• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pendidikan Islam

N/A
N/A
rofiqi zakki

Academic year: 2023

Membagikan "Evaluasi Pendidikan Islam "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM : PENGERTIAN, FUNGSI, PRINSIP, JENIS, DAN LANGKAH-LANGKAHNYA

Oleh: Achmad Rofiki Zakki Program Pendidikan Islam

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya

Abstract

Until now, there are very many Islamic educational institutions, especially those located in rural areas, that pay little attention to the stages and principles of evaluation, the evaluation seems to be considered only as a formality without conducting a study of the results of the evaluation so that it does not improve the learning process. This is one of the factors in not achieving the goals of Islamic education. It is hoped that this paper will be a stimulus for teachers and Islamic Education Institutions about how important it is to understand and pay attention to the entire process of implementing learning programs including the evaluation of Islamic Education, what are its essence and functions, what are the principles and types and what are the steps. This study uses a qualitative approach with the literature study method. The results of this study are that the evaluation of Islamic Education is an attempt to determine the level of success and weaknesses of an Islamic Education process which includes all components in the process namely students, teachers, parents and Islamic Education Institutions themselves, so that they can make improvements and improvements to preparation of Islamic education programs.

Abstrak

Hingga saat ini sangat banyak Lembaga Pendidikan islam terlebih yang berlokasi di pedesaan kurang memperhatikan terhadap tahapan dan prinsip evaluasi, pelaksanaan evaluasi sepertinya hanya dianggap sebagai formalitas saja tanpa melakukan kajian terhadap hasil pelaksanaan evaluasi sehingga tidak melakukan perbaikan proses pembelajaran. Hal ini yang menjadi salah satu faktor tidak tercapainya tujuan Pendidikan islam. Tulisan ini diharapakan menjadi stimulus bagi guru dan Lembaga Pendidikan islam tentang betapa pentingnya memahami dan memperhatikan

(2)

seluruh proses pelaksanaan program pembelajaran termasuk di dalamnya tentang evaluasi Pendidikan islam, tantang apa hakikat dan fungsinya, apa saja prinsip dan jenisnya serta bagaimana langkah-langkahnya. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka. Hasil dari kajian ini adalah bahwa evaluasi Pendidikan islam merupakan suatu usaha untuk mengetahui taraf keberhasilan dan kelemahan suatu proses Pendidikan islam yang mencakup seluruh komponen dalam proses tersebut yakni siswa, guru, orang tua dan Lembaga Pendidikan islam itu sendiri, sehingga dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap penyusunan program Pendidikan islam.

PENDAHULUAN

Dalam pendidikan Islam, pendidikan bertujuan untuk

membentuk insan kamil atau insan paripurna. Tujuan pendidikan ini adalah inti berdasarkan segala proses pendidikan. Sehingga segala komponen dalam Pendidikan Islam semisal kurikulum, metode, dan proses yang berlangsung wajib selalu diselaraskan dengan tujuan pendidikan Islam. Tetapi, pertanyaannya adalah apakah pendidikan islam sudah berhasil dalam praktiknya di lapangan? Sejauh mana pencapaian yang diperoleh pendidikan islam dalam kaitannya dengan pembentukan insan kamil? Kendala apa saja yang dihadapi selama proses pendidikan islam untuk mencapai tujuannya?.

Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat terjawab melalui proses evaluasi yang dilakukan terhadap pendidikan islam.

Keberhasilan pendidikan dapat dicermati melalui penilaian hasil belajar yang ditentukan terhadap standar kurikulum yang berlaku. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting, sebab evaluasi dapat menentukan kualitas pendidikan. Ketepatan penilaian hasil belajar berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran, proses

pembelajaran dan penilaian pembelajaran merupakan unsur yang saling berkaitan. Proses pembelajaran dipandu oleh tujuan

pembelajaran. Dengan mengevaluasi sembari memfokuskan pada tujuan dan topik pembelajaran, maka akan diketahui apakah

tujuan pembelajaran sudah tercapai1. Begitulah letak pentingnya proses evaluasi dalam pendidikan. Dalam pelaksanaannya, evaluasi

1 Wahyudi, Dedi, “Konsep Al-Quran Tentang Evaluasi Dalam Pendidikan” (Hikmah, 2016): 245.

(3)

harus memperhatikan berbagai hal seperti tujuan dan fungsi dari evaluasi, objek evalusi, prinsip evaluasi, tehnik dan prosedur evaluasi itu sendiri. Sehingga dengan demikian diharapkan evaluasi dapat meningkatkan mutu pendidikan.

Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan

komponen yang krusial dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses pembelajaran. Kepentingan evaluasi tidak hanya bermanfaat bagi proses belajar siswa. Tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Melalui evaluasi dapat diketahui hasil dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, dan kegiatan yang akan dilakukan kedepannya dapat ditentukan berdasarkan hasil tersebut.

Namun disadari bersama, pada proses dan pelaksanan Pendidikan di beberapa Lembaga Pendidikan masih jauh dari yang diharapkan karena permasalahan dalam dunia pendidikan begitu kompleks termasuk di dalamnya permasalahan evaluasi baik dari sisi guru, orang tua dan bahkan Lembaga Pendidikan itu sendiri.

Maka penting bagi seorang guru untuk memiiki kompetensi yang baik, seperti melakukan perencanaan pembelajaran dengan baik, menguasai mata pelajaran dengan baik, mampu mengusai kelas dan memahami prinsip evaluasi Pendidikan dengan baik. Begitupun orang tua juga harus tahu program-program Lembaga Pendidikan yang disiapan untuk peserta didik, tak kalah penting juga Lembaga Pendidikan harus melakukan evaluasi secara terus menerus

sehingga dapat diketahui sejauh mana program yang dijalankan berjalan dengan baik dan memberi dampak baik terhadap peserta didik.

PENGERTIAN EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh beberapa pakar, Abudin Nata mengemukakan bahwa pengertian evaluasi adalah proses membandingkan yang ada dengan kriteria tertentu dalam rangka mendapatkan informasi dan menggunakannya untuk menyusun penilaian dalam rangka membuat keputusan2.

2 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), 183.

(4)

M. Habib Thaha, mangatakan bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan3.

Menurut Guba dan Lincoln sebagaimana dikutip oleh Zainal Arifin mendefinisikan evaluasi sebagai “a process for describing an evaluand and judging its merit and worth”. (suatu proses untuk menggambarkan evaluan (orang yang dievaluasi) dan menimbang makna dan nilainya)4.

Konsep evaluasi juga disebutkan di dalam al-Quran salah satunya disebutkan pada surah al-Ankabut ayat 2-3,

َنْوُنَتْفُي َل ْمُهَو اّنَمٰا آْوُلْوُقّي ْنَا آْوُكَرْتّي ْنَا ُساّنلا َبِسَحَا

ْدَقَلَو ٢

َنْيِبِذٰكْلا ّنَمَلْعَيَلَو اْوُقَدَص َنْيِذّلا ُهّٰللا ّنَمَلْعَيَلَف ْمِهِلْبَق ْنِم َنْيِذّلا اّنَتَف ٣

Artinya:“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta”5.

Pada ayat ini Allah dengan tegas menyatakan bahwa kualitas keimanan seseorang akan diuji atau dievaluasi, dengan begitu dapat diketahuin siapa saja dari hambanya yang benar-benar beriman dan berdusta.

Pada dasarnya beberapa pengertian yang dikemukaan di atas adalah sama, hanya redaksinya saja yang berbeda, yakni evaluasi itu adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengetahui nilai dari sesuatu yang dijadikan tolak ukur dalam mengambil keputusan.

3 M. Habib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990), 44.

4 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012), 8.

5 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/29 (diakses pada 7 Desember, 2022)

(5)

Sedangkan pengertian evaluasi dalam Pendidikan islam sebagaimana dikemukakan oleh Ramayulis yaitu suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam Pendidikan islam6. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa

evaluasi Pendidikan islam mencakup seluruh proses dalam kegiatan Lembaga Pendidikan islam dan dapat diketahui sejauh mana tujuan Pendidikan islam dicapai.

FUNGSI DAN PRINSIP EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM Menurut Suhasimi Arikunto evaluasi pendidikan secara umum memiliki beberapa fungsi sebagi berikut7:

a. Evaluasi berfungsi selektif. Hal ini bisa berupa seleksi dalam memilih siswa yang naik kelas atau tidak, memilih siswa yang berhak mendapat beasiswa dan sebagainya.

b. Evaluasi berfungsi diagnostik. Yakni berfungsi untuk mengtahui kelebihan dan kelemahan siswa serta apa penyebabnya,

sehingga akan mempermudah guru dan Lembaga Pendidikan dalam menentukan langkah untuk mengatasinya. Dalam hal ini masih banyak ditemukan Lembaga Pendidikan islam yang tidak paham atau tidak melakasanakan fungsi evaluasi sebagaimana mestinya. Yakni tidak melakukan perbaikan pada program pembelajaran pasca evaluasi dan seolah menganggap evaluasi hanya sebagai formalitas.

