Sebaliknya, debt collector sebagai perwakilan bank bertanggung jawab atas tunggakan yang dapat merugikan bank. Persoalannya, belum ada batasan dan aturan yang jelas mengenai tata cara penagihan utang. Dari hasil penelitian kepustakaan diperoleh data sekunder yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum.
Bahan hukum yang disusun secara sistematis, baik berupa pendapat hukum atau kaidah hukum, kemudian dievaluasi dan diberikan pendapat atau argumentasi berdasarkan permasalahan yang dibicarakan.
Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode normatif kualitatif dengan logika induktif, yaitu dengan berpikir dari hal-hal konkrit ke hal-hal yang umum dengan menggunakan alat interpretasi dan konstruksi komparatif, artinya penelitian ini tergolong penelitian normatif yang dilengkapi dengan perbandingan. . eksplorasi data.
KERANGKA TEORITIS
Secara bertahap. sistematisasi akan dilakukan dengan menyajikan perbedaan pendapat hukum dan hubungan hierarki antar aturan hukum untuk menemukan makna aturan hukum sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
PENUTUP a) Kesimpulan dan
Pengertian Perampasan
Terkait tindak pidana korupsi dalam modus operandinya, pihak ketiga tentu mempunyai peranan penting dalam aktivitasnya. Meskipun dalam praktiknya terdapat berbagai opsi yang dapat menghalangi terselesaikannya mekanisme penegakan hukum tersebut, misalnya.
Unsur Perampasan Unsur-unsur
Pengertian Tindak Pidana Undang-undang Hukum
- Pertanggungjawaban Pidana
- Teori Pemidanaan Dalam Hukum Pidana
Kejahatan mempunyai makna yang abstrak dari peristiwa-peristiwa konkrit dalam bidang hukum pidana, sehingga kejahatan hendaknya diberi makna ilmiah dan didefinisikan secara jelas sehingga dapat dipisahkan dari istilah-istilah yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang melarang disertai dengan ancaman (sanksi) berupa denda tertentu terhadap barang. Jadi berdasarkan pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan tindak pidana yang dimaksud adalah bahwa suatu tindak pidana atau kejahatan selalu merupakan perbuatan yang tidak sesuai atau melanggar suatu peraturan perundang-undangan, atau perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang disertai dengan perbuatan yang tidak sesuai dengan atau melanggar peraturan perundang-undangan. dengan sanksi pidana, dimana aturan ditujukan terhadap perbuatan tersebut, sedangkan ancaman atau sanksi pidana ditujukan kepada orang yang melakukan atau menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.
Bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu undang-undang pidana dan diancam dengan pidana bagi siapa saja yang melanggar larangan tersebut. Tindak pidana merupakan landasan dasar untuk menjatuhkan pidana kepada seseorang yang melakukan tindak pidana atas dasar tanggung jawab orang tersebut atas perbuatan yang dilakukannya, tetapi sebelum itu mengenai larangan dan ancaman terhadap suatu perbuatan, yaitu tindak pidana itu sendiri, yaitu berdasarkan asas legalitas (Asas Legalitas) yaitu asas yang menyatakan bahwa suatu perbuatan tidak dilarang dan diancam dengan pidana jika tidak ditentukan. Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam pidana jika sebelumnya tidak disebutkan dalam peraturan perundang-undangan.
Kesengajaan (dolus) dan kelalaian (culpa) dikatakan sebagai bentuk perbuatan salah, sedangkan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan perbuatan salah (schuld) yang dapat mengakibatkan suatu tindak pidana karena seseorang telah melakukan perbuatan melawan hukum. maka dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya atas segala bentuk kejahatan yang telah dilakukannya agar dapat diadili dan apabila terbukti telah terjadi kejahatan yang dilakukan seseorang... maka dia dapat dipidana dengan pidana penjara berdasarkan pasal yang mengatur hal ini. a) Unsur kejahatan. Setiap tindak pidana yang terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) secara garis besar dapat diuraikan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari unsur subyektif dan unsur obyektif. Maksud pertanggungjawaban pidana atau toerekeningsvatbaarheid adalah untuk menilai keadaan dan kesanggupan seseorang yang disangka melakukan tindak pidana, apakah ia dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.
