• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekosistem danau dan waduk - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Ekosistem danau dan waduk - Spada UNS"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

EKOSISTEM

DANAU DAN WADUK

ALANINDRA SAPUTRA

PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UNS | LIMNOLOGI | 2019

(2)

STRUKTUR EKOSISTEM PERAIRAN DARAT (INLAND WATER)

PERAIRANMENGALIR (LOTIC WATER)

Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus,

contohnya antara lain: sungai, kali, kanal, parit, dan lain-lain

PERAIRAN MENGGENANG (LENTIC WATER)

Perairan menggenang disebut juga perairan tenang yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi

dalam periode waktu yang lama. Arus tidak menjadi faktor pembatas

utama bagi biota yang hidup didalamnya. Contoh perairan lentik antara

lain: Waduk, danau, kolam, telaga, situ, belik, dan lain-lain

(3)

SKEMA BENTUK-BENTUK PERAIRAN DARATAN

(Sumber: Alexander Barus, 2002)

(4)

EKOSISTEM PERAIRAN MENGGENANG

TIPE-TIPE PERAIRAN LENTIK

Perairan menggenang dibedakan menjadi perairan alamiah dan buatan.

Berdasarkan proses pembentukkannya perairan alami dibedakan

menjadi perairan yang terbentuk karena aktifitas tektonik dan karena aktifitas vulkanik.

Beberapa contoh perairan lentik yang alamiah antara lain: danau,

rawa, situ, telaga, dan Laguna sedangkan perairan buatan antara lain

adalah waduk, kolam, belik

(5)

DANAU

Danau merupakan perairan lentik yang alami, dan terdiri dari danau VULKANIK yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa letusan gunung berapi, dan danau TEKTONIK yaitu danau yang terbentuk karena peristiwa tektonik misalnya akibat gempa bumi.

Danau vulkanik dan tektonik banyak terdapat di indonesia

karena indonesia wilayahnya merupakan gugusan gunung

berapi dan terdapat pada lempeng benuai yang labil

(6)

• Danau memiliki kedalaman yang sangat dalam, berair jernih, penyuburannya relatif lambat, produktifitas primer rendah dan pada tahap awal

perkembangannya keanekaragaman organismenya juga rendah

• Danau vulkanik pada awal terbentuknya memiliki suhu air yang tinggi, kaya akan bahan belerang, miskin bahan organik, sehingga hanya organisme

tertentu yang memiliki kemampuan adaptasi khusus seperti kelompok algae cianophyta yang menjadi organisme pioner di sana.

• Danau tektonik pada awal perkembangannya suhu air relatif rendah, air jernih, memiliki kandungan bahan organik yang cukup lengkap sehingga dapat dihuni oleh berbagai jenis organisme, meskipun dengan jenis dan

densitas yang masih sangat terbatas karena tingkat penyuburannya relatif

lambat

(7)

PROSES TERBENTUKNYA DANAU

(8)

TEKTONIK

• Danau Yang Terbentuk Karena Proses Lipatan Kerak Bumi.

Contoh:

• D. Diatas (Sumatra Barat)

• D. Dibawah (Sumatra Barat)

• D. Poso (Sulawesi Tengah),

• D. Matano (Sulawesi Selatan)

• D. Lore Lindu (Sulawesi Tengah)

• D. Singkarak (SUMATERA BARAT) ,

• D. Towuti (Danau Purba) (Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan),

• D. Tempe (Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan)

• D. Laut Tawar Takengon (Dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah)

(9)

VULKANIK/TEKTONIK

• DANAU YANG TERBENTUK KARENA PROSES LETUSAN GUNUNG DAN LIPATAN KERAK BUMI

CONTOH:

• D. KERINCI (JAMBI)

• D. RANAU (LAMPUNG)

• D. TOBA

(10)

KALDERA

• DANAU YANG TERBENTUK KARENA PROSES VULKANIK, LETUSAN GUNUNG

CONTOH: BATUR (BALI), BERATAN (BALI), BUYAN (BALI), TAMBLINGAN (BALI), MANINJAU (SUMATERA BARAT)

(11)

CRATER

• DANAU YANG TERBENTUK KARENA PROSES VULKANIK, BEKAS KAWAH GUNUNG BERAPI

CONTOH: SEGARA ANAK (LOMBOK), TIGAWARNA (FLORES), TONDANO (SULAWESI UTARA)

(12)

FLOODPLAIN

• PERAIRAN LENTIK YANG SEBENARNYA MERUPAKAN DATARAN BANJIR

CONTOH: LIMBOTO (GORONTALO), SINDENRENG (SULAWESI SELATAN), TEMPE (SULAWESI SELATAN)

(13)

LANDSLIDE

PERAIRAN TERGENANG YANG TERBENTUK KARENA

PERGESERAN LAHAN SEHINGGA TERBENTUK BASIN

CONTOH: DANAU SENTANI, RAWA PENING

(14)

GLASIAL

Terdapat di belahan bumi yang sering tertutup es. Pada saat es mencair maka akan mengisi cekungan yang ada

disekitarnya.

