A. Ketenagakerjaan di Indonesia 1. Konsep Ketenagakerjaan a. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada pekerjaan yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa.
Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena meskipun hubungan kerja dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah ketentuan yang WAJIB tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum publik.
PERATURAN & UU KETENAGAKERJAAN
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan dijelaskan bahwa Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Peraturan tersebut dilandasi dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi
2. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
3. Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya b. Tenaga Kerja
Pengertian Tenaga Kerja – Tenaga kerja hadir untuk memaksimalkan setiap faktor produksi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Setiap orang yang mampu untuk melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan jasa, serta memiliki usia yang sesuai, dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja.
Secara garis besar penduduk suatu negara juga dibagi menjadi dua yaitu, tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Bagi penduduk dengan usia 15-64 tahun sudah dapat dikatakan sebagai tenaga kerja walaupun belum atau masih secara aktif mencari kerja.
Tanpa adanya tenaga kerja, maka faktor produksi alam dan faktor produksi modal yang dimiliki suatu negara tidak dapat digunakan dengan maksimal.
Pengertian Tenaga Kerja Menurut Para Ahli
Sumber Gambar: Pexels
Berdasarkan Dr. Payaman yang dikutip A.Hamzah (1990) menyatakan bahwa tenaga kerja merupakan seseorang yang tengah bekerja, sedang mencari kerja atau sedang melaksanakan pekerjaan lainnya.
Secara praktis, tenaga kerja dapat dibagi sebagai angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, hal ini dapat terlihat dari penghasilan yang dimiliki apakah berasal dari jasa atau produk yang dihasilkan atau penghasilan dari pihak lain seperti, ibu rumah tangga dan pensiunan.
Berdasarkan Eeng Ahman & Epi Indriani, tenaga kerja merupakan jumlah populasi penduduk yang dapat dan sanggup bekerja jika memiliki permintaan bekerja serta dipengaruhi oleh usia dari tenaga kerja.
c. Angkatan Kerja
Tenaga kerja (Sumber:
Sebelumnya,kita ketahui Pada tahun 2017 penduduk Indonesia mencapai sekitar 260 juta dan karenanya Indoensia manjadi negara berpenduduk terpadat nomor empat di dunia. penduduk dalam suatu negara dibagi menjadi dua bagian yakni kelompok tenaga kerja dan kelompok bukan tenaga kerja. Kelompok tenaga kerja adalah penduduk berusia produktif yaitu berusia antara 15-64 tahun. Bagaimana dengan penduduk yang berumur kurang dari 15 tahun dan lebih dari 64 tahun? Tentu saja mereka termasuk dalam kategori bukan tenaga kerja.
ternyata tenaga kerja dibagi lagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok angkatan kerja dan kelompok bukan angkatan kerja. Perbedaan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja adalah pada batasan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang telah bekerja atau masih mencari pekerjaan. Sebaliknya, bukan angkatan kerja adalah penduduk
yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, misalnya pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, dan pensiunan.
d Kesempatan Kerja
Untuk menjalankan kegiatan perekonomi pasti membutuhkan tenaga kerja.
Kebutuhan akan tenaga kerja disebut sebagai kesempatan kerja. Definisi dari kesempatan kerja merupakan tersedianya lapangan kerja bagi angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, jumlah angkatan kerja dan tenaga kerja juga meningkat, namun tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang sama.
Oleh karena itu, dari sekian banyak angkatan kerja ada penduduk yang tidak bekerja atau disebut sebagai pengangguran.
dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lapangan kerja yang tersedia dalam suatu negara, semakin besar pula kesempatan kerja bagi tenaga kerja, sehingga semakin kecil tingkat pengangguran, dan berlaku sebaliknya.
Kesempatan kerja merupakan suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan lapangan pekerjaan yang dapat diisi angkatan kerja.
jenis – Jenis Tenaga kerja
1. Menurut Kemampuannya
Berikut ini jenis-jenis tenaga kerja menurut kemampuannya adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja terdidikTenaga kerja terdidik merupakan tenaga kerja yang mempunyai riwayat pendidikan tinggi. Pendidikan tertinggi tenaga kerja terdidik maksimal lulusan S1.
