Evaluasi Dampak
kebijakan
Pengertian
• Evaluasi yang memberikan perhatian besar pada output kebijakan dan dampak/outcome kebijakan
• Evaluasi terhadap output kebijakan termasuk dalam evaluasi
implementasi (evaluasi dampak jangka pendek/ dampak sementara)
• Evaluasi terhadap dampak lebih menekankan pada dampak yang
ditimbulkan akibat sebuah kebijakan (dampak jangka Panjang). Juga menilai apakah tujuan kebijakan itu tercapai / tidak
Tujuan evaluasi dampak kebijakan
• 1. Melihat apakah output yang diharapkan tercapai/ tidak
• 2. menentukan apakah program telah membawa dampak yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga, maupun Lembaga
• 3. menilai apakah dampak yang timbul benar benar berkaitan dengan intervensi kebijakan
• 4. mengeksplor akibat yang tidak diperkirakan, baik yang bersifat positif maupun negative
• 5. Aspek yang lebih banyak disoroti berkisar tentang bagaimana program mempengaruhi peserta program dan apakah perbaikan kondisi peserta
program merupakan akibat langsung dari program tsb ataukah karena factor lain.
Tujuan evaluasi (lanjutan)
• Menjelaskan seberapa jauh tujuan kebijakan dan implementasinya telah dapat mendekati tujuan (Bryant & White, 1987)
• Menilai apakah tujuan kebijakan bisa tercapai atau tidak
Kapan evaluasi dampak bisa dilakukan?
• 1. Sebelum kebijakan diimplementasikan. Hal ini sering disebut
analisis, estimasi, assessment, prediksi atau perkiraan. Dalam hal ini lebih banyak menggunakan metode peramalan dalam melihat
dampak kebijakan.
• 2. Sesudah implementasi kebijakan
Apa itu dampak ?
1. Perubahan kondisi fisik maupun social sebagai akibat dari proses/ output kebijakan
2. Akibat yang dihasilkan oleh intervensi suatu program pada kelompok sasaran, baik yang sesuai dengan harapan maupun tidak, dan akibat tersebut mampu
menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran (sering disebut :impact)
3. Akibat yang dihasilkan oleh intervensi suatu program pada kelompok sasaran, baik yang sesuai dengan harapan maupun tidak, dan akibat tersebut tidak
mampu menimbulkan pola perilaku baru pada kelompok sasaran (sering disebut :effect)
Bentuk bentuk dampak
1. Dampak pada masalah public : dampak yang terjadi pada kelompok Sasaran
2. Dampak pada kelompok lain diluar sasaran kebijakan
3. Dampak di waktu sekarang dan di masa yang akan dating 4. Dampak social. Ekonomi, politik dsb
Hal hal yang harus diperhatikan evaluator dampak
1. Dimensi dimensi dampak
2. Persoalan yang berkaitan dengan program 3. Unit unit social yang terkena dampak
4. Karakterisitik evaluasi
5. Memahami metodologi penelitian evaluasi
Dimensi dimensi dampak (Langbein, 1988)
1. Dimensi waktu. Ini penting karena :
a. kebijakan dapat menimbulkan dampak yang sifatnya segera, atau jangka Panjang, sementara atau permanen
b. Secara ilmiah diketahui bahwa semakin lama periode waktu akan semakin sulit untuk mengukur dampak, karena : (i)hubungan kausalitasnya bisa
semakin kabur, (ii) factor lain yang dijelaskan akan semakin banyak (iii)jika effect thd individu dipejari terllau lama akan kesulitan menjaga track record individu dalam waktu yang lama
c. Semakin terlambat melakukan evaluasi akan semakin kesulitan dalam mencari data dan menganalisis pengaruh yang diamati
Dimensi dampak (Langbein)
2. Selisih antara dampak actual dengan dampak yang diharapkan.
Dalam hal ini evaluator selain memperhatikan efektivitas pencapaian tujuan program, evaluator perlu juga memperhatikan berbagai dampak yang tak
diinginkan, yang hanya sebagian saja dari yang diharapkan, dan juga dampak yang bertentangan dari yang diharapkan.