c. Evaluasi berfungsi sebagai penempatan. Dengan melakukan evaluasi terhadap siswa maka dapat menetukan dimana siswa akan dikelompokkan.

d. Evaluasi sebagai pengukur keberhasilan. Dalam pelaksanaan program Pendidikan islam perlu kiranya untuk mengetahui

sejauh mana tingkat keberhasilan sebuah program dan untuk itu sangat perlu untuk melakukan evaluasi. Dan selama ini banyak Lembaga pendidikan yang menjadikan hasil dari ujian sebagai tolak ukur utama dari keberhasilan program, padahal seharusnya

6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2004), 42.

7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 18-19.

(6)

Lembaga Pendidikan juga perlu melihat aspek lain sebagai tolak ukur seperti aspek afektif dan psikomotoriknya.

Sedangkan Sukardi mengemukakan secara lebih spesifik tentang fungsi evaluasi Pendidikan islam sebagai beikut8:

a. Menilai ketercapaian tujuan. Dalam Pendidikan tentu sangat perlu untuk mengetahui sejauh mana tujuan Pendidikan itu dicapai.

b. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi. Yakni mengukur aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini masih sangat tampak bahwa yang menjadi sasaran utama dalam evaluasi Lembaga Pendidikan islam khususnya di beberapa Lembaga yang ada di desa dan beberapa Lembaga yang ada di Madura adalah aspek kognitif.

c. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang telah siswa ketahui.

Dalam proses pembelajaran, setiap siswa pasti memiliki kesan dan pengalaman masing-masing karena memiliki latar belakang yang berbeda.

d. Memotivasi belajar siswa. Evaluasi juga perlu untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa, maka dari itu seorang guru juga harus mengetahui cara memberi motivasi.

e. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling.

Informasi diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, infomasi yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, adaptasi sosial, kualitas pribadi dan kemampuan yang dimiliki. Setiap siswa tentu memiliki masalah dan kendala tersendiri baik di lingkungan belajar, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

f. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurukulum.

Setelah pelaksanaan evaluasi tentu akan ditemukan beberapa kekurangan dan kendala, dengan berdasar pada hasil evaluasi maka akan dapat menentukan apa saja yang perlu diperbaiki

8 Sukardi, Evaluasi Pendidikan : Prinsip Dan Oprasionalnya (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 8-9

(7)

dari sebuah kurikulum. Di Indonesia sudah sering kali terjadi perubahan kurikulum, sejak tahun 1945 sampai saat ini terhitung sudah menglami sebelas kali perubahan, yaitu pada tahun 1947 Rencana Pelajaran yang dirinci dalam rencana pelajaran terurai, tahun 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, tahun 1968 Kurikulum Sekolah Dasar, tahun 1973 Kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pengembangan (PPSP), tahun 1975 Kurikulum Sekolah Dasar, tahun 1984 Kurikulum 1984, tahun 1997 Revisi Kurikulum 1984, tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), tahun 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2013 menjadi kurikulum 2013 dan yang terbaru adalah Kurikulum Merdeka. Hal ini merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.

Fungsi evaluasi juga tertuang dalam al-Quran, pertama, untuk menguji, hal ini disebutkan pada surah al-Baqarah ayat 155,

ِسُفْنَ ْلاَو ِلاَوْمَ ْلا َنّم ٍصْقَنَو ِعْوُجْلاَو ِفْوَخْلا َنّم ٍءْي َشِب ْمُكّنَوُلْبَنَلَو َنْيِرِبّٰصلا ِر ّشَبَو ٰرَمّثلاَو ِۗت ١٥٥

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar”.9

Dalam ayat tersebut terdapat gambaran bagaimana Allah menguji hamba-hambanya dengan dengan berbagai problem kehidupan.

Demikian pula di dunia Pendidikan islam, seorang siswa akan diuji tingkat kemampuan dan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.

