• Tidak ada hasil yang ditemukan

EQ, IQ, dan SQ serta kaitannya dengan pendidikan karakter

N/A
N/A
Muhammad Luthfi

Academic year: 2023

Membagikan "EQ, IQ, dan SQ serta kaitannya dengan pendidikan karakter"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1. Apa yang dimaksud dengan EQ, TQ, SQ, dan IQ? Kaitkan dengan pendidikan karakter dan berikan contohnya!

Kecerdasan intelektual adalah analisa, logika, dan rasio. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta (Widodo, 2012). Kecerdasan

intelektual dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan, dan menunjukkan kompetensi pengetahuan seseorang. Indikator kecerdasan Intelektual adalah

1. Mudah dalam menggunakan hitungan 2. Baik ingatan

3. Mudah menangkap hubungan percakapan-percakapan 4. Mudah menarik kesimpulan

5. Cepat dalam mengamati

6. Cakap dalam memecahkan berbagai problem

Kecerdasan emosional (EQ) adalah kecerdasan seseorang untuk menerima, menilai, mengelolah, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain disekitarnya, mengolah emosi berarti memahami kondisi emosi dan harus dikaitkan dengan situasi yang dihadapi agar memberikan dampak positif.

Kita perlu menyadari bahwa emosi merupakan hasil dari interaksi antara pikiran, perubahan fisikologi, dan peilaku

Kecerdasan emosional dapat diukur dari beberapa aspek-aspek yang ada. Goleman, mengemukakan lima kecakapan dasar dalam kecerdasan emosi, yaitu:

a. Self awareness b. Self management c. Motivation

d. Empati (social awareness) e. Relationship management.

IQ (Intelligence Quotient) adalah kemampuan nalar manusia, yaitu kemampuan untuk menganalisis,

menentukan, memahami, menentukan sebab-akibat, berfikir abstrak, berbahasa, memvisualisasikan sesuatu.

IQ ini pada mulanya dipandang sebagai penentu keberhasilan seorang. Namun pada perkembangan IQ tidak lagi digunakan sebagai acuan paling dasar untuk menentukan keberhasilan manusia karena kecerdasan seseorang tidak dapat dilihat hanya dari kecerdasan otaknya saja.

EQ (Emosional Quotient) adalah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Penggabungan pemikiran otak kiri (IQ) dan perasaan otak kanan (EQ) akan membuat keseimbangan di dalam diri manusia dengan baik. Dalam jangka panjang, kecerdasan emosional ini akan menjadi penentu keberhasilan individu, relasi dan dalam kepemimpinan dibanding dengan kecerdasan intelektual (nalar IQ). Namun, akan lebih baik jika manusia seimbang IQ dan EQ nya.

Kecerdasan emosional (EQ)

(2)

merupakan kemampuan individu untuk mengenal emosi diri sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola dengan baik emosi pada diri sendiri dalam berhubungan dengan orang lain (Goleman, 1999).

EQ adalah istilah ba ru yang

dipopulerkan oleh Daniel Golleman .

Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan ol

eh kemampuan intelektual atau “ Intel

ectual Quotient

ngkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi.

SQ (Spiritual Quotient) adalah pusat dari kecerdasan IQ dan EQ, dimana SQ ini yang akan mengarahkan kecerdasan yang lain. Jika SQ kita tinggi, tentu kecerdasan IQ dan EQ kita akan terarah kedalam kebaikan dan membawa manfaat kepada orang lain. Dan jika sebaiknya SQ kita rendah pengetahuan kita akan membawa dampak buruk pada orang lain. Sebagai contoh ada teman kita yang nilai rata-ratanya selalu bagus, tingat emosionalnya selalu bisa diatur dengan baik tetapi SQ dia rendah, maka mungkin saja kecerdasan yang dia miliki tidak akan membawa dampak baik pada orang lain. Bisa dikatakan akan merugikan, yang paling ekstrem kecerdasannya digunakan untuk mencuri dan membobol bank, dll.

IQ, EQ, dan SQ adalah 3 buah gabungan yang tidak bisa dipisahkan. Dalam hidup manusia, kecerdasan intelektual tidak akan sempurna tanpa kecerdasan emsional, dan tidak akan sempurna jika tidak dibarengi dengan kecerdasan spiritual. Seimbangnya IQ, EQ, dan SQ akan membuat jiwa kita menjadi lebih seimbang dalam menjalani hidup.

Essay bioetika

 IQ (Intellegence quotient) : yaitu kecerdasaan intelegensi atau intelektual, merupakan salah satu bentuk kecerdasan suatu i/ndividu. Biasanya IQ sendiri digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan orang, namun di masa ini hal itu dianggap kuno.

Kecerdasan manusia tidak dapat diukur hanya dari kecerdasan otaknya saja.

Kecerdasan intelektual sendiri, meliputi kemampuan seseorang dalam menerima ilmu, memahami dan mengaplikasikannya dalam penyelesaian suatu masalah. Dapat disimpulkan IQ adalah bentuk kecerdasan yang mampu membuat seorang manusia bisa melakukan kegiatan yang terstruktur, mampu berpikir rasional, kritis, dan logis, serta menyimpulkan suatu hal.

