Rantai Makanan dan
Jaring-jaring Makanan
Rantai makanan adalah interaksi makan dan dimakan antar-makhluk hidup.
Jaring-jaring makanan adalah hubungan rantai makanan yang lebih kompleks.
PRODUSEN KONSUMEN
terdapat terdapat
Konsumen puncak Produsen, karena
dapat membuat makanannya
sendiri
Konsumen 1, karena kelompok
hewan herbivor
Konsumen 2
Pengurai, yaitu makhluk hidup yang menguraikan sisa-sisa tubuh makhluk hidup lain yang telah mati menjadi zat-zat hara dalam tanah kemudian menjadi sumber makanan bagi
tumbuhan. Contohnya jamur, cacing tanah, dan bakteri
Produsen
Konsumen 1
Konsumen 1
Konsumen 1
Konsumen 2
Konsumen 2
Konsumen 2
Konsumen puncakSimbiosis
Simbiosis adalah
Hubungan dua makhluk
yang berbeda dan saling
berdampingan. Terdapat
tiga jenis simbiosis, yaitu
simbiosis mutualisme,
komensalisme, dan
parasitisme.
1. Simbiosis Mutualisme
Hubungan antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan.
Contoh: Hubungan antara burung jalak dan kerbau. Kerbau mendapatkan
keuntungan karena kutunya berkurang, sedangkan burung jalak mendapatkan makanan, dan hubungan lebah dengan bunga
2. Simbiosis Komensalisme
Hubungan antara dua makhluk hidup yang salah satunya diuntungkan, namun makhluk hidup yang lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Contohnya ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora mendapat keuntungan berupa perlindungan dari predatornya, sementara ikan hiu tidak mendapat keuntungan maupun kerugian.
3. Simbiosis Parasitisme
Hubungan antara dua makhluk hidup yang salah satunya diuntungkan, namun makhluk hidup yang lainnya dirugikan. Contoh pohon mangga dan benalu. Benalu dapat hidup subur karena menghisap zat makanan dari pohon mangga yang
ditumpanginya sehingga pohon mangga lambat laun bisa mati.
Hubungan Rantai Makanan
dan Jaring-Jaring Makanan
Di dalam rantai makanan, konsumen dapat memakan produsen atau konsumen lainnya di dalam suatu ekosistem. Hal tersebut mengakibatkan adanya
perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Namun, apabila populasi dari suatu makhluk hidup menurun atau terganggu, maka
keseimbangan rantai makanan dan proses perpindahan energi pun akan terganggu.
Di dalam sebuah ekosistem, terdapat hubungan antara beberapa rantai makanan yang terjadi. Satu jenis hewan dapat terlibat dalam beberapa rantai makanan, demikian juga dengan produsen. Kumpulan dari
beberapa rantai makanan di dalam sebuah ekosistem disebut dengan
jaring-jaring makanan.
Di dalam jaring-jaring makanan, hewan yang terlibat makin banyak dan energi yang mengalir juga makin kompleks. Pada jaring-jaring makanan, dimungkinkan terjadi persaingan antarmakhluk hidup, baik di dalam rantai makanan, maupun di dalam jaring-jaring makanan. Setiap komponen jaring-jaring makanan saling memengaruhi satu dengan yang lain.
Perubahan Pada
Rantai Makanan
Makhluk hidup yang berperan sebagai konsumen sebenarnya berperan untuk menjaga populasi konsumen lainnya agar tetap seimbang. Apabila terdapat penurunan populasi konsumen tersebut di alam, maka
keseimbangan rantai makanan akan terganggu.
Apabila jumlah populasi ular terus menurun dalam ekosistem, maka jumlah populasi tikus akan melonjak naik. Hal tersebut tidak adanya pemangsa bagi tikus, sehingga tikus dapat terus berkembang biak.
Akibat jumlah populasi tikus bertambah di ekosistem adalah semakin tingginya kebutuhan makanan. Hal tersebut kemudian mengakibatkan tanaman padi
cepat rusak dan kualitasnya menurun karena di makan tikus.
Penurunan populasi dalam rantai makanan disebabkan oleh manusia, misalnya perburuan hewan, pembukaan lahan yang menjadi habitat bagi makhluk hidup, pencemaran lingkungan, dan kebakaran.
Faktor Yang Memengaruhi
Keseimbangan Ekosistem
Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan lingkungan adalah peristiwa alam. Peristiwa alam ada yang menimbulkan bencana, disebut bencana alam. Bencana alam seperti letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan, badai, dan tsunami dapat mengakibatkan terputusnya rantai makanan.
1. Faktor Alami
Beberapa kegiatan manusia yang secara langsung memengaruhi keseimbangan ekosistem. Contohnya kegiatan penebangan pohon-pohon di hutan dan
pembakaran hutan, perburuan hewan hutan yang tidak terkendali, termasuk memperjualbelikan hewan langka dan dilindungi.
2. Faktor Manusia
Kegiatan lain berupa pemakaian pupuk buatan yang berlebihan, kegiatan
pembuangan sampah dan limbah secara sembarangan, serta beberapa kegiatan lainnya yang mencemari lingkungan. Kegiatan-kegiatan tersebut berakibat pada terganggunya rantai makanan dan jaring-jaring makanan, serta punahnya
beberapa jenis satwa.