Contoh tenaga kerja terdidik : Profesor, dokter, Dosen , Guru, insinyur, TNI, polisi, dan lain sebagainya.
Tenaga kerja terlatihTenaga kerja terlatih yakni tenaga kerja yang mengandalkan keterampilan dan kemampuan khusus yang dikuasainya. Tenaga kerja terlatih ini tidak hanya orang yang memiliki riwayat pendidikan tinggi. Tetapi memiliki kemampuan atau keterampilan tertentu dan memiliki daya tangkap yang baik.
Tenaga kerja tidak terdidikYakni tenaga kerja yang tidak memiliki riwayat pendidikan yang tinggi serta tidak memiliki keterampilan tertentu, misalnya hanya sampai lulusan SMP ataupun SD.
Contoh tenaga kerja tidak terdidik : Tukang rongsok, kuli bangunan, buruh cuci dan lain sejenisnya.
2. Menurut Jenis Pekerjaannya
Berikut ini merupakan jenis-jenis tenaga kerja menurut pekerjaannya adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja lapangannaga kerja lapangan yakni tenaga kerja yang langsung terjun kelapangan.
Contoh tenaga kerja lapangan adalah marketing / pemasaran lapangan.
Tenaga kerja pabrikTenaga kerja pabrik yakni tenaga kerja yang bekerja disuatu pabrik.
Tenaga kerja kantor adalah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu kantor atau perusahaan.
Tenaga kerja kantorTenaga kerja kantor adalah tenaga kerja yang bekerja pada sebuah kantor atau perusahaan.
Contoh tenaga kerja kantor : Tenaga administrasi (ADM).
3. Menurut Sifatnya
Berikut ini jenis-jenis tenaga kerja menurut sifatnya adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja rohaniTenaga kerja rohani yakni tenaga kerja yang lebih menggunakan kemampuan otak atau pikirannya dibandingkan dengan tenaganya. Tenaga kerja rohani ini umumnya orang-orang yang bekerja di daerah yang bersih, berpenampilan baik, formal, dan sopan.
Contoh tenaga kerja rohani : Direktur, HRD, manajer, kepala devisi, kepala cabang, dan lain-lainnya.
Tenaga kerja jasmaniMerupakn tenaga kerja yang lebih mengandalkan tenaganya daripada
kemampuan otak atau pikirannya. Umumnya jumlah tenaga kerja jasmani ini sangat banyak jika dibandingkan dengan tenaga kerja rohani.
4. Menurut Hubungan dengan Produk
Dibawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut hubungannya dengan produk adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja langsungTenaga kerja langsung yakni tenaga kerja yang terjun langsung terhadap suatu barang atau produk.
Contoh tenaga kerja langsung : Tenaga kerja yang berada dibagian produksi barang.
Tenaga kerja tidak langsungMerupakan tenaga kerja yang berhubungan dengan suatu barang atau produk tapi tidak terjun langsung terhadap produk tersebut.
Contoh tenaga kerja tidak langsung : Tenaga kerja yang merancang / mendesain suatu produk yang akan dipasarkan.
5. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Berikut ini merupakan jenis-jenis produksi menurut fungsi pokok dalam suatu perusahaan , sebagai berikut :
Tenaga kerja bagian produksi Merupakan tenaga kerja yang kegiatannya membuat produk atau barang-barang yang akan dipasarkan.
Contoh tenaga kerja bagian produksi : Buruh pabrik yang bekerja dibagain produksi barang / produk.
Tenaga kerja bagian pemasaranMerupakan tenaga kerja yang bekerja di bagian pemasaran. Jenis tenaga kerja ini biasanya bertanggung jawab dalam memasarkan suatu produk atau barang yang telah selesai di produksi.
