• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH NASABAH KORPORASI PADA PT. BANK SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH NASABAH KORPORASI PADA PT. BANK SYARIAH "

Copied!
88
0
0

Teks penuh

Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah Pada BPRS Al Barokah” disusun untuk memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar sarjana akuntansi di STIE Indonesia Banking School. Ketika perekonomian dunia sedang lesu, maka dividen yang diterima bank syariah akan berkurang, dan akibatnya, bagi hasil yang dibagikan kepada nasabah juga akan berkurang. Prinsip bagi hasil merupakan ciri umum dan landasan mendasar bagi perbankan syariah secara keseluruhan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN LABA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BPRS AL BAROKAH”.

Perumusan Masalah .1 Identifikasi Masalah

  • Batasan Masalah
  • Perumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menentukan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah pada BPRS Al-Barokah. Faktor apa saja yang mempengaruhi nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di BPRS Al-Barokah. Apakah terdapat perbedaan teori dan praktek dalam menentukan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di BPRS Al-Barokah?

Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah pada BPRS Al-Barokah.

Sistematika Penulisan

PENDAHULUAN

TINJAUAN LITERATUR

METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

  • Fungsi Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun uang masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lain untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. standar hidup. banyak orang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bank merupakan tempat penyimpanan uang dalam bentuk simpanan, serta sebagai pemberi pinjaman dan perantara dalam transaksi pembayaran. Bank pemberi pinjaman/pemberi pinjaman dalam kegiatannya tidak hanya menyimpan dana yang diperoleh, namun untuk dipergunakan bank menyalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang membutuhkan uang untuk usahanya.

Penyaluran dana yang dikumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit, pembelian sekuriti dan perolehan aset tetap.

Teori Bank Syariah .1 Pengertian Bank Syariah

  • Ciri – Ciri Perbankan Syariah
  • Fungsi Bank Syariah
  • Pengertian Pembiayaan Bank Syariah
  • Jenis-jenis Pembiayaan Bank Syariah
  • Pengertian Nisbah Bagi Hasil Pembiayaan
  • Faktor – faktor penentuan bagi hasil
  • Pengertian Pembiayaan Mudharabah
  • Cara perhitungan nisbah bagi hasil
  • Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah
  • Penelitian Terdahulu

Oleh karena itu bank syariah mempunyai akad yang disebut akad tabarru, yaitu akad niat baik. Fungsi perbankan syariah yang disampaikan oleh para ahli perbankan syariah antara lain Harahap, dkk. Jika investasi yang dilakukan bank syariah mengalami pembayaran yang tidak lancar bahkan stagnan, hal ini dapat mengakibatkan pendapatan yang diperoleh menjadi kecil dan pendapatan yang diterima pemilik dana yang dihimpun juga menjadi kecil.

Bank syariah menginvestasikan dana yang disimpannya (dana pemilik bank dan dana rekening investasi) pada jenis dan pola investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Selain itu, bank syariah mempunyai transaksi yang mengandung unsur sosial atau saling membantu yang dikenal dengan akad tabarru. Sebagai sebuah lembaga bisnis, bank syariah akan menyalurkan dana yang berasal dari kegiatan penggalangan dana atau biasa disebut dana pihak ketiga untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman.

Apabila pelaku usaha tidak memiliki modal tersebut, maka pelaku usaha dapat mengajukan pembiayaan ke bank syariah untuk memperoleh modal. Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan bank syariah untuk membantu pihak-pihak yang membutuhkan uang. Dalam sistem perbankan syariah, layanan pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank syariah jauh lebih beragam dibandingkan dengan layanan pembiayaan yang ditawarkan oleh bank konvensional pada umumnya.

Jenis pembiayaan perbankan syariah yang biasa digunakan adalah pembiayaan konsumer karena jenis pembiayaan ini memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun waktunya. Untuk mewujudkan konsep ideal tersebut, bank syariah harus dikelola secara optimal berdasarkan prinsip amanah, sidiq, fathonah dan tabligh, termasuk kebijakan penetapan margin (keuntungan) dan pembiayaan hubungan bagi hasil. Bank Syariah menerapkan Nisbah Bagi Hasil pada produk pembiayaan berdasarkan Natural Uncertainty Contract (NUC), yaitu kontrak bisnis yang tidak memberikan kepastian pendapatan (return), baik jumlah (amount) maupun waktu (timing), seperti mudharabah dan pembiayaan musyarakah. . ”.

Menurut Muhammad (2005:56), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan bagi hasil pada bank syariah adalah.