3. Tingkat agregasi dampak
Dampak kebijakan juga bersifat agregat, artinya bahwa dampak yang dirasakan secara individual akan dapat merembes pada perubahan di masyarakat secara keseluruhan
Dimensi dampak (langbein)
4. Tipe dampak
Ada 4 tipe utama dampak program/ kebijakan :
a. Dampak pada kehidupan ekonomi : penghasilan, nilai tambah dsb b. Dampak pada proses pembuatan keputusan : apa yang akan
dilakukan terhadap kebijakan berikutnya
c. Dampak pada sikap public : mendukung/ tidak
d. Dampak pada kualitas kehidupan individu, kelompok dan masyarakat yang bersifat non ekonomis
Dimensi dampak (Dye, 1978)
1. Dampak kebijakan pada masalah public dan orang orang yg terlibat, baik yang diinginkan/ tidak
2. Dampak di luar sasaran kebijakan. Ini sering disebut dengan eksternalitas atau dampak melimpah/ spillover effects
3. Dampak pada keadaan sekarang dan masa yang akan datang
4. Evaluasi juga menyangkut unsur biaya langsung yang dikeluarkan untuk membiayai program. Hal ini biasanya sulit dihitung mengingat sering bercampur dengan baiay tak langsung
5. Evaluasi dampak juga berkaian dengan evaluasi biaya tak langsung yang ditanggung oleh public akibat suatu kebijakan.
Persoalan yang berkaitan dengan program (Weiss, 1978)
Yang perlu diperhatriakn oleh evaluator adalah :
• 1. Wilayah (scope program) : nasional, provinsi, local dsb
• 2. Ukuran program : berapa individu yang dilayani untuk setiap wilayan satuan program
• 3. Kebaruan program; apakah dampah yang diharapakan itu merupakan sesuatu yang baru
Persoalan yang berkaitan dengan evaluasi (Anderson, 1985)
1. Ketidakpastian dan ketidakjelasan tujuan kebijakan
2. Menguji kausalitas bahwa dampak memang disebabkan oleh kebijakan tsb
3. Sering dampak kebijakan itu menyebar di luar sasaran kebijakan 4. Kesulitan dalam memeproleh data
5. Resisitensi pejabat
6. Evaluasi cenderung kurang melihat pada dampaknya (kurang valid)
Unit social yang terkena dampak
1. Dampak individual:
Dampak ini dapat menyentuh aspek biologis (penyakit, cacat fisk dsb), fisiologis (stress, depressi cinta, emosi dsb), lingkungan hidup (pindah, digusur, banjir dsb), ekonomi (naik tuurnnya penghasilan, harga , keuntungan dsb), serta sosial
2. Dampak organisasional
Dapat bersifat langsung (terganggu/ terbantu mencapai tujuan org), tak langsung (peningkatan semangat kerja, disiplin dsb)
3. Dampak terhadap masyarakat : sejuah mana masyarakat mampu merasakan pelayanan yg diberikan kebijakan tsb
4. Dampak terhadap Lembaga dan system sosial
Karakterisitik evaluasi
• Evaluasi harus empiric tidak bersifat spekulatif, hipotetik atau asumsi teoritik (kecualai evaluasi sebelum kebijakan diimplementasikan)
• Perlu ketersediaan data yang bisa dipertanggungjawabkan
• Tidak bias pada salah satu alternatif atau dampak tertentu
• Rasional dalam arti bahwa evaluasi harus dilakukan secara
sistematids dan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan para ahli, dismping kajian harus meliputi berbagai aspek
• Handal dan sahih (reabilitas dan validitas) baik dalam analisisi maupun datanya.
Metode penelitian evaluasi dampak
• Untuk evaluasi dampak jangka pendek biasanya dilakukan secara deskriptif kualitatif
• Untuk evaluasi dampak sebelum diimplementasikan dilakukan secara deskriptif kualitatif, studi literatur, analisis data sekunder dsb
• Terhadap evaluasi dampak jangka Panjang/ setalah
diimplementasikan cenderung menggunakan desain penelitian kuantitatif, karean harus menguji banyak variable yang dianggap sebagai dampaknya.