Kedua, untuk menentukan klasifikasi. Hal ini tersurat dalam surah As}-S}ha>ffa>t ayat 103 – 107

هّلَتَو اَمَلْسَا اّمَلَف

ٗ ْيِبَجْلِل ِۚن ُمْيِهٰرْبِآّٰي ْنَا ُهٰنْيَداَنَو ۙ ١٠٣

َتْقّدَص ْدَق ١٠٤

َنْيِنِسْحُمْلا ىِزْجَن َكِلٰذَك اّنِا اَيْءّرلا ۚ

ُنْيِبُمْلا اُؤ َبْلا َوُهَل اَذٰه ّنِا ٰۤل ١٠٥

ٍمْيِظَع ٍحْبِذِب ُهٰنْيَدَفَو ١٠٦ ١٠٧

Artinya: Ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) meletakkan pelipis anaknya di atas gundukan (untuk melaksanakan perintah Allah), Kami memanggil dia, “Wahai Ibrahim, sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sesungguhnya demikianlah

9 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/2 (diakses pada 7 Desember, 2022)

(8)

Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Kami menebusnya dengan seekor (hewan) sembelihan yang besar.10 Dalam ayat ini tampak bagaimana Allah mengevaluasi tingkat keimanan nabi Ibrahim as. saat diperintah untuk menyembelih putra yang sangat dicintainya yaitu nabi Ismail as. dan atas

kepatuhan dan kecintaan beliau terhadap perintah ini menjadi salah satu alasan nabi Ibrahim diberi gelar kha>lilulla>h. evaluasi dalam Pendidikanpun berfungsi untuk mengklasifikasikan siswa ke dalam beberapa kategori.

Ketiga, untuk mengetahui. Hal ini terdapat pada surah An- Naml ayat 27,

َنْيِبِذٰكْلا َنِم َتْنُك ْمَا َتْقَدَصَا ُرُظْنَنَس َلاَق ٢٧

Artinya: “Dia (Sulaiman) berkata, “Kami akan memperhatikan

apakah engkau benar atau termasuk orang-orang yang berdusta”.11 Dalam ayat ini terlihat bagaimana nabi Sulaiman as. mengevaluasi burung hud-hud untuk mengetahui apakah yang dikatakan tentang negeri Saba’. Dalam dunia Pendidikan pun diperlukan evaluasi untuk mengetahui sisi afeektif seorang siswa.

Keempat, mengukur aspek kognitif, sebagaimana termaktub dalam surah Al-Baqarah ayat 31,

ْيِنْؤـِب َا َلاَقَف ِةَكِٕىَمْلا ىَلَع ْمُهَضَرَع ّمُث اَهّلُك َء َمْسَ ْلا َمَدٰا َمّلَعَو ْۢن ٰۤل ۤا َنْيِقِدٰص ْمُتْنُك ْنِا ِء َلُؤٰٓه ِء َمْسَاِب ۤا ۤا ٣١

Artinya: Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!”.12

Dalam ayat ini tampak bahwa Allah memerintah nabi Adam as. di hadapan para malaikat untuk menyebutkan nama-nama yang telah

10 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/37 (diakses pada 7 Desember, 2022)

11 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/27 (diakses pada 7 Desember, 2022)

12 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/2 (diakses pada 7 Desember, 2022)

(9)

diajarkan kepadanya. Hal ini juga sering dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat hafalan atau pengetahuan siswa.

Kelima, memberi tabsyir/reward dan ‘iqa>b/punishment.

Sebagaimana tercantum pada surah Al-Zalzalah ayat 7-8,

هَرّي اًرْيَخ ٍةّرَذ َلاَقْثِم ْلَمْعّي ْنَمَف

ٗ ۚ

اّر َش ٍةّرَذ َلاَقْثِم ْلَمْعّي ْنَمَو ٧

هَرّي

ٗ ٨

Artinya: Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.13

Dalam pelaksanaan evaluasi, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Sebaik apapun tehnik dan prosedur evaluasi dilakukan tapi tidak didasarkan pada prinsip-prinsip yang

menunjang pelaksanaan evaluasi tersebut maka hasilnyapun tidak akan maksimal dan bahkan mungkin jauh dari dari yang

diharapkan. Untuk menghasilkan evaluasi yang maksimal ada banyak ahli mengemukakan prinsip-prinsip yang harus

diperhatikan, diantaranya Daryono mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan evaluasi sebagai barikut:14

a. Keterpaduan. Maka seyogyanya rancangan pelaksanaan evaluasi disusun saat penyunan RPP, sehinggan dapat disesuaikan

dengan materi pembelajaran yang akan diberikan.

b. Keterlibatan Siswa. Dalam pelaksanaan evaluasi siswa dituntut untuk terlibat didalamnya, karena salah satu tujuan dalam peksanaan evaluasi adalah untuk mengetahui perkembangan siswa.

c. Koherensi. Yaitu evaluasi harus berkaitan dengan materi yang disampaikan dan disesuaikan dengan ranah kemampuan yang hendak diukur. Maka sangat keliru apabila evaluasi pembelajaran tidak sesuai dengan materi yang disampaikn dan diluar ranah kemampuan siswa.

