• Tidak ada hasil yang ditemukan

ESSAY LPDP 2023 (Lengkap dengan Susunan yang Sesuai Panduan Menulis Essay LPDP)

N/A
N/A
Ristifiani Hanindia Putri

Academic year: 2024

Membagikan "ESSAY LPDP 2023 (Lengkap dengan Susunan yang Sesuai Panduan Menulis Essay LPDP)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

ESSAY LPDP - 2023

Start small, dream big. Perubahan besar lahir dari hal-hal kecil yang dilakukan setiap hari.

Saya Ristifiani Hanindia Putri, bungsu dari dua bersaudara asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang saat ini sedang bekerja sebagai staffResearch and Development di perusahaan manufaktur FnB di Jakarta.

Saya menyelesaikan studi Sarjana di Universitas Brawijaya tahun 2022 di Fakultas Teknologi Pertanian, jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP). Terjun ke industri pertanian membuka wawasan dan peluang baru bagi saya untuk mengeksplor berbagai permasalahan dalam negeri, termasuk menarik minat saya dalam bidang pangan.

Sejak duduk di bangku SMA saya sudah tertarik dengan dunia riset, diawali dari lomba KTI tingkat daerah hingga ajang riset kepenulisan skala Nasional yang kala itu saya lakukan untuk mewakili Jawa Timur dalam ajang Youth Journalism National Competition di Surabaya. Topik riset saya saat itu menyoroti tentang tren pangan fungsional berbasis olahan produk buah-buahan lokal di Sidoarjo.

Berawal dari sana, minat saya terhadap dunia teknologi, pertanian, dan pangan mulai tumbuh, bersamaan dengan diterimanya saya pada jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) melalui jalur SNMPTN. Tahun 2018, tahun awal saya belajar di TIP Brawijaya sekaligus menjadi tahun awal saya mengenal dunia Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM). Bagi saya yang gemar riset, mengikuti ajang PKM menjadi wadah sekaligus ruang yang membantu saya mengeksplor hal baru dan terjun langsung ke lapangan.

Akhir tahun 2018, tim PKM saya mendapatkan pendanaan dari Kemenristek Dikti dalam bidang Penelitian Sosial Humaniora (PSH). Topik yang saat itu kami usung adalah Analisis Hubungan Tren Jajanan Sekolah dengan Asupan Gizi Harian Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Lowokwaru, Malang.

Hasil dari mengikuti beberapa proyek riset ini membuat saya mulai melek dengan isu-isu sosial terkait pangan dan produk-produk olahan pangan. Awal tahun 2019 saya bergabung dengan Lembaga riset Agritechno Research Study Club(ARSC) sebagai staff bidang Riset dan Teknologi (RISTEK). ARSC menjadi lembaga riset pertama yang membuat saya banyak terlibat dalam proyek riset berkesinambungan dalam bidang pangan dan pertanian. Di divisi RISTEK saya bergabung dalam program kerja (proker) KATALIS atau Kaji, Telusur, Riset dan Aksi. KATALIS merupakan proker bulanan yang kami lakukan dalam rangka mengkaji isu-isu pangan dan pertanian dalam negeri yang dibarengi dengan proyek Bina Desa. Deretan isu lokal yang telah kami kaji diantaranya adalah Indonesia darurat pangan, tren pangan lokal, dan isufood less-nutrition.

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI & SOLUSI YANG DITAWARKAN

Indonesia mengalami peningkatan beban Penyakit Tidak Menular (PTM) dalam beberapa dekade terakhir. yang ditandai dengan tingginya kasus penyakit diabetes, obesitas, stroke, hingga jantung.

Sejak awal tahun 2019, PTM menyumbang 73% atau tiga dari empat kematian di dalam negeri.

