 347% (p<0.001). The average number of daily deliveries in the pre and post-epidemic periods was 2939 and 3569, respectively, an increase of 21%. Another article shows that EMS activation initiated through the emergency response system and resulting in patient contact declined rapidly since COVID-19 cases were first identified in the United States and social distancing measures were put in place.

Conclusion : Emergency Medical Service (EMS) can provide the first layer of rapid recognition and response during the Covid-19 pandemic.

Keywords : Emergency Medical Service (EMS), Pandemic, Covid-19

(10)

1 1. PENDAHULUAN

Saat ini, dunia sedang diguncang oleh pandemik yang sluar biasa bernama Covid-19 (Corona Virus Disease). Peningkatan hari demi hari jumlah pasien terinfeksi virus Covid-19 sudah susah untuk dikendalikan diperlukannya suatu rencana yang jelas dan lugas dari pemerintah untuk menangulangi permasalahan Covid 19 (Wahidah, 2020). Coronavirus sendiri merupakan sekumpulan virus yang berasal dari subfamili Orthocronavirinae dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales (Yunus & Rezki, 2020). Virus ini dapat menyerang hewan dan juga manusia dan pada manusia gejalanya berupa infeksi yang serupa dengan penyakit SARS dan MERS, hanya saja Covid-19 bersifat lebih masif perkembangannya.

Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Pada manusia, Corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus Corona paling terbaru yang ditemukan adalah virus Corona COVID-19. Virus ini termasuk penyakit menular dan baru ditemukan di Wuhan, China pada Desember 2019 yang kemudian menjadi wabah. Kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 4.465 menjadi 257.388 kasus. Jumlah pasien sembuh bertambah 3.660 menjadi 187.958 orang. Kasus meninggal bertambah 140, total menjadi 9.977 orang (Suharmanto, 2020).

(11)

2

Saat ini, tercatat menurut data yang dilansir oleh (Tirto.id, 2020) bahwa per tanggal 13 April 2020 tercatat di Indonesia ada 4.557 kasus positif dan juga dilaporkan 380 orang sembuh serta 399 orang lainnya dinyatakan meninggal.

Menurut data tersebut, berarti masih ada 3.778 pasien positif Covid-19 atau sekitar 82,9 persen, serta persentase Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian mencapai 8,75 persen. Berdasarkan data tersebut, seperti yang dilansir oleh Putra (2020) menyebutkan bahwasanya provinsi DKI Jakarta masih memegang peringkat tertinggi dengan jumlah kasus positif sebanyak 2186 kasus, disusul oleh Jawa Barat 540 kasus positif, dan peringkat ketiga yakni Jawa Timur dengan 440 kasus positif. Pemerintah juga secara aktif memberlakukan Rapid Test atau tes cepat di berbagai daerah guna mendeteksi dini orang-orang yang terinfeksi Covid-19 namun tidak ditandai dengan gejala atau yang lebih dikenal dengan istilah Orang Tanpa Gejala (OTG). Di Jawa Barat misalnya, seperti rilis data oleh (CNN, 2020), dari 70 ribu alat yang digunakan untuk Rapid Test Covid-19, tercatat ada 832 orang dinyatakan positif. Wabah penyakit corona virus (COVID-19) berdampak buruk pada setiap orang dalam menjalani kehidupan di banyak negara seluruh dunia. Peningkatan jumlah pasien secara langsung terkait dengan aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa perlindungan, menghabiskan waktu di tempat yang ramai, dan kepatuhan terhadap kebijakan menjaga jarak. Pelayanan atau penyedia ambulan sangat dibutuhkan untuk membawa pasien ke rumah sakit, pelayanan yang digunakan adalah EMS.

(12)

3

Layanan Medis Darurat (EMS) adalah elemen penting dari sistem perawatan kesehatan nasional. EMS dirancang untuk memberikan pelayanan pada warga negara yang membutuhkan perawatan medis darurat yang cepat, aman, dan efektif langsung di tempat kejadian dan akses ke ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan (Jaffe, 2020). Alur Pelayanan EMS Pasien menelepon "115" dan berbicara dengan petugas medis darurat (EMD) yang mencatat riwayat dan alamat penelepon, kemudian memberikan informasi ini ke unit terdekat jika pengiriman dianggap perlu. Teknisi medis darurat (EMS) mengevaluasi pasien di tempat kejadian dan dapat berkonsultasi dengan dokter di pusat pengiriman untuk menentukan apakah pasien memerlukan transportasi ke rumah sakit. EMT kemudian berkoordinasi dengan rumah sakit sebelum kedatangan. (Saberian, 2020).

