FAKTOR PENDORONG SIKAP DAN INTENSI ADOPSI TEKNOLOGI PEMBAYARAN (STUDI PADA LAYANAN T-CASH)
Marsha Pradipta (20121111061) STIE Indonesia Banking School Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to identify and clarify the picture of the general innovative, relative advantage, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk, attitude toward using T-Cash and intention to adopt using T-Cash. The results will be summarized as follows: 1).General innovative has a negative and has not significant effect on attitude toward using T-Cash. 2).Relative advantage has a positive and significant effect on attitude toward using T-Cash. 3).Perceived usefulness has a positive and significant effect on attitude toward using T-Cash.
4).Perceived usefulness has a positive and significant effect on attitude toward using T-Cash. 5).Perceived risk has a positive and has not significant effect on attitude toward using T-Cash.. 6).Attitude toward using T-Cash has a positive and significant effect on intention to adopt using T-Cash.
Keyword: General Innovative, Relative Advantage, Perceived usefulness, Perceived Ease of Use, Perceived Risk, Attitude Toward, Intention to Adopt.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada masa teknologi canggih ini, semua hal yang ada di dunia ini berkembang maju dengan pesat seiring dengan berjalannya waktu. Dalam dunia pemasaran, berbagai cara atau strategi yang di lakukan perusahaan maupun perbankan juga semakin maju dan penuh inovasi sehingga menghasilkan produk- produk baru dengan ide-ide baru pula. Telah kita ketahui bersama bahwa telah banyak perusahaan yang menerapkan strategi yang sangat baik dalam kegiatan pemasaran produknya, sehingga membuat konsumennya menerima produk yang dimaksud dan bersedia untuk mengunakan produk tersebut.
Dengan semakin bertambahnya konsumen yang inovatif dalam hal pemilihan produk membuat perusahaan berlomba-lomba untuk membuat suatu produk yang memiliki nilai positif di mata konsumennya. Dalam hal ini tentu saja perusahaan penerbit produk harus melihat kebutuhan yang di perlukan oleh masyarakat luas secara spesifik demi suksesnya perusahaan dalam kegiatan pemasaran produknya. Dalam hal teknologi pembayaran, sangat penting bagi perusahaan maupun sektor perbankan dalam mengembangkan inovasi e-money.
Kebutuhan konsumen ataupun nasabah dalam hal pembayaran yang terus bertambah merupakan tantangan besar perusahaan ataupun perbankan dalam mengembangkan produk e-money nya mengingat uang tunai saat ini mulai tergantikan dengan adanya pembayaran non-tunai khususnya e-money.
2
Masyarakat Indonesia dewasa ini mulai dikenalkan dengan berbagai jenis pembayaran yang menganut sistem paper less yang disebut dengan e-money, tentunya instrumen ini berbeda dengan kartu kredit yang sudah lebih dahulu dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal yang cukup membedakan adalah dari segi penggunaan nya, dimana dengan credit card penggunaan nya berhubungan langsung dengan rekening nasabah tersebut. Namun, dengan produk e-money, produsen menawarkan konsep baru yang menggunakan sistem prepaid atau prabayar (Camara & Tuesta, 2015). Hal ini memungkinkan nasabah untuk melakukan deposit sejumlah uang terlebih dahulu yang kemudian akan direkam secara digital sehingga akan tersimpan sebagai saldo didalam e-money nasabah tersebut, tentunya akan sangat efisien karena menggunakan berbagai inovasi teknologi yang menjadi subtitusi cheques maupun paper transactions (Getembe et. Al., 2013).
Keberadaan e-money tidak hanya memberikan manfaat bagi penggunanya saja namun memberikan keuntungan pula kepada perusahaan, hal ini dibutktikan dengan meningkatnya pendapatan berbasis komisi atau biaya (fee) bagi merchant yang turut melakukan transaksi dengan fitur e-money ini. Rendahnya risiko yang mungkin ditanggung menyebabkan banyaknya merchant atau perusahan yang turut bekerjasama memberikan promosi menarik bagi pengguna e-money, walaupun apabila diselidiki lebih lanjut terdapat risiko atas layanan e- money ini, hal tersebut tentunya dapat menurunkan keinginan atas penggunaan produk e-money yang dimaksud (Hidayati et al, 2006).
Namun, pada survey yang dilakukan oleh IndoTelko Forum ditemukan sejumlah fakta bahwa penggunaan e-money belum maksimal yang disebabkan oleh faktor tertentu. Pada survey tersebut diketahui bahwa 54% dari 2000 responden masih ragu untuk menggunakan e-money karena alasan keamanan, ragu akan operator penyedia layanan e-money, dan khawatir akan layanan apabila terjadi komplain didalam transaksi e-money tersebut (SWA online, November 21, 2013). Data tersebut yang menunjukan bahwa e-money khususnya T-Cash masih tergolong kurang populer dikalangan masyarakat, sedangkan perkembangan teknologi sudah semakin maju dimana hal tersebut juga tentunya berdampak kepada sistem pembayaran yang semakin canggih dan praktis seperti e-money.
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa faktor yang mendorong terjadinya niat adopsi pemakaian konsumen pada suatu produk e-money yaitu general innovative, relative advantage, perceived usefulness, perceived ease of use, perceived risk dan attitude toward using product. Dimana attitude toward using product mempengaruhi secara langsung terhadap niat adopsi pemakaian konsumen terhadap produk e-money. Maka peneliti ingin membuktikan apakah general innovative, relative advantage, perceived ease of use, dan perceived risk akan meningkatkan attitude toward using T-Cash dimana variabel tersebut yang akan mempengaruhi intention to adopt using T-Cash pada calon pengguna T- Cash. Penelitian ini diadopsi dari penelitian (Chang, Cheung, & Lai, 2005).
