• Tidak ada hasil yang ditemukan

efektivitas penerapan metode pembelajaran disi - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "efektivitas penerapan metode pembelajaran disi - SIMAKIP"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

KAJIAN PUSTAKA

Chiu mengatakan bahwa memahami suatu konsep adalah kemampuan menangkap makna, seperti mampu mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami, mampu menginterpretasikan dan menerapkannya. Kemampuan memahami konsep-konsep penting merupakan milik siswa, karena dengan pemahaman, siswa akan benar-benar memahami materi yang dipelajarinya. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami konsep adalah kemampuan memahami dan menafsirkan secara menyeluruh serta menerapkan suatu ide atau materi.

Indikator kemampuan pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah (1) merumuskan kembali suatu konsep; (2) mengidentifikasi masalah dan membuat contoh dan bukan contoh; (3) menggunakan, menggunakan dan memilih prosedur atau operasi tertentu; dan (4) menerapkan konsep atau algoritma pemecahan masalah. 1 Dapat menyajikan konsep dalam bentuk yang berbeda sebagai logaritma untuk memahami konsep, tetapi masih membuat beberapa kesalahan. Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Larasati berjudul Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa yang diterbitkan dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Februari 2013.

Dengan menghubungkan kedua kajian yang relevan tersebut, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran DiSi (Discussion-Simulation) untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep. Peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya efektivitas penerapan metode pembelajaran DiSi dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep pada mata kuliah matematika EPHB.

Tabel 2.1 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep
Tabel 2.1 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

METODE PENELITIAN

Sebelum dilakukan pengembangan Tes Kemampuan Konsep Matematika, terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal Tes Konsep Matematika berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika dan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Sedangkan skor jawaban tes disusun berdasarkan indikator kemampuan memahami konsep matematika dan pedoman penskoran. Untuk memperoleh data yang akurat, tes yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik melalui empat tahapan tes yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan kesukaran.

Validitas isi tes kemampuan pemahaman konsep matematika dapat dilihat dari kesesuaian antara butir soal tes kemampuan pemahaman konsep matematika dengan indikator yang terletak pada kemampuan pemahaman konsep matematika. Pengujian validitas isi instrumen sangat penting untuk menunjukkan bahwa soal-soal dalam tes yang diberikan mencakup semua kemampuan yang akan diukur. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil uji bakat awal dan uji bakat akhir berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel, diperoleh data pretest Do = 0,13876 dan data posttest Do = 0,13348. Setelah dilakukan uji normalitas data dan hasil data pretest dan posttest yang diperoleh dari populasi yang berdistribusi normal, digunakan uji parametrik yaitu uji t berpasangan dua sisi dilanjutkan dengan uji t berpasangan satu sisi.

H1: ≠ 0 (ada perbedaan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara sesudah dan sebelum mengikuti pembelajaran. Uji proporsi yang digunakan adalah uji dua sisi yang kemudian dilanjutkan dengan uji satu sisi.

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lebih lanjut guru menjelaskan bahwa siswa akan diberikan pertanyaan sebelum tes untuk mengetahui kemampuan awal mereka terkait kemampuan memahami konsep pada mata kuliah matematika EPHB. Pada kelas eksperimen (kelas VI C), mata kuliah EPHB memiliki nilai rata-rata pemahaman matematika sebesar 11,257. Dari hasil peningkatan skor (gain score) dari pre-test ke post-test, didapatkan perbedaan rata-rata skor pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Data yang dimaksud adalah data kemampuan pemahaman konsep mahasiswa calon guru pada pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji Fisher dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen Lhitung > Ltabel = 0,154 > 0,150 sehingga data tidak berdistribusi normal atau menerima H0. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji Mann Whitney dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen zhitung > ztabel = 2,91 > 0,4981 sehingga data tidak berdistribusi normal atau menerima H0.

Dengan demikian, data yang diperoleh tidak dapat dihitung dengan menggunakan uji-t antara skor penguatan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari data yang diperoleh, nilai rata-rata hasil pretest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 7,343 dan 6,714. Pada pertemuan sebelumnya, peneliti membagi siswa kelas eksperimen menjadi beberapa kelompok dan membagikan materi yang berbeda per kelompok. kelompok untuk dibahas bersama dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya.

Kegiatan yang terjadi pada kelas eksperimen adalah siswa berdiskusi dan melakukan simulasi agar kegiatan pembelajaran tidak monoton. Oleh karena itu, skor rata-rata kemampuan pemahaman konsep calon guru matematika siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada skor rata-rata kemampuan siswa kelas kontrol. Pada kelas kontrol, calon guru matematika memiliki kemampuan pemahaman konsep yang baik saat menyatakan kembali konsep.

Hal ini terlihat dari banyaknya calon calon guru yang mencapai nilai maksimal pada kemampuan memahami konsep yaitu 4. Pembahasan hasil jawaban yang diberikan calon guru pada kelas eksperimen yaitu indikator pertama yaitu merumuskan kembali suatu konsep sebanyak 90%. Sedangkan rata-rata nilai postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 11,257 dan 8,314.

Dengan demikian rata-rata skor kemampuan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata skor kemampuan siswa pada kelas kontrol. Sehingga berbanding lurus dengan semakin tingginya kemampuan pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan metode pembelajaran DiSi dibandingkan dengan yang tidak.

Tabel 4.2 Deskripsi Pencapaian Nilai Post Test Kemampuan Pemahaman Konsep  Kelas Eksperimen dan Kontrol
Tabel 4.2 Deskripsi Pencapaian Nilai Post Test Kemampuan Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kontrol

KESIMPULAN DAN SARAN

LUARAN YANG DICAPAI

Keluaran yang direalisasikan memuat identitas keluaran penelitian yang telah peneliti realisasikan sesuai dengan skema penelitian yang dipilih. Analisis Pemahaman Konsep dan Kemampuan Menyelesaikan Soal Matematika Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Limboto.

Tabel   Uji Normalitas  Kelas Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Gambar

Tabel 2.1 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan Antara Self Regulated Learning dengan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Trigonometri.. Self-efficacy The Exercise of