Dengan demikian, aliran pemikiran ini bersandar pada hukuman pada maksud dan tujuan hukuman, artinya teori ini mencari manfaat. Menurut ajaran teori ini, dasar hukum pemidanaan terletak pada kejahatan itu sendiri yaitu pembalasan atau penyiksaan, namun selain itu juga diakui bahwa dasar pemidanaan adalah tujuan hukum.
Perlindungan Konsumen
- Hubungan Hukum antara Pelaku Usaha dan
- Akibat Hukum antara Pelaku Usaha dan
Asas beneficence bertujuan untuk menyatakan bahwa segala upaya untuk menjamin perlindungan konsumen harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas keselamatan dan keamanan konsumen bertujuan untuk menjamin keselamatan dan keamanan konsumen dalam penggunaan, penggunaan dan penggunaan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi dan digunakan. Terciptanya sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur keamanan hukum dan keterbukaan informasi serta akses terhadap informasi.
Meningkatkan kesadaran pelaku usaha akan pentingnya perlindungan konsumen guna mengembangkan sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. Meningkatkan mutu barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan produksi barang dan/atau jasa bagi dunia usaha, kesehatan, kenyamanan, keselamatan, dan keamanan konsumen. Oleh karena itu, tujuan perlindungan konsumen harus dirancang dan dikembangkan secara terencana dan dipersiapkan sejak dini.
Pencapaian tujuan perlindungan konsumen tidak perlu melalui tahapan berdasarkan skema tersebut, namun dengan melihat urgensinya. Hak untuk menerima pembayaran sesuai dengan kesepakatan mengenai syarat dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Dalam pengertian ini ada unsur-unsurnya: perjanjian, penjual dan pembeli, harga dan barang. Dalam hubungan langsung antara pelaku usaha dan konsumen ada.
Akibat undang-undang akan berlaku sebagai pelaku perniagaan. kewajipan dengan baik dan pengguna akan melakukan perkara yang sama. mengadu) apabila keputusan yang diterima tidak mengikut perjanjian pada masa transaksi pembelian dan penjualan dilaksanakan. Dalam perjanjian atau perjanjian, jika pengusaha dapat memenuhi kewajibannya dengan baik, maka pengusaha telah melaksanakan prestasinya, tetapi jika pengusaha itu lalai dan tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik.
Pertanggungjawaban Pidana Atas Perampasan Kendaraan
Pada tahap awal, pihak leasing menginstruksikan debt collector untuk mengingatkan nasabah (debitur) akan kewajiban nasabah membayar angsuran yang jatuh tempo. Banyak cara yang dilakukan nasabah (debitur) untuk menghindari kewajiban membayar angsuran, seperti bersembunyi ketika debt collector datang ke rumah nasabah (debitur) untuk menagih, atau yang lebih parah lagi menggadaikan sepeda motornya kepada orang lain (pihak ketiga). yang biasanya belum memahami masalah kredit macet. Namun, selain kedua alternatif tersebut, bank biasanya menagih kartu kredit macet dengan menggunakan jasa “debt collector”.
Pihak leasing menggunakan jasa penagihan hutang dalam upaya menyelesaikan permasalahan rekening kredit macet dan menyelamatkan aset perusahaan agar tidak hilang karena alasan praktis tanpa harus melalui jalur hukum. Selain itu, biaya yang harus ditanggung penyewa dengan memilih jalur sipil cukup mahal dan tidak sebanding dengan nilai jual sepeda motor itu sendiri. Dalam dunia perbankan sudah menjadi hal yang lumrah menggunakan jasa penagihan utang baik dalam maupun luar negeri, bahkan perusahaan pembiayaan atau yang biasa disebut leasing pun juga menggunakan jasa serupa jika ingin menagih utang nasabahnya.