Covid-19 memberikan dampak yang banyak dalam segi pelayanan kesehatan.

Dampak pada keadaan darurat layanan medis (EMS) dalam hal jumlah operasi yang dilakukan, termasuk yang dilakukan pada ambulans, telah signifikan.

Operasi EMS selama wabah pandemi Covid-19 sangat berbeda tergantung pada negara. Sebagai contoh, sebuah penelitian di Denmark menemukan23,3%

peningkatan panggilan ke layanan darurat dan durasi setiap pembicaraan meningkat dari 2 menit menjadi 12 menit. Di Thailand, waktu respons EMS selama wabah COVID-19 juga ditemukan lebih pendek dari untuk layanan normal dan jumlah non-urgensi pasien yang datang ke ruang gawat darurat turun secara dramatis (Apiratwarakul, K, et, al, 2021).

(13)

4 2. SKENARIO KLINIS

Seorang pasien laki-laki, berusia 29 tahun , dibawa ke IGD RSUD Waras Wiris Boyolali dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Keluarga mengatakan saat kejadian pasien tidak menggunakan helm. Pasien mengalami perdarahan dari telingan dan mulut. Hasil pengkajian tanda-tanda vital pasien TD 117/73 mmHg, RR 27x/menit, HR 59x/menit, Suhu 36,3°C, nilai GCS E1M1V1, SPO2 86%. Kemudian dipasang oksigen nasal kanul SPO2 naik menjadi 92%, dan dilakukan tindakan pemasangan neck collar.

Berdasarkan dengan keadaan pasien tersebut, RSUD Waras Wiris Boyolali belum memiliki fasilitas untuk penanganan lebih lanjut terhadap pasien tersebut, kemudian perawat memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa pasien harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut, oleh karena itu pasien harus dirujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas yang lebih lengkap yaitu Rumah Sakit Dr. Moewardi agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setelah diberikan edukasi, keluarga pasien meminta agar dirujuk menggunakan ambulance Rumah Sakit Waras Wiris Boyolali melalui sistem rujukan online.

3. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Efektivitas Emergency Medical Service di Era Pandemic Covid 19?”

(14)

5 4. STRATEGI PENELUSURAN BUKTI

Penelusuran jurnal dilakukan dengan menggunakan PubMed Advanced Search Builder pada tanggal 5 Agustus 2021 dengan menggunakan kata kunci yang tercantum dalam tabel 4.1. Untuk mempersempit hasil yang telah didapatkan dilakukan seleksi dengan menetapkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan sebelumnya. Rincian tentang pencarian jurnal tersebut tercantum pada tabel 4.1 dan gambar 4.1.

(15)

6

Tabel 4.1 Strategi Pencarian Jurnal di PubMed Advanced Search Builder tanggal 5 Agustus 2021

Database Strategi Pencarian Jumlah Artikel yang ditemukan

Artikel yang dipilih PubMed (5

Agustus 2021)

Emergency Medical Service

[Title/abstract]

AND (Covid 19)

375 2

Covid-19 Emergency

Medical Service And

PubMed Advanced Search Builder Kriteria

Eksklusi : - Opini

- Hasil Diskusi Seminar - Tidak ada

abstract - Tidak fulltext

375

Skrining Judul dan Abstrak

Membaca Full text 5

Kriteria Inklusi : - Clinical Trial - RCT

- Berbahasa inggris - Berupa jurnal

artikel

Artikel yang digunakan : 2 Filter:

- Endpoint: EMS;

Covid-19

Gambar 4.1 Flowchart stategi pencarian jurnal

(16)

7 5. PEMBAHASAN

CRITICAL APPRAISAL

Hasil pencarian dibatasi hanya pada studi prognosis, artikel berupa jurnal artikel, penelitian yang diterbitkan dalam 5 tahun terakhir, clinical trial, randomized clinical trial, berbahasa Inggris, dan merupakan free full text.

Kriteria eksklusi yang digunakan adalah artikel yang merupakan opini, hasil diskusi seminar, tidak ada abstract, tidak fulltext. Dari hasil dan seleksi pencarian, artikel yang akan digunakan berjumlah 2 artikel.

HASIL

Saberian et al, melakukan penelitian dengan cara mengumpulkan data EMS yang ada di Iran termasuk jumlah panggilan dan pengiriman, keluhan pasien, dan tanda-tanda vital sebelum dan sesudah awal wabah COVID-19 di Teheran, kota dengan populasi 8,7 juta.

