Adanya konsep Tunggu Tubang menyebabkan hilangnya hak anak laki-laki yang berkeluarga untuk menerima dan mengelola harta orang tua. Dalam penguasaan aset, anak yang disebut Wait Tubang diawasi dan dibantu oleh seorang anak laki-laki bernama Payung Jurai. Jadi dalam adat Semendo, perempuan yang tertua/menunggu tubanglah yang berhak dan bertanggung jawab atas harta peninggalan.
Menurut Bpk. Pernyataan Syukri, tradisi menunggu tubang dalam adat Semendo dan warisan Islam tidak bisa dihubungkan atau disesuaikan. Sebab jika dikaitkan, tradisi menunggu tubang dalam adat Semendo jelas tidak diperbolehkan dalam syariat Islam. Menurut penuturannya, hukum waris adat Semendo yang menggunakan sistem adat menunggu tubang masih diterapkan oleh masyarakat Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat.
Katanya, berhubung pembahagian harta dalam adat Semendo, harta tuan rumah Tubang dalam bentuk rumah dan tanah tidak boleh dibahagikan. Apabila dilihat aspek-aspek yang terdapat dalam Undang-undang Ekonomi Syariah di atas, tradisi adat tunggu tubang yang wujud dalam masyarakat tradisional Semendo di kampung Padang Tambak lebih cenderung kepada aspek pemilikan harta, iaitu pemindahan harta. kekayaan daripada ibu bapa. Jadi, tradisi menunggu akad nikah dalam masyarakat Semendo bukanlah pewarisan, tetapi pemindahan harta dan perpindahan tanggungjawab kepada gadis selepas berkahwin.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem menunggu tubang pada masyarakat adat Semendo sudah sesuai dengan hukum ekonomi syariah. Terlihat, dari 12 prinsip yang ada, praktik menunggu tubang hampir mencakup ruang lingkup prinsip tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pembagian harta peninggalan dalam masyarakat adat Semendo yang dalam hal ini diserahkan kepada tubang penanti merupakan peralihan hak dan kewajiban dari pada orang tua.
Berdasarkan data yang terkumpul di lapangan dan kemudian dianalisis, peneliti menyimpulkan bahwa pembagian harta warisan di antara masyarakat adat Semendo yang dalam hal ini diserahkan kepada para tubang penantian merupakan pengalihan hak dan tanggung jawab sebagai orang tua. Sikap masyarakat terhadap penantian anak Tubang di Desa Pulau Panggung, Kecamatan Semende Darat Laut, Kabupaten Muara Enim.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian Relevan
LANDASAN TEORI
Hukum Waris Adat
- Pengertian Hukum Waris Adat
- Macam-Macam Hukum Waris Adat
- Hukum Waris Adat Semendo
- Folosofi Hukum Waris Adat Semendo
Jika hanya ada anak kandung laki-laki dalam keluarga, diadakan musyawarah keluarga untuk menentukan siapa yang akan menjadi anak Tunggu Tubang. Hak anak Penunggu Tubang setelah kedua orang tuanya meninggal adalah meneruskan hak yang diberikan kepada mereka. Jika timbul masalah dalam keluarga, ahli waris yang menunggu tubang harus mendengarkan pendapat saudara laki-lakinya.
Hukum Ekonomi Syariah
- Pengertian Hukum Ekonomi Syariah
- Aspek-Aspek Hukum Ekonomi Syariah
- Prinsip- Prinsip Hukum Ekonomi Syariah
Adapun yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat untuk mendapatkan data perspektif filosofi pembagian warisan adat Semendo mengenai prinsip hukum ekonomi syariah. 10 Hasil wawancara dengan Bpk. Nasrun, tokoh adat Semendo, Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, 13 Desember 2019. 12 Hasil wawancara dengan Bpk. Nasrun, tokoh adat Semendo, Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, 13 Desember 2019.
13 Hasil wawancara dengan Bpk. , Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 13 Desember 2019. 16 Hasil wawancara dengan Bapak. Syukri, tokoh agama di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, pada 15 Desember 2019.
17 Hasil wawancara dengan Bpk. Syukri, tokoh agama di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 15 Desember 2019. 19 Hasil wawancara dengan Bapak. Syukri, seorang tokoh agama di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 15 Desember 2019. 20 Hasil wawancara dengan Bpk. Kurnaidi, tokoh masyarakat di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, pada 14 Desember 2019.
21 Hasil wawancara dengan Sdri. Kurnaidi, tokoh masyarakat di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat, pada 14 Desember 2019. Salah satu warisan bersama tersebut dapat dilihat di Komunitas Semendo, Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sifat Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan data
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Padang Tambak Kecamatan Way
Pada awalnya Pekon Padang Tambak merupakan hutan belantara dimana masih sedikit sekali masyarakat yang tinggal di Pekon Padang Tambak. Saat itu Pekon Padang Tambak masih berafiliasi dengan Pekon Suka Raja, tepatnya nama dusunnya adalah Dusun Bughuk yang kini menjadi Pemangu Marga Jaya Pekon Suka Raja. Sehingga masyarakat saat itu ingin membentuk dusun sendiri dan terpisah dari Pekon Suka Raja.
Awalnya terbentuknya desa Padang Tambak karena pada saat itu terdapat sebuah bukit yang diyakini masyarakat sebagai tanah suci. Maka pada saat itu masyarakat memutuskan untuk menamai desa/dusun Padang Tambak. Desa Padang Tambak merupakan salah satu dari delapan desa desa di kecamatan Way Tenong yang berjarak 2 km dari kantor kecamatan.
