KONSEP DASAR EVALUASI
Pengertian Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Dalam kasus pertama, Anda dapat membandingkan pensil dengan penggaris sebelum memilih dan mencari tahu pensil mana yang lebih panjang, dan dalam kasus kedua, Anda dapat memilih tomat terbaik berdasarkan warna, kesegaran, bentuk, dan harga. Penilaian (assessment) adalah penggunaan berbagai metode dan penggunaan berbagai alat penilaian untuk memperoleh informasi sejauh mana hasil belajar siswa, atau pencapaian kompetensi siswa (set of ability).
Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Namun dapat terjadi keadaan sebaliknya yaitu siswa merasa puas dengan hasil yang dicapai dan usahanya kurang gigih pada waktu berikutnya. Jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar situasi tersebut tidak terulang di lain waktu.
Prinsip-Prinsip Evaluasi dan Penilaian
Siswa berhak dinilai secara adil, penilaian hasil belajar tidak membantu dan tidak merugikan siswa karena. Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran perkembangan belajar siswa.
Jenis Evaluasi Pembelajaran
Nontes adalah cara menilai hasil belajar siswa, yang dilakukan tanpa menguji siswa, melainkan dengan melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik non tes ini memegang peranan penting terutama dalam rangka penilaian hasil belajar siswa dalam bidang sikap hidup (bidang afektif) dan bidang keterampilan (bidang psikomotorik), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. dalam hal domain berpikir (cognitive domain). .
KARAKTERISTIK, MODEL DAN
Karakteristik Instrumen Evaluasi
Semakin baik suatu alat ukur, maka semakin baik pula alat ukur tersebut secara akurat menunjukkan perbedaannya. Proporsional artinya suatu alat ukur harus memiliki tingkat kesulitan yang proporsional antara keras, sedang dan mudah.
Model Evaluasi
Tujuan dari model ini adalah untuk membantu Anda merumuskan tujuan dan menjelaskan hubungan antara tujuan dan aktivitas. Kekuatan model ini terletak pada hubungan antara tujuan dan aktivitas serta menekankan siswa sebagai aspek penting dari kurikulum. Objek penilaian dalam model ini adalah perilaku siswa yang meliputi hasil belajar (kognitif), sifat, sikap, minat, bakat, dan aspek kepribadian siswa.
Model ini mensyaratkan agar hasil evaluasi digunakan sebagai masukan bagi pengambilan keputusan untuk memperbaiki sistem secara keseluruhan. Konsisten dengan pendekatan yang digunakan, model ini kurang percaya diri dalam hubungan kuantitatif.
Pendekatan Evaluasi
Pendekatan ini cocok digunakan dalam evaluasi atau penilaian formatif yang berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dari segi isi atau tugas, tes dengan pendekatan ini hanya melibatkan satu aspek bahasa pada satu kesempatan tes, misalnya aspek fonologi, morfologi, sintaksis atau kosa kata. Jika dalam pendekatan diskrit aspek linguistik dan keterampilan berbahasa diperlakukan secara terpisah, maka dalam pendekatan integratif aspek-aspek tersebut.
Jika tes diskrit hanya menguji satu aspek bahasa dalam satu waktu, maka tes integratif mencoba mengukur beberapa aspek bahasa sekaligus. Berdasarkan pandangan ini, tes integratif tidak secara khusus menguji salah satu aspek bahasa, seperti fonologi, morfologi, sintaksis, atau kosa kata, atau salah satu keterampilan berbahasa, seperti membaca, menulis, berbicara, atau menyimak, melainkan tes yang sekaligus mencakup beberapa aspek kebahasaan dan keterampilan berbahasa.keterampilan sekaligus.
INSTRUMEN EVALUASI JENIS TES
Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)
Sedangkan tes uraian terbatas tepat untuk mengukur kemampuan siswa dalam menjelaskan hubungan sebab akibat, menerapkan suatu prinsip atau teori, memberikan alasan yang relevan, merumuskan hipotesis, menarik kesimpulan yang tepat, menjelaskan suatu prosedur, dan sebagainya. Setiap kotak berisi kelereng merah yang sama banyak dan kelereng putih yang sama banyak. Pada saat menyusun butir-butir soal tes esai, diusahakan agar soal-soal tersebut mencakup pokok-pokok pikiran dari materi pelajaran yang diajarkan.
Saat menyiapkan topik untuk tes esai, perhatian harus diberikan agar pertanyaan tidak seragam, tetapi bervariasi. Tulisan yang baik atau buruk dan pendeknya jawaban yang sama dengan mudah menyebabkan evaluasi dan skor yang kurang objektif.
Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes pilihan ganda, tes pilihan ganda adalah tes objektif dimana setiap tes memberikan lebih dari kemungkinan jawaban, dan hanya satu dari pilihan tersebut yang benar atau paling benar. Dikarenakan jawaban yang singkat, tes ini tidak baik untuk menilai kemampuan pemahaman dan interpretasi. Butir soal pada formulir tes meching tidak boleh kurang dari 10 data, tidak lebih dari 15 soal.
Tes objektif isian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. a) Dengan menggunakan tes obyektif isian-kosong, masalah yang diwujudkan secara keseluruhan diatur dalam konteksnya. Tes ini juga sering dikenal dengan tes objektif berbentuk “Yes-No”. Tes objektif berupa benar-salah adalah suatu bentuk tes, dimana ada yang benar dan ada yang salah.
Tes Tindakan (Performance Test)
Penilaian ini cocok untuk menilai pencapaian kompetensi yang menuntut siswa untuk menunjukkan prestasi. Sehingga siswa mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha memenuhi harapan atau standar tersebut. Tujuan pembelajaran pada level ini adalah agar siswa diharapkan mampu menirukan suatu perilaku yang dilihatnya, (2) Manipulasi.
Imitasi pada tingkat ini mengharapkan siswa mampu meniru perilaku yang dilihatnya. Naturalisasi Pada tahap ini siswa diharapkan dapat melakukan gerakan-gerakan tertentu secara spontan atau otomatis.
INSTRUMEN EVALUASI JENIS NON-TES
Daftar Cek
Kelemahan kaedah ini ialah penganggar hanya mempunyai dua pilihan mutlak, contohnya benar-salah, boleh diperhatikan atau tidak boleh diperhatikan.
Skala Rentang
Penilaian Sikap
Misalnya, siswa yang memiliki sikap negatif terhadap guru/guru akan sulit menyerap materi pelajaran guru. Pengamatan tingkah laku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan siswa di sekolah. Misalnya, bagaimana reaksi siswa terhadap kebijakan yang baru diperkenalkan di sekolah tentang “Ketertiban Bertambah”.
Saat menilai sikap siswa di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan stimulasi siswa. Dari penilaian yang dilakukan siswa dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap apa yang mereka miliki.
Penilaian Proyek
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, siswa diminta membuat resensi yang berisi pandangan atau tanggapannya terhadap suatu masalah, situasi atau hal yang menjadi obyek sikap. Misalnya, siswa diminta untuk menuliskan pandangan mereka tentang "Kerusuhan Antar Etnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini memperhatikan tahapan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman dalam pembelajaran.
Proyek yang dikerjakan siswa harus merupakan hasil pekerjaannya, dengan memperhatikan kontribusi guru terhadap proyek siswa, dalam hal ini bimbingan atau dukungan. Evaluasi proyek dapat dilakukan mulai dari perencanaan, selama proses pelaksanaan tugas, dan setelah hasil akhir proyek.
Penilaian Produk
Tahap produksi (produk) meliputi: penilaian kemampuan siswa dalam memilih dan menggunakan bahan, alat dan teknik. Tahap penilaian meliputi: penilaian kemampuan siswa dalam membuat produk sesuai dengan kegunaannya dan memenuhi kriteria keindahan. Metode analisis yang didasarkan pada aspek produk biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahapan proses pengembangan.
Penilaian Portofolio
Proses pembelajaran yang dievaluasi misalnya diambil dari catatan guru tentang kinerja dan hasil karya siswa. Dalam kaitannya dengan kompetensi afektif misalnya, siswa mungkin diminta untuk menghasilkan sebuah tulisan yang berisi curahan perasaannya terhadap objek sikap tertentu. Oleh karena itu, penilaian diri oleh siswa di kelas harus dilakukan melalui langkah-langkah berikut.
Guru memeriksa sampel hasil penilaian secara acak untuk mendorong siswa agar selalu melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. Memberikan umpan balik kepada siswa berdasarkan hasil belajar sampel acak dari hasil penilaian.
Pengukuran Ranah Kognitif
Tingkat pemahaman, yaitu kemampuan menggunakan informasi dalam situasi yang tepat, meliputi kemampuan membandingkan, menunjukkan persamaan dan perbedaan, mengidentifikasi ciri-ciri, menganalisis dan menyimpulkan. Kata-kata operasional yang umum digunakan adalah: mengklasifikasikan, menjelaskan, meringkas, membedakan dan sejenisnya. Kata-kata operasional yang umum digunakan adalah: mendemonstrasikan, menghitung, menyelesaikan, menyesuaikan, mengoperasikan, menghubungkan, merakit dan sejenisnya.