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada Intention to Adopt using T-Cash. pada penelitian ini dipilih beberapa variabel yang akan diuji terhadap intention to adopt using T- Cash yaitu attitude toward using T-Cash. Terdapat 5 variabel yang mempengaruhi
attitude toward using T-Cash yaitu: general innovative, relative advantage, perceived usefulness, perceived ease of use, dan perceived risk. Objek penelitian ini adalah T-Cash PT. Telkomsel.
1.3 Rumusan Permasalahan
1) Apakah General Innovative memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash?
2) Apakah Relative Adavantage memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash?
3) Apakah Perceived Ease of Use memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash?
4) Apakah Perceived Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash?
5) Apakah Perceived Risk memiliki pengaruh negitif terhadap Attitude Toward using T-Cash?
6) Apakah Attitude Toward using T-Cash memiliki pengaruh positif terhadap Intention to Adopt using T-Cash?
1.4 Maksud dan tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab pertanyaan dari perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hal sebagai berikut:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif general innovative terhadap attitude toward pada calon pengguna T-Cash?
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif relative advantage terhadap attitude toward pada calon pengguna T-Cash?
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif perceived usefulness terhadap attitude toward pada calon pengguna T-Cash?
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif perceived ease of use terhadap attitude toward pada calon pengguna T-Cash?
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh negatif perceived risk terhadap attitude toward pada calon pengguna T-Cash?
6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif attitude toward terhadap intention to adopt pada calon pengguna T-Cash?
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk akademik dan praktisi sebagai berikut ini:
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada ilmu Manajemen Pemasaran khususnya mengenai faktor-faktor pendorong pada penggunaan e-money dalam penelitian ini produk T-Cash sebagai konteks pembahasan.
4 2. Manfaat praktis
Manfaat dari penilitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi para pembaca dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
Khususnya bagi perusahaan Telkomsel yang diharapkan mendapat manfaat atau informasi dari penelitian ini berupa hasil analisis faktor apa yang dapat mempengaruhi niat adopsi penggunaan dari produk T-Cash.
2. Landasan Teori 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 General Innovative
Midgley & Dowling (1978) menyebutkan bahwa inovasi konsumen adalah kecenderungan konsumen untuk membeli produk baru lebih cepat dari pada orang lain, pada penelitian tersebut lebih cenderung membahas tentang inovasi konsumen atau consumer innovativeness, dijelaskan juga bahwa tidak ada konsensus yang nyata tentang arti inovasi (Roehrich, 2004). Hal tersebut dapat digambarkan sebagai suatu langkah dimana individu dalam membeli produk baru, serta kecenderungan individu didalam ketertarikan dengan produk baru.
2.1.2 Relative Advantage
Relative Advantage merupakan suatu tanda dimana produk inovasi adalah suatu hal yang membuat konsumen lebih di untungkan dibanding produk terdahulu, hal tersebut dibuktikan bahwa konsumen akan lebih merasa puas dengan manfaat produk baru yang memiliki fungsi lebih baik dibanding dengan produk lama (Sia, et. al, 2004).
Relative Advantage secara eksplisit berisi perbandingan antara inovasi dari produk yang dimaksud dengan produk pendahulu itu sendiri, dalam artian konsumen akan membandingkan produk baru yang memiliki banyak inovasi fitur-fitur baru dibanding dengan produk terdahulu yang dinilai tertinggal secara konsep inovasi dengan produk baru itu sendiri (Kolodinsky, et. al, 2004).
2.1.3 Perceived Usefulness
Menurut Davis (1998) perceived usefulness didefinisikan berupa pelayanan terfokus yang akan memuaskan pihak konsumen, kegunaan suatu produk dibedakan berdasarkan perspektif, tingkat kegunaan suatu produk bisa dikatakan baik apabila dilihat dari sisi harga, hemat waktu atau seberapa
“menyenangkan” produk tersebut digunakan. Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa perceived usefulness merupakan fungsi suatu produk yang menunjang aktifitas sehari-harinya (Pagani, 2004).
2.1.4 Perceived Ease of Use
Persepsi kemudahan penggunaan mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari upaya, hal tersebut diikuti dari definisi kemudahan, yaitu suatu hal yang dilakukan yang bebas dari kesulitan atau usaha besar, upaya adalah keterbatasan sumber daya yang dialokasikan untuk kegiatan seseorang (Radner & Rothschild, 1975). Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa ease of use adalah hal yang dinilai konsumen dari sisi kemudahan penggunaan suatu produk, dimana hal tersebut tentunya merupakan salah satu pertimbangan yang dilakukan konsumen dalam penggunaan produk yang dimaksud.
2.1.5 Perceived Risk
Konsep Perceived Risk merupakan konsep yang banyak digunakan peneliti untuk mendefinisikan risiko yang dihadapi konsumen dalam hal persepsi dari ketidakpastian ataupun konsekuensi apabila menggunakan atau membeli suatu produk tertentu, suatu produk memiliki sisi positif dan sisi negatif sehingga dengan adanya kedua hal tersebut, suatu produk bisa menciptakan risiko ataupun konsekuensi dibenak konsumen (Dowling & Staelin, 1994). Pada penelitian lain menyatakan bahwa resiko tidak berengaruh besar terhadap konsumen dalam pencarian informasi produk yang bersangkutan, sehingga dapat dipercaya bahwa konsumen akan tetap mencari informasi produk walaupun terdapat resiko dalam penggunaan produk yang dimaksud (Gemunden, 1985).
