• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK YANG BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA

N/A
N/A
Febriani Muldiati

Academic year: 2024

Membagikan "EKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK YANG BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENGURUS PUSAT

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

( Indonesian Pediatric Society )

Committed in Improving the Health of Indonesian Children

Sekretariat: Jl. Salemba 1 No. 5, Jakarta Pusat 10430 Tel. +62 21 314 8410, Email: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id

REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA GAGAL GINJAL AKUT PADA ANAK

YANG BELUM DIKETAHUI PENYEBABNYA

14 September 2022

Perhatian Khusus

• Rekomendasi ini sifatnya dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan bukti-bukti ilmiah yang terbaru.

• Rekomendasi ini terbatas untuk dokter spesialis anak.

Latar belakang

Selama enam bulan terakhir terjadi peningkatan laporan kasus acute kidney injury (AKI) di Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, dan Padang disertai mortalitas yang tinggi sehingga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memandang perlu adanya kewaspadaan terhadap masalah ini. Laporan kasus tersebut didominasi oleh usia BALITA, previously healthy child, belum mendapatkan vaksinasi COVID-19, serta diduga terkait dengan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena mayoritas kasus menunjukkan riwayat infeksi COVID-19 sebelumnya yang ditandai dengan hasil positif pada antibodi SARS-CoV-2.

Definisi operasional

1. Memiliki riwayat demam/gejala infeksi lain.

2. Didiagnosis gagal ginjal akut yang belum diketahui etiologinya oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien.

3. Tidak mengalami kelainan ginjal sebelumnya atau gagal ginjal kronik.

Deteksi dini Pra-RS

Kewaspadaan dini pada tahap pra RS yaitu bila ditemukan pasien berusia <18 tahun dengan gejala demam, gejala infeksi saluran pernapasan akut (batuk; pilek), atau gejala infeksi saluran cerna, maka orangtua diedukasi untuk memantau tanda bahaya umum DITAMBAH melakukan pemantauan jumlah dan warna urin di rumah. Bila urin berkurang selama 24 jam ATAU tidak ada urin selama 12 jam, maka harus segera dibawa ke RS. Urin dikatakan berkurang jika berjumlah kurang dari 1 ml/kgBB/jam (Lihat petunjuk lanjutan cara menghitung dan mengenali warna urin untuk orangtua)

Intra-RS

Apabila didapatkan gejala demam atau riwayat demam dalam 7-14 hari terakhir disertai dengan gejala ISPA atau saluran cerna, serta volume urin berkurang, maka dapat dilakukan pemeriksaan awal untuk evaluasi MIS-C yaitu darah perifer lengkap, penanda inflamasi (CRP, prokalsitonin, ferritin atau LED), penanda koagulopati (D-dimer), fungsi hati (SGOT, SGPT) fungsi ginjal (ureum, kreatinin), urinalisis, antibodi SARS-CoV-2, serta pemeriksaan untuk menyingkirkan infeksi sekurang-kurangnya pemeriksaan kultur mikroorganisme. Jika diagnosis sesuai MIS-C maka dapat ditatalaksana sesuai kriteria MIS-C. Jika ada bukti penyebab lain maka dapat ditatalaksana sesuai dengan dugaan penyebab lain tersebut.

(2)

PENGURUS PUSAT

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

( Indonesian Pediatric Society )

Committed in Improving the Health of Indonesian Children

Sekretariat: Jl. Salemba 1 No. 5, Jakarta Pusat 10430 Tel. +62 21 314 8410, Email: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id

Kriteria rujukan ke RS dengan fasilitas dialisis anak bila didapatkan kriteria AKI stadium 3 sesuai Kidney Disease Improving Global Outcomes (KDIGO) sebagai berikut:

1. Kreatinin meningkat 3 x dari baseline 2. Kreatinin meningkat ≥ 2,5 mg/dl

3. Diuresis < 0,3 mL/kgBB/jam selama ≥ 24 jam 4. Anuria selama ≥ 12 jam

Rekomendasi tatalaksana 1. RS pra rujukan

a. Monitor volume balans cairan dan diuresis selama perawatan b. Monitor kesadaran, napas Kusmaull

c. Monitor tekanan darah

d. Pemeriksaan kreatinin serial per 12 jam

e. Segera rujuk bila didapatkan kriteria AKI stadium 3 (KDIGO)

f. Selama menunggu rujukan, dapat diberikan (metilprednisolon iv 2 mg/kgBB terbagi dalam 2 dosis).

