Transliterasinya adalah kata Arab-Latin yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987. Tā' Marbūtah di akhir kata. Persyaratan ini tidak diperlukan untuk kata-kata Arab yang telah diasimilasikan ke dalam bahasa Indonesia, seperti zakat, doa, dan sebagainya, kecuali jika diinginkan pengucapan aslinya).
نارقلا سايقلا
سمشلا ءامسلا
ضورفلا ىوذ ةنسلا لها
KATA PENGANTAR
يمرلحا نحمرلا الله مسب
بر لله دملحا هلا ىلعو ينلـــــسرـــلماو ءايـــبنلأا ديس محمد ىلع هملاـــسو الله ةلاــــص و . ينملعلا
ميظلا يلعلا اللهبالاا ةوقلاو لوحلاو ينعجما هبحصو
Karena pandangan ini sesuai bagi Islam dengan posisi Al-Qur’an sebagai rahmat bagi alam semesta, maka respon terhadap kondisi kerusakan lingkungan mengubah cara pandangnya, sehingga penelitian ini diawali dengan pertanyaan, “Bagaimana pandangan ideal Al-Qur’an? etos kerja dalam kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi? siapa juga yang harus menjaga alam?" Para peneliti berpendapat salah satu caranya adalah dengan mengubah konsep dasar kerja manusia yang selama ini masih mengingkari keberadaan alam. Kalau konsep dasar manusia etika kerja meliputi keselarasan alam, pola yang dapat mengubah cara kerja manusia dan alat-alat yang mengeksploitasi alam.
Al-Qur'an merupakan kalam Allah SWT yang diakui kebenarannya, mempunyai mukjizat yang besar dan juga menjadi pedoman hidup. Setiap mukmin yakin bahwa sekadar membaca Al-Qur'an adalah amal yang sangat mulia dan pahalanya berlipat ganda.1 Memahami Al-Qur'an adalah kewajiban terpenting setiap mukmin, begitu pula mengamalkannya. Al-Qur'an membekali manusia dengan berbagai prinsip dan kaidah umum serta dasar-dasar ajaran Islam yang komprehensif.
Keberadaan Al-Qur’an begitu penting sehingga tidak pernah berhenti dijadikan bahan kajian manusia dari dulu hingga sekarang. Di antara sekian banyak kajian Al-Qur'an adalah bagaimana Al-Qur'an memandang ayat-ayat yang dikategorikan sebagai hubungan antarmanusia dalam konteks kerja dan lapangan kerja. Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan Allah dalam Al-Qur’an mempunyai dua dimensi yang mengikat, yaitu mengikat antara hubungan manusia dengan Tuhannya dan juga mengikat hubungan antara manusia dengan lingkungan alam yang melingkupi keberadaan manusia yang hidup di dalamnya.
Khallaf, Al-Qur’an mempertimbangkan unsur maslahah dalam setiap perbuatan atau pekerjaan manusia di dunia, yang termasuk dalam al-d}aruriya>t al-khamsah (lima hal pokok), yang terdiri dari hifz} al-nafs ( melindungi jiwa), hifz} al-'aql (penjaga akal), hifz} al-di>n (penjaga agama), hifz} al-ma>l (penjaga kekayaan) dan hifz} al-nasl (penjaga keturunan).2 . Al-Qur’an memberikan penilaian khusus terhadap kerja manusia di dunia, karena kerja merupakan landasan dasar kelangsungan hidup manusia, baik secara individu maupun sosial, biologis atau fisiologis. Istilah-istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk menyatakan kerja antara lain lafal berikut: 'amal (لمع), kasb (بسك), juhd (دهج), ibtighā' (ءاغتبا), sa'yu (يعس) dan su' āl (لاوس).
Daripada perkataan 'amal, al-Quran menyatakan definisi kerja sebagai usaha yang gigih berdasarkan keinginan untuk mencapai apa yang diusahakan. 7 Al-Raghib al-Asfahani, Mu'jam al-Mufradat li Alfaz Al-Qur'an, (soft file CD-ROM: Maktabah Shamelah v 1.3 gb) hlm.
لاَق هُثُ »
وِقِتاَع
Rumusan Masalah
Apa kelebihan dan kekurangan interpretasi tematik kerja-kerja dalam interpretasi etos kerja manusia dan dampaknya terhadap alam. Untuk mendeskripsikan konsep pokok tafsir tematik Kementerian Agama Indonesia yang menafsirkan etika kerja manusia dalam Al-Qur'an, serta hubungan ideal antara aktivitas kerja manusia dengan alam. Secara teoritis, penelitian ini akan bermanfaat dalam mengembangkan kontekstualisasi penafsiran Al-Qur'an sesuai situasi dan kondisi saat ini.