Kriteria Evaluasi kebijakan
Seorang evaluator harus memperhatikan beberapa kriteria Ketika mendesain atau merencanakan evaluasi kebijakan. Diantaranya adalah :
1. Memperhatikan tujuan dan dimensi waktu baik dalam evaluasi kebijakan (jangka pendek/ jangka Panjang), sebelum/ sesudah diimpleemntasikan, maupun dalam hal pencapaian tujuan kebijakan (setelah berapa tahun diimplementasikan). Ini dilakukan karena mengevaluasi tujuan kebijakan sangat sulit mengingat sering tujuan kebijakan itu kabur (karena produk politik yang mengakomodasi berbagai kepentingan). Ada banyak tujuan formal yang diumumkan pda public ttepai tujuan yang sesungguhnya sering disembunyikan (Orland , dalam Finsterbusch dan Motz (1980)
Bagaimana mengetahui tujuan yang sesungguhnya dr sebuah
kebijakan ?
1. Mengkaji berbagai peraturan dan dokumen resmi pemerintah 2. Mewawancarai secara langsung para pembuat kebijakan dan
administrator yang terlibat, terutama tentang apa sesungguhnya yang diinginkan dari adanya kebijakan tersebut. Ini harus dilakukan baik terhadap yang pro maupun terhadap yang kontra secara
seimbang
Kriteria evaluasi (lanjutan)
2. Menentukan indicator evaluasi yang “baik
Sebaiknya indicator juga bisa disetujui dan diterima oleh actor
kebijakan, agar hasil evaluasinya bisa diterima. Untuk itu biasanya pada masing amasing program sdh ditentukan indicator evaluasinya. Namun demikian aspek reliabilitas (handal) dan validitasnya (sahih) juga harus dipentingkan
Kriteria evaluasi (lanjutan)
3. Menguji karakterisitik program.
Agar riset evaluasi berguna untuk memperbaiki program maka harus mengukur tidak saja hasil namun juga karakteristik program dan lingkungannya (Finsterbusch
& Montz, 1980). Biasanya suatu program dilaksanakan adminsitrator dengan karakteristik yang berbeda beda sesuai dengan kondisi geografis dan
demografisnya. Sehingga ketika melakukan evaluasi hendaknya aspek tersebut juga diperhatikan.
Myer & Greenwood(1984): Kriteria program yang harus diperhatikan antara lain lingkungan (aspek social dan fisik yang berada diluar kewenangan dan kekuasaan pengambil kebijakan dan pelaksana untuk merubahnya) dan karakteristik kelompok sasaran (sifat anggota kelompok yang dintervensi program)
Beberapa karakteristik kebijakan yang relevan digunakan untuk
mengevaluasi keberhasilan
1. Karakteristik staff atau personil program 2. Karakterisitik penerima program
3. Metode yang dipakai 4. Jadwal program
5. Ukuran program
Respon/ rekasi terhadap dampak
1. Skeptis (tak yakin akan apa yang akan dicapai oleh kebijakan tsb) 2. Kritis (memeprtanyakan dukungan dan hambatan pelaksanaannya) 3. Analistis (memberikan sumbangsaran bagai pelaksanaan yang lebih
baik)
4. Reaktif konfrontatif. Dalam hal ini bisa berupa : a. Apatis (tak mau tahu dan menolak kebijakan.Ini bisa mengarah pada upaya
memobilisasi massa untuk melakukan Gerakan otoriter dan
anarkhis). (b) Melakukan lobi dan membentuk opini public mellaui media massa (c) Demonstrasi dan propaganda (d) melakukan
Tindakan politis yang kasar spt terror, kudeta dsb
Respon terhadap dampak (lanjutan)
5. Adaptif konformistis Hal ini dapat berupa :
- Perilaku meneliti secara kritis - Merubah pola perilaku
- Melakukan kgiatan baru (misalnya pindah tempat, pekerjaan dsb) - Meminta pelayanan baru
- Mengkaji ulang prioritas kebutuhan hidup - Melakukan penyesuaian psikologis