• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalankan terapi

N/A
N/A
Nindita Illahi

Academic year: 2023

Membagikan "Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam menjalankan terapi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PENCEGAHAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI DESA

KALIULING

PROPOSAL SKRIPSI

ZOHARA MACHFIDA 2223036

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

2023

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tidak menular merupakan penyebab utama kematian secara global dan menjadi salah satu tantangan kesehatan utama. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang memerlukan perhatian khusus. Hal ini terjadi karena hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan waktu pengobatan lama dan banyak menghabiskan anggaran negara serta merupakan penyakit dengan tingkat kematian tertinggi (Harahap, 2020). Hipertensi merupakan penyakit yang menyerang setiap orang tanpa adanya batasan usia. Hal ini memerlukan adanya pencegahan dan pengendalian hipertensi agar kejadian hipertensi tidak semakin meningkat setiap tahunnya (Arifin et al., 2020).

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2019 terdapat sebanyak 26,4 juta orang di dunia mengalami hipertensi. Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2022 yakni sebanyak 36,3 juta orang didunia menderita hipertensi (Nonasri, 2022). Prevalensi lansia penderita hipertensi di Indonesia pada tahun 2019 terdapat sebesar 38% untuk usia 40-59 tahun, 53% umur >60 tahun dan 9% berusia <40 tahun. Jumlah ini mengalami peningkatan pada tahun 2022 yakni sebesar 40% penderita hipertensi berusia 40-59 tahun, 53% berusia

>60 tahun dan 7% berusia <40 tahun mengalami hipertensi (Nonasri, 2022).

Prevelensi penduduk dengan tekanan darah tinggi di provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 adalah (26,4%), jika dibandingkan dengan riskesdas

(3)

2019 jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 36,8% penduduk di Jawa Timur yang mengalami hipertensi. Prevalensi tekanan darah tinggi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jumlah estimasi lansia penderita hipertensi di Jawa Timur adalah 25,3% dari total prevalensi pada tahun 2019. (Dinkes Jawa Timur, 2020).

Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Lumajang pada tahun 2021, kejadian hipertensi yang terdapat di Kabupaten Lumajang mencapai 20,92% yang mengalami hipertensi dengan proporsi laki- laki sebesar 19,96% dan perempuan sebesar 20,56% (Dinkes Kabupaten Lumajang, 2021). Jumlah penderita hipertensi meningkat pada tahun 2022 capaian SPM hipertensi Kabupaten Lumajang berada di angka 36,9%. Jumlah estimasi penderita hipertensi yang berusia ≥30 tahun di Kabupaten Lumajang sekitar 44.408 penduduk, dari jumlah tersebut, terdapat 25,9% penderita hipertensi berusia 40-59 tahun (Dinkes Kabupaten Lumajang, 2022).

Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan pada 3 Juli 2023 didapatkan hasil bahwa pada tahun 2021 tercatat kasus hipertensi di Kecamatan Tempursari mencapai 1.956 kasus hipertensi dari usia dewasa hingga lansia.

Kejadian hipertensi meningkat pada tahun 2022 menjadi 2.200 angka kejadian hipertensi di Kecamatan Tempursari dari usia dewasa hingga lansia.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari terdapat 225 penderita hipertensi berusia dewasa hingga lansia yang mengalami hipertensi primer. Dari data tersebut terdapat sebanyak 105 penderita hipertensi berusia dewa. Data ini didapatkan dari catatan data kesehatan yang dimiliki oleh desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.

(4)

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama dengan atau diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau diatas 90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh (Anies, 2018). Peningkatan jumlah populasi penderita hipertensi akan berdampak terhadap berbagai masalah kesehatan. Semakin bertambahnya usia seseorang maka risiko terjadinya hipertensi semakin meningkat, dimana akan terjadi kehilangan elastisitas pada dinding pembuluh darah yang berdampak pada terjadinya hipertensi (Wijaya et al., 2020).

Dampak dari hipertensi dapat menyebabkan risiko terjadinya kerusakan pada kardiovaskular, otak, dan ginjal sehingga akan menyebabkan terjadinya komplikasi seperti stroke, infark miokard, gagal ginjal, dan gagal jantung. Pasien hipertensi harus memiliki kemampuan dalam merawat dirinya secara mandiri, berupa meminum obat yang diresepkan, melakukan kontrol tekanan darah secara berkala, memodifikasi diet, menurunkan berat badan, serta meningkatkan aktivitas fisik dalam sehari-hari. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku penderita hipertensi dalam melakukan pencegahan hipertensi (Damayantie et al., 2018).

Perilaku merupakan suatu perbuatan atau tindakan seseorang dalam melalukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Pasien hipertensi, harus memiliki kemampuan dalam merawat dirinya secara mandiri, berupa meminum obat yang diresepkan, melakukan kontrol tekanan darah secara berkala, memodifikasi diet,

(5)

menurunkan berat badan, serta meningkatkan aktivitas. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, status ekonomi dan tingkat pengetahuan (Puspita, 2016).