Dalam praktiknya, penelitian ini merupakan prasyarat untuk lulus dari jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.
Telaah Pustaka
Penelitian kedua diberi judul “Kajian Al-Qur’an dalam Kaitannya dengan Etika Kerja: Kajian Tematik Interpretif” oleh Moch. Fokus pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an sebagai pedoman umat manusia mengajarkan kita untuk aktif dan dinamis dalam kehidupan di dunia ini dengan bekerja keras mengelola dan memajukan bumi demi kemaslahatan seluruh alam. Oleh karena itu, keimanan terhadap takdir Allah tidak menjadi penghalang etos kerja, karena takdir Allah sesuai dengan Sunnah-Nya yang erat kaitannya dengan ikhtiar manusia.
Skripsi ini mengambil ayat-ayat Al-Quran sebagai subjeknya, sedangkan penelitian penulis mengambil subjek kajian kitab tafsir tematik tentang kerja dan ketenagakerjaan pada Kementerian Agama Republik Indonesia. 18. Dalam jurnal penelitian bertajuk “Etos Kerja dan Etika Profesi dalam Pandangan Islam” oleh Sahmiar Pulungan. 17 Abdul Rasyid, “Konsep Akhlak Kerja Menurut Hadits (Studi Analisis Sanad)”, (Skripsi Juri. Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011).
Syahrir, Kajian Al-Qur'an tentang Etika Kerja: Kajian Interpretasi Tematik, (Tesis Tafsir-Hadits IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1997). Berkarya menurut Muhammad Iqbal".20 Iqbal Berkarya menurut Muhammad Iqbal adalah mewujudkan diri melalui sesuatu yang harus dibentuk dan dibentuk kembali dengan karya yang tiada habisnya. Sesuatu yang senantiasa dibentuk adalah karya kreativitas dan pengetahuan, sedangkan karya yang tidak pernah berhenti, usaha dan kerja keras.
Dengan dinamisme, pekerjaan manusia tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan jasmani saja, namun juga memenuhi kebutuhan rohani. Pekerjaan manusia adalah suatu kegiatan ibadah, suatu kegiatan yang hendaknya menjadikan manusia merasa lebih dekat dan giat dalam beribadah kepada Allah. Penelitian Siti Fatimah merupakan kajian tokoh dimana Muhammad Iqbal mempunyai konsep tersendiri mengenai tema karya.
Kerangka Teoritik
Penelitian wahyu merupakan salah satu jenis penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan terhadap kitab suci seperti Al-Qur’an mengenai permasalahan tertentu misalnya pendidikan, ekonomi, politik, tauhid, hukum, dakwah dan dalam penelitian ini merupakan tema kerja. 23. Dengan kata lain pada dasarnya peneliti ingin memperoleh tafsir Al-Quran yang dibahas oleh penulis tim Kementerian Agama RI mengenai masalah ketenagakerjaan. Teks tafsir Al-Qur'an wajib untuk diteliti, karena Al-Qur'an sebenarnya tidak pernah diam ketika dimintai pertimbangan seseorang dalam menjawab setiap permasalahan dalam hidupnya.
Namun pertimbangan dan petunjuk Al-Qur'an hanya dapat dipahami jika sifat-sifat isinya diidentifikasi secara bijaksana dan cermat dengan menggunakan metode yang tepat. Dalam hal ini Kementerian Agama RI menilai topik tersebut merupakan metode yang tepat untuk menggali makna ayat-ayat Al-Qur'an terkait topik ketenagakerjaan. 24 Tim Kemenag RI, Tafsir Tematik Al-Qur'an: Pekerjaan dan Ketenagakerjaan, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an Kemenag RI, 2010) hal.
Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk menarik kesimpulan yang dapat diulang dan valid dari suatu data dengan memperhatikan konteksnya. Langkah pertama adalah memilih ayat Al-Qur'an yang menjadi unit utama penafsiran tentang pekerjaan. Namun apabila penafsirannya tidak berkaitan langsung dengan pasal pokok mengenai tema etos kerja dalam struktur kaidah yang sesuai, maka perlu dilakukan identifikasi dan kritik terhadap pasal pokok ayat tersebut serta substansi yang seharusnya ada dalam ayat tersebut.