Selama 56 hari penelitian, ada 182.208 EMS kiriman. Jumlah rata-rata pengiriman harian pada periode pra dan pasca wabah masing-masing adalah 2939 dan 3569, Peningkatan 21% (Tabel 5.1). Jumlah pengiriman harian tertinggi terjadi pada tanggal 4 Maret 2020, dengan 4557 kiriman (Gambar 5.1).

Jumlah pengiriman harian selama minggu kedua dan ketiga periode pasca-wabah secara konsisten mendekati 4000.

(17)

8

Tabel 5.1 EMS mengirim dan menelepon sebelum dan sesudah awal wabah COVID- 19.

Ada jumlah panggilan telepon EMS yang jauh lebih tinggi selama periode pasca wabah dibandingkan dengan periode pra-wabah. Sejumlah 1.944.587 panggilan EMS, dengan rata-rata harian 12.687 panggilan EMS selama periode pra-wabah dan 56.762 selama periode pasca-wabah ,data ini meningkat 347%

(p<0,001). Durasi panggilan telepon menurun dari 1,3 ± 1,4 menit (rata-rata ± standar deviasi) menjadi 1,1 ± 1,3 menit, penurunan 20% (p<0,001). Waktu tunggu ditahan berkurang dari 10,6 ± 12,7 detik pada periode pra-wabah menjadi 9,8 ± 11,8 detik pada periode pasca-wabah, penurunan 8% (p<0,001). Waktu puncak panggilan telepon ke EMS terjadi pada pukul 14.00. Jumlah panggilan telepon layanan medis darurat sebelum dan setelah awal wabah COVID-19.

Periode pra-wabah tetapi pada pukul 10 malam pada periode pasca-wabah.

Meskipun tren ini, waktu puncak hari untuk pengiriman terjadi dari jam 8 malam sampai jam 11 malam, yang tidak berubah antara periode sebelum dan sesudah wabah. Kami mengevaluasi keluhan pasien dan diagnosis awal sebagai: terdaftar oleh EMT. Keluhan demam dan pernafasan secara signifikan lebih umum pada periode pasca-wabah, dengan 211% dan 245% masing-masing meningkat

(18)

9

Gambar 5.1 Jumlah EMS sebelum dan sesudah mulainya Covid-19

Gambar 5.2 Jumlah panggilan telepon layanan medis darurat sebelum dan setelah awal wabah COVID-19

(19)

10

Lerner et al menganalisis data menggunakan statistik deskriptif. Dalam repositori EMS Nasional, PCR adalah disediakan oleh semua unit EMS yang menanggapi permintaan layanan. Jadi, jika beberapa unit dikirim untuk acara yang sama, lebih dari satu PCR akan diserahkan ke repositori Nasional. Kami fokus pada perbandingan minggu-ke-minggu untuk periode tertentu selama beberapa tahun untuk menilai temporal dan musiman tren. Pita kepercayaan di sekitar tarif mingguan tidak disediakan, karena sejumlah besar EMS aktivasi yang terkait dengan analisis ini membuatnya hampir tidak dapat dibedakan dari yang dilaporkan nilai.

Kerangka waktu studi keseluruhan termasuk 37.550.949 9-1-1 memulai aktivasi EMS yang menghasilkan: kontak pasien. Jangka waktu satu mencakup 8.621.423 aktivasi EMS. Periode waktu dua termasuk 13.387.829 aktivasi EMS.

Jangka waktu tiga mencakup 15.541.697 aktivasi EMS. Gambar 5.3 menggambarkan bahwa mulai minggu ke-10 tahun 2020 (2-8 Maret) terjadi penurunan populasi yang tajam untuk menghindari beban yang terlalu tinggi pada sistem perawatan kesehatan yang dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan perawatan. Pesan ini dijelaskan di media populer sebagai upaya untuk "meratakan kurva" jumlah aktivasi EMS yang dimulai 9-1-1 di Amerika Serikat dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya dan periode waktu yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Volume panggilan mingguan berkurang 140.292 aktivasi atau (26,1%), membandingkan minggu 10 tahun 2020 dengan minggu 16. Bagian dari aktivasi EMS yang melaporkan

(20)