2.1.6 Attitude Toward using T-Cash
Menurut Eagly & Chaiken (1993) sikap adalah suatu bentuk yang merupakan alat tolak ukur untuk mengukur besaran keuntungan maupun kerugian yang akan didapatkan didalam suatu hal, biasanya dinyatakan dalam respon ataupun perilaku dari suatu individu (Ayeh, et. al, 2013). Sikap juga telah didefinisikan sebagai perilaku seorang individu dalam merespon dengan positif maupun negatif terhadap suatu hal (Ajzen, 1989).
2.1.7 Intention to Adopt using T-Cash
Intention to adopt using product dapat didefinisikan bahwa konsumen telah menggunakan atau mengkonsumsi terlebih dahulu sebelum mereka berniat mengadopsinya (Andreassen & Lervik, 1999). Niat individu untuk mengadopsi suatu penggunaan teknologi bergantung pada bagaimana teknologi tersebut dapat berfungsi dengan baik disaat individu mecoba untuk mengadopsi teknologi yang dimaksud (Song & Walden, 2007)
2.2 Rerangka Konseptual
Penelitian Limayem, Khalifa & Frini (2000) telah menjelaskan bahwa seseorang yang inovatif akan lebih menunjukkan sikap yang positif terhadap penggunaan dari suatu produk dibanding individu yang tidak inovatif. Penelitian Goldsmith et al. (1996) juga telah menyebutkan bahwa general innovativeness akan berdampak positif terhadap sikap pada penggunaan suatu produk.
H1 : General Innovative memiliki efek positif terhadap Attitude Toward Using T-Cash
Konsep dari Relative advantage menurut (Rogers, 1995) adalah sebuah keuntungan yang didapatkan konsumen dari sebuah inovasi tertentu dibandingkan dengan produk lainnya yang telah ada di pasar sebelumnya. Jika seorang konsumen percaya bahwa suatu produk dapat menghasilkan manfaat lebih, maka konsumen itu sendiri akan menunjukan sikap positif terhadap produk tersebut (Karayanni, 2003). Selain itu, penelitian Chang, et. Al (2005) telah menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif antara relative advantage terhadap attitude toward using product.
H2: Relative Advantage memiliki efek positif terhadap Attitude Toward Using T-Cash
Perceived usefulness merupakan sesuatu yang dianggap berguna akan meningkatkan probabilitas sikap seseorang individu terhadap produk yang dimaksud dan individu itu sendiri akan merasa hal tersebut berharga didalam kegiatan sehari-harinya (Gribbins, 2007). Pada penelitian Davis (1993) juga
6
telah dibuktikan bahwa perceived usefulness akan berdampak positif pada sikap terhadap penggunaan dari suatu produk.
H3: Perceived Usefulness memiliki efek positif terhadap Attitude Toward Using T-Cash
Pada penelitian Davis (1993) telah dibuktikan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude toward using technology, penelitan tersebut menjelaskan tentang Theory acceptance model (TAM) dimana terdapat variabel perceived esae of use didalamnya dapat mempengaruhi sikap suatu individu yang terkait didalam suatu hal
H4: Perceived Ease Of Use memiliki efek positif terhadap Attitude Toward Using T- Cash
Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan presepsi mereka terhadap resiko, biasanya calon konsumen mengantisipasi resiko yang akan timbul sebelum menggunakan produk yang dimaksud, hal tersebut dapat di artikan bahwa calon konsumen mencoba untuk meminimalisasi resiko yang mungkin mereka alami dan akhirnya muncul sikap terhadap penggunaan produk yang dimaksud, mereka menyebutkan bahwa presepsi resiko yang mencuat sangat mempengaruhi perilaku konsumen. (Bauer, et. al, 2005).
H5: Perceived Risk memiliki efek negatif terhadap Attitude Toward Using T-Cash
Attitude toward didefinisikan sebagai sebuah sikap dari individu yang mencerminkan perasaan baik positif maupun negatif yang saling berkesinambungan terhadap keputusan untuk mengadopsi suatu produk (Chiu et al., 2005).
H6: Attitude Toward memiliki efek positif terhadap Intention To Adopt using T-Cash
General Innovative
Sumber : Chang, et. Al (2005) 3. METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah T-Cash. Dimana T-Cash merupakan salah satu fitur e-money yang diberikan provider telekomunikasi dari PT Telkomsel. Kemudian sasaran responden ini akan ditargetkan pada wilayah JABODETABEK dengan tujuan untuk kemudahan peneliti dalam menghimpun data.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini mengambil jenis penelitian Descriptive Quantitative.
peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yang akan dilakukan dalam satu periode (cross sectional design). Cross sectional design adalah jenis rancangan riset yang terdiri dari pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu sampel tertentu dari elemen populasi hanya satu kali (Maholtra, 2010).
3.3 Jenis dan Sumber Data 1) Data Primer
Data Primer merupakan data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan masalah riset. Data ini merupakan informasi yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumbernya
2) Data Sekunder
Data yang dikumpulkan oleh pihak lain dari berbagai sumber, seperti buku, media internet, jurnal- jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini (Maholtra, 2010).
H1
Relative Advantage
Perceived Usefulness
Intention To Adopt using T-Cash
Perceived Risk
Attitude Toward using T-Cash
Perceived Ease of Use
H6 H2
H3
H4
H5
8 3.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah atau kumpulan elemen-elemen yang kita ingin buat dari beberapa kesimpulan yang telah diambil (Griffin, et al. 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah calon pengguna T-Cash di Jabodetabek.
Sampel merupakan sekelompok dari kejadian, partisipan, catatan atau peristiwa yang terdiri dari sebagian target populasi, proses pemilihan suatu populasi merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian (Griffin et al.