Metode Penelitian
Metode penelitian adalah upaya ilmiah yang melibatkan upaya untuk memahami tujuan yang ingin diselidiki. Peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada penggunaan data dengan menggunakan berbagai jenis informasi yang terdapat di perpustakaan seperti buku, jurnal, naskah, catatan, sejarah, dokumen, dan lain-lain.27 dilanjutkan dengan penulisan. , mengedit, mengklarifikasi, mereduksi dan menyajikan data yang berkaitan dengan objek penelitian ini. Data primer berasal dari sumber utama Tafsir Tematik Kemenag RI: Kerja dan Ketenagakerjaan yang tersistematisasi didalamnya dan dapat dijadikan sebagai objek bahan penelitian.
Metode deskriptif berguna untuk memberikan gambaran singkat tentang penafsiran ayat 28. Penulis menggunakan analisis taksonomi untuk kritis terhadap tim Kementerian Agama Indonesia yang berpendapat bahwa model tematik adalah metode ideal dalam menafsirkan Al-Qur'an. . peneliti menggunakan teknik interpretatif untuk menemukan temuan yang berkaitan dengan interpretasi paragraf ketenagakerjaan dan ketenagakerjaan. Penelitian ini dilakukan secara berurutan sebagai berikut: Pertama, peneliti akan mengumpulkan ayat-ayat yang mempunyai muatan langsung dengan topik karya, yang dijadikan dasar penafsiran tematik ini; Kedua, kemudian menganalisis hubungan antara tafsir dengan ayat yang bersangkutan sesuai dengan kaidah dasar penafsiran sesuai dengan temuan peneliti; Ketiga, penulis kemudian menafsirkan secara kritis temuan yang diperoleh melalui analisis isi.
Sistematika Pembahasan
Bab II, Sekilas tentang Tafsir Tematik Kementerian Agama RI, mulai dari penjelasan garis besar latar belakang hingga penyusunan tafsir tematik Kementerian Agama RI. Dijelaskan pula gaya tafsir dan ciri-ciri tafsir Kementerian Agama RI serta tokoh-tokoh yang melatarbelakangi penafsiran tematik ayat kerja ketenagakerjaan. Disinggung pula isu-isu kontemporer mengenai hubungan antara tema kerja sebagai aktivitas manusia dengan alam yang menjadi objek pemenuhan karya manusia menurut isu-isu kontemporer.
Bab IV, Berisi isi permasalahan terkait tema aktivitas kerja manusia dan alam menurut perspektif tim tafsir tematik Kementerian Agama RI. Etos kerja seorang muslim menurut tim Kementerian Agama RI dalam tafsir tematik kerja-kerja mempunyai landasan normatif pada ayat: wa anna ila>Rabi Muntaha>, (dan segala hasil tertuju kepada Tuhanmu). Dengan demikian, definisi Al-Qur'an tentang etos kerja memberikan panduan bagi seorang Muslim, dan bukan hanya untuk kelangsungan hidup.
Prinsip ideal etos kerja Al-Qur'an adalah: 'setiap usaha atau pekerjaan akan berakhir pada petunjuk Allah SWT.' Artinya setiap ikhtiar manusia tidak lepas dari Allah SWT. Pengertian ini mengandung ciri bahwa bekerja adalah pengabdian kepada Allah. Adapun hubungan antara aktivitas kerja manusia dan alam, menurut al- Penjelasan tim Kementerian Agama RI tidak diungkapkan secara eksplisit dengan topik tertentu. Dalam beberapa ayat Al-Qur'an sendiri terdapat gambaran ideal tentang hubungan aktivitas kerja manusia dengan alam, bukan sebagai subjek-objek.
Kritik yang dapat dilontarkan pada tafsir tematik pekerjaan ketenagakerjaan menyangkut kurangnya perbandingan (muqabil) terhadap konsep kerja yang dianggap sesuai dengan Al-Qur'an. Manfaat interpretasi tematik ketenagakerjaan ini mencakup beberapa hal yang sesuai dengan konteks Indonesia. Bahkan sudah memuat tema hak-hak disabilitas yang kemudian dilegitimasi dengan ayat-ayat Alquran.
Saran
Qum: Marka>z al-Abhas}wa al-Dirasah al-Takhasusiyyah lil al-Syahid al-S}adr. Kamus Besar Bahasa Indonesia sampai tanggal 28 mart 2018 kl. 12:04 dari: https://www.kbbi.web.id/kerja.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP