ETNOKOREOLOGI
Menganalisis gerak genre Wayang dengan tarian
“ Tari Dipati Karna”
Kelompok 3 :
Fahma Fajrin Rohmatillah 2004632
Ginta Riana Meira 2002922
Rike Juniar 2003557
Salsa Resti Fauzi 2008302
Shantia Amelia Putri 2000355
Silvi Nuraeni Besari 2006571
No Nama Gerak Kategori Anak Deskripsi Gerak Keterangan
Pure Movement
Gestu re
Lokomot or
Botto n Signal
1. Keupat tilu V Berjalan dengan
langkah pendek dalam
tempo/irama cepat disertai gerak kedua tangan seperti melenggang
karena digunakan
sebagai gerak
perpindahan dan gerakan ini berada di awal tarian, ditengah dan di akhir tarian
2. Mincid V Sikap kaki
rapat,terletak serong disertai langkah
ditempat kecil- kecil jingkat bergantian,olah tangan baplang kanan kiri
Karena digunakan
sebagai gerak
perpindahan
3. Adeg-Adeg V Persiapan sikap
dasar kaki pada
saat mulai
karena gerakan ini merupakan bentuk dan sikap dasar tarian
menari
4. Sembada V V Gerakan melipat
tangan hingga menjadi satu
bagian dan
meletakan tangan dibagian dada penari
1. Karena gerakan
ini tidak
mempertimbang kan pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor
keindahan gerak saja
2. Karena gerakannya disertai dengan perpindahan tempat 5. Tindak tilu
gancang (barongsayan )
V Gerakan
melangkah maju, mundur ,kesamping kanan atau kiri dalam hitungan tiga dengan cepat
Karena melakukan gerakan melangkah dengan disertai mengolah tangan baplang pada hitungan ketiga
6. Jangkung ilo V Melangkah
menuju kuda- kuda kesamping
kanan atau
kesamping kiri disertai gerakan tangan
merentang dan menyilang
Karena setiap
gerakannya dilakukan dengan penuh ekspresi
7. Baksaray V Melangkah maju
mundur disertai dengan tangan 8.lontang
Karena gerakan lontang yang dilakukan sambil kakinya melangkah maju mundur termasuk kedalam gerak dasar murni
8. Keupat randegan
V G9erakan
tangan kanan ngarumbay
Karena memiliki unsur gerakan yang berpindah tempat
menjadi gerak sembada
9. Mincid Ecek V V Berjalan dengan
langkah kecil- kecilan dalam irama cepat disertai dengan tangan sikap sembada
1. Karena ada gerakan berjalan mundur dengan langkah kecil-kecilan disertai dengan irama yang cepat
2. Karena setiap gerakan disertai dengan penghayatan
10. Laras Konda V Gerak tangan
capangan
disertai gerakan
bahu dan
gerakan kaki ke kanan dan ke kiri
Karena gerakan ini menunjukan atau memiliki arti untuk memikat lawan jenis
11. Mincid Cicing
V Posisi kaki
kuda-kuda disertai gerakan bahu,posisi tangan baplang satu tangan lurus kedepan dan satu tangan lagi
direntangakan
Karena gerakan kuda - kuda dan gerakan
tangan baplang
merupakan salah satu gerakan tari murni)
12. Sekar Tiba V Satu langkah
maju dan
mundur disertai mengolah
tangan tumpang
Karena gerakan
tumpang tali dan gerakan lontang merupakan gerak murni dari tari dasar
tali dan lontang
13. Ngayun V Gerakan
mengayun- ngayun tangan kebelakang dan kedepan
karena gerakan ini berfungsi untuk memperindah tarian melalui ayunan tangan
14. Engke Gigir V Melangkah
silang
kebelakang ke
arah kanan
kemudian melangkah silang kedepan kembali kearah kiri, tangan kiri pegang kain, tangan kanan pegang
soder/selendang dibahu
gerakan ini tidak mengandung makna
dan hanya
memperindah tarian tersebut
15. Gedut V Melangkah
pendek dengan tekanan berat disertai dengan sikap tangan bontos( kedua tangan seperti tolak pinggang, dipinggang kanan atau kiri)
karena gerakan ini ada diantara gerakan engke gigir dan sebagai penguat ekspresi tarian
16. Mincid Galayar
V Berjalan dengan kaki ditekuk atau ada tekanan disertai dengan tangan sikap sembada
karena gerakan ini memperlihatkan
karakter memikat lawan jenis
17. Calik sembah V Gerak duduk
sambil menyembah atau memeberi hormat dengan
karena gerakan ini berada diakhir dan
menjadi simbol
penghormat
merapatkan kedua telapak dan jari tangan dengan posisi ibu jari yang tegak
18. Sirig V V Berjalan kecil-
kecil dengan kaki jinjit serta lutut ditekut
1. Karena gerakan ini merupakan gerak 2. Karena
gerakan ini menjadi gerakan peralihan dalam tarian ini
ANALISIS
Tari Dipati Karna ini disusun pada tahun 1939 ketika Ono sedang menjabat Lurah di Kota Kulon Sumedang, dan mulai dibakukan serta diajarkan pada tahun 1955-an. Cuplikan cerita yang menjadi ide garap tarian yaitu menggambarkan Dipati Karna pada waktu sedang gandrung kepada Surtikanti. Tarian ini bertemakan sedang kasmaran.
