• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR KEPATUHAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

N/A
N/A
Sandy Hasbillah

Academic year: 2023

Membagikan "FAKTOR KEPATUHAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

REVIEW ARTIKEL

“ FAKTOR KEPATUHAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF WAJIB

PAJAK ORANG PRIBADI “

KELOMPOK 3

(2)

Anggota Kelompok

Sandy Hasbillah 20200610131 Silvia Faradiana

20200610039 Rahma Dwi Utami

20200610001

(3)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami kepatuhan wajib pajak menjadi penting. Untuk itu, penelitian ini menguji pengaruh pemahaman peraturan perpajakan (UTR), digitalisasi perpajakan (TDigi), dan kesadaran wajib pajak (TAWs) terhadap kepatuhan wajib pajak (TC). Penelitian ini dilakukan kepada wajib pajak orang pribadi di Indonesia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tdigi merupakan determinan TC yang paling

signifikan, diikuti oleh UTR. Sedangkan TAWs tidak berpengaruh signifikan

terhadap TC. Hal ini menyiratkan bahwa TDigi berperan penting dalam

meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Selain itu, terdapat penemuan bahwa

kepatuhan wajib pajak tidak langsung dibangun dari kesadaran wajib pajak, namun

harus dimulai dengan memberikan pemahaman kepada wajib pajak akan pentingnya

pajak.

(4)

PERKENALAN

Menurut Sembiring (2021), rasio kepatuhan menyampaikan SPT tahunan tidak mengalami peningkatan yang signifikan sejak tahun 2018. Pada tahun 2018, rasio kepatuhan pelaporan pajak hanya sebesar 71% atau 12,55 juta dari 17,65 juta wajib pajak terdaftar. Meski pada tahun 2020, rasio kepatuhan pelaporan pajak meningkat menjadi 78%, namun angka tersebut masih di bawah target DJP yaitu 80% (Databoks, 2020) dan jumlah wajib pajak yang patuh tidak mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, jumlah wajib pajak yang patuh hanya 14,76 juta dari total 19,01 juta wajib pajak. Nilai realisasi tersebut menunjukkan rendahnya kepatuhan wajib pajak dari aspek tingkat kepatuhan menyampaikan SPT.

Sedangkan, pendapatan terbesar pemerintah berasal dari pajak yang digunakan untuk belanja

negara.

(5)

1. Apakah pemahaman peraturan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

2. Apakah digitalisasi pajak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

3. Apakah kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak?

1. Teori Atribusi

2. Kepatuhan Wajib Pajak (TC) 3. Pemahaman Peraturan

Perpajakan (UTR)

4. Digitalisasi Pajak (TDigi) 5. Kesadaran Wajib Pajak

(TAW)

MASAL AH

TEO RI

1. H1 = UTR pada TC berpengaruh positif signifikan

2. H2 = TDigi pada TC berpengaruh positif signifikan

3. H3 = TAWs pada TC tidak memiliki pengaruh signifikan

HIPOTE

SIS

(6)

METODOLOG

Penelitian ini dilakukan pada wajib pajak orang pribasi yang

I

memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Indonesia.

Terdapat 3 variabel independent dan 1 variabel dependen.

• Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif.

• Penelitian ini mengumpulkan data dengan meenggunakan metode survei berupa penyebaran kuesioner kepada responden melalui Google Forms.

• Populasi 12,76 juta wajib pajak orang pribadi terdaftar pada tahun 2022.

• Sampel 399 responden.

Uji analisisnya menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak Lisrel 8.8. Penelitian ini juga melakukan uji validitas, reliabilitas, goodness of fit, dan model structural.

HASIL

(7)

URGENSI

PENELITIAN

Diperlukan pendekatan yang tepat agar wajib pajak memahami pajak (Agustiningsih, 2016).

Mereka harus mengetahui bahwa setiap wajib pajak memiliki persyaratan khusus untuk sistem perpajakan sesuai dengan kegiatan usaha, ukuran, lokasi, bentuk, dan sifat. Wajib Pajak seringkali tidak menyadari bahwa kewajiban perpajakannya dapat mempengaruhi keputusan operasional dan keuangannya (Bhalla, 2022). Oleh karena itu, wajib pajak berusaha mengurangi dampak tersebut melalui perencanaan pajak yang tepat dengan pengetahuan perpajakannya (Ignasius, 2019).