Debt collector merupakan pihak ketiga yang menghubungkan kreditor dan debitur dalam hal penagihan utang, penagihan ini hanya dapat dilakukan apabila kualitas tagihan pinjaman yang dimaksud termasuk dalam kategori diragukan atau kolektibilitas buruk. Namun, selain kedua alternatif tersebut, bank/perusahaan leasing biasanya menagih kredit macet dengan menggunakan jasa “debt collector”. 7 Tahun 1992 tentang Bank, tidak ada norma hukum yang melarang bank menggunakan jasa pihak ketiga (dalam hal ini debt collector) untuk menagih utang nasabah yang mengalami kredit macet.
Tidak ada norma hukum dalam undang-undang ini yang mengatur larangan terhadap bank yang menggunakan jasa penagihan utang untuk menagih utang dari nasabahnya, sehingga implikasi hukumnya adalah tidak ada pertanggungjawaban pidana bagi bank yang menggunakan jasa penagihan utang yang melakukan tindak pidana terhadap nasabahnya. . Dan apabila terbukti pihak leasing turut serta melakukan tindak pidana, maka izin usaha lembaga pembiayaan tersebut dapat dicabut. Penyerangan diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau cedera pada tubuh orang lain.
Namun pada kenyataannya, tidak semua tindakan yang dilakukan seseorang dapat dengan sendirinya dikatakan dilakukan dengan maksud untuk membuat orang lain sakit atau sakit, seperti misalnya menampar seseorang.
Perlindungan Konsumen Terhadap Tindak Pidana Atas
Asas kekuatan mengikat atau asas facta sun servanda dapat dilihat pada pasal 1338 alinea. Dalam penjelasan UU Perlindungan Konsumen, Pasal 18 ayat Sehingga diharapkan dengan adanya Pasal 18 ayat 1 UU Perlindungan Konsumen akan memperkuat konsumen dari posisinya sebagai pihak yang lemah dalam kontrak dengan pelaku usaha, sehingga menjadi setara.
Sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, disebutkan bahwa pelaku usaha dilarang mencantumkan klausul baku yang letak atau bentuknya sulit dilihat atau tidak terbaca jelas, atau sulit diungkapkan. untuk mengerti Kajian lebih lanjut terhadap suatu produk hukum yang timbul dalam bentuk undang-undang harus mempunyai ruh, dalam peraturan perundang-undangan karena ruh itu merupakan suatu kekuatan di dalamnya. Khusus dalam suatu perjanjian yang dibuat oleh para pihak, dari sudut pandang BW, kekuatan pengikatan kontrak tersebut dapat dilihat pada bunyi Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata yang menyatakan bahwa, “Segala perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai hukum bagi mereka yang memasukinya.
Hal ini bertentangan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012 dan persyaratan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia yang menyatakan bahwa penerima fidusia dapat meminta bantuan kepada pihak yang berwajib jika pemegang fidusia tidak menyerahkan benda fidusianya. Berkenaan dengan permasalahan tersebut, bentuk perlindungan konsumen atas pelaksanaan kendaraan yang belum matang diatur berdasarkan undang-undang no. Pemerintah mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perlindungan konsumen, sehubungan dengan penarikan kembali kendaraan bermotor yang diduga melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-Undang tentang Jaminan Fidusia dan Peraturan Menteri Keuangan.
130/PMK.010/2012, tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang melakukan Pembiayaan Konsumen Kendaraan dengan Jaminan Fidusia. Sanksi pidana terhadap perusahaan leasing yang mengambil paksa kendaraan pelanggan atau disebut juga penyitaan dapat dijerat dengan Pasal 365 KUHP atau KUHP terkait penyitaan.
PENUTUP
Saran