2012).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience random sampling. Jumlah sampel dikali 5, sesuai dengan pedoman ukuran sampel menurut (Hair, et. al, 2010). Dinyatakan pula oleh Hair, Black, Babin &
Anderson (2010) bahwa pedoman ukuran sampel tergantung dari jumlah indikator dapat dikali dengan 5 sampai 10. Jumlah indikator dalam penelitian ini ada 29, dikali 5 menjadi 140 responden yang merupakan calon pengguna T- Cash.
Jumlah sampel = indikator × 5 Jumlah sampel = 29 × 5 = 145 3.5 Operasionalisasi Variabel
Tabel Operasionalisasi Variabel
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Pengukuran 1. General
Innovative (GI)
Kecenderungan konsumen untuk membeli suatu produk baru lebih cepat dari pada orang lain (Midgley &
Dowling, 1978)
GI1. Saya suka
bereksperimen dengan hal yang baru.
GI2.Saya senang akan mendengar hal yang baru dari orang lain.
GI3. Saya lebih memilih untuk mecoba hal yang baru dari pada tidak sama sekali.(Flynn & Goldsmith, 1993)
GI4. Selain dengar dari teman teman, saya
mencari tahu informasi hal yang baru sendiri.
GI5. Saya mengetahui sesuatu hal yang baru sebelum orang lain mengetahuinya.
( Park, Leslie & Nancy, 2007)
Likert Scale 1 – 7
No Variabel Definisi Pengukuran Skala Pengukuran 2. Relative
Advantage (RA)
Suatu tanda dimana konsumen merasakan manfaat produk baru yang memiliki
kelebihan lebih baik dibanding dengan produk lama (Sia et al., 2004).
RA1. Saya rasa pembayaran melalui T- Cash nampak lebih banyak memiliki manfaat dibanding dengan membayar dengan alat pembayaran lain.
RA2. Saya rasa alat pembayaran T-cash nampak lebih baik dibanding alat pembayaran lain.
RA3. Saya rasa alat pembayaran T-cash nampak lebih efisien dibanding alat
pembayaran lainnya.
RA4. Saya rasa alat pembayaran T-cash nampak lebih efektif dibanding alat
pembayaran lainnya.
(Plouffe, Vandenbosch, &
Hulland, 2001)
Likert Scale 1 – 7
3. Perceived Usefulness (PU)
Sejauh mana sebuah sistem dapat menunjang performa kinerja dalam kegiatan sehari-harinya (Mathwick et al., 2001).
PU1. Saya rasa dengan menggunakan T-Cash akan membuat saya hemat waktu
PU2. Saya rasa T-Cash akan sangat bermanfaat bagi saya.
PU3. Saya rasa dengan menggunakan T-Cash pembayaran apapun akan lebih mudah.
PU4. Saya rasa T-Cash akan menunjang aktifitas saya dalam melakukan pembayaran.
PU5. Saya rasa T-Cash akan lebih mempermudah aktifitas pembayaran saya dibanding sebelumnya.
(Davis, Fred D, 1989)
Likert Scale 1 – 7
10
No. Variabel Definisi Pengukuran Skala
Pengukuran 4. Perceived Ease
of Use (PEU)
Proses seseorang individu dalam berinteraksi dengan suatu produk dimana produk tersebut membuat mereka bebas dari
kendala, selain itu mereka tidak perlu
menghabiskan banyak waktu untuk
menogprasikan produk yang dimaksud.
(Saadé & Bahli, 2005).
PEU1. Saya rasa
penggunaan T-Cash akan mudah untuk dipelajari PEU2. Saya rasa
mekanisme penggunaan T-Cash akan mudah dipahami
PEU3. Saya rasa T-Cash merupakan alat
pembayaran yang tampak mudah digunakan
PEU4. T-Cash tampak tidak sulit untuk di operasikan.
(Davis, Fred D, 1989)
Likert Scale 1 – 7
5. Perceived Risk (PR)
Adanya pikiran konsumen akan perasaan tidak pasti yang
mungkin terdapat konsekuensi yang negatif apabila
menggunakan suatu produk ataupun layanan yang dimaksud.
(Featherman &
Pavlou, 2003).
PR1. Saya akan merasa khawatir tentang privasi saya apabila
menggunakan T-Cash.
PR2. Saya khawatir orang lain dapat mengakses kartu T-Cash saya.
PR3. Menurut saya, dengan menggunakan T- Cash tampak suatu hal yang beresiko
(Lu, Yang, Chau, & Cao, 2011)
PR4. Saya khawatir server dari T-Cash tidak berjalan dengan baik.
(Featherman& Pavlou, 2003)
Likert Scale 1 – 7
6. Attitude Toward Using T-Cash (AT)
Sikap didefinisikan sebagai perilaku seorang individu dalam merespon dengan positif maupun negatif terhadap suatu hal (Ajzen, 1989).
AT1.Saya rasa
melakukan pembayaran dengan T-Cash adalah hal menarik.
AT2. Saya rasa akan menyenangkan
melakukan pembayaran dengan T-Cash..
AT3. T-Cash tampak baik untuk digunakan.
(Bianchi&Andrews, 2011).
Likert Scale 1 – 7
No. Variabel Definisi Pengukuran Skala Pengukuran 7. Intention To
Adopt Using T- Cash (IA)
Penilaian seseorang mengenai niat untuk memakai suatu produk tertentu
(Hellier, Geursen, Carr & Rickard, 2003).
IA1. Saya akan mencoba menggunakan T-Cash selagi ada kesempatan.
IA2. Saya bermaksud mengadopsi penggunaan T-Cash.
(H. H. Teo, K. K. Wei & I.
Benbasat, 2003).