Pendorong utama dibalik peningkatan PTM adalah meningkatnya angka prevalensi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, garam, dan lemak (GGL). Dalam memahami situasi pola konsumsi pangan, tahun 2019 saya melakukan riset tentang pengetahuan dan perilaku masyakarat di kabupaten Malang dalam menentukan sajian konsumsi keluarga sehari-hari. Hasil survey bersama tim menunjukkan bahwa 58% masyarakat cenderung tidak memperhatikan komposisi pangan dan nutrition facts dari produk yang dikonsumsinya. Tidak ada pembatasan kontrol dalam konsumsi makanan berpengawet khususnya pada daerah pemukiman dan perkotaan menengah. Banyak masyarakat yang mengabaikan asupan makanan organik (buah, sayur, susu segar) dan beralih pada asupan makanan instan tinggi proses dengan kandungan GGL yang besar. Hal ini diperparah dengan banyaknya pelaku industri pangan kecil dan menengah yang cenderung menggunakan presentase ingiridients kimia lebih tinggi di bandingkan komponen organik pada produk makanan dan minuman yang dijajakan.

(2)

Dinaungi ARSC saya dan tim melakukan program pelatihan dan pengembangan produk dalam proyek Bina Desa kepada 28 kepala rumah tangga di Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Selama dua bulan kami memberi pendampingan berkala pada ibu-ibu rumah tangga setempat tentang pembagian pola nutrisi pangan sehari-hari dilihat dari cara pengolahan buah, sayur, dan daging. Pemahaman terkait batas penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) juga dilakukan sebagai langkah awal dalam mencegah kondisi over-less nutrition dan risiko PTM. Program ini disambung dengan pemberian pelatihan wirausaha berbasis pangan lokal melalui pengolahan jeruk peras Malang menjadi produkcold-press drinkdanherbal drinkbebas gula. Program kami mulai dilirik pemerintah Kabupaten Malang dan berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp.5.000.000/rukun tetangga.

Isu pangan yang berkaitan dengan kasusfood less nutritionpada pola konsumsi masyarakat memiliki grafik yang meningkat dari waktu ke waktu. Pada tahun 2022, laporan yang berjudul The State of Food Security and Nutrition in the World mengilustrasikan bahwa kondisi pangan dunia cukup memprihatinkan. Terjadi tren peningkatan tajam pada angka prevalensi kekurangan gizi, dari 8,0%

pada 2019 menjadi 9,3% pada 2020, dan meningkat kembali mencapai 9,8% pada 2021. Menjawab tantangan tersebut, terdapat dua prakarsa global yang harus dilakukan para penggiat sektor pangan yaitu (i) melakukan pendekatan baru dalam produksi pangan, dan (ii) melakukan eskplorasi sumber pangan baru. Di Indonesia, industri pangan juga perlu berinovasi dalam mengembangkan sektor pangan yang tidak melulu berkaitan dengan aspek ekonomi, namun juga concern terhadap aspek gaya hidup, kesehatan, dan keberlanjutan asupan nutrisi.

LANGKAH YANG SUDAH DIAMBIL UNTUK PERMASALAHAN YANG SEDANG DIHADAPI

Pasca menyelesaikan studi S1 di Teknologi Industri Pertanian, saya memiliki plan untuk bekerja di bidang riset dan pengembangan produk F&B selama 1-2 tahun, sembari mempersiapkan rencana studi Magister dengan mengambil jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan. Bulan Desember 2022 saya diterima di PT Artemis Adhi Tirta, company swasta di Jakarta Pusat yang bergerak di bidang manufaktur F&B sebagai staff Reseacrh and Development Specialist Beverage. Dunia RnD seperti hal nya yang ada di bayangan saya dengan ranah yang lebih luas dan kompleks. Saya berkutat dengan riset produk, mempelajari food ingridients, preservativ, tren flavour,hingga teknologi produksi.

Saat ini saya membawahi tiga projek pengembangan produk minuman tropical fruit ready to drink, fruit essence, dan juice concentrate. Bekerja di bidang ini membuat saya banyak belajar hal baru seputar flavour, BTP, bahan kimia pangan, serta natural dan artificial ingridients.