(15)

KEMIKAL

Dolina, sumuran yang berbentuk kerucut di ekosistem karst, terbentuk karena larut nya lapisan secara kimiawi, maka

muncullah stalaktit dan stalagmit.

Contoh: Luweng Jomblang dll. di Gunung Sewu, Gunung

Kidul

(16)

OX-BOW

Dinamika erosi, abrasi dan akumulasi sedimen akan menutup aliran lama dan membuka aliran baru.

Bentuk kelokan sungai akan terputus menjadi perairan tergenang yang berbentuk lengkung/setengah lingkaran sehingga disebut danau tapal kuda.

Terdapat di DAS: Membramo, Kapuas, Serayu, Bengawan

Solo, dll.

(17)

SEMI-NATURAL

Pada awalnya perairan tergenang ini sudah ada tetapi

dimodifikasi/ diperbarui oleh manusia karena kepentingan tertentu.

Contoh: Rawa Pening, Rawa Jombor

(18)

MAN-MADE LAKE

Perairan tergenang yang terbentuk karena membendung sungai.

Contoh:

Jatiluhur, Saguling,Cirata, Sempor, Gajah

Mungkur, Kedung Ombo, Sermo, Mrica, Wadas

Lintang, dll.

(19)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

SUHU

kedalaman danau yang cukup tinggi mengakibatkan terbentuknya zonasi berdasarkan kedalaman.

Suhu air akan menurun dengan meningkatnya kedalaman, sampai batas zona fotik dan setelah itu suhu relatif stabil.

Pada zona mesofotik terjadi penurunan suhu yang sangat drastis, wilayah ini dikenal sebagai termoklin.

Pada danau vulkanik suhu cenderung tinggi dan menjadi faktor pembatas utama bagi kehidupan. Pada perkembangannya suhu pada danau vulkanik akan menurun sampai batas tertentu mengikuti perubahan suhu lingkungan terestrial di daerah tersebut

(20)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

• KEDALAMAN

Danau memiliki kedalaman yang tinggi dan ini menjadi faktor pembatas bagi kehidupan organisme.

Kedalaman akan berkorelasi dengan banyak faktor fisik dan

kimiawi perairan seperti suhu, daya tembus cahaya matahari,

tekanan hidrostatik dan lain-lain

(21)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

• KEKERUHAN

Pada awal pembentukan Kekeruhan pada ekosistem

danau cenderung rendah, hal ini karena kandungan

bahan organik pada ekosistem ini masih sedikit dan

organisme yang hidup di daerah ini juga relatif sedikit

(22)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

• ARUS

Arus air cenderung bergerak vertikal karena adanya peristiwa upweling.

Badan air yang dalam menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu.

Pada sianghari suhu permukaan naik sehingga molekul air merenggang, tekanan menurun sedangkan suhu dasar perairan suhu lebih rendah.

Perbedaan ini menyebabkanair bergerak vertikal

(23)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

• DO, BOD, COD

DO pada ekosistem danau pada awal perkembangannya relatif tinggi, karena pemanfaatan oleh aktivitas organisme rendah.

Sumber oksigen terlarut utamanya berasal dari pengikatan langsung dari udara, sedangkan dari aktivitas fotosintesis masih sangat rendah.

Pada tahap perkembangan selanjutnya DO akan fluktuatif sesuai dengan banyaknya aktifitas hidup, dan penyuburan.

BOD juga relatif kecil karena bahan organik dalam ekosistem masih rendah,

COD juga demikian

(24)

FAKTOR FISIK DAN KIMIAWI DANAU

• pH

pH pada air danau sangat tergantung dari proses

pembentukan danau tersebut, dan tempat dimana danau itu

terbentuk

(25)

VOLUME DAN DISTRIBUSI AIR TAWAR YANG TERDAPAT DI BUMI

(26)

ZONASI

Terdapat zona-zona primer yang secara umum telah dikenal dan memiliki kesamaan dengan zonasi pada lingkungan laut

• ZONA LITORAL

Merupakan daerah pinggiran perairan yang masih bersentuhan dengan daratan. Pada daerah ini terjadi percampuran sempurna antara

berbagai faktor fisiko kimiawi perairan.