(3)

 EQ (emotional quotient) : yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional mencakup kemampuan individu dalam memahami emosinya sendiri, emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mampu mengolah emosi diri sendiri dengan baik saat berhubungan dengan orang lain. Dapat disimpulkan bahwa EQ adalah bentuk kecerdasan yang berhubungan dengan pengetahuan terhadap diri sendiri (kesadaran diri), empati terhadap sesama, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

 SQ (spiritual quotient): yaitu kecerdasaan spiritual. Kecerdasan spiritual berperan sebagai landasan dari pengaplikasian fungsi kecerdasan IQ dan EQ secara efektif.

Bahkan dikatakan bahwa SQ merupakan jenis kecerdasan tertinggi. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mencakup kemampuan individu untuk menghadapi dan memecahkan persoalan nilai-nilai kehidupan, menempatkan perilaku dan hidup dalam makna yang lebih luas. Kecerdasan spiritual sendiri dapat digunakan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.

Lalu apasih hubungannya antara IQ, EQ, dan SQ dalam Pendidikan karakter di Indonesia.

Pertama-tama, kita harus mengetahui pengertian dari Pendidikan karakter sendiri. Menurut Undang-Undang Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi dapat dikatakan bahwa Indonesia memerlukan manusia yang tidak hanya cerdas dalam bidangnya, tetapi juga berkarakter/berwatak agamis, mampu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan. Dan salah cara agar mampu mewujudkan sumber daya yang manusia yang berkualitas, adalah melalui Pendidikan karakter. Pendidikan karakter sendiri adalah Pendidikan yang ditujukan untuk membentuk tabiat, perangai, watak dan kepribadian seseorang dengan cara menanamkan nilai-nilai luhur, sehingga nilai-nilai tersebut menyatu suatu individu baik dalam hati, pikiran, ucapan dan perbuatan, serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah, atas kemauan sendiri, dan ikhlas semata karena Allah Swt.

Pendidikan karakter tersebut dilakukan bukan hanya dengan memberikan pengertian dan mengubah pola pikir dan pola pandang seseorang mengenai yang baik dan benar, melainkan nilai-nilai kebaikan tersebut dibiasakan, dilatih, dilakukan terus- menerus dan diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Adapun 18 nilai Pendidikan karakter yang diharapkan mampu terpenuhi dan dimiliki oleh sumber daya manusia Indonesia yaitu : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,

(4)

gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. Penanaman nilai-nilai karakter diatas sejalan dengan konsep kecerdasan IQ, EQ, dan SQ. Seperti contohnya, nilai karakter kreatif termasuk kedalam bagian dari kecerdasan intelektual atau IQ, nilai karakter bersahabat, peduli lingkungan, peduli sosial juga termasuk ke dalam bagian dari kecerdasan emosional atau EQ. Dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan karakter harus bisa menyeimbangkan dan memadukan antara ketiga potensi kecerdasan ini. Kita tidak bisa hidup hanya dengan mengandalkan satu atau dua kecerdasan. Berikut contoh untuk penerapan IQ dan EQ tanpa SQ. Banyak koruptor-koruptor cerdas yang memiliki IQ yang tinggi dan mampu mengatur siasat bagaimana cara agar mereka tidak ketahuan. Sementara dalam pelaksanaannya, mereka juga mampu bernegosiasi, berkomunikasi dengan orang lain supaya bisa diajak bernegosisasi yang mana hal tersebut membutuhkan kecerdasan emosi (EQ). Namun, niat dan akhlak koruptor sangat buruk. Mereka tidak mempunyai kejujuran, tidak bertanggung jawab, dan tidak amanah pada pekerjaannya, sehingga mereka dapat dikatakan memiliki kecerdasan spiritual yang rendah.

Untuk menghasilkan pribadi yang utuh secara intelektual, emosional, dan spiritual maka kita harus mampu menggabungkan IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Quotient), dan SQ (Spiritual Quotient) secara maksimal

pentingnya pengintegrasian kecerdasan IQ, EQ dan SQ tujuannya adalah agar tercapainya Pendidikan karakter secara utuh. Kualitas suatu individu dapat dilihat melalui bagaimana mereka mengintegralisasikan IQ (Intelligence Quotients atau kecerdasan intelektual), SQ (Spiritual Quotients atau kecerdasan spiritual), dan EQ (Emotional Quotient) yang merupakan karakter identitas yang begitu khas pada setiap individu. Namun kenyataannya, pendidikan mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi lebih menekankan pada aspek akademik, yaitu sebuah proses mendapatkan pengetahuan pengajaran, kecerdasan otak atau usaha mengembangkan potensi intelektualitas saja. Padahal , pendidikan tentang kecerdasan emosional yang mencakup integritas, kejujuran, komitmen, ketahanan mental, kebijaksanaan, keadilan, dan penguasaan diri masih terabaikan. Dapat disimpulkan kaitannya antara Pendidikan karakter dan tiga jenis kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) yaitu pendidikan karakter adalah suatu pelaksanaan pendidikan yang dilakukan dengan memerhatikan keutuhan kepribadian manusia yang disangga oleh tiga kecerdasan IQ, EQ, dan SQ.

Pendidikan karakter harus berupaya menumbuhkan kemampuan dalam memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan serta mampu menggabungkan antara IQ, EQ, dan SQ secara seimbang.

Referensi

Dokumen terkait