Contoh tenaga kerja bagian pemasaran : Marketing.
Tenaga kerja bagian umum dan administrasiMerupakan tenaga kerja yang bekerja dalam hal mengurus surat-menyurat dan kepentingan-kepentingah lain yang diluar kepentingan pemasaran dan kepentingan produksi barang.
Permasalahan Ketenagakerjaan
Di awal di sampaikan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat penduduk yang cukup tinggi. Sayangnya, tidak semua penduduk masuk ke dalam kelompok tenaga kerja. Tingkat pengangguran yang tidak rendah juga membuat semakin dibutuhkannya lapangan kerja. Apabila kebutuhan akan lapangan kerja tidak tersedia, maka akan timbul permasalahan
ketenagakerjaan di Indonesia.
1.Mutu Tenaga Kerja yang Relatif Rendah
Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang pertama akan aku bahas adalah rendahnya mutu tenaga kerja. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu tenaga kerja di Indonesia adalah tingkat pendidikan.
Rendahnya tingkat pendidikan dapat menyebabkan tenaga kerja di Indonesia minim akan pengetahuan dan penguasaan teknologi. Meskipun ada beberapa orang yang tingkat pendidikan rendah, namun dia bisa menyeimbangkan kemampuan dan keahliannya dengan mereka yang sarjana. Hal itu bisa karena faktor kerja keras, dimana mereka yang pendidikannya rendah akan berusaha sekuat tenaga untuk belajar berbagai hal agar pengetahuan dan keahliannya meningkat, bisa dengan belajar otodidak atau mengikuti kursus.
mutu tenaga kerja juga berpengaruh terhadap upah tenaga kerja Semakin tinggi kualitas tenaga kerja tersebut dilihat dari keahlian, jam terbang, dan pendidikannya tentu akan mendapatkan upah yang tinggi juga. Namun, upah tenaga kerja di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Brunei, dan Malaysia.
2.Ketersediaan Lapangan Kerja
Penduduk di Indonesia selalu mengalami peningkatan, seperti pada hasil sensus penduduk 2020 , bahwa terjadi peningkatan penduduk sebesar 32,56 juta jiwa dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 2010. Naiknya jumlah penduduk tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan permintaan akan lapangan kerja.
Memang menjadi hal yang klasik bahwa permasalahan ketenagakerjaan adalah ketersediaan lapangan kerja. Percepatan pertumbuhan penduduk tidak sejalan dengan percepatan pertumbuhan lapangan pekerjaan. Tentu saja hal itu membuat ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Hal tersebut semakin diperparah dengan banyaknya tenaga
kerja yang di PHK (pemutusan hubungan kerja). Hal itu akan semakin meningkatkan tingkat pengangguran.
3. Kelebihan Tenaga Kerja (Labour Surplus Economy)
kelebihan tenaga kerja juga bisa menjadi
masalah, Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini Indonesia mengalami peningkatan dalam hal
pertumbuhan lapangan kerja, namun tetap saja pencari kerja lebih banyak.
Jumlah penduduk yang besar akan menghasilkan angkatan kerja yang besar juga. Angkatan kerja yang besar tersebut kalau bisa dimanfaatkan dengan baik tentu dapat meningkatkan kegiatan perekonomian, sehingga
masyarakat menjadi lebih sejahtera dan pendapatan nasional meningkat.
Kelebihan tenaga kerja dapat menyebabkan pasar kerja kurang berkualitas, sehingga produktivitas tenaga kerja juga rendah.
4. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata
Selain permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia yang telah disebutkan di atas, persebaran tenaga kerja yang tidak merata juga menjadi masalah.
Sebagian besar tenaga kerja di Indonesia berada di Pulau Jawa, sedangkan daerah lain yang wilayahnya lebih luas masih ada yang kekurangan tenaga kerja. Jadi, ada ketidakseimbangan antara daerah yang satu dengan daerah lainnya,
Berdasarkan uraian materi diatas, kalian rangkum dan berikan kesimpulan dalam buku catatan !