11

disposisi kematian pasien di tempat kejadian tetap ada cukup konsisten hingga minggu ke-11 tahun 2020 (9-15 Maret), di mana proporsi adegan kematian hampir dua kali lipat, meningkat dari 1,49% menjadi 2,77% di antara semua aktivasi EMS dengan pasien kontak pada minggu ke 15. Melihat jumlah mentah EMS yang menghadiri adegan kematian yang dilaporkan pada tahun 2020 jumlahnya meningkat dari 6.294 pada minggu ke 11 menjadi 8.942 pada minggu ke 15. Sebaliknya, proporsi pasien yang dirawat oleh EMS yang potensi cederanya dilaporkan menunjukkan tren yang berlawanan untuk aktivasi EMS, turun dari 18,43% di minggu 10 tahun 2020 menjadi 15,27% di minggu 13, dengan jumlah aktual aktivasi EMS yang cenderung menurun untuk periode tiga minggu ini dari 98.487 sampai 66.593.

Gambar 5.3 Jumlah pasien yang menggunakan EMS

(21)

12

Gambar 5.4 Data EMS pengaktifan dengan data kematian

DISKUSI

Studi Saberian, et al

EMS adalah komponen penting dari sistem pemberian layanan kesehatan dan mendapat manfaat dari mengadaptasi protokolnya selama periode volume panggilan yang tinggi. Untuk hal terpenting saat ini, meningkatkan perawatan rawat jalan dapat mengurangi jumlah pasien gawat darurat (ED) dan mengurangi risiko terjadinya kewalahan pada rumah sakit karena terbatasnya fasilitas, sumber daya, dan staf. Rumah sakit yang memiliki lebih sedikit pasien di rumah sakit

(22)

13

semakin membantu menghindari penularan SARS-CoV-2 yang tidak perlu (Crisis Standards of Care, 2012; PPI USA, 2018; Bielajs, et al 2008)

Untuk meningkatkan respons EMS selama pandemi, Dewan Penasihat EMS Nasional Amerika Serikat mengusulkan untuk mengembangkan algoritme triase pra-rumah sakit yang lebih lengkap, sistem penjawab otomatis dan penangguhan penelepon untuk situasi non-darurat, dan struktur shift alternatif.7,8 Selain itu, dewan menganjurkan untuk mengangkut pasien ke rumah sakit terdekat selama periode panggilan tinggi dan untuk meminimalkan jumlah staf yang berpartisipasi dalam setiap misi. Selama pandemi, sangat penting untuk mengalihkan pasien yang tidak darurat untuk memaksimalkan EMS dan sumber daya rumah sakit serta untuk mengurangi tingkat penularan penyaki (Gershon, 2009; Hick, 2020; PPI USA, 2018). Menerapkan sistem triase dan klasifikasi dapat mengurangi jumlah tanggapan EMS, transportasi, dan kunjungan UGD tanpa mempengaruhi hasil pasien (Saberian et al, 2020)

Studi Lerner, et al

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa aktivasi EMS yang dimulai melalui sistem tanggap darurat dan mengakibatkan kontak pasien menurun dengan cepat sejak kasus COVID-19 pertama kali diidentifikasi di Amerika Serikat dan langkah-langkah jarak sosial diberlakukan. Selanjutnya, telah terjadi peningkatan persentase kematian di tempat kejadian oleh EMS dibandingkan dengan minggu- minggu sebelumnya selama periode waktu yang sama di tahun-tahun

(23)

14

sebelumnya. Ini berbeda dengan aktivasi EMS yang melaporkan potensi cedera, yang menurun selama jangka waktu yang mewakili infeksi COVID-19. Temuan ini memiliki implikasi kesehatan masyarakat dan ekonomi untuk sistem tanggap darurat Amerika Serikat.

Dari perspektif kesehatan masyarakat, temuan ini menunjukkan bahwa individu tidak mengakses sistem medis darurat dengan frekuensi yang sama seperti yang dialami sebelum penyebaran COVID-19. Sementara beberapa temuan dalam penelitian dapat dijelaskan oleh perubahan gaya hidup yang terkait dengan perintah untuk di rumah, seperti mengurangi mengemudi dan berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi yang berisiko (yaitu lebih sedikit cedera), penurunan aktivasi EMS kemungkinan tidak sepenuhnya dijelaskan oleh perubahan sosial yang diterapkan. dalam menanggapi COVID-19. Ada kemungkinan bahwa perubahan persepsi sosial (yaitu, ketakutan jika terjangkit) dapat menjelaskan peningkatan yang diamati dalam frekuensi kematian di tempat kejadian yang dihadiri oleh EMS. Publikasi terbaru telah mendokumentasikan penurunan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit untuk sindrom koroner akut selama bulan-bulan awal pandemi di Amerika Serikat, Spanyol, dan Australia (Garcia et al, 2020; Americal College of Cardiologi, 2020; metzlet et al, 2020;