Kerangka Berpikir

Waktu dan Tempat Penelitian

Metode Pengumpulan Data

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber tertulis yang ada berupa dokumen. Pengumpulan data sekunder ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori sastra dan membaca buku atau majalah serta sumber data lain yang berkaitan dengan objek penelitian sebagai landasan pemecahan masalah tersebut.

Metode analisis data

Saldo: pembiayaan yang diberikan – angsuran bulan ke-n Margin pendapatan: tingkat margin pelanggan x saldo bulan ke-n. Laba bersih: margin nominal bulan ke-n – (beban operasional dan administrasi) Bagi hasil BPRS: rasio x margin bersih.

Gambaran Umum Objek Penelitian .1 Sejarah Singkat BPRS Al-Barokah

  • Visi dan Misi BPRS Al-Barokah
  • Data Lembaga
  • Struktur Organisasi BPRS Al-Barokah

BPR Syariah Al-Barokah mempunyai 25 (dua puluh lima) orang sebagai pemegang saham yang mendukung penuh pendirian bank tersebut. BPR Syariah Al-Barokah adalah bank yang kegiatan dan sistem operasinya didasarkan pada prinsip-prinsip Syariah Islam, antara lain menghimpun dan menyalurkan dana berdasarkan prinsip jual beli (Murabahah), bagi hasil (Mudharabah), persekutuan (Musyarakah) dan kerjasama dalam bidang keuangan. sektor keuangan dan perbankan, berpedoman pada ketentuan Syariah (hukum Islam). BPR Syariah Al-Barokah merupakan salah satu bank pembiayaan publik syariah terbaik di Indonesia.

Pembiayaan BPRS Al-Barokah

  • Perkembangan Pembiayaan BPRS Al-Barokah
  • Perkembangan Bagi Hasil BPRS Al-Barokah
  • Jenis - Jenis Pembiayaan

Perkembangan Bagi Hasil (Ribuan Rupee) Tahun Bagi Hasil Total Pengembalian Dana (%). Sumber: Laporan Keuangan BPRS Al-Barokah 2008). Proporsi laba yang ditunjukkan BPRS Al-Barokah dari tahun sebelumnya ke tahun berjalan mengalami penurunan. Penyebab kenaikan NPF di BPRS Al-Barokah adalah penyaluran pembiayaan yang tidak membuahkan hasil dan kurangnya kontrol bank terhadap nasabah pembiayaannya. Kurangnya pengendalian inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan sumber daya manusia di BPRS Al-Barokah pada tahun 2008.

BPRS Al-Barokah memiliki berbagai jenis produk penyaluran dana atau yang lebih dikenal dalam istilah perbankan syariah yaitu pembiayaan. Produk pembiayaan di BPRS Al-Barokah dibagi berdasarkan jenis kebutuhan, antara lain kebutuhan permodalan (equity financing), kebutuhan pembiayaan, kebutuhan pelayanan (fee-based servicing) dan pinjaman kebajikan. Yaitu perjanjian kemitraan antara bank pemberi dana (modal 100%) dengan mitra usaha yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk menjalankan usaha yang produktif dan halal serta keuntungan dari usaha tersebut dibagi berdasarkan nisbah yang disepakati.

Merupakan perjanjian kerjasama antara bank dengan rekanan usaha dalam suatu proyek dimana masing-masing pihak menyerahkan modal dalam jumlah yang sama atau berbeda sesuai dengan kesepakatan dan keuntungan dari proyek tersebut dibagi secara proporsional dengan modal masing-masing. Layanan berbasis biaya sebagai produk bagi mitra usaha yang membutuhkan pendanaan segera dalam jangka waktu yang relatif singkat yaitu. Bentuknya adalah penitipan fisik harta milik mitra usaha sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima dan pihak bank membebankan biaya penitipan mitra usaha yang besarnya ditentukan terlebih dahulu.

Selain ketiga jenis produk distribusi di atas, BPRS Al-Barokah juga memiliki produk yang ditujukan untuk membantu masyarakat. Ini merupakan produk yang tidak terdapat pada bank konvensional, yaitu negara yang perjanjian pinjamannya hanya akan mengembalikan pokok pinjaman, tidak ada unsur tambahan margin atau bagi hasil di dalamnya.

Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah BPRS Al-Barokah .1 Manajemen Proses Pembiayaan

  • Analisis Permohonan Pembiayaan
  • Keputusan Pembiayaan dan Dokumentasi Pembiayaan Keputusan pembiayaan pada BPRS Al-Barokah yaitu meliputi
  • Realisasi Pembiayaan
  • Pembinaan dan Pengawasan
  • Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
  • Faktor-Faktor Yang Menentukan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah BPRS Al-Barokah
  • Pembahasan Hasil Analisis Data

Pemenuhan prinsip syariah ditentukan berdasarkan penilaian Dewan Pengawas Syariah (DPS) BPRS Al-Barokah, yaitu jenis usaha yang dibiayai harus bebas dari unsur haram atau subhat. Melakukan kunjungan secara berkala untuk memahami kegiatan usaha nasabah dan permasalahan yang dihadapinya sehingga bank dapat mengantisipasi munculnya pembiayaan bermasalah. Melakukan analisa dan segera mencari solusi jika terdapat indikasi penurunan kualitas pembiayaan atau risiko pembiayaan bermasalah.

Apabila pembiayaan bermasalah nasabah tidak dapat diselesaikan dengan lancar sehingga menyebabkan kualitas pembiayaan menurun, maka apabila pembiayaan bermasalah melebihi 5%, maka A/O harus mengusulkan kepada direksi agar portofolio bermasalah tersebut dapat ditangani oleh petugas penyelesaian khusus. pembiayaan bermasalah. Menyusun program penyelesaian permasalahan pembiayaan dan meminta persetujuan direksi, yang meliputi hal-hal sebagai berikut. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan penyelesaian pembiayaan bermasalah dan melaporkan hasilnya kepada dewan tata usaha dengan tembusan kepada dewan komisaris disertai penjelasan yang diperlukan.

Apabila hasil pelaksanaan program penyelesaian pembiayaan bermasalah tidak mencapai tujuan, meskipun upaya telah maksimal, direksi mengusulkan perubahan atau perbaikan program penyelesaian pembiayaan bermasalah. Jika pembiayaan bermasalah tidak dapat diselesaikan atau dipulihkan, maka dewan disarankan bagaimana cara menyelesaikannya lebih lanjut. Melaporkan daftar pembiayaan bermasalah yang tidak dapat diperoleh kembali dan cara penyelesaiannya segera kepada Dewan Komisaris.

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang menentukan bagi hasil pembiayaan mudharabah pada BPRS Al-Barokah, penulis menggunakan contoh kasus penerapan pembiayaan mudharabah dari BMT Al Husnayain selaku nasabah pembiayaan BPRS Al-Barokah. Kerjasama antara BMT Al Husnayain dan BPRS Al-Barokah dengan akad mudharabah dengan alur sebagai berikut.

Bagi hasil pembiayaan mudharabah pada BPRS Al-Barokah

  • Saran

Perkiraan bagi hasil dari BMT Al Husnayain mudharabah) Laba usaha BMT setelah mendapat pembiayaan dari BPRS Al-Barokah pada akhir masa akad diperkirakan sebesar Rp. Hasil tersebut diperoleh setelah dikurangi pendapatan kotor (gross profit BMT) atas biaya administrasi dan operasional yang dikenakan BPRS Al-Barokah pada BMT Al Husnayain. Dana yang akan disalurkan sebesar Rp. Oleh karena itu, BPRS Al-Barokah harus bisa mengetahui komposisi pendanaannya.

Biaya Dana BPRS Al-Barokah 2008. dalam ribuan Rp) Perhitungan IRR (%) Tabungan Deposito Tabungan Tabungan Deposito. Terkait penyaluran dana, BPRS Al-Barokah mencermati suku bunga simpanan di bank konvensional. Dari hasil negosiasi laporan yang dilakukan BPRS Al-Barokah dengan BMT Al Husnayain, bagi hasil yang dibagikan kepada BPRS adalah sebesar Rp.

Hasil investasi (IRR) merupakan kebijakan yang ditetapkan BPRS Al-Barokah dalam menentukan hasil yang diharapkan. Adanya IRR yang ditetapkan oleh BPRS Al-Barokah setidaknya dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan persetujuan nisbah bagi hasil. Proyeksi bagi hasil dari usulan pembiayaan mudharabah yang diajukan BMT Al Husnayain harus sesuai dengan IRR yang ditetapkan oleh BPRS Al-.

Setelah mengetahui ekspektasi IRR pembiayaan mudharabah pada BMT Al Husnayain, BPRS Al-Barokah membandingkan ekspektasi IRR dengan IRR yang ditentukan berdasarkan kebijakan. Perkembangan bagi hasil pembiayaan BPRS Al-Barokah pada tahun 2008 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena pembiayaan yang tidak produktif dan kurangnya pengawasan dari sumber daya manusia.

Referensi

Dokumen terkait