Organisme yang biasanya ditemukan antara lain: tumbuhan akuatik berakar

atau mengapung, siput, kerang, crustacean, serangga, amfibi, ikan, perifiton

dan lain-lain

(27)

ZONASI

• ZONA LIMNETIK

Merupakan daerah kolam air yang terbentang antara zona litoral di satu sisi dan zona litoral disisi lain.

Zona ini memiliki berbagai variasi secara fisik, kimiawi maupun kehidupan di dalamnya.

Organisme yang hidup dan banyak ditemukan di daerah ini antara lain: ikan,

udang, dan plankton

(28)

ZONASI

• ZONA PROFUNDAL

Merupakan daerah dasar perairan yang lebih dalam dan menerima sedikit cahaya matahari dibanding

daerah litoral dan limnetik.

Bagian ini dihuni oleh sedikit organisme terutama dari

organisme bentik karnivor dan detrifor

(29)

ZONASI

• ZONA SUBLITORAL

Merupakan daerah peralihan antara zona litoral dan zona profundal.

Sebagai daerah peralihan zona ini dihuni oleh banyak jenis

organisme bentik dan juga organisme temporal yang datang

untuk mencarai makan

(30)

BAGIAN BADAN AIR



Zona Littoral

Limnetik Profundal

(31)

ZONASI

Berdasarkan besarnnya intensitas cahaya matahari yang masuk, perairan dibagi menjadi 3 zona yaitu:

• ZONA EUFOTIK/FOTIK

cahaya matahari masih dapat menembus wilayah tersebut

Daya tembus cahaya matahari sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

tingkat kekeruhan/turbiditas, intensitas cahaya matahari itu sendiri, densitas fitoplankton dan sudut datang cahaya matahari.

Zona ini merupakan zona produktif dalam perairan dan dihuni oleh berbagai macam jenis biota di dalamnya.

Merupakan wilayah yang paling luas pada ekosistem perairan daratan, dengan kedalaman yang bervariasi

(32)

ZONASI

• ZONA AFOTIK

Bagian perairan yang gelap gulita karena cahaya matahari tidak dapat menembus daerah ini.

Di daerah tropis zona perairan tanpa cahaya hanya ditemui pada perairan yang sangat dalam atau perairan-perairan yang hipertrofik.

Pada zona ini produsen primer bukan tumbuh-tumbuhan algae tetapi terdiri dari jenis-jenis bakteri seperti bakteri Sulfur.

Tidak adanya tumbuh-tumbuhan sebagai produsen primer karena tidak adanya cahaya matahari yang masuk, menyebabkan daerah ini miskin olsigen (DO rendah).

Biota yang hidup hanya karnifor ataupun detrifor

(33)

ZONASI

• ZONA MESOFOTIK

Bagian perairan yang berada diantara zona fotik dan afotik atau dikenal sebagai daerah remang-remang.

Sebagai daerah ekoton, daerah ini merupakan wilayah perburuan

bagi organisme yang hidup di zona afotik dan juga organisme yang

hidup di zona fotik

(34)

BAGIAN BADAN AIR



Zona Littoral

Zona Afotik

Batas kompensasi

Zona Pelagik

Zona Fotik

Zona Profundal

Radiasi matahari

Muka air

(35)

BATAS KOMPENSASI CAHAYA MATAHARI MEMBEDAKAN BAGIAN BADAN AIR YANG TERKENA SINAR MATAHARI DENGAN YANG TIDAK MENERIMA SINAR MATAHARI SEHINGGA

BAGIAN AFOTIK TIDAK ADA PROSES

FOTOSINTESIS.

(36)

BAGIAN BADAN AIR



Littoral

Epilimnion

Hypolimnion Metalimnion

Muka air

(37)

LITTORAL

BAGIAN TEPI BADAN AIR YANG DITUMBUHI TUMBUHAN AIR YANG AKARNYA MASUK

KEDALAM SUBSTRAT DASAR PERAIRAN.

(38)

EPILIMNION

LAPISAN BADAN AIR YANG TERATAS DAN MENDAPATKAN OKSIGEN BERASAL DARI DIFUSI UDARA. TEMPERATUR RELATIF STABIL

DAN HANGAT, SELURUH AIR DAPAT

TERCAMPUR OLEH ANGIN/GELOMBANG

(39)

METALIMNION

LAPISAN HORISONTAL BADAN AIR ANTARA EPILIMNION DENGAN HIPOLIMNION, LAPISAN INI TIDAK SELALU ADA DAN BENTUK

SANGAT DINAMIS DAPAT BERUBAH-UBAH SETIAP SAAT.