IA3. Saya berniat menggunakan T-Cash kedepannya..
IA4. Saya akan berupaya untuk menggunakan T- Cash kedepannya . (Plouffe, Vandenbosch, &
Hulland, 2001)
Likert Scale 1 – 7
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden
Sebesar 53% responden adalah laki-laki (77 orang), sedangkan 47%
responden adalah perempuan (68 orang). mayoritas usia responden adalah umur 22 tahun yaitu sebesar 42% (61 responden). Selanjutnya terbesar kedua adalah responden berusia 21 tahun sebesar 23,44% (34 responden). Berikutnya responden berusia 23 tahun sebesar 13,8% (20 responden), responden berusia 25 tahun sebesar 6,2% (9 responden), responden berusia 24 tahun sebesar 5,5% (8 responden), responden berusia 20 tahun sebesarb 2.75% (4 responden), responden berusia 19 tahun sebesar 2,06% (3 responden), sedangkan responden berusia 26, 27, 28, 30, 31, 45 masing-masing sebesar 0.7%., Mayoritas pendidikan terakhir responden adalah SMA atau sedrajat sebanyak 66.20% (96 responden). Responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 berjumlah 30.34% (44 responden), D1-D3 sebanyak 2.06% (3 orang), dan S2 sebesar 1.37% (2 responden).
4.2 Hasil Analisis Data
4.2.1 Uji Validitas dan Reabilitas
Untuk pengujian validitas measurement, hampir semua alat ukur memenuhi syarat sehingga dapat disimpulkan alat pengukuran dalam penelitian ini valid.
Terdapat 1 alat ukur yang tidak memenuhi syarat MSA yang idealnya adalah
>0.5 dan factor loading ≥ 0.7 yaitu alat ukur GI2, namun peneliti tetap mempertahankan alat ukur tersebut karena mayoritas alat ukur lain yang valid.
Hasil uji reliablitias data pre-test pada semua variabel penelitian yaitu General Innovative, Relative Advantage, Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, Perceived Risk, Attitude Toward using T-Cash , dan Intention to Adopt using T-Cash melebihi Cornbach’s Alpha diatas dari 0.60. Hasil tersebut mencerminkan bahwa kuesioner yang telah di sebarkan kepada responden hasilnya akan tetap konsisten jika pengukuran diulang kembali.
4.2.2 Goodness of Fit
12
Pengujian goodness of fit bertujuan untuk melihat seberapa baik spesifikasi model cocok dengan data sampel atau teramati. Nilai yang tinggi pada pengukuran goodness of fit sangat diharapkan. Berikut hasil analisis dari beberapa index goodness of fit:
Tabel 4.5 Hasil Penelitian Goodness of Fit
GOF Cut of Value Hasil Analisis Evaluasi Model CMIN/DF ≤ 5.0 (good fit) 3.128 Good fit
CFI ≥ 0.90 (good fit) 0.781 Poor fit
RMSEA < 0.08 (good fit) 0.112 Poor fit Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Amos 18
Berdasarkan tabel 4.5, pada indikator pertama yaitu CMIN/DF adalah good fit karena hasil analisis menunjukkan nilai dibawah dari 5.0 yang berarti good fit. Pada indikator indikator CFI hasil menunjukkan bahwa CFI adalah poor fit karena berada di bawah 0.90. Pada indikator RMSEA menunjukkan poor fit karena hasil analisis di atas 0.08.
4.2.3 Output Regression
Hipotesis Estimasi C.R. p Kesimpulan GI → AT -0.040 -0.943 0.346 H1 Tidak didukung
data
RA → AT 0.168 3.857 *** H2 Didukung data Hipotesis Estimasi C.R. p Kesimpulan PU → AT 0.338 7.039 *** H3 Didukung data PEU → AT 0.376 6.864 *** H4 Didukung data
PR → AT 0.222 5.086 *** H5 Didukung data AT → IA 1.028 7.233 *** H6 Didukung data Sumber: Hasil pengolahan data menggunakan Amos 18
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, analisa setiap hipotesis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) General Innovative tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap Attitude Toward using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil negatif yaitu -0.040, Critical Ratio <1.96 yaitu -0.943, dan untuk nilai p dari hipotesis tersebut adalah 0.346 yang berarti nilai p > 0.05
Relative Advantage memiliki pengaruh yang positif terhadap Attitude Toward using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil positif yaitu 0.168, Critical Ratio >1.96 yaitu 3.857, dan untuk nilai p dari hipotesis tersebut adalah *** yang berarti nilai p < 0.05
2) Perceived Usefulness memiliki pengaruh yang positif terhadap Attitude Toward using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil positif yaitu 0.338, Critical Ratio >1.96 yaitu 7.039, dan untuk nilai p dari hipotesis tersebut adalah *** yang berarti nilai p < 0.05,. Maka dari hasil tersebut hipotesis Perceived Usefulness terbukti berpengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash dan didukung oleh data.
3) Perceived Ease of Use memiliki pengaruh yang positif terhadap Attitude Toward using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil positif yaitu 0.376, Critical Ratio >1.96 yaitu 6.864, dan untuk nilai p dari hipotesis tersebut adalah *** yang berarti nilai p < 0.05
4) Perceived Risk memiliki pengaruh yang positif terhadap Attitude Toward using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil positif yaitu 0.222, Critical Ratio >1.96 yaitu 5.086, dan untuk nilai p dari hipotesis tersebut adalah *** yang berarti nilai p < 0.05,.
5) Attitude Toward using T-Cash memiliki pengaruh yang positif terhadap Intention to Adopt using T-Cash karena nilai estimasi menunjukkan hasil positif yaitu 1.028, Critical Ratio >1.96 yaitu 7.233.