Bekerja sebagai RnD di industri F&B menjadi kick start saya dalam mengeksplor dan berkontribusi dalam pengembangan produk pangan fungsional di Indonesia. Saya banyak bertukar ilmu dengan banyak penggiat industri di bidangflavour, food ingridients, dan formulator produk pangan yang sudah malang melintang di bidang pangan. Kami sepakat bahwa saat ini mengubah mindset konsumen untuk mengkonsumsi produk makanan dan minuman instan tinggi GGL masih menjadi tantangan yang besar. Mayoritas warga Indonesia didominasi dengan segmen pasar yang gemar mengkonsumsi makanan dan minuman berpemanis. Hal ini terlihat dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menurut data Riskesdas tahun 2022, sebanyak 61,3% responden mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari. Kemudian 30,2%

responden mengonsumsi minuman manis di kisaran 1-6 kali per minggu, dan hanya 8,5% responden yang mengonsumsinya kurang dari 3 kali per bulan. Riskesdas tahun 2018 juga mencatat ada 40,1%

responden yang mengonsumsi makanan manis lebih dari 1 kali per hari. Sedangkan yang mengonsumsinya 1-6 kali per minggu ada 47,8%, dan kurang dari 3 kali per bulan hanya 12%.

Menurut organisasi Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), inovasi pengembangan produk minuman fungsional dengan klaim healthy and naturals berbasis Ready to Drinkdapat menjadi terobosan yang bisa dilakukan oleh penggiat industri pangan. Dewasa ini, akan lebih mudah menggiring generasi milenial untuk menggalakan tren konsumsi makanan minuman rendah GGL melalui inovasi produk-produk ready to eatmaupun ready to drinkyang sarat akan gizi

(3)

dan nutrisi. Beberapa industri maupun usaha kecil menangah di bidang pangan mulai berinovasi dalam menciptakan varian produk dengan tag line more function, less sugar. Semua terobosan ini perlu dilakukan dalam rangka menciptakan transformasi sistem pangan yangsustainable.

Sebagai RnD, peran kontribusi yang saya lakukan saat ini adalah melakukan riset dan pengembangan produk pangan fungsional yang memilikiconcernterhadap kesehatan berkelanjutan.

Sebagai seorang RnD, saya melakukan riset formulasi untuk produk tropical fruit ready to drink rendah gula dengan menggabungkan tiga varian jeruk lokal Indonesia yaitu jeruk Keprok, jeruk Tangerine, dan jeruk Limau. Dalam mengembangkan produk RTD ini, kami memformulasikan minuman dengan pemanis alami berbasis Sweet Protein (SP). Sweet protein merupakan pemanis alami yang memiliki rasa >1600 kali lebih manis dari gula sukrosa. SP memiliki kelebihan tidak meningkatkan kadar glukosa darah dan akan dimetabolisme oleh tubuh sabagai protein. Varian SP yang saya aplikasikan pada produk RTD adalah Sweet Protein Miraculin. Miraculin merupakan protein larut air golongan glikoprotein yang berasal dari ekstrak buah Synsepalum dulcificum atau dikenal dengan Miracle Fruit. Komoditas ini sedang tren diburu oleh para pelaku industri sebagai bahan pengganti gula. Karena tergolong buah-buahan tropis,Miracle Fruitbanyak di budidayakan di Indonesia, khususnya daerah Jawa dan Sumatera.

ALASAN PEMILIHAN KAMPUS & JURUSAN DAN RENCANA STUDI

Pada plan pendidikan Magister, saya berencana melanjutkan studi di prodi Ilmu Pangan departemen Food Science and Technology (DFST), Institut Pertanian Bogor (IPB). IPB memiliki tenaga pendidik dan alumni yang banyak melahirkan inovasi baru di bidang teknologi pangan. IPB juga memiliki pusat riset Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technologyatau SEAFAST Centre sebagai lembaga yang bergerak di bidang riset pangan dan gizi. SEAFAST memiliki fokus terhadap penelitian dan pengembangan produk/proses baru, manajemen kualitas pangan, serta inovasi teknologi. Saya berharap SEAFAST Centre dapat menjadi wadah bagi saya untuk berkolaborasi dengan banyak pihak dalam mengembangkan inovasi produk dan ingridients pangan fungsional.

Berangkat dari bidang pekerjaan yang saat ini saya tekuni, saya memiliki minat riset pada pengembangan pengolahan komoditas lokal menjadi senyawa flavour dan ingridients fungsional.