Upaya Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja
Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak di Asia dan tentunya memiliki sumber daya manusia yang sangat besar. Namun, sangat
disayangkan karena ini tidak dibarengi dengan kesempatan kerja yang memadai, yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian secara nasional. Belum lagi ditambah kualitas tenaga kerja itu sendiri.
kurangnya daya saing yang disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan yang dimiliki oleh tenaga kerja di Indonesia adakalanya menjadi hambatan, mengingat hal ini membuat kemampuan untuk bersaing dengan mereka yang berasal dari luar negeri berkurang. Untuk itu, perlu adanya upaya lebih untuk meningkatkan ini. Pemerintah dalam hal ini tentu saja berperan besar.
Kendati demikian, upaya peningkatan ini sebenarnya bukan semata-mata menjadi tanggung jawab penuh dari pemerintah. Akan tetapi ada pihak lain seperti pihak swasta dan individu itu sendiri yang harus ikut serta dalam
mencari upaya yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia.
Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan guna meningkatkan kualitas tenaga kerja dan mengurangi permasalahan pengangguran di Indonesia,
diantaranya:
Upaya Pemerintah
Sebagai lembaga tertinggi yang berkewajiban untuk menyejahterakan rakyatnya, pemerintah memegang andil terbesar dalam upaya peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Adapun upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah :
Menyusun kurikulum dalam sistem pendidikan yang dapat
menghasilkan lulusan dengan keterampilan dan keahlian yang dapat digunakan untuk bersaing di dunia kerja.
Mendirikan lembaga pelatihan seperti Balai Latihan Kerja (BLK) atau menggalakan program yang ada di masyarakat seperti PKK dan Karang Taruna untuk meningkatkan kemampuan serta keterampilan dari para pekerja dan masyarakat.
Mengadakan pelatihan yang bersifat gratis, sehingga tidak
memberatkan pesertanya dengan tujuan sama yaitu peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja.
Upaya Swasta
Pihak swasta merupakan mitra dari pemerintah yang dapat membantu upaya peningkatan kualitas tenaga kerja di Indonesia. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pihak swasta atau perusahaan, antara lain :
Kerjasama dengan sekolah-sekolah yang memberikan kesempatan magang kepada siswanya.
Memberikan bantuan beasiswa pendidikan merupakan salah satu cara yang tepat.
Memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk mengembangkan diri untuk bagian internal, sebagai upaya peningkatan kualitas tenaga kerja.
Upaya Individu
Faktor terbesar yang mampu menciptakan tenaga kerja berkualitas bagus atau baik sejatinya bukan saja datang dari pemerintah ataupun swasta, melainkan individu itu sendiri. Tidak mungkin kualitas seseorang
meningkatkan tanpa adanya dorongan dari dirinya sendiri.
Hal serupa juga terjadi dalam pekerjaan, dimana seseorang haruslah memiliki niat dari dirinya sendiri untuk mendapatkan pekerjaan dan berusaha untuk menjadi lebih baik karena tidak akan ada perusahaan yang akan
memperkerjakan kita jika kita tidak memiliki kemampuan yang memadai untuk bersaing di dunia kerja.
Jenis Pengangguran
Pernah tidak kalian melihat, mahasiswa lagi demo, biasanya ada yang bawa spanduk tulisannya “buka lapangan pekerjaan, kurangi pengangguran!”.
Mungkin kalian tahunya pengangguran itu adalah orang yang tidak bekerja, tetapi sebenarnya ada jenis-jenis pengangguran dan sifatnya.
Jika dilihat secara umum, yang dimaksud pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15-64 tahun) dan tidak mempunyai pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan. Jika kita ingin
lebih spesifik lagi, pengangguran adalah orang-orang dalam angkatan kerja yang saat itu tidak bekerja/sedang mencari kerja, dengan sengaja tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkannya, atau mereka yang sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
Pengangguran dapat dikelompokkan menjadi beberapa jika dilihat berdasarkan sifat atau penyebab mengapa dia bisa menganggur, berikut ini adalah pengelompokkannya.