Saat ini, Pekon Padang Tambak terdiri dari tujuh pemangku kepentingan, memiliki total 956 kepala keluarga dan 3.870 warga tinggal di Pekon Padang Tambak.
Filosofi Pembagian Waris Adat Semendo
En Nasrun menegaskan harta yang diberikan kepada anak perempuan itu bukanlah harta pusaka, tetapi harta pusaka yang perlu dijaga dan diamanahkan kepada anak sulung/yang sedang menunggu kelahiran sebagai orang yang bertanggungjawab. Jika Tunggu Tubang tidak boleh dipercayai dan tidak bertanggungjawab dalam melaksanakan tanggungjawabnya, dia akan dibicarakan sebagai ahli keluarga. Jika setelah dibicarakan masih terdapat pelanggaran, maka hak untuk bekerja dan hak menunggu diambil oleh ahli waris untuk sementara waktu sehingga dia dapat menunaikan kewajibannya sebagai orang yang menunggu.
Jika setelah ditegur oleh anak sulung waris masih mengabaikan tanggungjawabnya, jawatan waris akan diturunkan atau digantikan dengan waris lain. Tambah Encik Nasrun, sekiranya dalam keluarga yang berpegang kepada tradisi menunggu kelahiran tiada gadis, maka Dalam adat Semendo, harta yang diterima daripada tunggu tubang adalah harta yang diberikan berdasarkan aspek kasih sayang terhadap wanita, dengan mengambil kira fitrah. daripada mereka yang lemah. 15.
Menurut ucapan En. Pandangan agama Syukria tentang pembahagian harta dalam adat Semendo tiada masalah, kerana ia bukan harta pusaka tetapi harta yang harus dijaga oleh tungu tubang untuk kesejahteraan bersama. Berlainan pula jika harta yang diserahkan kepada si mati itu dianggap sebagai harta pusaka, yang pastinya waris lain tidak berhak mengambilnya atau mengambil manfaat daripadanya. Manakala tunggu tubang dalam adat Semendo tidak melibatkan harta pusaka, tetapi peralihan kuasa ke atas harta yang ditinggalkan yang pengurusannya komited sepenuhnya kepada tunggu tubang, manakala faedahnya adalah untuk kesejahteraan seluruh ahli keluarga. 17.
Tambahnya, penentuan bahagian harta pusaka dalam adat Semendo menunggu kejatuhan lebih berlandaskan kasih sayang kepada wanita yang lemah dan tidak mudah merajuk.
Analisis
Pasal 21 Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah menyebutkan bahwa asas ikhtiyari/sukarela artinya setiap akad dibuat menurut kehendak para pihak. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa jika dalam pelaksanaan sesuatu berdasarkan asas-asas tersebut, yaitu kebebasan individu, hak milik, jaminan sosial, pelarangan akumulasi kekayaan dan kesejahteraan sosial, dapat dipastikan bahwa proses yang dilakukan sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Begitu juga dengan masyarakat adat Semendo yang berada di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat dimana dalam pelaksanaan pewarisan hanya anak perempuan sulung yang mendapat harta peninggalan dari kedua orang tuanya, sedangkan anak laki-laki tidak mendapat harta peninggalan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa aspek hukum ekonomi Islam adalah kepemilikan, keseimbangan, dan keadilan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijelaskan oleh peneliti di atas, dapat dijelaskan bahwa ahli waris perempuan dalam adat Semendo yang biasa disebut Tunggu Tubang adalah mereka yang memiliki kewenangan untuk mengurus, memelihara, dan memanfaatkan harta warisan. aset berupa sawah, rumah dan sebidang tanah perkebunan. Harta tersebut kemudian dialihkan kepada anak perempuan sebagai penjaga tubang yang nantinya berhak mengelola seluruh harta orang tuanya.
Namun jika penantian tubang didasarkan pada prinsip hukum ekonomi syariah, maka lebih cenderung mengikuti prinsip keadilan, keseimbangan, maslaha, keterwakilan, tazkiyyah, falaha, kebaikan (ihsan), tanggung jawab, dan prinsip kifaya. Pelaksanaan pembagian warisan pada masyarakat adat Semendo di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat bagi ahli waris yang menunggu tubang sudah sesuai dengan prinsip hukum ekonomi syariah yaitu kebebasan pribadi, hak milik, jaminan sosial, larangan penimbunan kekayaan dan kemakmuran masyarakat. Berkaitan dengan prinsip hukum ekonomi syariah, pelaksanaan pembagian warisan pada masyarakat adat Semendo di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat bagi ahli waris tubang yang menunggu sesuai dengan prinsip hukum ekonomi syariah yaitu kebebasan individu, hak milik, jaminan kesejahteraan sosial, larangan akumulasi kekayaan dan kesejahteraan sosial.
Tinjauan Hukum Ekonomi Islam Tentang Pelaksanaan Pembagian Harta Warisan Adat Lampung Studi Kasus Di Desa Kibang Start III Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
PENUTUP
Saran
Bagaimana filosofi berbagi warisan adat Semendo di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat. Apa dasar penentuan pembagian warisan dalam adat Semendo dengan sistem Tunggu Tubang? Apakah penetapan warisan adat Semendo dengan sistem Tunggu Tubang juga mempertimbangkan pertimbangan ekonomi?
Mengapa masyarakat Suku Semendo di Desa Padang Tambak, Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung Barat yang mayoritas beragama Islam dan dikenal taat beragama, tetap mempertahankan pelaksanaan pembagian waris menurut hukum adat, bukan hukum Islam? Apakah hukum waris adat Semendo masih dipraktekkan oleh masyarakat adat Semendo di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat? Dokumentasi saat wawancara dengan tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat di Desa Padang Tambak Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat.