DEPAN
sejarah REDD+
c). Peningkatan kapasitas masyarakat melalui
Community-Based Forest FirePrevention and Management (CBFFM)
Presiden membentuk Satuan Tugas Persiapan Pembentukan Kelembagaan REDD+ (Satgas REDD+) dengan tujuan untuk melakukan kegiatan persiapan implementasi REDD+ yang telah tertera dalam LoI termasuk menyusun draft Peraturan Pembentukan BP REDD+.
Badan Pengelola REDD+ (BP REDD+) dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres) No. 62 Tahun 2013. Lembaga ini bertugas untuk membantu Presiden melaksanakan tugas koordinasi,
sinkronisasi, perencanaan, fasilitasi, pengelolaan, pemantauan, pengawasan, serta pengendalian REDD+ di Indonesia.
Pendidikan dan Pelatihan CBFFM di Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah
enam program
prioritas transisi REDD+
wilayah kerja dan sebaran program
transisi REDD+
pencegahan & pengelolaan kebakaran lahan dan hutan
program prioritas 1
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Norwegia
menandatangani Letter of Intent/LoI (Surat Niat) “Cooperation on Reducing Greenhouse Gas Emissions from Deforestation and Forest Degradation”
sebagai penanda kerjasama bilateral untuk mengurangi emisi dari karbon hutan.
2009
apa itu REDD+
REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) merupakan mekanisme insentif positif global yang diperuntukkan untuk negara
berkembang seperti Indonesia. Namun bagi Indonesia, mekanisme REDD+
merupakan momentum perubahan dari tata kelola kehutanan. REDD+ bergerak melampaui isu penurunan emisi karbon hutan dengan memastikan
kesejahteraan yang setära bagi masyarakat penerima manfaat hutan sejahtera dan kelestarian lingkungan terjaga.
1 . Penguatan Kapasitas Sistem Pemantauan Karhutla: Integrasi dan Institusionalisasi sistem Sipongi-KMS dan Siandini.
a). Proses Integrasi sistem Sipongi dan KMS telah selesai dilakukan.
b). Selain dengan penguatan dari segi Integrasi Sipongi-KMS, dilakukan integrasi dengan sistem pendukung yang lain, yaitu Sistem Mobile Data Collection (MDC)
Sistem SMS Centre
c). Integrasi sistem Siandini saat ini masih dilakukan proses administrasi serah terima perangkat sistem kepada KLHK.
d). Pembuatan dan legalisasi SOP untuk mendukung operasionalisasi sistem-sistem diatas.
2 . Pengelolaan Hutan dan Lahan Gambut Berkesinambungan Berbasis Masyarakat a). Pembangunan Infrastruktur
2010
2013
Presiden Joko Widodo mengintegrasikan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Perpres No. 16/2015.
BP REDD+ turut dalam proses integrasi tersebut.
2015
Daftar website yang telah dirancang dan dikembangkan oleh tim knowledge management REDD+.
Knowledge Management
Bantuan program infrastruktur dan livelihood untuk
hektar telah ditanami dengan berbagai jenis bibit tanaman ( jelutung, sungkai, jabon, jengkol, karet, durian, duku dan petai)
1.254
kabupaten 12 1
kota 6
provinsi
melibatkan
113 desa
LSM pendamping16
b). Pembangunan infrastruktur yang
dikombinasikan dengan kegiatan livelihood Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan
diantaranya, pembuatan sekat kanal, embung yang dikombinasikan dengan budidaya ikan, pembuatan sekat bakar dengan menanam tanaman yang dapat dimanfaatkan masyarakat seperti pisang, nanas, jahe. Penanaman dengan metode
agro-forestry disertai dengan pem-buatan embung untuk menjamin ketersediaan air. Ada pula
penanaman karet yang disertai dengan pelatihan budidaya, pengolahandan pemasarannya.
Usaha ekonomi lokal juga
dikembangkan melalui berbagai pelatihan antara lain pengembangan usaha ternak madu, usaha
penggilingan kopi dan pemasaran produk lokal.
RIAU SUMSEL SUMBAR JAMBI
KALBAR KALTENG
CATATAN : Khusus di Kalimantan Tengah dilaksanakan Diklat Pengendalian Karhutla Bagi Kader Penggerak Masyarakat sebanyak 240 peserta dari 24 Desa dan diberikan 24 unit perlengkapan
Provinsi
RIAU
SEKAT KANAL
138
EMBUNG
13
SUMUR HIDRAN
118
Provinsi
JAMBI
SEKAT KANAL
13
EMBUNG
0
SUMUR HIDRAN
45
Provinsi
SUMSEL
SEKAT KANAL
0
EMBUNG
18
SUMUR HIDRAN
59
Provinsi
KALBAR
SEKAT KANAL
60
EMBUNG
82
SUMUR HIDRAN
85
Provinsi
KALTENG
SEKAT KANAL
16
EMBUNG
44
SUMUR HIDRAN
319
(*)SUMUR HIDRAN
623
SEKAT KANAL
227
EMBUNG
157
JUMLAH:
Data: per 2 September 2016
KABUPATEN
Ogan Komering Ilir (OKI) Musi Banyuasin (Muba)
SUMATERA SELATAN
240
PESERTA/ORANG
24
DESA24
PERALATANDAN PERLENGKAPAN (UNIT/SET)
KABUPATEN
Muaro Jambi,Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim)
150
PESERTA/ORANG
JAMBI
150
PESERTA/ORANG
15
DESA15
PERALATANDAN PERLENGKAPAN (UNIT/SET)
KALIMANTAN BARAT
180
PESERTA/ORANG
18
DESA18
PERALATANDAN PERLENGKAPAN (UNIT/SET) KABUPATEN
Kubu Raya, Ketapang
RIAU
180
PESERTA/ORANG
18
DESA18
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN (UNIT/SET) KABUPATENSiak, Indragiri Hilir (Inhil), Kampar, Bengkalis, Rokan Hilir (Rohil)
KALIMANTAN TENGAH
490
PESERTA/ORANG
49
DESA49
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN (UNIT/SET) KABUPATENPalangka Raya, Kapuas,
Katingan, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
UNIT/SET
124 124
DESA1.240
PESERTA/ORANGJUMLAH:
SUPPORT PROGRAM
No Sistem/Website Alamat website
1. Sipongi-KMS http://sipongi.menlhk.go.id
2. Siandini www.kebakaranhutan.or.id
3. Sistem pengaduan konflik http://pskl.menlhk.go.id/pktha 4. Akses Kelola Perhutanan Sosial http://pskl.menlhk.go.id/akps/
5. Website Direktorat Jenderal PPI http://ditjenppi.menlhk.go.id/
6. Website Indonesia Peat Conference http://indonesiapeatconference.reddplusid.org 7. Festival Iklim 2016 www.dibawahdua.com
OPERATION
No Sistem/Website Alamat website
8. Activities Monitoring System http://ops.reddplusid.org 9. Knowledge Management (E-Library) www.km.reddplusid.org 10. REDD+ Project Site Report http://www.reddplusid.org/
reformasi dan
penegakan hukum
2
program prioritas
perhutanan sosial
program prioritas 5
pengakuan & perlindungan
masyarakat hukum adat (PPMHA)
4
program prioritas
c)
Penyiapan Instrumen Pendanaan Lingkungan, termasuk REDD+b)
Technical Assess- ment dokumen FREL (Forest Reference Emission Level)d)
Penyusunan Portofolio Program untuk Implementasi REDD+ Fase IIe)Pembangunan Website Direktorat Jenderal Perubahan Iklim
a)Pengembangan SRN (Sistem Registri Nasional) dan MRV (Monitoring, Reporting and Verification)
$ $
f)
Pengiatan Kelembagaan Ditjen PPI@
3
program prioritas
fasilitasi resolusi konflik di wilayah
konsesi dan taman nasional
2 . Pelibatan Para Pihak
a) Penyelenggaraan International Peat Land Expert Workshop b) Penyelenggaraan Festival Iklim
c) Terlibat dalam berbagai diskusi dan gerakan Masyarakat Gambut Indonesia
d) Memperkuat kapasitas dan gerakan petani gambut
e) Melakukan kampanye (termasuk menyiapkan materi kampanye, penyiapan media) bekerjasama dengan Humas KLHK
f) Fasilitasi proses komunikasi dengan pemerintah daerah di 6 provinsi g) Kegiatan dengan Universitas
h) Citizen Journalism
seluas
130 ha
Hutan Adat Bukit Sembahyang dan Padun Gelanggan,
di Desa Air Terjun, Kecamatan Siluak, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi,
Hutan Adat Bukit Tinggai, Desa
Sungai Deras, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi,
Hutan Adat Tigo Lurah Permenti Yang Berenam, Desa Pungut Mudik, Kecamatan
Air Hangat Timur Kabupaten Kerinci,
Provinsi Jambi,
Hutan Adat Tigo Lurah Kemantan, Desa Kemantan Kabalai, Desa Kemantan Tinggi, Desa Kemantan Darat, Desa Kemantan Mudik, Desa Kemantan Raya, dan
Desa Kemantan Agung, Kecamatan Air Hangat Timur
Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi,
seluas
426 ha
seluas
39,04 ha 41,27
seluasha 152
seluasha
Hutan Adat Desa Rantau Kermas, Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin,
Provinsi Jambi,
b)
Fasilitasi dan terlibat penuh didalam penyusunan dan pembahasan PIAPSa)
Fasilitasi pembuatan sistim online Akses Kelola Perhutanan Sosialc)
Terlibat didalam penyusunan Perdijen PSKL terkait dengan sistim online, Kelompok Kerja Percepatan Perhutanan Sosial (Pokja PPS) dan pembahasan revisi Peraturan Menteri terkait dengan HD, HKM, HTR dan Kemitraand)
Konsultasi dan finalisasi PIAPS Provinsi Sumatera Barate)
Fasilitasi kemitraan lingkungan antara para kelompok pengelola skema perhutanan sosial di Kabupat- en Tanah Datar, Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman Baratf)
Koordinasi dan konsolidasi Lintas Direktorat Jendral untuk menduku- ng pencapaian target 500.000 Ha skema Perhutanan Sosial di Sumat- era Baratg)
Peningkatan kapasitas penyuluh Kehutanan didalam mendukung target perluasan skema Perhutanan Sosial seluas 200.000 ha pada akhir tahun 2016h)
Penyusunan strategi pencapaian target 200.000 dengan pelibatan donor, KLHK, LSM Pendamping, Perguruan Tinggiprogram prioritas
penguatan kelembagaan, komunikasi dan pelibatan para pihak
6
program prioritas
1. Pengembangan Mekanisme Resolusi Konflik
Resolusi konflik di sekitar hutan produksi di 2 wilayah yaitu:
a. IUPHHKRE (Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Restorasi Ekosistem) di PT Restorasi Ekosistem Indonesia (REKI) dan b. IUPHHKHTI (Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman Industri) di PT Wana Perintis.
Fasilitasi resolusi konflik di wilayah 2 Taman Nasional, yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat dan Taman Nasional Tesso Nilo.
a. Penanganan Konflik di kawasan konsesi PT REKI
b. Mediasi konflik antara Orang Rimba dan PT Wana Perintis c. Mediasi konflik antara masyarakat Sakai dengan PT Arara Abadi d. Penanganan Konflik di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) e. Penanganan Konflik di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN)
2. Dukungan Peningkatan mekanisme dan kebijakan Penanganan konflik
a. Peraturan Menteri KLHK No. 84 Tahun 2015 tentang Penanganan Konflik
b. Peraturan Dirjen PSKL No P.4/PSKL/SET/PSL.1/4/2016 tentang pedoman mediasi penanganan konflik tenurial kawasan hutan dan Peraturan Dirjen PSKL No P.6 tentang tentang Pemetaan Konflik
c. Draft Renstra Mini Pemetaan Konflik Tenurial dan Hutan Adat, (menunggu Perdirjen disyahkan) d. Laman online sistem untuk pengaduan konflik, tenurial dan hutan adat
e. Workshop pemetaan konflik di 3 propinsi (Riau, Jambi dan Sumatera Barat) f. Draft dokumen panduan untuk penapisan
g. Buku “Paktha”, Pedoman Asessor Konflik Tenurial dan Hutan Adat h. Buku Pembelajaran Pengalaman Proses Penanganan Konflik
i. Website untuk pengaduan konflik, tenurial dan hutan adat (http://pskl.menlhk.go.id/pktha)
• Buletin REDD+ t
erbit secara rutin tiap bulan
• Kerjasama pember
itaan tentang Karhutla dengan 8 media L
okal : Harian Singgalang, Padang Ekpress, Haluan (Sumbar), R
iau Post dan Metro Riau (Riau), Jambi Independen
t (Jambi), Berita Pagi (Sumsel), P
ontianak Pos (Kalbar). Tiap media menerbitkan berita Karhutla satu halaman penuh dua k
ali dalam sebulan sejak A pril - September 2016
• Penayangan iklan layanan masy
arakat tentang REDD+ dan K
arhutla di Green Radio Riau
• Talkshow interaktif tentang REDD+ dan K
arhutla di Green radio Riau
• Penerbitan Buku Hikmah H
ijau, bunga Rampai Khotbah Jumat tentang pelestarian alam dan lingkungan
• Monitoring dan Analisis media reguler/bulanan t
entang Program REDD+ Partnership sejak Januari - September 2016
• Pengembangan bahan k
ampanye (brosur, dokumen, pelapor
an/infografis, film dokumenter)
• Pembuatan berbagai mer
chandise (T-shirt, Thumbler, PIN, dll)
• Pelatihan Jurnalis lok
al tentang karhutla terselenggara 4 Kali (Jambi, Sumsel
, Kalteng dan Kalbar) dengan t
otal peserta 120 wartawan.