Rodríguez et al, 2020; Hammad et al, 2020). Lebih lanjut, lebih dari sepertiga pasien yang menunda datang untuk perawatan infark miokard mereka menyatakan ketakutan akan COVID-19 atau tidak ingin membebani rumah sakit sebagai alasan keterlambatan mereka (Hammad et al, 2020). Fenomena ini

(24)

15

tampaknya mempengaruhi sistem UGD dan EMS di Amerika Serikat, yang dapat menjadi konsekuensi positif jika orang yang kebutuhan medisnya tidak memerlukan layanan tersebut mencari cara lain untuk perawatan. Namun, temuan kami tentang dua kali lipat dalam tingkat kematian yang dihadiri EMS menunjukkan bahwa orang yang mengalami keadaan darurat medis tidak mengakses perawatan tepat waktu. Kesimpulan ini didukung oleh publikasi dari Portugal yang menemukan kelebihan jumlah kematian yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh kematian yang dilaporkan akibat COVID-19 (Nogueira, et al, 2020). Di Italia di mana mereka juga melihat peningkatan serangan jantung (Baldi,2020)

Perubahan volume panggilan EMS dan campuran kasus dapat memiliki efek negatif yang signifikan pada penyedia EMS, terutama jika kebutuhan pasien menjadi lebih signifikan dan mendesak. Pasien yang sakit parah membutuhkan profesional EMS untuk memberikan perawatan yang lebih kompleks secara teknis dan peningkatan paparan situasi stres tinggi terkait dengan pasien yang tidak mencari perawatan dini untuk kondisi yang dapat diobati. Kasus-kasus ini menempatkan stres dan kecemasan tambahan pada profesional EMS, yang berpotensi mengakibatkan konsekuensi negatif jangka panjang terhadap kesehatan, kesejahteraan, dan umur panjang dari responden garis depan yang penting ini (Caulkins, 2018)

Penting juga untuk mempertimbangkan implikasi ekonomi dari perubahan volume EMS. Agen EMS harus menjadwalkan unit sehingga selalu ada kapasitas

(25)

16

tambahan untuk menanggapi panggilan berikutnya. Artinya, jika semua unit EMS merespons pasien individu pada saat yang sama, tidak akan ada kapasitas dalam sistem untuk keadaan darurat berikutnya. Namun, jika terlalu banyak unit yang menganggur maka biaya masyarakat untuk memelihara sistem EMS menjadi terlalu tinggi untuk mempertahankan layanan karena banyak lembaga hanya memperoleh pendapatan ketika mereka merawat dan mengangkut pasien.

Sebagian besar agen EMS diharuskan memiliki sejumlah unit dalam layanan untuk memenuhi kewajiban kontrak atau karena faktor geografis yang terkait dengan persyaratan waktu respons di seluruh area layanan. Penurunan volume panggilan akan menghasilkan biaya agensi yang cenderung datar menyebabkan kekurangan anggaran EMS yang akan sulit untuk dipulihkan. Kemampuan EMS untuk secara cepat dan efisien menanggapi keadaan darurat di masa depan dapat terancam (Lerner et al, 2020)

6. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dari kasus positifnya Covid-19 yang semakin bertambah dan tidak melihat tempat atau waktu membuat pemerintah memberikan pelayanan dari RS salah satunya adalah penyedia ambulan untuk membawa pasien ke Rumah Sakit dan pelayanan itu disebut EMS. EMS dapat memberikan lapisan pertama pengenalan dan respons cepat sebelum penerapan protokol pandemi. Selama pandemi, peran EMS dalam mengelola risiko adalah posisi garis depan. Organisasi EMS tidak hanya aktif

(26)

17

selama wabah menular, tetapi juga pada periode pra-pajanan ketika pandemi global menyebar tetapi belum diidentifikasi di wilayah tertentu. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa anggota EMS sudah siap menghadapi COVID- 19 dalam melindungi diri dari infeksi tetapi perlu melatih mereka dalam penggunaan peralatan. Setelah dilakukan Analisa beberapa jurnal ditemukan bahwa EMS sangat penting dan efektif dalam penanganan Covid-19.