Kata operatif yang sering digunakan adalah: menimbang, mengkritik, membandingkan, membenarkan, menyimpulkan, mendukung, dll. Setelah membaca karya al-Manfaluthi dan karya Hamk dalam novelnya 'The Sinking of the Vanderwijk', mahasiswa setidaknya dapat memberikan 3 alasan mengapa novel Hamk bukan plagiarisme.
Pengukuran Ranah Afektif
Afektif yang harus dikembangkan guru dalam proses pembelajaran tentunya sangat tergantung pada mata pelajaran dan tingkatan kelas, namun yang pasti setiap mata pelajaran memiliki indikator afektif dalam kurikulum hasil belajar. Dalam mata pelajaran tertentu, misalnya siswa yang memperoleh nilai tertinggi pada mata pelajaran tertentu, belum tentu harus menyukai mata pelajaran tersebut. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap sesuatu, misalnya dalam topik Al-Qur'an Hadits, siswa menunjukkan sikap dan perilaku seperti membaca ayat-ayat Al-Qur'an, siswa menunjukkan rasa hormat kepada orang tua dll.
Untuk mengetahui/mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran, terlebih dahulu harus ditetapkan indikator-indikatornya, misalnya: kehadiran di kelas, keaktifan bertanya, menyerahkan tugas tepat waktu, kerapian. Setidaknya ada dua komponen afektif yang penting untuk dinilai pada setiap mata pelajaran, yaitu sikap dan minat.
Pengukuran Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran pada level ini siswa mampu menampilkan rangkaian gerakan secara akurat, urutan yang benar dan kecepatan yang benar, dan (5) Naturalisasi. Tujuan pembelajaran pada level ini adalah agar siswa mampu melakukan gerakan tertentu secara spontan tanpa harus memikirkan kembali cara melakukannya dan urutannya. Manipulasi, pada level ini siswa dituntut untuk melakukan suatu perilaku tanpa bantuan visual, seperti pada level imitative.
Pengukuran ranah psikomotor adalah pengukuran yang dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa pada saat mereka sedang melakukan sesuatu. Tabel analisis 5 soal atau item dari 10 siswa disajikan sebagai contoh perhitungan berikut.
ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN
Analisis Logis/Rasional
Analisis materi dimaksudkan sebagai kajian yang berkaitan dengan materi keilmuan yang terpanggil dalam soal dan tingkat kemampuan yang sesuai dengan soal. Rumusan kalimat berupa kalimat tanya atau perintah yang membutuhkan jawaban terurai.Ada petunjuk yang jelas cara mengerjakan soal. Beri tanda centang (V) jika menurut Anda sesuai dengan kriteria, dan beri tanda silang (X) jika menurut Anda tidak sesuai dengan kriteria.
B Ranah konstruksi Rumusan kalimat berupa kalimat tanya atau tugas yang membutuhkan jawaban terurai Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal Ada pedoman penilaian. Beri tanda centang (V) jika menurut Anda sesuai dengan kriteria, dan beri tanda silang (X) jika menurut Anda tidak sesuai dengan kriteria.
Analisis Empirik
Validitas eksternal dilakukan dengan mengkorelasikan nilai skor tes instrumen buatan guru dengan instrumen standar. Untuk menguji validitas eksternal tes buatan guru dapat dibandingkan dengan tes standar, misalnya Tes Toufel. Jika terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara skor item dengan skor total, berarti item tersebut dianggap valid.
Guru memberikan hasil kepada siswanya dengan memberikan skor 1 untuk setiap item tes yang dijawab dengan benar, dan skor 0 jika salah.Selain menentukan item yang dicari valid atau tidak valid, harga yang dihasilkan dibandingkan dengan nilai kritik korelasi.
Reliabilitas tes
Taraf Kesukaran
Namun mereka berpendapat bahwa soal yang dianggap baik yaitu soal sedang adalah soal yang memiliki indeks kesukaran 0,30 sampai 0,70.
Daya Pembeda
Seluruh peserta tes dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok terampil atau kelompok atas (upper group) dan kelompok tidak terampil atau kelompok bawah (lower group). Untuk kelompok kecil, semua kelompok uji dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar, 50% untuk kelompok atas dan 50% untuk kelompok bawah. Untuk Kelompok Besar Mengingat biaya dan waktu untuk analisis, untuk kelompok besar biasanya hanya diambil dua kutub, yaitu skor 27% teratas sebagai kelompok teratas (YA) dan skor 27% terbawah sebagai kelompok terbawah (JB).
Array ini sekaligus menunjukkan adanya kelompok atas (JA) dan kelompok bawah (JB) dengan kepemilikan sebagai berikut. Item ini buruk karena jawaban kelompok bawah lebih benar daripada jawaban kelompok atas.