• Pembuatan siaran pers dan konf
erensi pers untuk berbagai kegiatan
3 . Komunikasi
1 .Dukungan Kelembagaan Untuk Program REDD+
di Tingkat Nasional dan Sub Nasional:
c). Melaksanakan serial Lokakarya Karhutla dan Implementasi Penomoran Perkara Lingkungan Hidup bagi Hakim dan Panitera.
e). Pembuatan Sistem Pengawasan dan Monitoring Penegakan Hukum Online. Pembuatan database dan sistem e-monitoring sistem untuk kepatuhan pemegang izin kehutanan.
d). Pendidikan Dan Pelatihan Sertifikasi Hakim Pelatihan Lingkungan Hidup.
Sampai April 2016 Mahkamah Agung baru memiliki 403 hakim atau 5 persen dari total hakim dengan sertifikasi lingkungan hidup.
d). Membangun “Pool Witnesses” (Jaringan Saksi Ahli)
Sudah dibangun jaringan saksi ahli yang terdiri dari perguruan tinggi maupun pusat-pusat studi lingkungan di berbagai perguruan tinggi.
e). Riset "Transboundary haze responsibility"Ini dilakukan sebagai antisipasi adanya gugatan internasional tentang Karlahut.
Kegiatan riset dilakukan oleh para ahli dari Universitas dan praktisi hukum.
Penyusunan dan konsultasi Draft Peraturan Menteri LHK tentang Tata Cara Perlindungan dan Pengakuan ke arifan Lokal
Workshop nasional pengakuan adat dan satuan tugas nasional PPMHA Penajaman perspektif gender dalam penyusunan naskah akademik RUU PPMHA
Penyusunan naskah arahan/guidelines untuk proses inventarisasi komunitas adat dan hutan adat
1 2 3 4 5
Fasilitasi penyusunan Peraturan Menteri LHK Nomor P.32/Menlhk-Setjen/2015 tentang Hutan Hak
Implementasi di tingkat nasional
Draft Buku Saku Pedoman Penyusunan Produk Hukum Daerah untuk Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat
Fasilitasi kelompok masyarakat dalam proses pengajuan usulan rekognisi hutan adat Verifikasi 5 Hutan Adat di Provinsi Jambi yang dimohonkan oleh 5 masyarakat hukum adat untuk ditetapkan menjadi Hutan Adat oleh KLHK
1 2 3
Fasilitasi legalisasi pengakuan hutan adat di Kabupaten Merangin dan Kerinci (Provinsi Jambi) dan Kabupaten Tanah Datar dan Mentawai (Provinsi Sumatera Barat)
4
Implementasi di tingkat daerah
1) Reformasi Hukum
a). Penyusunan kerangka peraturan perundangan terkait • Review dan revisi naskah akademis RUU PPMHA
• Dukungan untuk penyusunan Peraturan Gubernur Jambi tentang Karhutla
• Serial FGD untuk penyiapan draft Perpres Penegakan Hukum Pidana Lingkungan Hidup
• Pembuatan SOP Pengawasan dan SOP Sanksi Administrasi dan penyusunan draft SK Menteri LHK tentang Pengawasan;
PESERTA
DI JAKARTA ANGKATAN
1
40
PESERTATOTAL
175
PESERTADI PALEMBANG ANGKATAN
2
65
PESERTADI PALANGKA RAYA ANGKATAN
3
70
100 200 115 200
Pekanbaru BalikpapanPalembangMedan
peserta peserta
peserta peserta
Angkatan 1
Angkatan 2
Angkatan 3 Angkatan 4
Total: 615 Peserta
PESERTA
DI BOGOR ANGKATAN
1
81
PESERTAANGKATAN
2
93
DI BOGOR
TOTAL
174
PESERTAb). Melaksanakan serial lokalatih Penegakan Hukum Karhutla secara Multidoor.
PESERTA
DI JAKARTA PUTARAN FGD
25 1
PESERTADI PALEMBANG
2
20
PESERTAPONTIANAK
3
30
PUTARAN FGD TOTAL
75
PESERTAPUTARAN FGD
c). Membangun
“SupportingNework”
(Jaringan Pendukung).
Membangun dukungan dari berbagai kalangan (Pemda, media massa, LPSK, KPK, masyasrakat setempat, dan LSM), sistem perlindungan saksi ahli dan saksi korban, serta
menerbitkan informasi hukum dengan bahasa yang mudah dipahami.
2) Penegakan Hukum
a). Audit Compliance pada Perusahaan yang wilayah konsesinya terbakar.
• Audit kepatuhan melalui kunjungan lapangan sebagai implementasi SOP.
• FGD penyiapan pembuatan SOP dan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
• Serangkaian pertemuan pembuatan e-monitoring kepatuhan pemegang izin.
b). Membangun “Pool Lawyers” (Jaringan Advokat) di level provinsi.
• Sudah dilakukan serangkaian pertemuan Lawyers dengan Gakkum KL