13 Quran Kemenag. https://quran.kemenag.go.id/surah/99 (diakses pada 7 Desember, 2022)

14 Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), 19-21.

(10)

d. Pedagogik. Evaluasi perlu dilakukan sebagai salah satu langkah untuk memperbaiki sikap secara pedagogik dan dapat menjadi menyajikan solusi bagi siswa yang tidak berhasil.

e. Akuntabilias. Hasil evaluasi hendaknya dapat dipertanggung jawabkan, maka perlu kiranya untuk disampaikan kepada semua pihak yang terkait dan berkepentingan dengan Pendidikan

diantaranya siswa, orang tua, masyarakat dan Lembaga Pendidikan itu sendiri.

M. Habib Thaha mengemukakan beberapa prinsip yang perlu dipegang saat melakukan evaluasi sebagai berikut:15

a. Evaluasi mengacu pada tujuan. Evaluasi yang dilaksanakan dengan tidak mengacu pada tujuan yang telah ditentukan makan dapat dipastikan tidak akan menghasilkan evaluasi yang benar dan akan sia-sia.

b. Evaluasi dilaksanakan secara obyektif. Yakni evaluasi dilaksanakan berdasarkan data dan fakta yang ada, tidak

dipengaruhi unsur subyektifitas evaluator. Sikap obyektifitas ini dapat diteladani dari sifat-sifat Rasulullah yang berupa sifat shiddiq, Amanah, tabligh dan fathanah.

c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Ini berarti bahwa evaluasi harus silakukan secara menyeluruh, bagi siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik,

d. Evaluasi harus dilaksanakan secara continue. Untuk mencapai tujuan dari Pendidikan islam tentu saja butuh banyak proses dan program Pendidikan maka untuk melihat sejauh mana tujuan itu dicapan sangat penting untuk melakukan evaluasi secara terus menerus.

Prinsip-prinsip ini harus dan wajib dijadikan landasan untuk mendapatkan hasil evaluasi yang maksimal, sehingga Lembaga Pendidikan islam dapat menentukan langkah dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan islam secara optimal.

15 M. Habib Thaha, Tehnik-tehnik Evaluasi Pendidikan, 20.

(11)

JENIS EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Jenis-jenis evaluasi dalam Pendidikan islam dapat dilihat dari tiga sudut pandang, yaitu dari sisi fungsinya, caranya dan Teknik pelaksanaannya.

a. Dilihat dari sisi fungsinya menurut Yahya Qahar sebagaimana dikutip oleh sawaludin, evaluasi dibagi menjadi empat jenis16, yaitu:

1. Evaluasi formatif, yaitu evaluasi untuk mengetahui capaian hasil belajar siswa selama proses pembelajaran yang

dilaksanakan pada akhir satuan pembelajaran, serta untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan yang perlu

diperbaiki. Tujuan utama dari evaluasi ini untuk memperbaiki proses pembelajaran.

2. Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilakukan pada hasil belajar siswa setelah satu semester untuk menentukan jenjang

berikutnya. Evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa. Aspek yang dinilai meliputi pengetahuan,

keterampilan, sikap dan penguasaan siswa terhadap pembelajara.

3. Evaluasi penempatan. Yaitu evaluasi untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi siswa. Evluasi ini berfungsi untuk mengetahui kondisi pribadi siswa sehingga dapat ditempatkan di posisi yan sesuai dengan kapasitas dan potensinya. Aspek yang menjadi

cakupan evaluasi ini meliputi fisik, bakat, kemampuan, pengetahuan keterampilan.

4. Evaluasi diagnostik. Evaluasi terhadap hasil analisa tentang keadaan belajar siswa baik berupa kesulitan dan hambatan selama proses pembelajaran. Evaluasi ini berfungsi untuk mengetahui masalah yang dialami siswa sehingga dapat dicarikan solusinya.

16 Sawaludin, “Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam”. Al- Thariqah Vol. 3, No. 1 (2018): 49.

(12)

b. Dilihat dari cara pelaksanaannya dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Evaluasi kuantitatif. Evaluasi ini biasanya berupa angka untuk menilai aspek kognitif dan tidak menggunakan pendekatan proses. Pelaksanan evaluasi ini menggunakan tes.