4.3 Implikasi Manajerial
Tabel Standardized Regression Weights: (Structural Model Fit) Variabel Indikator Average Value
(Likert Scale 1-7)
Aggregate Average Value
PEU
PEU 1 5.31
5.31
PEU 2 5.26
PEU 3 5.3
PEU 4 5.37
RA
RA 1 5.2
5.18
RA 2 5.17
RA 3 5.17
RA 4 5.15
PU
PU 1 5.26
5.17
PU 2 5.22
PU 3 5.14
PU 4 5.08
PU 5 5.13
1. Analisa pada variabel Perceived Ease of Use memiliki nilai Aggregate Average Value 5.31, nilai tersebut mengindikasikan variabel ini memiliki pengaruh yang kuat dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas, indikator PEU 4 memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 5.37, nilai tersebut menunjukkan bahwa T-Cash dapat memberikan akses pengoprasian yang mudah dan
14
inovatif, seperti menciptakan mesin T-Cash tap yang bisa digunakan di area drive thru pada restoran cepat saji maupun coffee shop,
2. Analisa pada variabel Relative Advantage mmemiliki nilai Aggregate Average Value 5.18 nilai tersebut mengindikasikan variabel ini memiliki pengaruh yang kuat dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas, indikator RA 1 memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 5.20, nilai tersebut menunjukkan bahwa keunggulan dari T-Cash dapat dipertajam kembali dengan menyebarkan promo-promo menarik lebih luas, seperti buy 1 get 1 dalam pembelian produk tertentu di sebagian besar merchant lagi, penerapan diskon yang lebih sering di semua merchant yang seringkali di hampiri oleh masyarakat.
3. Analisa pada variabel Perceived Usefulness mmemiliki nilai Aggregate Average Value 5.17 nilai tersebut mengindikasikan variabel ini memiliki pengaruh yang kuat dalam penelitian ini. Berdasarkan tabel diatas, indikator PU 1 memiliki nilai tertinggi yaitu sebesar 5.26, nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan menggunakan produk T-Cash, calon konsumen akan merasa hemat waktu mereka didalam kegiatan sehari – hari. Hal tersebut harus dipertahankan karena pada zaman sekarang kebanyakan orang cenderung memiliki mobilitas yang tinggi, apabila fasilitas pembayaran yang disediakan terlihat menghambat aktifitas mereka dalam segi waktu, maka dapat mengurangi sikap konsumen pada penggunaan produk T-Cash.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dengan studi penelitian ini yang ditujukan pada T-Cash dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) General Innovative tidak terbukti memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash
2) Relative Advantage memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash
3) Perceived Ease of Use memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash
4) Perceived Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Toward using T-Cash
5) Perceived Risk tidak terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap Attitude Toward using T-Cash
6) Attitude Toward using T-Cash memiliki pengaruh positif terhadap Intention to Adopt using T-Cash
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, tentunya dalam penelitian ini terdapat keterbatasan yang dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
Oleh karena itu, peneliti memberikan saran baik bagi PT. Telkomsel maupun untuk peneliti selanjutnya.
1. Bagi bisnis T-Cash
1) Memberikan lebih banyak kemudahan melalui fasilitas produknya sehingga konsumen ataupun calon konsumen merasa di mudahkan dalam transaksi pembayaran yang mereka lakukan. Kemudahan tersbut
dapat diterapkan berupa kemudahan pemakaian alat pembayaran, akses yang memadai yang tersebar luas di banyak merchant-merchant yang ada di Indonesia.
2) Memberikan lebih banyak kegunaan melalui produk T-Cash ditengah tingginya tingkat mobilitas masyarakat Indonesia saat ini, sehingga tercermin sikap positif yang muncul dari benak konsumen ataupun calon konsumen
3) Mempertahankan dan menambahkan berbagai macam reward ataupun promo lewat kerjasama dengan merchant-merchant terkait, toko online maupun segala pihak yang terlibat. Mengingat karakterisitik masyarakat Indonesia yang gemar mencari diskon ataupun promo dalam berbelanja, tentunya pemberian promo tersebut merupakan kelebihan yang akan menarik tanggapan positif dari segi konsumen maupun calon konsumen.
2. Bagi penelitian selanjutnya
Saran yang dapat diberikan kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sama yaitu, perhatikan kembali variabel perceived risk karena pada variabel resiko tersebut belum tentu berdampak negatif. Resiko juga dapat berdampak positif dalam situasi tertentu dalam mempengaruhi sikap konsumen maupun calon konsumen seperti yang dijelaskan pada penelitian (Lee, 2009). Selain itu dapat ditambahkan variabel service quality dan trust, sehingga penelitian yang dilakukan dapat mencangkup faktor lebih luas lagi seperti yang tercantum pada jurnal acuan penelitian ini (Chang et al., 2005).
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ajzen, I. (1989). Attitude structure and behavior. Attitude Structure and Function, (JANUARY 1989), 241–274.
Andreassen, T., & Levrik, L. (1999). Perceived Relative Attractiveness Today and Tomorrow As Predictors of Future Repurchase Intention. Journal of Service Research, 2 (2), 164-172.
Angga Setiawan. (2012). LAYANAN TELKOMSEL CASH (T-CASH) PADA PELANGGAN TELKOMSEL.
Ayeh, J. K., Au, N., & Law, R. (2013). “Do We Believe in TripAdvisor?” Examining Credibility Perceptions and Online Travelers’ Attitude toward Using User- Generated Content. Journal of Travel Research, 52(4), 437–452.
Bauer, Raymond A. (1960). "Consumer behavior as risk taking." Dynamic marketing for a changing world 398.
Bauer, H. H., Reichardt, T., Barnes, S. J., & Neumann, M. M. (2005). Driving consumer acceptance of mobile marketing: A theoretical framework and empirical study.
Journal of Electronic Commerce Research, 6(3), 188–192.
Bianchi, C., & Andrews, L. (2012). Risk, trust, and consumer online purchasing behaviour: a chilean perspective. International Marketing Review, 29 (3), 253- 275.
16
Cámara, Noelia, and David Tuesta. (2015). "Peru Model for Financial Inclusion: E- Money Potential Adopters." BBVA Research (2015).
Chang, M. K., Cheung, W., & Lai, V. S. (2005). Literature derived reference models for the adoption of online shopping. Information and Management, 42(4), 543–
559.
Chiu YB, Liu CP, Tang LL (2005). Gender differs: assesing amodel of online purchase intentions in e-tail service. Int J. service Industry Manag 16 (5).
Cohen, Benjamin J. (2001) "Electronic money: new day or false dawn?." Review of International Political Economy 8.2 (2001): 197-225.
Cotte, J., & Wood, S. L. (2004). Families and Innovative Consumer Behavior: A Triadic Analysis of Sibling and Parental Influence. Journal of Consumer Research, 31(1), 78–86.
Data pengguna Tcash tahun 2014 (diakses pada 1 Juli 2016) melalui. http://www.antaranews.com/berita/441975/telkomsel-bidik-30-juta pengguna-t-cash-2014
Data pengguna T-Cash 2015 (diakses pada 1 Juli 2016). Melalui http://industri.kontan.co.id/news/pengguna-t-cash-telkomsel-sudah-mencapai- 17-juta
Data pengguna T-Cash 2016 (diakses pada 1 Juli 2016).
Melalui http://m.liputan6.com/tekno/read/2427677/telkomsel-bidik-6-juta- pengguna-t-cash-nfc
Davis, Fred. D. (1989). Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(3), 319–340.
Davis, Fred D. "User acceptance of information technology: system characteristics, user perceptions and behavioral impacts." International journal of man- machine studies 38.3 (1993): 475-487.
Dowling, G. R., & Staelin, R. (1994). A model of perceived risk and intended risk- handling activity. Journal of Consumer Research, 21(1), 119.
Featherman, M. S., & Pavlou, P. A. (2003). Predicting e-services adoption: A perceived risk facets perspective. International Journal of Human Computer Studies, 59(4), 451–474.
Fitri, Isnani Nurannisa. (2016). "Analisis Preferensi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan pada Penggunaan Kartu E-Money Sebagai Alat Transaksi." Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 4.1.
Flynn, L. R., & Goldsmith, R. E. (1993). A Validation of the Goldsmith and Hofacker Innovativeness Scale. Educational and Psychological Measurement, 53(4), 1105–1116. http://doi.org/0803973233
Gefen, D., & Straub, D. W. (2000). The relative importance of perceived ease of use in IS adoption: a study of e-commerce adoption. Journal of the Association for Information Systems, 1(1), 8.
Gemunden, H. G. (1985). Perceived risk and information search. A systematic meta- analysis of the empirical evidence. International Journal of Research in Marketing, 2(2), 79–100.
Getembe, Kepha Nyankora, Obara Magutu Peterson, and Maxmillah Bituntu Muro.
(2013). "Electronic Money Transfer Systems and Business Process Management among Commercial Banks in Kenya." European Scientific Journal 9.10.
Goldsmith, R. E., Flynn, L. R., & Goldsmith, E. B. (2003). Innovative consumers and market mavens. Journal of Marketing Theory & Practice, 11(February), 54–64.
Goldsmith, R. E., Freiden, J. B., & Eastman, J. K. (1995). The generality/specificity issue in consumer innovativeness research.Technovation, 15(10), 601-612.
Gribbins, M. (2007). The Perceived Usefulness of Podcasting in Higher Education : A Survey of Students ’ Attitudes and Intention to Use. Proceedings of the Second Midwest United States Association for Information Systems.
Griffin, M. Et al., (2012). Bussiness Research Method, Cengange Learning.
Griffin, J., (2002). Customer loyalty how to earn it, how to keep it, Kentucky: McGraw Hill.
Gubernur Bank Indonesia. 2009. "Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik". Bank Indonesia. 1 Juli 2009. Jakarta.
Hair, JF, Black, Babin & Anderson, (2010). Multivariate Data Analysis.
Hellier, P. K, Geursen, G. M., Carr, R. A., & Rickard, J. A. (2003). Costumer repurchase intention: A general structural equation model. Europian Journal of Marketing, 37(11/12), 1762-1800.
Henderson, R., & Divett, M. J. (2003). Perceived usefulness, ease of use and electronic supermarket use. International Journal of Human Computer Studies, 59(3), 383–395.
Hidayati, S., Nuryanti, I., Firmansyah, A., Fadly, A., & Darmawan, I. Y. (2006).
Operasional E-Money. Bank Indonesia, 1 – 5.
HTTP://selular.id/news/2014/11/82-juta-pelanggan-telkomsel-gunakan-t-cash/
(diakses pada 1 oktober 2016, 18.00 oleh Marsha Pradipta)
https digitalpayment.telkomsel.com/ (diakses pada 1 oktober 2016, 18.00 oleh Marsha Pradipta)
Karahanna, E., Straub, D. W., & Chervany, N. L. (1999). Information technology adoption across time: a cross-sectional comparison of pre-adoption and post- adoption beliefs. MIS quarterly, 183-213.
Karayanni, A. D. (2003). Web-shoppers and non-shoppers: compatibility, relative advantage and demographics. European Business Review, 15(3), 141–152.