Selain itu, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan dan memaksimalkan potensi perpajakan di Indonesia (DDTCNews, 2020). Dan DJP telah melakukan modernisasi sistem administrasi perpajakan berbasis TI. Sehingga, wajib pajak diimbau untuk memanfaatkan fasilitas pembaharuan sistem administrasi perpajakan secara optimal dengan terus memberikan pengetahuan terhadap berbagai aturan perpajakan yang berlaku saat ini.

(8)

KEKUAT

1. Sangat relevannya teori atribusi dengan penelitian kepatuhan wajib pajak ini, sehingga penulis mendapatkan

AN

temuan penelitian yang memperkuat teori atribusi, bahwa persepsi masyarakat sadar pajak dapat terbentuk jika masyarakat memahami bahwa pajak yang dibayarkan digunakan oleh pemerintah untuk kesejahteraan rakyat dan akan kembali kepada mereka.

2. Adanya temuan baru yaitu kepatuhan wajib pajak tidak langsung dibangun dari kesadaran wajib pajak.

Kepatuhan perpajakan harus dimulai dengan memberikan pemahaman kepada wajib pajak akan pentingnya pajak.

Selain itu, modernisasi digitalisasi perpajakan akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

3. Diperolehnya analisis yang mendalam dari penggunaan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) sehingga dapat menguji hubungan antara variabel-variabel yang diteliti secara statistik

4. Pengumpulan data melalui kuesioner menggunakan Google Forms membantu peneliti dalam pengumpulan data dari responden dengan cara yang efisien dan mudah diakses.

5. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan, terutama dalam konteks Indonesia. Sehingga dapat memberikan wawasan dan rekomendasi bagi pihak

berwenang perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan.

(9)

KELEMAHAN

1. Penelitian ini hanya menggunakan data dari responden yang mengisi kuesioner, sehingga mungkin tidak mewakili seluruh

populasi wajib pajak. Hal ini dapat mempengaruhi generalisabilitas hasil penelitian.

2. Penelitian ini hanya fokus pada faktor-faktor tertentu yang

mempengaruhi kepatuhan perpajakan, yaitu pemahaman peraturan perpajakan, digitalisasi perpajakan, dan kesadaran wajib pajak.

Faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kepatuhan perpajakan mungkin tidak dibahas dalam penelitian ini.

3. Penelitian ini menggunakan data dari responden di Indonesia,

sehingga hasilnya mungkin tidak dapat langsung diterapkan pada

konteks perpajakan di negara lain.

(10)

1. Penelitian ini hanya menggunakan data survei untuk menganalisis permasalahan. Meskipun telah

dilakukan uji validitas dan reliabilitas, namun potensi bias tersebut tidak dapat dihindari.

2. Wawancara mendalam tidak dilakukan. Peneliti hanya mengkonfirmasi beberapa jawaban yang dapat dipahami oleh responden.

KETERBATA

SAN

(11)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, pemahaman peraturan perpajakan (UTR)

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (TC). Hal ini menunjukkan bahwa UTR dapat meningkatkan TC dalam membayar pajak, melaporkan SPT tepat waktu, serta mengisi formulir SPT dengan benar, lengkap, dan jelas.

Bahwa digitalisasi pajak (TDigi) mempengaruhi kepatuhan wajib pajak (TC).

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan e-billing, e-filling, e-registration, dan layanan elektronik lainnya membantu wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya.

Bahwa kesadaran wajib pajak (TAW) tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (TC). Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya kesadaran

membayar pajak disebabkan belum optimalnya kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan perpajakan yang berlaku.

(12)

SAR AN

1. Perlunya penelitian yang lebih luas dengan melibatkan sampel yang lebih representatif dari populasi wajib pajak di Indonesia. Sehingga, dapat meningkatkan generalisabilitas hasil penelitian.

2. Perlunya perluasan variabel yang diteliti untuk mencakup faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan perpajakan, seperti faktor psikologis, sosial, dan ekonomi. Sehingga, dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan.

3. Perlunya penelitian komparatif antara negara-negara untuk membandingkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan di berbagai konteks perpajakan. Sehingga, dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan di tingkat global.

4. Perlunya penelitian longitudinal untuk melihat perubahan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perpajakan dari waktu ke waktu. Sehingga, dapat memberikan pemahaman tentang dinamika kepatuhan perpajakan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam jangka panjang.

(13)

Terima

Kasih

Referensi

Dokumen terkait