2. Evaluasi kualitatif. Evaluasi ini berupa ungkapan seperti sangat baik, baik, cukup dan kurang. Evaluasi ini

menempatkan kurikulun sebagai fokus utama evaluasi.

Pelaksanaan evaluasi ini menggunakan teknik non tes.

c. Dan dilihat dari Teknik pelaksanaannya terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Evaluasi tes. Evaluasi ini dilakukan secara lisan ataupun tulisan, seperti penialain tengah semester dan peniaian akhir semester.

2. Evaluasi non tes. Evaluasi ini dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, dan skala sikap.17

LANGKAH-LANGKAH EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM Dalam pelaksanaan evaluasi ada beberapa langkah yang harus ditempuh supaya pelaksanaan evaluasi bisa berhasil, berikut ini langkah-langkah evaluasi yang dikemukakan oleh Zaenal Arifin.18 a. Perencanaan Evaluasi. Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan diantaranya adalah merumuskan tujuan penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyusun kisi-kisi, mengembangkan draf

instrument, uji coba dan analisis instrument, revisi dan merakit instrument baru.

b. Pelaksanaan Evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung dari jenis evaluasi yang digunakan. Karena hal ini akan berdampak pada penentuan prosedur, metode, instrument, waktu pelaksanaan, sumber data, dan sebagainya. Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar, dapat menggunakan tes maupun non tes.

17 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 20

18 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran : Prinsip, Tehnik, Prosedur (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 88-166.

(13)

c. Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, digunakan untuk malihat bahwa evaluasi sesuai dengan perencanaan ditetapkan. Fungsi monitoring ada 2 yaitu untuk melihat relevansi pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi, dan untuk melihat hal apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.

d. Pengolahan Data. Mengolah data berarti mengubah sujud data yang sudah terkumpul menjadi bermakna.

e. Pelaporan Hasil Evaluasi. Sebagai bentuk akuntabilitas publik, pihak-pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah, dan siswa itu sendiri harus menerima laporan hasil dari evaluasi.

f. Penggunaan Hasil Evaluasi. Salah satu pengunaan hasil evaluasi adalah laporan.

Laporan ini yang nantinya diharapkan memberi feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran.

KESIMPULAN

Evaluasi Pendidikan islam merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui taraf keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan atau proses Pendidikan islam. Evaluasi dilakukan terhadap semua komponen yang berkaitan dengan Pendidikan baik siswa, orang tua, guru, dan Lembaga Pendidikan islam itu sendiri. Dalam pelaksanaannya perlu memahami hakikat, fungsi, jenis dan memperhatikan prinsip-prinsip evaluasi

diantaranya keterpaduan, keterlibatan siswa, koherensi, pedagogik dan akuntabilias. Dalam al-Quran juga dikemukakan beberapa prinsip evaluasi yaitu untuk menguji, yang terdapat pada surah al- Baqarah ayat 155, untuk menentukan klasifikasi sebagaimana disebut dalam surah As}-S}ha>ffa>t ayat 103-107, untuk

mengetahui sebagaimana terdapat pada surah An-Naml ayat 27, mengukur aspek kognitif, sebagaimana termaktub dalam surah Al- Baqarah ayat 31, dan memberi tabsyir/reward dan

‘iqa>b/punishment sebagaimana tercantum pada surah Al-Zalzalah ayat 7-8. Selain itu juga perlu mengetahui langkah-langkah evaluasi agar menghasilkan evaluasi yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat menjadi acuan dalam memperbaiki kurikulum Pendidikan islam.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Tehnik, Prosedur.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Nata, Audin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005.

Ngali, Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja, 2006.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2004.

RI, Kementerian Agama. Quran Kemenag. Januari 1, 2020.

https://quran.kemenag.go.id/ (accessed Desember 7, 2022).

Sawaludin. "Konsep Evaluasi dalam Pembelajaran Pendidikan Islam." Al-Thariqah, 2018: Vol. 3, No. 1.

Sukardi. Evaluasi Pendidikan: Prinsip Dan Operasionalnya. Jakarta:

Bumi Aksara, 2008.

Thaha, M. Habib. Tehnik-Tehnik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo, 1990.

Wahyudi, Dedi. "Konsepsi Al-Qur’an Tentang Hakikat Evaluasi Dalam Pendidikan." Hikmah, 2016: 245.

Referensi

Dokumen terkait