Tema Esai: Tren Kejahatan Lintas Batas Indonesia dan Regional Pasca Pandemi
Budaya Organisasi dalam Menyikapi Ancaman Kejahatan Lintas Batas Pasca-Pandemi di Wilayah Indonesia
Oleh :
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki tugas yang kompleks dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayahnya. Ancaman-ancaman kejahatan lintas batas, seperti perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, penyelundupan senjata, dan terorisme, terus mengintai di sepanjang perbatasannya. Pandemi COVID-19 telah memperparah sejumlah tantangan keamanan yang ada dan mengguncang fondasi ekonomi dan sosial di seluruh dunia. Dalam konteks pasca-pandemi, budaya organisasi yang kuat dan adaptif menjadi semakin krusial dalam menghadapi ancaman-ancaman tersebut. Dalam esai ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana budaya organisasi dapat menjadi alat yang efektif dalam menyikapi ancaman kejahatan lintas batas pasca-pandemi di wilayah Indonesia.
Budaya Organisasi: Konsep dan Peranannya
Dilansir dari Kompas.com, Budaya organisasi adalah kumpulan pandangan, prinsip, nilai-nilai, keyakinan, asumsi, ekspektasi, sikap, dan aturan yang dipertahankan bersama dan mengikat anggota dalam suatu organisasi tertentu, yang akan memiliki dampak pada cara organisasi tersebut beroperasi. Ini menciptakan kerangka kerja yang memengaruhi cara anggota organisasi berinteraksi, bekerja sama, dan merespons perubahan. Budaya organisasi bukan hanya pandangan internal, tetapi juga memengaruhi cara organisasi berinteraksi dengan lingkungan eksternal, termasuk dalam hal keamanan lintas batas. Dalam konteks keamanan lintas batas, budaya organisasi dapat menjadi kekuatan atau kelemahan. Budaya yang mendukung kolaborasi, inovasi, dan kepekaan terhadap perubahan dapat meningkatkan respons terhadap ancaman lintas batas. Sebaliknya, budaya yang terlalu kaku atau resisten terhadap perubahan dapat menghambat upaya keamanan.
Ancaman Kejahatan Lintas Batas Pasca-Pandemi
Pandemi COVID-19 telah memicu perubahan dalam lanskap kejahatan lintas batas.
Penutupan perbatasan dan pembatasan pergerakan telah mempengaruhi dinamika perdagangan manusia, penyelundupan narkoba, dan penyelundupan senjata. Selain itu,
kejahatan siber semakin mengintensifkan risiko dalam dunia maya. Dalam menghadapi ancaman-ancaman ini, budaya organisasi memainkan peran penting dalam:
a. Koordinasi dan Kolaborasi: Bagaimana budaya organisasi yang mendukung kerja sama antar departemen atau lembaga dapat meningkatkan kemampuan untuk mendeteksi, mencegah, dan menangani kejahatan lintas batas.
b. Respons Terhadap Perubahan: Bagaimana budaya organisasi yang adaptif dapat memungkinkan organisasi untuk merespons cepat terhadap perubahan situasi, termasuk perubahan dalam metode dan taktik kejahatan lintas batas.
c. Keamanan Informasi dan Intelijen: Bagaimana budaya yang menekankan keamanan informasi dan budaya intelijen dapat membantu mengidentifikasi dan memitigasi ancaman siber dan intelijen yang terkait dengan kejahatan lintas batas.
Budaya Organisasi di Imigrasi Indonesia
Dalam konteks Indonesia, Imigrasi Indonesia memiliki peran sentral dalam menjaga keamanan perbatasan dan mengelola arus orang dan barang yang masuk dan keluar negara.
Imigrasi cenderung mengadopsi jenis budaya hirarkis. Budaya hirarkis ini ditandai oleh keberadaan struktur kerja yang terdefinisi dengan baik, termasuk posisi kepala kantor, kepala bagian, dan anggota bawahan, serta penerapan prosedur yang mengatur seluruh organisasi.
Bagaimana budaya organisasi di Imigrasi Indonesia tercermin dalam:
a. Koordinasi Antara Lembaga: Bagaimana budaya organisasi Imigrasi Indonesia mendukung kerja sama dengan lembaga terkait, seperti kepolisian, bea cukai, dan badan intelijen, untuk menghadapi ancaman kejahatan lintas batas.
b. Kemampuan Adaptasi: Sejauh mana Imigrasi Indonesia memiliki budaya yang terbuka terhadap perubahan dan inovasi dalam metode kerja mereka.
c. Keamanan Informasi dan Intelijen: Bagaimana Imigrasi Indonesia melibatkan karyawan dalam budaya keamanan informasi dan bagaimana mereka mengelola intelijen terkait keamanan lintas batas.
Meningkatkan Budaya Organisasi dalam Menghadapi Ancaman
Selain pasca-pandemi, ancaman berasal dari dampak negatif globalisasi. Dampak negative globalisasi dan era pasca-pandemi berupa terjadinya ancaman terhadap budaya bangsa, luntunrnya identitas bangsa, lunturnya batas-batas Negara bangsa, dan ancaman organisasi lainnya. Untuk meningkatkan budaya organisasi yang mendukung respons terhadap ancaman kejahatan lintas batas pasca-pandemi, beberapa langkah kunci dapat diambil:
a. Pelatihan dan Pendidikan: Meningkatkan kesadaran dan pemahaman karyawan tentang ancaman kejahatan lintas batas dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam respons organisasi. Terbukti dalam jurnal Muhammad Deni, pendidikan dan pelatihan, motivasi serta budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesadaran kinerja.
b. Pengembangan Kepemimpinan: Membangun kepemimpinan yang mendukung budaya adaptif dan kolaboratif dalam organisasi. Pemimpin dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara menetapkan prioritas tindakan yang jelas dan memberikan karyawan kebebasan untuk mencari serta menerapkan solusi yang mendukung prioritas tersebut.
c. Penyelarasan dengan Kebijakan Nasional: Memastikan bahwa budaya organisasi sejalan dengan kebijakan nasional dan internasional yang berkaitan dengan keamanan lintas batas.
Budaya organisasi adalah faktor kunci dalam menghadapi ancaman kejahatan lintas batas pasca-pandemi di wilayah Indonesia. Organisasi, termasuk Imigrasi Indonesia, perlu memahami peran budaya organisasi dalam respons terhadap ancaman lintas batas dan berupaya untuk memperkuat budaya yang mendukung koordinasi, adaptasi, dan keamanan.
Dengan budaya organisasi yang kuat, Indonesia dapat lebih efektif dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayahnya dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks di era pasca- pandemi.
Referensi :
1. https://www.kompas.com/skola/read/2023/08/28/160000969/budaya-organisasi-- pengertian-aspek-dan-faktornya
2. https://scholar.archive.org/work/yqng5keluvbuff7vn6mogztu34/access/wayback/https:
//journal.poltekim.ac.id/jikk/article/download/53/49
3. https://jurnal.um-palembang.ac.id/ilmu_manajemen/article/view/255
4. https://www.mckinsey.com/id/~/media/McKinsey/Locations/Asia/Indonesia/Our
%20Insights/Leadership%20in%20a%20crisis%20Responding%20to%20the
%20coronavirus%20outbreak%20and%20future%20challenges/Leadership-in-a- crisis-Responding-to-the-coronavirus-outbreak.pdf