Desain gerak meliputi ukuran waktu, penampilan tubuh, tenaga, dan ruang. Ciri-ciri umum desain gerak Tari Wayang satria ladak salah satunya Tarian Dipati Karna adalah:
1) Ritme/irama:
sedang dan agak cepat; 2) Penampilan tubuh terbuka; 3) Level medium; 4) Garis lengan lurus; 5) Angkatan kaki sebatas betis; 6) Ruang gerak (arah gerak) luas ; 7) Tenaga sedang.
Kualitas gerak, artinya suatu cara menyalurkan tenaga secara terkendali untuk menghasilkan gerak yang kekuatannya beragam. Ciri-ciri umum kualitas gerak Tari Wayang karakter satria ladak ada tiga macam, yaitu bergetar, perkusi, dan menahan.
Bergetar maksudnya pengulangan gerak yang dilakukan dengan volume kecil-kecil.
Perkusi disebut juga stakato yaitu ualitas gerak yang dihasilkan dari elemen-elemen gerak yang bertekanan kuat dan terasa aksennya. Sedangkan menahan diartikan sebagai kekuatan yang terungkap dari berbagai gerakan loncat dan tumpuan dari satu kaki.
Iringan, memakai gamelan salendro dengan bentuk lagu sekar alit sawiletan brerpola irama sedang dengan wanda lagu ( untuk mendukung karakter dan suasana) Memakai lagu Panglima yang terkesan suasana kegandrungan. Wanda lagu ini sesuai dengan tema
tarian yang menggambarkan Adipati Karna sedang gandrung kepada Surtikanti. Volume Kendang atau volume suara sedang.
Tari Dipati Karna diwujudkan dalam karyanya oleh Ono sebagai kesatria yang memiliki karakter ladak sesuai dengan ungkapan dari ceritera wayang itu sendiri. Dari seluruh alur kehidupan Karna yang menarik insprirasi Ono untuk dituangkan menjadi suatu rangkaian gerak yang khas adalah bagian yang menyentuh rasa kasmaran terhadap lawan jenisnya yakni Dewi Sondari. Momen ini menjadi hal yang mendasar dalam sebuah ide garap karena rasa itu selalu hadir tanpa diundang pada setiap insan yang normal. Oleh karena itu diharapkan pesan yang tersirat dalam tarian ini dapat diresapi dan dimaknai secara sungguh-sungguh baik oleh penari atau pun penonton.
Tari Dipati Karna yang sedang kasmaran diverbalisasikan di antaranya; pada ragam gerak jangkung ilo dengan bentuk gerak tangan sumpingan yang menyatakan sedang menata diri agar nampak rapi, pada ragam gerak laras konda dengan bentuk gerak tangan ngolah rasa, gerak ini menandakan perasaan hati yang gandrung.
a) Jangkung Ilo
Gerakan Jangkung Ilo termasuk kedalam gerakan Botton signal dikarenakan setiap gerakannya dilakukan dengana penuh ekspresi. Botton signal ( penguat ekspresi ) dilihat setelah dilakukan gerakan adeg-adeg.
Deskripsi gerak jangkung ilo kepala melihat ke arah tangan kiri, tangan kiri di rentangkan ke depan dengan telapak tangan di ukel lalu nangreu dan tangan kanan di tekuk disimpan di samping telinga di ukel lalu nangreu dan kaki mundur dan posisi kaki kiri di depan dan arah hadap badan serong kiri.
Gerak jangkung ilo termasuk kedalam desain asimetris karena gerakan ini merupakan gerakan kombinasi yang menarik, sehingga mempunyai kesan fokus yang tidak seimbang. Desain asimetris dalam gerakan jangkung ilo dapat dilihat dari posisi banting tangan dan mengangkat salah satu kaki dengan telapak kaki setinggi betis yang bermakna suatu usaha untuk melihat proses setelah manusia mencapai tujuan
b) Laras konda
Gerakan Laras Konda termasuk kedalam gerakan Gesture dikarenakan gerakan ini menunjukan atau memiliki arti untuk memikat lawan jenis. Gesture ( gerak maknawi) dilihat dari makna gerakan tangan capangan disertai gerakan bahu dan gerakan kaki ke kanan dan ke kiri.
Deskripsi gerak pada penari ialah kepala menghadap ke arah samping kanan dan samping kiri dengan melihat bahu kanan dan bahu kiri menggunakan gerakan gileg. Badan menghadap kedepan. Untuk gerak tangan kanan di tekuk di simpan depan dada dengan telapak tangan
nangreu lalu ukel sedangkan tangan kiri dibentangkan dengan telapak tangan nangreu. Kaki kiri di tekuk ke samping kiri dan kaki kanan ditekuk ke samping kanan sebagai kuda kuda level sedang.
Gerak laras konda termasuk kedalam desain asimetris karena memiliki pola yang tidak searah atau bergantian seperti gerakan tangan kiri dan tangan kanan yang di gerakan secara bergantian dalam satu rangkaian gerak seperti halnya gerakan capang yang disertai dengan gerakan bahu. Adapun gerak asimetris pada laras konda bisa dilihat dari posisi tangan, gerak tangan kanan ditekuk di simpan depan dada dengan telapak tangan nangreu kemudian ukel, dan tangan kiri dibentangkan dengan telapak tangan nangreu. gerak laras konda ini melambangkan kesiapsiagaan dalam menghadapi sesuatu.