PENGANGGURAN BERDASARKAN PENYEBABNYA
1. Pengangguran Struktural
Perkembangan ekonomi dan kebutuhan manusia biasanya diikuti oleh perubahan struktur serta corak ekonomi. Biasanya perubahan ini
memerlukan keterampilan-keterampilan baru untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Pengangguran jenis ini terjadi ketika para tenaga
kerja tidak dapat mengikuti keterampilan yang diminta karena adanya perubahan struktur ekonomi. Karena itu disebut dengan pengangguran
struktural.
2. Pengangguran Konjungtur
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang terkena dampak perubahan dalam perekonomian, utamanya adalah dampak dari
permintaan-penawaran terhadap suatu barang. Mereka adalah pekerja yang harus dikurangi pada saat produksi menurun karena berkurangnya permintaan, hal ini dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar.
3. Pengangguran Friksional
Pengangguran ini terjadi karena adanya sebuah kesulitan,
yaitu mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan. Hal ini terjadi karena banyak hal, tetapi biasanya letak geografis dan kekurangan informasi menjadi penyebab utamanya. Selain itu, pencari kerja yang
berhenti karena mencari kesempatan yang lebih baik juga termasuk dalam golongan ini.
4. Pengangguran Musiman
Pengangguran ini terjadi karena adanya perubahan musim. Misalnya petani, mereka hanya akan bekerja pada saat musim tanam dan musim panen, tetapi setelah itu mereka akan menganggur, inilah yang disebut pengangguran musiman.
5. Pengangguran Teknologi
Pengangguran ini terjadi karena bidang-bidang produksi yang
dulunya dikerjakan dengan tenaga manusia, sekarang bisa menjadi lebih mudah jika dikerjakan dengan teknologi. Hal inilah yang membuat posisi manusia tergusur dan digantikan oleh mesin.
6. Pengangguran Voluntary
golongan ini adalah orang-orang yang menganggur dengan sukarela, mereka sebenarnya bisa mendapatkan kerja, tetapi tidak mau/sukarela tidak bekerja. Biasanya hal ini terjadi karena orang tersebut dapat warisan atau faktor lain yang menyebabkan dia tidak perlu bekerja (kaya mendadak).
PENGANGGURAN BERDASARKAN SIFATNYA
1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang tidak memiliki
pekerjaan. Pengangguran terbuka terjadi karena kurangnya kesempatan kerja yang ada, tidak mau bekerja atau adanya ketidakcocokan antara
lowongan kerja yang ada dengan latar belakang pendidikan.
2. Setengah Menganggur
Setengah menganggur adalah orang yang pekerjaannya kurang dari 35 jam per minggu.
3. Pengangguran Terselubung
Pengangguran ini terjadi ketika ada tenaga kerja yang tidak bekerja dengan maksimal, dalam artian sebenarnya dia bisa melakukan hal yang lebih, tetapi karena tidak dibutuhkan maka ia menyimpan kemampuannya tersebut.
Contohnya , dalam pembuatan sebuah mobil-mobilan dibutuhkan 2 orang pekerja, tetapi karena tidak tega dengan sepupunya yang menganggur, Pak Hassan sebagai pemilik perusahaan menyuruh sepupunya membuat sebuah mobil mainan. karena sepupu pak Hassan ini adalah tenaga tambahan/orang ke 3, maka dia tidak perlu bekerja secara maksimal karena sebenarnya sudah cukup 2 orang untuk produksi.
Berdasarkan penjelasan , kalian simpulkan tentang pengangguran
Pengertian Upah
Upah adalah hak yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan terhadap jasa pekerjaan yang telah dilakukan.