Salah satu dosen pengajar di departemen DFST-IPB yang memilikiconcerndi bidang tersebut adalah Prof. Dr. C. Hanny Wijaya. Prof Hanny merupakan guru besar sekaligus ilmuan Wanita yang berfokus di bidang pangan, khususnya pangan fungsional. Saya beberapa kali mengikuti webinar beliau di bidang inovasi pangan lokal, foodflavour danseasoning, juga secara rutin mengupdate artikel-artikel seputar pangan dan tren flavor yang beliau tulis pada kanalFood ReviewIndonesia.

Tahun pertama di Magister Ilmu Pangan, saya berencana mengambil mata kuliah minat ingridien dan Bahan Tambahan Pangan (BTP), kimia flavour, mikrobiologi pangan, dan ilmu sensori dibawah bimbingan Prof. Dr. C. Hanny Wijaya. Saya memiliki target untuk memperbanyak kajian riset tentang inovasi pembuatan senyawa flavor dan ingridien fungsional berbasis buah-buahan lokal, dengan melakukan penelitian di Pusat Studi Pangan dan Gizi IPB dan laboratorium Rekayasa dan Pengolahan Makanan. Pada penelitian tesis, saya tertarik untuk melakukan riset formulasi dan pengembangan Ready to Drink fungsional dengan teknologi mikroenkapsulasi berbasis flavour fungsional bebas lemak. Penelitian ini sejalan dengan misi saya dalam mengembangkan inovasi produk yang dapat berperan sebagai fortifikasi gizi dalam konsumsi pangan harian masyarakat Indonesia. Diluar kegiatan akademik, saya berencana untuk melamar sebagai Research Assitant di Pusat Riset dan Unit Kerja BRIN bidang riset pertanian dan pangan. Target saya adalah dapat mengembangkan dan memiliki luaran riset di bidang inovasi pangan dan melakukan publikasi jurnal ilmiah.

KONTRIBUSI PASCA STUDI DAN GOALS JANGKA PANJANG

(4)

The right to food is the most basic right of all.Selaras dengan komitmen Indonesia dalam SDS’s 2030 tentang upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi yang lebih baik, saya percaya jika sektor pangan baik pemerintah maupun swasta akan membutuhkan banyak SDM yang dapat berkontribusi memajukan lini pangan dalam negeri, termasuk salah satunya melahirkan tenaga-tenaga pendidik dan expertise di bidang pangan. Setelah menyelesaikan studi Magister, saya berencana untuk melamar sebagai dosen muda di Institut Pertanian Bogor dengan spesialisasi bidang kimiaflavour dan teknologi seasoning. Sembari mengajar sebagai dosen muda, saya juga akan bergabung dalam himpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia (P3FNI) untuk mengembangkan riset pangan berkelanjutan. Saya ingin berdedikasi dalam membangun iklim kegiatan riset dan memajukan iptek di bidang inovasi healthy food. Melalui beasiswa pendidikan LPDP ini, saya berharap akan membuka banyak jalan bagi saya untuk memberikan kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memajukan sektor pangan fungsional di Indonesia.

Rencana jangka panjang setelah mengabdi menjadi dosen muda selama 1-2 tahun, saya akan melanjutkan studi doktor jurusan Ilmu Pangan untuk memperdalam kiprah saya dalam bidang ini.

Saya ingin memberikan kontribusi ilmiah dari hasil studi saya baik dalam publikasi jurnal nasional/internasional, buku, dan paten dari produk inovasi yang saya kembangkan. Kedepannya saya berharap dapat berkolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk mensosialisasikan pengembangan produk pangan fungsional mulai dari sektor terkecil (keluarga) hingga sektor terbesar (pemerintah, industri, pihak swasta). Saya juga berharap dapat bekerja sama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperin) untuk mensosialisasikan tren flavor, ingridien, dan BTP dari komoditas lokal agar industri-industri pangan dapat bersinergi dalam menciptakan konsumsi sehat untuk masyarakat di Indonesia. Saya akan terus belajar, bersosialisasi, dan berkolaborasi dalam riset ilmiah bersama penggiat pangan fungsional dari berbagai negara untuk terus menerus mengoptimalisasi pengelolaan pangan dalam mencapai kesejahteraan pangan dunia.

Referensi

Dokumen terkait