• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PENJUALAN PADA BISNIS KULINER (STUDI KASUS MIE SAKERA CABANG DANAU TOBA JEMBER) - Repository UM Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PENJUALAN PADA BISNIS KULINER (STUDI KASUS MIE SAKERA CABANG DANAU TOBA JEMBER) - Repository UM Jember"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi dan informasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipungkiri untuk kehidupan manusia. Karena pada perkembangan teknologi dan informasi akan berjalan sesuai dengan kemajuan akan ilmu pengetahuan. Pada era globalisasi seperti saat ini, penggunaan teknologi dan informasi yang mudah serta menjadi daya tarik untuk kemajuan sebuah negara. Negara dapat dikatakan maju apabila negara tersebut dapat memiliki tingkat penggunaan teknologi yang tinggi. Namun, tidak hanya negara maju saja.

Negara berkembang seperti Indonesia juga mulai meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam berbagai bidang, salah satunya yaitu di bidang bisnis. Apabila sebuah bisnis tidak memanfaatkan adanya teknologi dan informasi maka dapat mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu memanfaatkan teknologi dan informasi untuk mengambil keputusan yang akan mendukung kemajuan bisnis dan mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Dalam berbisnis, pengambilan keputusan dapat dilakukan jika penggunaan sistem informasi yang digunakan sebuah perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Sistem informasi tersebut yang nantinya akan membantu perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas kerja, memberikan pelayanan dengan baik, serta data dan informasi yang tepat, akurat, dan relevan. Menurut (Tamburaka et al., 2021) sistem informasi adalah suatu proses mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu. Sistem informasi yang digunakan oleh sebuah perusahaan harus menyesuaikan kebutuhan dan kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaan tersebut. Penggunaan sistem informasi yang sesuai dapat meminimalisir kesalahan yang timbul akibat aktivitas operasi, informasi yang kurang memadai, serta kesalahan yang ditimbulkan oleh sumber daya manusia. Menurut (Pratiwi & Susanti, 2021) dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses operasional perusahaan, seperti pembelian, penjualan, produksi, pemasaran, pencatatan akuntansi dan aktivitas operasional lainnya diperlukan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu, oleh karena itu pengelolaan sistem informasi akuntansi yang baik diperlukan.

Sistem informasi akuntansi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dapat membantu kegiatan perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Output dari sistem informasi akuntansi tersebut dapat menjadi pertanggungjawaban dalam mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat merancang sistem informasi akuntansi secara baik dan benar agar menjadi lebih efektif dan efisien. Namun, apabila tidak dirancang dengan baik maka akan menghambat yang ada pada kegiatan perusahaan. Selain itu, sistem informasi akuntansi perusahaan juga dapat dikerjakan berdasarkan pada prosedur sehingga menghasilkan sebuah data yang valid. (Susanto, 2013) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan serangkaian komponen yang memiliki hubungan dan kerja sama dengan tujuan mengumpulkan, menyimpan, memproses informasi ekonomi perusahaan. Sistem informasi akuntansi menurut (Qutsiyah et al., 2019) merupakan sistem yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan beserta informasi lainnya yang diperoleh dari proses rutin transaksi akuntansi. Informasi-informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi antara lain meliputi informasi mengenai order penjualan, penerimaan kas, order pembelian, pembayaran dan penggajian. Di katakan rendah Aktivitas operasional berupa penjualan di sebuah perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari beberapa aktivitas operasional lain.

Berkembangnya sebuah bisnis atau usaha dapat dipengaruhi oleh aktivitas penjualan tersebut. Perusahaan perlu meningkatkan aktivitas penjualan ketika ingin memulai sebuah bisnis. Penjualan tersebut dapat berupa penjualan barang maupun jasa. Menurut (Sagala, 2020) penjualan merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, secara kredit maupun tunai. Proses penjualan dapat dijadikan salah satu tolak ukur apakah bisnis tersebut dapat berjalan lancar atau tidak. Ketika pelanggan banyak membutuhkan barang atau jasa yang dijual, maka aktivitas penjualan dapat dikatakan tinggi. Begitupun sebaliknya, aktivitas penjualan dapat apabila pelanggan permintaan pelanggan terhadap barang atau jasa

(2)

2

yang dijual masih rendah. Hal tersebut menjadi bahan evaluasi perusahaan berdasarkan data yang akurat mengenai permintaan pasar. Suatu perusahaan perlu menggunakan sistem informasi yang berkaitan dengan penjualan perusahaan. Pada sistem tersebut perusahaan dapat memperhatikan aktivitas penjualan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan tersebut dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan berbagai aktivitas perusahaan, meningkatkan jumlah aktiva dan ekuitas, serta dapat mengembangkan dan memperluas bidang usaha.