(27)

18

DAFTAR PUSTAKA

Saberian, P., Conovaloff, J. L., Vahidi, E., Hasani-Sharamin, P., & Kolivand, P. H.

(2020). How the COVID-19 epidemic affected prehospital emergency medical services in Tehran, Iran. Western Journal of Emergency Medicine, 21(6), 110.

Lerner, E. B., Newgard, C. D., & Mann, N. C. (2020). Effect of the Coronavirus Disease 2019 (COVID‐19) pandemic on the US Emergency medical services system: a preliminary report. Academic Emergency Medicine, 27(8), 693-699.

Hick JL, Hanfling D, Wynia MK, et al. Duty to plan (2020). health care, crisis standards of care, and novel coronavirus SARS-CoV-2. NAM Perspectives.

Discussion paper.National Academy of Medicine: Washington, DC.

Apiratwarakul, K, et, al. (2021). Emergency Medical Services amid New Wave of Coronavirus Disease 2019 Outbreak in Khon Kaen, Thailand. Macedonian Journal of Medical Sciences. 2021 Jul 05; 9(E):492-495.

US Centers for Disease Control and Prevention. (2020) Interim guidance for emergency medical services (EMS) systems and 911 public safety answering points (PSAPs) for COVID-19 in the United States:

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp. Diakses pada 5 agustus 2021 Gershon RR, Vandelinde N, Magda LA, et al. Evaluation of a pandemic preparedness

training intervention for emergency medical services personnel. Prehosp Disaster Med. 2009;24(6):508-11

Committee on Guidance for Establishing Crisis Standards of Care for Use in Disaster Situations and Institute of Medicine. Crisis Standards of Care: A Systems Framework for Catastrophic Disaster Response. Washington, DC: The National Academies Press. 2012.

US Centers for Disease Control and Prevention. Framework for expanding EMS system capacity during medical surge. 2018. Available at:

https://www.cdc.gov/cpr/readiness/healthcare/ Expanding-EMS-Systems.htm.

Accessed February 25, 2020.

Bielajs I, Burkle FM, Archer FL, et al. Development of prehospital, population-based triage-management protocols for pandemics. Prehosp Disaster Med.

2008;23(5):420-30.

(28)

19

US Department of Health and Human Services. EMS infectious disease playbook.

2017. Available at: https://www.ems.gov/pdf/ ASPR-EMS-Infectious-Disease- Playbook-June-2017.pdf. Accessed February 25, 2020.

Garcia S, Albaghdadi MS, Meraj PM, Schmidt C, Garberich R, Jaffer FA, et al.

Reduction in ST-Segment Elevation Cardiac Catheterization Laboratory Activations in the United States during COVID_19 Pandemic. Journal of the American College of Cardiology 2020;75:2871-2.

Metzler B, Siostrzonek P, Binder RK, Bauer A, Reinstadler SJ. Decline of acute coronary syndrome admissions in Austria since the outbreak of COVID-19: the pandemic response causes cardiac collateral damage. European heart journal 2020;41:1852-53.

Rodríguez-Leor O, Cid-Álvarez B, Ojeda S, Martín-Moreiras J, Rumoroso JR, López-Palop R, et al. Impact of the COVID-19 pandemic on interventional cardiology activity in Spain. REC: Interventional Cardiology 2020;early online.

DOI: https://doi.org/10.24875/RECICE.M20000123

Hammad TA, Parikh M, Tashtish N, Lowry CM, Gorbey D, Forouzandeh F, et al.

Impact of COVID-19 pandemic on ST-elevation myocardial infarction in a non-COVID-19 epicenter. 2020;early online. DOI: 10.1002/ccd.28997

Nogueira PJ, Nobre MA, Nicola PJ, Furtado C, Vaz Carneiro A. Excess Mortality Estimation During the COVID-19 Pandemic: Preliminary Data from Portugal.

Acta medica portuguesa 2020;early online. DOI: 10.20344/amp.13928

Baldi E, Sechi GM, Mare C, Canevari F, Brancaglione A, Primi R, et al. Out-of- Hospital Cardiac Arrest during the Covid-19 Outbreak in Italy. 2020;early online. DOI: 10.1056/NEJMc2010418

Caulkins CG. Psychological Trauma: The Silent Stalker. Journal of Emergency

Medical Services 2018;online only.

https://www.jems.com/2018/09/17/psychological-trauma-the-silent-stalker/

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program “Pendidikan selama Masa Pandemi Covid 19” Di Tengah Pandemi Covid -19 dalam tujuannya membantu siswa siswi untuk belajar