Kolodinsky, J. M., Hogarth, J. M., & Hilgert, M. a. (2004). The adoption of electronic banking technologies by US consumers. International Journal of Bank
18 Marketing, 22, 238–259.
Lam, K. K. (2008). Factors affecting people investing in Mutual Fund in Malaysia : An application of the Theory of Planned Behavior.
Lee, Ming-Chi. (2009). "Factors influencing the adoption of internet banking: An integration of TAM and TPB with perceived risk and perceived benefit."Electronic Commerce Research and Applications 8.3: 130-141.
Limayem, M., Khalifa, M., & Frini, A. (2000). What makes consumers buy from Internet? A longitudinal study of online shopping. IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics-Part A: Systems and Humans, 30(4), 421-432 Lu, Y., Yang, S., Chau, P. Y. K., & Cao, Y. (2011). Dynamics between the trust transfer process and intention to use mobile payment services: A cross-environment perspective. Information and Management, 48(8), 393–403.
Malhotra, Naresh K. Marketing research: An applied orientation. Vol. 834. New Jersey:
Pearson Education, 2010.
Mathwick, C., Malhotra, N., & Rigdon, E. (2001). Experiential value: Conceptualization, measurement and application in the catalog and Internet shopping environment. Journal of Retailing, 77(1), 39–56.
Mitchell, Vincent-Wayne. (1992). "Understanding consumers' behaviour: can perceived risk theory help?." Management Decision 30.3.
Mulyono & Fransisca. (2008). Inovasi di Sektor Publik. Jurnal Administrasi Publik, 5.2.
Mulyono & Fransisca. (2015). Inovasi: Sebuah pengantar. Jurnal Administrasi Bisnis, 4.2.
Novitasari, Iva. (2015). "Pengaruh Kecocokan, Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan dan Persepsi Kenyamanan Terhadap Minat Penggunaan e- money."Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 3.2.
Nov, Oded, and Chen Ye. (2008). "Users' personality and perceived ease of use of digital libraries: The case for resistance to change." Journal of the American Society for Information Science and Technology 59.5.
Pagani, M. (2004). Determinants of adoption of third generation mobile multimedia services. Journal of Interactive Marketing, 18(3), 46–59.
Park, Hye-Jung, Leslie Davis Burns, and Nancy J. Rabolt. (2007). "Fashion innovativeness, materialism, and attitude toward purchasing foreign fashion goods online across national borders: The moderating effect of internet innovativeness." Journal of Fashion Marketing and Management: An International Journal 11.2: 201-214.
Plouffe, C. R., Vandenbosch, M., & Hulland, J. (2001). Intermediating technologies and multi-group adoption: A comparison of consumer and merchant adoption intentions toward a new electronic payment system. Journal of Product Innovation Management, 18(2), 65–81.
Priyatno, Dwi (2008). “Mandiri belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution) untuk analisis data dan uji statistik”. PT. Buku Kita Jakarta.
Priyatno, Dwi. (2014). SPSS 22 Pengolah Data Terpraktis. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Radner, Roy, and Michael Rothschild. (1975). "On the allocation of effort." Journal of Economic Theory 10.3.
Roehrich, G. (2004). Consumer innovativeness - Concepts and measurements.
Journal of Business Research, 57(6), 671–677.
Saadé, R., & Bahli, B. (2005). The impact of cognitive absorption on perceived usefulness and perceived ease of use in on-line learning: An extension of the technology acceptance model. Information and Management, 42(2), 317–327.
Santoso, S, (2012). Analisis SEM menggunakan AMOS, Jakarta: PT. Elex Media komputindo.
Santoso, S, (2007). Konsep dan Aplikasi dengan AMOS, Jakarta: PT. Elex Media komputindo.
Sanofata, Duwi, and S. E. Gunawan Wibisono. (2014). ANALISIS FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI PENGGUNAAN ELECTRONIC MONEY.
Diss. Universitas Gadjah Mada.
Sharma, Atul.kr (2006). P 55-56. Consumer Behaviour. Global Vision Publishing House
Sia, C. L., Teo, H. H., Tan, B. C. Y., & Wei, K. K. (2004). Effects of environmental uncertainty on organizational intention to adopt distributed work arrangements.
IEEE Transactions on Engineering Management, 51(3), 253–267.
Song, J., & Walden, E. (2007). How Consumer Perceptions of Network Size and Social Interactions Influence the Intention to adopt Peer-to-Peer Technologies.
International Journal of E-Business Research, 3(4), 49–66.
SWAOnline - November 21, 2013 Transaksi E-Money Capai Rp 3,9 Miliar/Hari, BI
Genjot Terus Cashless Banking. Melalui
http://swa.co.id/swa/trends/technology/transaksi-e-money-capai-rp-39-
miliarhari-bi-genjot-terus-cashless-banking (diakses pada 3 oktober 2016, 18.00 oleh Marsha Pradipta).
Van de Ven, Andrew H., and Everett M. Rogers. (1988). "Innovations and organizations critical perspectives." Communication research 15.5.
Wenninger, J., & Laster, D. (1995). The electronic purse. Current Issues in Economics and Finance, 1(1), 1–6.
Westland, J. Christopher. (1998) "Customer and merchant acceptance of electronic cash: Evidence from Mondex in Hong Kong." International Journal of Electronic Commerce 2.4.
Wijanto. S.H, 2008. Structural Equation Modeling dengan lisrel 8.8 Konsep dan Tutorial, Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wood, S. L., & Swait, J. (2002). Psychological Indicators of Innovation Adoption:
Cross-Classification Based on Need for Cognition and Need for Change.
Journal of Consumer Psychology, 12(1), 1–13.
20