Aktivitas pembelian juga termasuk ke dalam bagian penting aktivitas operasional suatu perusahaan.

Karena untuk memenuhi kebutuhan atas barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan maka memerlukan aktivitas pembelian. (Farihah et al., 2021) pembelian merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan. Keberhasilan operasi suatu perusahaan dapat dilihat dari aktivitas pembelian. Hal ini perlu mempertimbangkan kuantitas dan kualitas bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai. Khususnya perusahaan dagang dalam menjalankan aktivitas operasional membutuhkan barang-barang yang pengadaannya dibeli dari supplier. Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan sistem informasi yang jelas. Dengan adanya sistem informasi tersebut khususnya pembelian, maka dapat mengetahui supplier yang harus dipilih untuk membeli barang, waktu jatuh tempo hutang yang perlu dibayar, laporan mengenai aktivitas pembelian, menjaga persediaan, serta mengetahui waktu untuk melakukan reorder point.

Pentingnya sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian dapat dibuktikan oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian (Herliana, 2018) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi khususnya sistem pendapatan, penerimaan kas dan pengeluaran kas berjalan dengan efektif. Penelitian (Apriyanti, 2019) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit diterapkan oleh PD. Cabang Masasasima Cabang Jember dalam memproses transaksi penjualan kredit yang baik. Penelitian (Qutsiyah et al., 2019) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi yang diterapkan Dira Supermarket Ambulu terdapat prosedur yang tidak sesuai konsep dan teori. Penelitian (Sagala, 2020) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi persediaan obat pasien BPJS di RSU Mitra Sejati pada prosedur pembelian obat sudah berjalan dengan efektif dan efisien. Penelitian (Sari et al., 2020) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi pengupahan produksi yang ada di PT. TM sudah sesuai dengan prosedur. Penelitian (Fajarsari et al., 2020) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang diterapkan oleh PT. XYZ (Dealer Resmi Mitsubishi Cabang Semarang) telah menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan secara tepat dan akurat. Penelitian (Purba et al., 2021) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. Ciomas Adisatwa Medan sudah diterapkan kurang baik. Penelitian (Pratiwi & Susanti, 2021) menunjukkan bahwa Informasi dan data yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keberhasilan kinerja sistem. Penelitian (Tamburaka et al., 2021) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas dana BOS di Sekolah Dasar Negeri Labotoy tahun 2018 telah berjalan dengan baik dan telah sesuai.

Penelitian (Farihah et al., 2021) menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi pemberian kredit pada Koperasi Rejeki Medan Jember telah berjalan dengan baik.

Kabupaten Jember berhasil mendapatkan penghargaan Natamukti sejak tahun 2016. Pemerintah kabupaten sukses mengembangkan EMKM melalui pengenalan dan pengembangan produk lokal.Keberhasilan tersebut dibuktikan dengan fakta yang ditemukan oleh BPS Kabupaten Jember bahwa dalam rentang waktu 2014-2018 jumlah EMKM mengalami peningkatan.Berikut tabel jumlah EMKM di Kabupaten Jember tahun 2015-2019:

(3)

3

Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jember 2020

Tingkat pertumbuhan yang tidak terlalu tinggi namun konsisten menunjukkan bahwa sektor Entitias kecil di Kabupaten Jember diproyeksikan terus berkembang.Keberadaan Entitias Mikro Kecil dan Menengah ini hampir dapat dijumpai disepanjang jalan dan juga semakin tahun semakin bermunculan.Artinya, dari tahun ke tahun EMKM mengalami peningkatan.Meningkatnya perkembangan EMKMtersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah- masalah ekonomi dan sosial dalam negeri.Supaya keberadaan EMKM bisa bertahan dan tetap eksis maka, EMKM perlu untuk mendapatkan perhatian yang berkaitan dengan kemajuan dan perkembangan EMKM.