Penatalaksanaan hipertensi dilakukan sebagai upaya pengurangan resiko naiknya tekanan darah dan pengobatannya. Dalam penatalaksanaan hipertensi upaya yang dilakukan berupa upaya farmokologis (obat-obatan) dan upaya nonfarmakologis (memodifikasi gaya hidup). Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines (pedoman) adalah dengan penurunan berat badan, mengurangi asupan garam, olah raga yang dilakukan secara teratur, mengurangi konsumsi alkohol dan berhenti merokok. Penatalaksanaan hipertensi harus disertai oleh faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi (Idu et al., 2022).

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Damayantie (2018) didapatkan hasil bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi didapatkan hasil bahwa usia dan jenis kelamin berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi. Hal ini terjadi oleh karena kematangan usia yang dimiliki seseorang dapat menyebabkan mereka mampu dalam berfikir untuk melakukan tindakan yang diyakini dapat memiliki hasil yang positif. Berdasarkan jenis kelamin perilaku pencegahan hipertensi yang paling baik dilakukan oleh perempuan, hal ini dikarenakan seorang perempuan memiliki kekhawatiran yang lebih tinggi terhadap penyakitnya dibandingkan dengan laki-laki (Damayantie et al., 2018).

(6)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Idu (2022) yang menyatakan bahwa selain usia dan jenis kelamin, tingkat pengetahun dan status ekonomi memiliki hubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi pada penderita hipertensi. Hal ini terjadi karena seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi maka akan cenderung melakukan pengendalian dan pencegahan untuk menghindari tanda dan gejala hipertensi. Faktor ekonomi seseorang juga berhubungan dengan perilaku pencegahan hipertensi, dikarenakan seseorang dengan ekonomi menengah keatas akan melakukan pencegahan hipertensi dengan mengupayakan melakukan pengobatan yang terbaik untuk mengendalikan tekanan darahnya (Idu et al., 2022).

Perilaku seseorang mempengaruhi kebiasaan tindakan yang akan dilakukan dalam kesehariannya. Perilaku seseorang dalam melakukan penanganan terhadap penyakit dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal yang diduga dapat mempengaruhi perilaku seorang dalam melakukan pencegahan hipertensi adalah usia, jenis kelamin, tingkat pengetahuan dan status ekonomi. Hal ini juga didukung oleh adanya sikap dan tindakan penderita hipertensi dalam melakukan pencegahan hipertensi. Seorang penderita hipertensi diharapkan memiliki kemauan dan kemampuan untuk melakukan pencegahan hipertensi dengan melakukan perilaku pengendalian tekanan darah, karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan hanya bisa dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi.

Meskipun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi telah sering diidentifikasi dalam studi terdahulu, namun belum ada

(7)

satupun studi yang mengungkapkan/meneliti secara spesifik mengenai faktor- fator yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi dalam faktor internal.

Oleh karena pentingnya perilaku untuk melakukan pencegahan hipertensi, maka peneliti tertarik untuk melakukan studi penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi dikarenakan semakin banyaknya angka kejadian hipertensi dan ditemukan banyak kasus komplikasi hipertensi pada yang berawal dari kurangnya perilaku pencegahan hipertensi pada penderita hipertensi. Peneliti juga ingin mengembagkan penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai faktor-fator yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi di Desa Kaliuling Kabupaten Lumajang.

1.2 Rumusan Masalah

“Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi di desa Kaliuling Kabupaten Lumajang?”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi di Desa Kaliuling Kabupaten Lumajang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menganalisis hubungan faktor usia dengan perilaku pencegahan hipertensi.

2. Menganalisis hubungan faktor jenis kelamin dengan perilaku pencegahan hipertensi.

3. Menganalisis hubungan faktor tingkat pendidikan dengan perilaku pencegahan hipertensi

(8)

4. Menganalisis hubungan faktor tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan hipertensi.

5. Menganalisis hubungan faktor status ekonomi dengan perilaku pencegahan hipertensi.

6. Menganalisis hubungan faktor dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan hipertensi.

7. Menganalisis hubungan faktor dukungan kelompok sebaya dengan perilaku pencegahan hipertensi.

8. Menganalisis hubungan faktor pelayanan kesehatan dengan perilaku pencegahan hipertensi.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Adanya penelitian ini diharapkan menjadi alternatif, karena perilaku pencegahan hipertensi sangat penting untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Desa Kaliuling Kabupaten Lumajang

Sebagai masukan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi.

2. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Kepanjen

Hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan referensi di perpustakaan sehingga menjadi bacaan mahasiswa, khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi.

(9)

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat membantu masyarakat untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan hipertensi.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja di SMA Negeri 2