LAPISAN PERAIRAN INI TIDAK TERCAMPUR BAIK DENGAN EPI- MAUPUN HIPOLIMNION.

PERUBAHAN TREMPERATUR RELATIF BESAR SEHINGGA DISEBUT

JUGA THERMOKLIN.

(40)

HIPOLIMNION

LAPISAN TERBAWAH TETAPI BIASANYA LAPISAN PALING TEBAL, TEMPERATUR LEBIH DINGIN DAN

DENSITAS LEBIH BESAR.

SEMAKIN DALAM OKSIGEN SEMAKIN RENDAH.

(41)

LAKES, STREAMS, AND ESTUARIES HAVE DISCERNIBLE STRUCTURE BASED THEIR MORPHOMETRY AS WELL AS THAT OF THEIR DRAINAGE BASINS.

THE DISTRIBUTION OF OTHER PHYSICAL PROPERTIES SUCH AT LIGHT, HEAT, WAVES, AND CURRENTS PRODUCES A PHYSICALLY DISTINCT STRUCTURE WHICH BY DAY AND SEASON.

MORPHOMETRY

(42)

Fluktuasi curah hujan secara langsung

berpengaruh pada luas permukaan dan jeluk,

secara tidak langsung berpengaruh terhadap

distribusi dan kemelimpahan organisme

bentonik

(43)

MORPHOMETRY

The geologic origin of a lake sets the limits for the morphometry or shape of its basin.

Once the lake basin is formed, a variety of physical, chemical, and

biological factors interact to produce discernible structure within the water which persists despite the continual motion characteristic of the aquatic

ecosystem.

Morphometric details; depth and contour of bottom must be gained from

sounding with a weighted line or an echo sounder

(44)

Water surface Water surface

m?

MIRIN

(45)

VARIES WITH SEASON AND IS MOST CONSTANT WHERE A NATURAL DAM AND OUTFLOW STREAM

MAINTAIN A FAIRLY UNIFORM WATER LEVEL.

THE AREA MAY BE MEASURED WITH A PLANIMETER FROM A GOOD MAP OR PHOTOGRAPH WITH

ELEVATION.

LAKE SURFACE AREA (A)

(46)

DAS SEMPOR DAN WADUK SEMPOR

Dibuat oleh: Suwarno Hadisusanto, 2006

(47)

CAN BE CALCULATED FROM UNDERWATER

CONTOUR LINES BY SUMMING THE VOLUME OF THE VARIOUS LAYERS OF WATER CONTAINED

BETWEEN ALL DEPTH CONTOURS.

VOLUME (V)

(48)

THE MEAN DEPTH IS OBTAINED BY DIVIDING THE VOLUME (V) OF THE LAKE BY ITS SURFACE AREA (A)

FREQUENTLY USED MORPHOMETRIC TERMS ARE MAXIMUM DEPTH (Z

MAX

) AND LENGTH (L) OF THE

SHORELINE.

MEAN DEPTH ( )

(49)

A PLOT OF DEPTH ALONG THE VERTICAL AXIS AND AREA ALONG THE HORIZONTAL AXIS.

HYPSOGRAPHIC CURVE

(50)

500 0

250

100 200 300 400 500

Surface area (km2)

Depth (m)

(51)

Cumulative area %

Cumulative depth %

0

50

100

50 100

L. Malaren

L. Erie

L. Superior

L. Michigan

(52)

PHYSICAL DIMENSIONS & HYDRAULIC RESIDENCE TIME

Lake A1 (km2) V 1 (km3) Z-max (m) Rt (year)

Tahoe (California) 499 156 313 501 - 700

Titicaca (Andes) 8,100 866 107 281 70

Esrom (Denmark) 17.3 0.21 12.3 22 8.5

Windermere (England) 14.8 0.35 24 67 0.75

George (Uganda) 250 0.63 2.4 3 0.34

Kainji (Afrika) 1,280 15.6 12.3 50 0.25

Biwa (Japan) 685 28 41 104 5.3

Kinneret (Israel) 168 4.301 26 43 7.32

Rawa Pening (Jateng) 25 0.065 8 14

Sermo (DIY) 1.57 0.025 23 84

Maninjau (Sumbar) 99.5 10,226 105 165

(53)

SATUAN: VOLUME / WAKTU RATA2 LUAS  M2

KECEPATAN  M/DETIK  M3/DETIK

 LITER/SEC CONTOH: 1M3/DETIK

DEBIT = RATA2 LUAS BIDANG

BASAH X VELOSITAS

Referensi

Dokumen terkait