Penelitian ini dilakukan pada salah satu EMKM unggulan di bidang bisnis kuliner Kabupaten Jember yaitu Mie sakera Cabang Danau Toba Jember. Mie sakera Cabang Danau Toba Jember merupakan sebuah usaha yang bergerak di bidang kuliner dan didirikan pada pada tahun 2016 yang terletak di Jl. Danau Toba No.12 Lingkungan Panji, Tegalgede Kec.Sumbersari Kabupaten Jember Jawa Timur 68124. Mie sakera Cabang Danau Toba Jember dalam pencatatan keuangan terkait pembelian dan penjualan hanya sebatas pada pencatatan pengeluaran dan pengumpulan bukti-bukti transaksi. Bukti-bukti transaksi terkait pembelian dan penjualan yang kumpulkan itu langsung disusun menjadi laporan keungan secara sederhana.

Salah satu kelemahan Mie sakera Cabang Danau Toba Jember adalah mereka tidak menerapkan sistem pencatatan keuangan yang memadai atau belum adanya sistem informasi akuntansi.

Pemilik Mie sakera Cabang Danau Toba Jember belum memiliki pengetahuaan dan kemampuan mengeola catatan pembukuan terkait pembelian dan penjualan yang teratur. Sehingga pemilik Mie sakera belum sepenuhnya menyadari pentingnya pencatatan pembelian dan penjualan secara terkomputerisasi bagi kelangsungan usaha. Selain itu pemilik Mie sakera Cabang Danau Toba Jember juga beranggapan bahwa pengadaan sistem informasi akuntansi hanya akan membuang waktu dan biaya. Pemilik Mie sakera Cabang Danau Toba Jember merasa direpotkan dengan pencatatan keuangan dan berpikir bahwa yang terpenting adalah mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Salah satu penyebab rendahnya tingkat pembuatan laporan pada UMKM adalah UMKM diwajibkan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan yang sama seperti usaha besar. Inilah yang memberatkan UMKM dalam membuat laporan keuangan, karena untuk membuat laporan keuangan, UMKM membutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan manfaat yang akan diperolehnya.

Pemilik Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember menerapkan sistem akuntansi hanya berdasarkan sistem kepercayaan saja dan kesepakatan bersama. Penerapan sistem yang bersifat tradisional kurang mampu untuk membantu pengusaha untuk bisa bersaing di lingkungan industri yang besar. Pemilik Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember sistem yang digunakan masih sangat sederhana, pada bagian pembelian hanya melibatkan pemilik dan bagian gudang tanpa adanya pembukuan dan tidak menggunakan dokumen- dokumen atau catatan akuntansi yang mendukung. Pada sistem penjualan juga hanya ada beberapa bagian seperti bagian penjualan, bagian gudang, dan bagian pengiriman. Tidak ada bagian kasir dan bagian akuntansi yang mencatat segala proses keuangan yang terjadi. tidak ada pemisahan antara bagian penjualan

4,00 0

3,0 00

2,0 00

1,0 00

0

201 5

201 6

201 7

201 8

201 9

(4)

4

dan penagihan, begitu juga antara bagian pembelian dan penerimaan, pada bagian penjualan tidak ada pemisahan tugas, hal ini sangat beresiko apabila system informasi akuntansi yang bersifat sederhana dan tidak diimbangi dengan sistem pengendalian internal yang cukup kuat. Sistem akuntansi yang bersifat sederhana akan berakibat kurangnya kualitas laporan keuangan dan menghambat lancarnya kegiatan usaha Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember.

Berdasarkan wawancara dengan pemilik Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember menyatakan bahwa tidak ada otorisasi yang dilakukan oleh pemilik usaha saat melakukan pesanan pembelian dan penjualan. Segala transaksi yang ada dilakukan oleh karyawan yang sama, sehingga dapat terjadi kecurangan pesanan pembelian dan penjualan. Permasalah lain yang dihadapi adalah Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember tidak memiliki laporan penerimaan barang dan kartu stok gudang. Jika dokumen pembelian dan penjualan tidak lengkap maka dapat terjadi kecurangan yang dilakukan beberapa karyawan yang menyebabkan kerugian pada Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis berharap dapat membantu mengembangkan pemahaman mengenai judul Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada Bisnis Kuliner (Studi Kasus Outlet Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang diterapkan oleh Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember?

2. Bagaimana evaluasi sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menggambarkan dan menjelaskan sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan yang diterapkan oleh Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember.

2. Untuk menggambarkan dan menjelaskan evaluasi sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada Mie Sakera Cabang Danau Toba Jember.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai sistem informasi akuntansi khususnya untuk aktivitas pembelian dan penjualan pada bisnis kuliner.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan sebagai bahan evaluasi sehingga dapat meningkatkan kinerja manajemen untuk masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan referensi dalam melakukan sebuah penelitian yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan.

Referensi

Dokumen terkait