Dengan adanya upah yang layak dan sesuai, orang-orang yang melakukan pekerjaan akan termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik mungkin. Dalam perusahaan biasanya selain untuk memotivasi, upah juga memiliki 2 tujuan lain yaitu:
- Menarik pekerja berbakat agar mau bekerja di perusahaan tersebut;
- Mempertahankan pekerja terbaik/teladan untuk tetap bekerja dan tidak pindah ke perusahaan lain.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi sebuah perusahaan dalam
mengeluarkan kebijakan pemberian upah kepada pekerjanya, yaitu tingkat persaingan upah dengan usaha sejenis, struktur upah kepada tingkatan pekerja, dan yang terakhir adalah performa pekerja itu sendiri. Jika pekerjaannya mencapai tujuan perusahaan, maka dia layak diberikan apresiasi lebih.
Di Indonesia sendiri, upah yang diberikan kepada pekerja di Indonesia ada beberapa jenis, tiap jenis upah memiliki cara pembayarannya sendiri, berikut ini adalah jenis-jenisnya:
Jenis-jenis Sitem Upah
1. Sistem upah menurut waktu. Dalam pembayaran upah berdasarkan waktu, upah dibayarkan berdasarkan lamanya seseorang melakukan pekerjaannya, upah ini dapat diberikan secara harian, mingguan, atau bulanan.
2. Sistem upah borongan. Upah borongan adalah upah yang diberikan pada awal pengerjaan suatu hal sampai dengan hal tersebut selesai, tanpa adanya penambahan upah jika ada penambahan pekerjaan. Misalnya pak Salam ingin membangun rumah 2 lantai, Ia mempekerjakan tukang yang dibayar sebesar RP.20.000.000 dari awal hingga rumah tersebut siap huni, tanpa adanya penambahan upah kembali dan biasanya dibayarkan di awal pengerjaan.
3. Sistem Co-Partnership. Sistem ini memberikan upah kepada pekerjanya berupa saham atau obligasi perusahaan. Dengan memberikan obligasi atau saham, perusahaan berharap pekerja mempunyai rasa memiliki kepada perusahaan sehingga bisa lebih produktif.
4. Sistem Upah Premi/ bonus. Sistem ini memungkinkan pekerja untuk mendapatkan upah khusus karena prestasi di luar kelaziman, misalnya bekerja pada hari libur, melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya, atau memiliki suatu keterampilan yang sangat khusus.
5. Sistem Upah Berkala. Upah ditentukan dari tingkat kemajuan atau kemunduran hasil penjualan, jika penjualan meningkat maka upah akan meningkat, begitu pula sebaliknya.
Itulah beberapa sistem upah yang umum digunakan di Indonesia untuk membayar jasa/pekerjaan yang telah dilakukan oleh pekerja kepada perusahaan. sebenarnya gaji dan upah tidak memiliki perbedaan yang terlalu signifikan, hanya saja gaji adalah pengganti upah untuk jasa yang sifatnya lebih panjang atau konstan yang dibayarkan secara berkala dalam penghitungan waktu yang lebih panjang, misalnya bulanan atau triwulan.
Teori upah
Agar lebih memahami mengenai upah dan pembentukan tingkat uapah, berikut dikemukakan beberapa teori upah.
a. Teori upah alami
Besar upah alami bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja dipasar
b. Teori upah besi
Upah yang diterima pekerja merupakan upah minimal sehingga pengusaha meraih laba sebesar-besarnya.
c. Teori upah etika
Upah yang disesuaikan dengan beban pekerjaan yang dilakukan pekerja.
Upah harus mampu membiayai pekerja agar hidup layak.
Pertanyaan
Anya menerima pekerjaan berupa membuat graffiti di sebuah coffee
shop ternama dengan mendapatkan upah sebesar Rp8.500.000,00. Jumlah tersebut merupakan hasil negosiasi antara Anya dan Zaki di awal penentuan proyek pembuatan grafiti di coffee shopnya. Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka sistem upah yang diterapkan adalah …. a. ditentukan oleh
masyarakat
b. penetapan upah minimum
c. disesuaikan dengan kebutuhan penerima kerja d. kesepakatan antara pemberi dan penerima kerja e. permintaan dan penawaran kerja