2. RS rujukan

a. Stabilisasi ABC

b. Lakukan pemeriksaan lengkap darah, urin dan pencitraan, mencakup pencarian etiologi, komplikasi dan persiapan dialisis.

c. Restriksi cairan d. Medikamentosa:

− Antikoagulan profilaksis (unfractioned heparin 10 IU/kgBB/jam iv drip)

− Steroid (metilprednisolon iv 2 mg/kgBB terbagi dalam 2 dosis)

− IVIG 1-2 g/kgBB iv (jika memenuhi kriteria MIS-C dan atau terdapat penurunan kesadaran dan atau memenuhi kriteria AKI stadium 3 (KDGIO) dengan atau tanpa kombinasi steroid ).

− Antihipertensi alternatif nikardipin iv drip 1-3 mcg/kgBB/menit, apabila hipertensi belum teratasi dapat digunakan nitrogliserin (NTG).

− Koreksi asidosis dan imbalans elektrolit e. Rawat PICU sesuai indikasi

f. Biopsi ginjal dengan pewarnaan immunihistokimia g. Dialisis

Surveilans Kasus

Surveilans dikerjakan pada seluruh kasus dengan definisi operasional diatas.

1. Surveilans Kemenkes untuk pengumpulan spesismen ke Laboratorium Nasional Pusat Penyakit Infeksi

a. Jenis spesimen yang dikirimkan ke Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK):

1. Darah EDTA 3 mL (tabung tutup ungu) 2. Serum 1 ml

3. Rectal swab dalam VTM

4. Swab naso-orofaring dalam VTM

(3)

PENGURUS PUSAT

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

( Indonesian Pediatric Society )

Committed in Improving the Health of Indonesian Children

Sekretariat: Jl. Salemba 1 No. 5, Jakarta Pusat 10430 Tel. +62 21 314 8410, Email: ppidai@idai.or.id, website: www.idai.or.id

b. Pengepakan dan pengiriman spesimen

Pengepakan dan pengiriman spesimen sesuai dengan persyaratan transportasi materi biohazard dan memperhatikan selalu dalam kondisi dingin (cold chain), dengan menyertakan dokumen klinis pasien gagal ginjal akut yang belum diketahui penyebabnya, termasuk informasi mengenai pemeriksaan yang telah dilakukan di rumah sakit. Pengiriman spesimen harus mencantumkan Nama dan Nomor Kontak (HP/WA) pengirim spesimen.

c. Pengiriman

Laboratorium Nasional Pusat Penyakit Infeksi

Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kementerian Kesehatan.

Komplek Pergudangan Kemenkes, Jalan Percetakan Negara No.23A, Jakarta Pusat 10560 Telp. 021-42887606 / 42887583.

2. Surveilans IDAI

Semua anggota IDAI cabang yang menemukan kasus dengan definisi operasional diatas, mengisi link gform https://bit.ly/PelaporanKasusAKIUnknownOriginpadaAnak

Hotline IDAI

IDAI menyediakan hotline untuk pertanyaan seputar AKI UO yaitu +62 888-1999-666. Jika terdapat kesulitan IVIG, anggota melalui institusi resmi RS dapat bersurat ke Dirjen Farmalkes ditembuskan ke email PP IDAI (ppidai@idai.or.id) dan atau (idaisci@idai.or.id) serta hotline PP IDAI, untuk percepatan proses permintaan IVIG. Semua anggota yang melakukan permintaan IVIG, WAJIB mengisi gform:

https://bit.ly/PelaporanKasusAKIUnknownOriginpadaAnak

Demikian Smart Brief IDAI mengenai Kewaspadaan terhadap peningkatan kasus Acute Kidney Injury of Unknown Origin (AKIUO).

Dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) DR. Dr. Hikari Ambara Sjakti, Sp.A(K) Ketua Umum – NPA. 01 01801 2002 1 1 Sekretaris Umum – NPA. 01 02094 2006 1 1

Referensi

Dokumen terkait